Program Dahsyat di RCTI dan Gaya Hidup (Studi Korelasional Tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa/i FISIP USU)

(1)

PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP

(Studi Korelasional Tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Diajukan Oleh :

NIM. 030904068 SAUT SIAGIAN

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Saut Siagian

NIM : 030904068 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP

(Studi Korelasional tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan)

Medan, September 2009 Dosen Pembimbing Kepala Departemen

Dra. Dewi Kurniawati, M.Si Drs. Amir Purba, MA NIP. 196505241989032001 NIP. 195102191987011001

Dekan

NIP. 196207031987111001 Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA


(3)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudu l Program Dahsyat di RCTI dan Gaya Hidup (Studi Korelasional Tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa/i FISIP USU).

Program Dahsyat ini merupakan program musik yang ditayangkan langsung yang menggabungkan band perfomance dan tayangan videoklip musik nasional terkini. Peneliti memilih program Dahsyat ini karena program ini cukup mendapat perhatian masyarakat, khususnya remaja dan generasi muda. Salah satu hal yang menonjol dari program ini adalah ketiga pembawa acaranya yakni Luna Maya, Raffi Ahmad, dan Olga Syahputra yang ketiganya memiliki ciri khas tersendiri dan cenderung menampilkan gaya yang merepresentasikan gaya yang digunakan generasi muda saat ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana program musik Dahsyat di RCTI berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa/i FISIP USU serta untuk untuk mengetahui maksud dari program musik Dahsyat di RCTI.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i strata satu (S-1) angkatan 2006-angkatan 2008 yang aktif berkuliah di kampus FISIP USU Medan. Sampel sendiri berjumlah 93 orang yang diperoleh melalui teknik penarikan sampel purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Data penelitian diperoleh dari berbagai literatur serta kuesioner yang berisikan 27 pertanyaan yang berkaitan dengan program Dahsyat di RCTI terhadap gaya hidup di kalangan mahasiswa/i FISIP USU. Kemudian data yang dipeoleh dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis.

Dari uji hipotesis menggunakan rank spearman melalui program SPSS diperoleh rs= 0,332. Untuk mengetahui kuat rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala guilford, dan menunjukkan hubungan kedua variabel rendah tapi pasti (0,20 – 0,40 ). Berdasarkan tes signifikasi melalui program SPSS, hubungan signifikan pada angka 0,332 % sehingga hubungan kedua variabel dalam penelitian ini dinyatakan signifikan. Angka ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif diterima dengan H a = Terdapat hubungan antara Program Dahsyat di RCTI dengan gaya hidup

mahasiswa/i FISIP USU.

. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program Dahsyat di RCTI mempengaruhi gaya hidup mahasiswa-mahasiswi FISIP USU.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat Kasih-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dari Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah Program Dahsyat di RCTI dan Gaya Hidup (Studi Korelasional Tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa/i FISIP USU).

Kepada orang tua penulis yang selalu mendukung atas motivasi dan doanya selama masa pengerjaan skripsi ini beserta seluruh keluarga yang turut membantu atas penyelesaian skripsi ini, hanya beribu terima kasih yang dapat penulis haturkan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang bermanfaat. Akhir kata, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah cukup banyak membantu dalam penulisan tugas akhir ini, yakni:

1. Bapak Prof. Dr, Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis selama pengerjaan skripsi ini.

4. Seluruh staf/ pegawai bagian Departemen Ilmu Komunikasi, Kak Ros, Kak Cut, dan Maya yang telah membantu penulis dalam hal administrasi.


(5)

5. Teman-teman stambuk 2003 : Adrainus, Rido, Doan, Hotmartua, Adid, Reza, Ishak, Rully, Raja, Miqdad, Dodi, Aldar, Rano, Renaldi atas saling dukung dan bantuannya selama pengerjaan skripsi ini serta rasa kebersamaan yang terjalin selama ini.

6. Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini, namun penulis tidak dapat menyebutnya satu per satu.

Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya, meskipun penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Medan, 16 September 2009

Saut Siagian


(6)

DAFTAR ISI

Abstraksi ……….. i

Kata Pengantar ………. ii

Daftar Isi ……….. iv

Daftar Gambar ……….vii

Daftar Tabel ……… viii

BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah ... 1

1. 2. Perumusan Masalah ... 4

1. 3. Pembatasan Masalah ... 5

1. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. 4. 1. Tujuan Penelitian ... 5

1. 4. 2. Manfaat Penelitian ... 5

1. 5. Kerangka Teori ... 6

1. 5. 1. Televisi sebagai Media Massa... ... 6

1. 5. 2. Uses and Gratification Theory... 8

1. 5. 3. Teori Kultivasi... 9

1. 5. 4. Gaya Hidup... 10

1. 6. Kerangka Konsep ... 11

1. 7. Model Teoritis ... 12

1. 8. Operasional Variabel ... 12

1. 9. Defenisi Operasional ... 12


(7)

BAB II. URAIAN TEORITIS

2. 1. Komunikasi Massa... 14

2. 1. 1 Tujuan Komunikasi Massa... 14

2. 1. 2. Fungsi Komunikasi Massa...15

2. 1. 3. Ciri-ciri Komunikasi Massa...20

2. 1. 4. Televisi sebagai Media Massa...21

2. 2. Uses and Gratification Theory ... 23

2. 3. Teori Kultivasi ... 28

2. 4. Gaya Hidup ... 31

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 33

3. 1. 1. Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara ... 33

3. 1. 2. Sejarah Perkembangan FISIP USU ... 34

3. 1. 3. Sarana dan Fasilitas di FISIP USU ... 38

3. 1. 4. Organisasi Kemahasiswaan di FISIP USU ... 39

3. 1. 5. Struktur Organisasi FISIP USU ... 40

3. 2. Metode Penelitian ... 41

3. 2. 1. Lokasi Penelitian ... 41

3. 3. Populasi dan Sampel ... 41

3. 3. 1. Populasi ... 41

3. 3. 2. Sampel ... 42

3. 4. Teknik Penarikan Sampel ... 43


(8)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Proses dan Pengumpulan Data ... 46

4. 2. Analisa DataTabel Tunggal ... 48

4. 2. 1. Data Umum Responden ... 48

4. 2. 2. Program Dahsyat di RCTI………... 55

4. 2. 3. Gaya Hidup Mahasiswa FISIP USU ... 66

4. 3. Analisa Tabel Silang ... 75

4. 4. Uji Hipotesis dan Tes Signifikasi ... 78

4. 5. Pembahasan ... 79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Kesimpulan ... 81

5. 2. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Kultivasi Media ………... 9

Gambar 2. Model Teoritis ... 11

Gambar 3. Proses Kultivasi Media ………... 29


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Operasional Variabel ... 12

Tabel 2. Sampel ... 42

Tabel 3. Asal Departemen ... 48

Tabel 4. Angkatan ...………... 49

Tabel 5. Jenis Kelamin ……….. 50

Tabel 6. Uang Saku …...………. 51

Tabel 7. Domisili ……… 52

Tabel 8. Menonton Program Musik Dahsyat sejak ………...………. 53

Tabel 9. Mengetahui Program Dahsyat Dari …….………...………. 54

Tabel 10. Frekuensi melihat program dahsyat di RCTI ……… 55

Tabel 11. Kemasan Program Dahsyat ...……… 56

Tabel 12. Karakter Para Pembawa Acara Program Dahsyat ……… 57

Tabel 13. Videoklip Yang Diputar Dalam Program Dahsyat ………..…. 58

Tabel 14. Bintang Tamu Yang Hadir Dalam Program Dahsyat ……..………. 59

Tabel 15. Waktu Penayangan Program Dahsyat…. ……… …………... 60

Tabel 16. Durasi Penayangan Program Dahsyat…. ……… …………... 61

Tabel 17. Interaksi Program Dahsyat dengan Penonton Di Studio……… 62

Tabel 18. Kuis Yang Dihadirkan Dalam Program Dahsyat ………... 63

Tabel 19. Pengetahuan terhadap Jam Penayangan Program Dahsyat ………... 64

Tabel 20. Pengetahuan terhadap Para Pembawa Acara Dahsyat………… …... 65

Tabel 21. Gaya Berpakaian Para Pembawa Acara Dahsyat……… 66

Tabel 22. Gaya Berbicara Para Pembawa Acara Dahsyat ………...….. 67 Tabel 23. Ekspresi Diri yang Ditampilkan Para Pembawa Acara Dahsyat …. 68


(11)

Tabel 24. Penggunaan Istilah Populer Ataupun "Bahasa Gaul"

Dalam Program Dahsyat……….…69 Tabel 25. Interaksi Para Pembawa Acara Dahsyat Dengan Penonton ……… 70 Tabel 26. Penampilan Bintang Tamu Dalam Program Dahsyat…………... 71 Tabel 27. “Joke" Yang Dibuat Oleh Para Pembawa Acara Dahsyat…………72 Tabel 28. Frekuensi Mengikuti Gaya Berpakaian Para

Pembawa Acara Program Dahsyat……….73 Tabel 28. Frekuensi Mengikuti Gaya Berbicara Para

Pembawa Acara Program Dahsyat……….74 Tabel 30. Hubungan antara Karakter Para Pembawa Acara

Program Dahsyat terhadap Frekuensi Mencoba Mengikuti

Gaya Berpakaian Para Pembawa Acara Program Dahsyat…….….76 Tabel 30. Hubungan antara Karakter Para Pembawa Acara

Program Dahsyat terhadap Frekuensi Mencoba Mengikuti


(12)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudu l Program Dahsyat di RCTI dan Gaya Hidup (Studi Korelasional Tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa/i FISIP USU).

Program Dahsyat ini merupakan program musik yang ditayangkan langsung yang menggabungkan band perfomance dan tayangan videoklip musik nasional terkini. Peneliti memilih program Dahsyat ini karena program ini cukup mendapat perhatian masyarakat, khususnya remaja dan generasi muda. Salah satu hal yang menonjol dari program ini adalah ketiga pembawa acaranya yakni Luna Maya, Raffi Ahmad, dan Olga Syahputra yang ketiganya memiliki ciri khas tersendiri dan cenderung menampilkan gaya yang merepresentasikan gaya yang digunakan generasi muda saat ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana program musik Dahsyat di RCTI berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa/i FISIP USU serta untuk untuk mengetahui maksud dari program musik Dahsyat di RCTI.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i strata satu (S-1) angkatan 2006-angkatan 2008 yang aktif berkuliah di kampus FISIP USU Medan. Sampel sendiri berjumlah 93 orang yang diperoleh melalui teknik penarikan sampel purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Data penelitian diperoleh dari berbagai literatur serta kuesioner yang berisikan 27 pertanyaan yang berkaitan dengan program Dahsyat di RCTI terhadap gaya hidup di kalangan mahasiswa/i FISIP USU. Kemudian data yang dipeoleh dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis.

Dari uji hipotesis menggunakan rank spearman melalui program SPSS diperoleh rs= 0,332. Untuk mengetahui kuat rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala guilford, dan menunjukkan hubungan kedua variabel rendah tapi pasti (0,20 – 0,40 ). Berdasarkan tes signifikasi melalui program SPSS, hubungan signifikan pada angka 0,332 % sehingga hubungan kedua variabel dalam penelitian ini dinyatakan signifikan. Angka ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif diterima dengan H a = Terdapat hubungan antara Program Dahsyat di RCTI dengan gaya hidup

mahasiswa/i FISIP USU.

. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program Dahsyat di RCTI mempengaruhi gaya hidup mahasiswa-mahasiswi FISIP USU.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. LATAR BELAKANG MASALAH

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disamakan dengan penemuan roda, karena mampu merubah peradaban dunia. Berita televisi sendiri merujuk pada praktek penyebaran informasi mengenai peristiwa terbaru melalui media televisi. Acara berita bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa jam dengan menyajikan perkembangan terbaru peristiwa-peristiwa lokal/regional maupun internasional. Stasiun televisi biasanya menyajikan program berita sebagai bagian dari acara berkalanya, dan disiarkan setiap hari pada waktu-waktu tertentu. Kadang-kadang acara televisi juga bisa diselipi dengan ‘berita sekilas’ untuk memberikan laporan mutakhir mengenai suatu peristiwa yang sedang terjadi atau berita dadakan lain yang penting (Sudirman Tebba, 2005:66).

Program berita atau acara berita sendiri biasanya berisi liputan berbagai peristiwa berita dan informasi lainnya, liputan olahraga, prakiraan cuaca, laporan lalu lintas, ataupun berita-berita yang bersifat feature dan soft news. Selain menampilkan berita, televisi juga menampilkan beragam jenis acara, seperti film, kuis, program reality show sampai program musik.

Music is power. Musik adalah kekuatan yang mampu mengajak para pendengarnya untuk terlarut dalam lantunan nada-nada yang teratur yang telah disusun sedemikian rupa. Musik mampu membuat para pendengarnya sejenak melupakan rutinitas keseharian dan kepenatan. Musik mampu masuk kedalam alam


(14)

bawah sadar seseorang sehingga seseorang menjadi larut dalam melodi dan iramanya. Musik telah menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat. Musik sendiri juga cukup beragam seperti musik pop, dangdut, reggae, RnB, rock, dan sebagainya. Saat ini musik juga telah menjadi sebuah hiburan komersil yang cukup menjanjikan apabila dapat dikemas secara menarik.

RCTI sebagai televisi swasta pertama di Indonesia, mencoba menghadirkan sebuah program di televisi yang memadukan musik, hiburan, sesi interaktif, dan juga diselingi sedikit humor. Dahsyat (Deretan lagu hits teratas) adalah program yang diusung RCTI untuk mengusung itu semua. Dahsyat merupakan program televisi yang menggabungkan sajian musik (yang divisualisasikan dengan tampilan video klip paling anyar), sesi interaktif dengan pemirsa di rumah, hingga live performance oleh penyanyi atau pun band yang sedang terkenal.

Program ini menghadirkan 3 (tiga) orang pembawa acara yang cukup terkenal yaitu Raffi Ahmad, Luna Maya, dan Olga Syahputra. Ketiga orang pembawa acara ini cukup menghibur pemirsa dengan candaan dan celetukan-celetukan mereka. Bahkan boleh dikatakan ketiga orang ini adalah salah satu kunci sukses acara ini. Sosok seorang Raffi Ahmad yang terkenal sebagai presenter yang digandrungi para remaja-remaja putri, dipadukan dengan seorang Luna Maya yang notabene merupakan seorang artis dan model papan atas Indonesia yang digemari para kaum adam. Kedua presenter ini masih belum cukup, sehingga Olga Syahputra juga dihadirkan sebagai penyempurna. Olga Syahputra yang terkenal dengan banyolan-banyolan nyentriknya dan sikapnya yang cenderung keperempuan-perempuanan ini juga berhasil membius para penonton.

Selain itu ketiga orang presenter ini juga memiliki gayanya masing-masing. Seorang Luna Maya yang sering tampil feminin dan modis namun tetap ceria.


(15)

Seorang Olga Syahputra yang tampil dengan sedikit “kemayu” dan spontan. Raffi Ahmad yang mewakili gaya anak muda masa kini dengan gaya berpakain yang cenderung sporty, sikapnya yang ceria, romantis, cuek dan terkesan play boy. Ketiga preenter tersebut menjadi bumbu segar acara ‘Dahsyat’ ini.

Selanjutnya terdapat kecenderungan dimana para generasi muda akan meniru idolanya, meniru gaya hidupnya seperti gaya berpakaian ataupun gaya berbicara mereka. Apabila kita perhatikan di tempat berkumpulnya anak muda; seperti di mall ataupun plaza maka akan kita perhatikan bahwa kebanyakan dari gaya berpakaian mereka cenderung sama. Hal ini tentu saja akibat dari sikap mengadopsi gaya berpakaian yang sedang tren yang sebelumnya dipakai oleh idola mereka; dan Luna Maya, Olga Syahputra, serta Raffi Ahmad adalah salah satu artis yang sedang menjadi idola generasi muda saat ini; dan ketiganya adalah pembawa acara program Dahsyat.

Acara ini hadir setiap senin – jumat, setiap pukul 09.00 – 11.00 Wib, untuk sabtunya pada pukul 08.30 Wib, dan pada hari minggunya pada pukul 13.00 Wib. Acara yang berdurasi 2 (dua) jam ini untuk hari senin sampai sabtunya berlokasi di dalam studio (indoor), namun untuk hari minggunya berlokasi di luar studio (outdoor). Acara ini terkesan cukup meriah, karena baik di dalam studio ataupun di luar studio, acara ini selalu dipadati oleh para pengunjung yang terlihat cukup antusias.

Format acara ini sebenarnya cukup sederhana, yakni menampilkan 20 video klip musik ternama di Indonesia. Keduapuluh video klip musik tadi diurutkan berdasarkan tingkat kepopulerannya, sehingga dengan kata lain video klip yang berada di posisi nomor satulah yang merupakan video klip paling populer di Indonesia versi Dahsyat. Acara ini menjadi lebih spesial karena di setiap episodenya selalu terdapat bintang tamu yang merupakan artis ataupun band terkenal yang tampil


(16)

langsung di studio ataupun di luar studio. Bahkan acara ini berhasil menghadirkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru saja terpilih – Hillary Clinton – menjadi bintang tamu, pada saat istri Bill Clinton ini melakukan kunjungan kerjanya di Indonesia. Dahsyat sendiri telah menggelar Dahsyar Awards, sebuah ajang penghargaan musik Indonesia yang memberikan apresiasi bagi dunia musik Indonesia. Ini berarti dahsyat semakin diakui kualitas acaranya.

Peneliti memilih mahasiswa FISIP USU sebagai subjek penelitian karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, acara ini cukup digemari oleh mahasiswa/i yang notabene merupakan generasi “musik” Indonesia, yang selalu peduli pada setiap perkembangan musik dan gaya hidup di tanah air ini.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh program musik Dahsyat di RCTI terhadap gaya hidup mahasiswa/i FISIP USU.

I. 2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :

“ Sejauhmanakah program musik Dahsyat di RCTI berpengaruh terhadap gaya hidup di kalangan mahasiswa/i FISIP USU Medan”

I. 3. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas dan memfokuskan arah penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut :


(17)

1. Penelitian bersifat studi korelasional yaitu melihat pengaruh antar variabel bebas dan terikat, dalam hal ini adalah program musik Dahsyat di RCTI dan gaya hidup di kalangan Mahasiswa/i FISIP USU.

2. Obyek penelitian terbatas pada mahasiswa/i FISIP USU yang pernah menonton tayangan program musik Dahsyat di RCTI.

I. 4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN I. 4. I. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui maksud dari program musik Dahsyat di RCTI.

2. Untuk mengetahui sejauhmana program musik Dahsyat di RCTI berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa/i FISIP USU.

I. 4. 2. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara akademis, diharapkan penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan referensi bagi studi dan penelitian, khususnya bagi studi ilmu komunikasi tentang periklanan.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapakan dapat menjadi tempat bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama ini serta menjadi wadah dalam memperkaya cakrawala pengetahuan tentang periklanan.

I. 5. KERANGKA TEORI

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001: 39).


(18)

Teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2001: 6).

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan adalah sebagai berikut :

• Televisi Sebagai Media Massa

Uses and Gratification Theory • Teori Kultivasi

• Gaya Hidup

1. 5. 1. Televisi sebagai Media Massa

Siaran televisi saat ini dapat dilakukan di mana saja dan dapat pula dipantau dari mana saja. Hal ini terbukti ketika Neil Amstrong pada tanggal 20 Juli 1969 menginjakkan kakinya di bulan, melalui televisi dapat disaksikan oleh manusia di bumi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, hampir semua pola dan rutinitas kehidupan manusia muncul melalui televisi. Masyarakat cenderung merasa ada yang kurang ataupun terlewatkan bila tidak menyaksikan siaran televisi sebagai salah satu rutinitas.

Media televisi juga dipandang sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik, perdagangan, sosial sampai melakukan perubahanideologi serta penyebaran nilai-nilai budaya. Televisi juga dapat digunakan untuk menambah pengaruh dan wewenang seorang penguasa. Seperti halnya media massa lain (suratkabar dan radio siaran), televisi memiliki fungsi memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Namun menurut hasil


(19)

penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas komunikasi UNPAD, yang menerangkan bahwa pada umumnya tujuan khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, baru selanjutnya memperoleh informasi.

Televisi di satu sisi memiliki kekurangan, karena bersifat “transitory” maka isi pesannya tidak dapat di simpan oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, pesan-pesan yang telah disiarkan dapak disimpan dalam bentuk kliping koran. Siaran televisi juga terikat oleh waktu, televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung. Ini terjadi karena faktor penyebaran siaran televisi yang begitu luas kepada massa yang heterogen, juga karena kepentingan politik dan stabilitas keamanan negara. Walaupun ada kelemahan, televisi juga memiliki banyak kelebihan. Kekuatan televisi ialah menguasai jarak dan ruang, karena teknologi televisi menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan melalui satelit (transmisi). Sasaran untuk menjangkau massa jelas lebih besar, nilai aktualitas berita yang di tayangkan sangat cepat, daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). Dan yang paling berpengaruh sebagai daya tarik televisi adalah informasi dan berita yang disampaikan lebih singkat dan jelas, dan sistematis.

Televisi yang merupakan media komunikasi yang unggul dalam audio dan visual mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu:

Fungsi Informasi (The Information Function)

Fungsi Pendidikan (The Educational Function )

Fungsi Hiburan ( The Entertainment Function)


(20)

Elihu Katz-lah yang pertama sekali memperkenalkan pendekatan Uses & Gratification. Dia menyebutkan bahwasanya khalayak menggunakan media demi keuntungan mereka. Teori ini melihat bahwa khalayak adalah kelompok aktif yang mampu dengan jeli melihat jenis media mana yang dapat dianggap tepat dan isi media tersebut dapat memenuhi kebutuhan dalam mencapai kepuasan pribadi.

Katz (1974) menggambarkan logika yang mendasari penelitian mengenai media Uses and Gratification sebagai berikut: (1) Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan – harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya (Sendjaja, 2002: 5.38)

1. 5. 3. Teori Kultivasi

Menurut teori ini, media khususnya televisi merupakan sarana utama untuk mempelajari tentang masyarakat dan kulturnya. Teori kultivasi berpendapat bahwa pecandu berat televisi membentuk suatu citra realitas yang tidak konsisten dengan kenyataan.

George Gerbner (McQuail, 1987) menyatakan bahwa sebuah tayangan yang ditampilkan di televisi dapat mempengaruhi khalayak yang menontonnya. Pengaruh yang disebabkan oleh televisi ini ternyata bukan hanya pada tahap kognitif atau afektif, tetapi juga sampai pada efek konatif (behavioral). Maksudnya bukan hanya telah mempengaruhi aspek psikologis penonton bahkan dapat membuat penonton untuk cenderung meniru adegan yang ditayangkan di TV.


(21)

Secara sistematis, tahapan-tahapan untuk sampai ke tahap behavioral (perilaku) dapat digambarkan sebagai berikut:

TV Viewing Incidental Information Holding Social Reality Behavior

Learning: Constructing

1. attention 2. capacity

3. focusing strategy 4. involvement

Ketika sebuah tayangan ditayangkan di televisi (TV Viewing), terjadi proses belajar (Learning) di dalam benak khalayak yang menontonnya. Proses Learning yang diajukan Gerbner ini hampir sama dengan teori Social Learning yang dikemukakan oleh Albert Bandura (McQuail, 1987). Kita belajar bukan hanya dari pengalaman langsung, tetapi juga dari peniruan atau peneladanan (modelling).

1. 5. 4. Gaya Hidup

Menurut James P. Chaplin (2005:186) gaya hidup adalah cara seorang individu menanggapi lingkungan jenis kebutuhan atau inspirasinya yang individual dan karakteristik sifatnya. Konsep tersebut mencakup keseluruhan motivasi dan pola tingkah laku individu sepanjang hidupnya atau satu aspek individu dari gaya hidup. Misalnya adalah cara mengatasi perasaan inferiornya. Gaya hidup dapat juga diartikan sebagai pengekspresian diri dalam bentuk tampilan. Tampilan yang dimaksud biasa dieksprsikan dari sikap dan tingkah laku yang kadang menjadi kebiasaan dan merupakan ciri khas seseorang.

Untuk melihat bagaimana gaya seeorang ataupun sekelompok orang dapat diamati dari tempat tinggal maupun bentuk interaksi yang dilakukan setiap


(22)

wargannya, baik dalam suatu perkampungan maupun lingkungan dimana si individu melakukan sutu interaksi. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi yang dilakukan oleh satu individu dengan individu lain yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan sikap dan perilaku individu tersebut. Dengan demikian sikap dan perilaku itu dapat membentuk suatu pola hidup yang khas dalam komunitas. Kehidupan yang demikian pada gilirannya akan memunculkan suatu bentuk gaya hidup.

Melalui konsep gaya hidup, Adler (Hall, Calvin S:1995) menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mendapatkan tujuan akhirnya tersebut. Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.

1. 6. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai (Nawawi, 2001: 40). Kerangka


(23)

konsep juga merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian.

Kerangka konsep memuat variabel-variabel yang akan diteliti beserta indikatornya untuk memperjelas hasil penelitian yang akan dicapai. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas / Independent Variabel (x)

Merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lain (Rakhmat, 2001: 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Dahsyat di RCTI.

2. Variabel terikat / Dependent Variabel (y)

Merupakan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2001: 12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Gaya Hidup Mahasiswa/i FISIP USU.

1. 7. MODEL TEORITIS

Berdasarkan kerangka konsep yang ada maka akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

±

1. 8. OPERASIONAL VARIABEL

Operasional variabel digunakan untuk lebih memudahkan kesamaan dan kesesuaian penelitian berdasarkan kerangka konsep di atas, yakni:

Program Musik Dahsyat di RCTI

Gaya Hidup Mahasiswa/i FISIP USU


(24)

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas

Program Musik Dahsyar di RCTI

Frekuensi Menonton

• Kemasan Program Acara

• Kejelasan Isi Program

• Durasi Variabel Terikat

Gaya Hidup Mahasiswa

Penampilan Berpakaian

• Gaya Berbicara

• Ekspresi diri

Variabel Anteseden • Jenis Kelamin

• Uang Saku

• Domisili

• Angkatan kuliah 1. 9. DEFENISI OPERASIONAL

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Oleh karena itu variabel defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Program Dahsyat di RCTI, terdiri atas: a. Frekuensi Menonton acara Dahsyat b. Kemasan program acara Dahsyat c. Kejelasan isi program Dahsyat

d. Durasi, lama penayangan program Dahsyat 2. Gaya Hidup, terdiri atas :

a. Penampilan berpakaian, yakni cara berpakaian mahasiswa/i FISIP USU

b. Gaya berbicara, yakni gaya berbicara dan bertutur bahasa mahasiswa/I FISIP USU

c. Ekspresi diri, merupakan cara mengekspresikan jiwa, sikap, dan tingkah laku mahasiswa/i FISIP USU.


(25)

1. 10. HIPOTESIS

Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat tentaif (sementara), yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001: 161).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Terdapat hubungan antara Program Dahsyat di RCTI dengan kepuasan khalayak bagi mahasiswa/i FISIP USU.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Program Dahsyat di RCTI dengan kepuasan khalayak bagi mahasiswa/i FISIP USU.


(26)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2. 1. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa dapat didefenisikan sebagai komunikasi yang menggunakan media massa. Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek. Komunikasi massa barangkali akan logis bila didefenisikan menurut bentuknya yakni televisi, radio, film, surat kabar, dan buku (Ardianto, 2004 :11).

2. 1. 1 Tujuan Komunikasi Massa

Menurut Effendy, (2002:20). Tujuan komunikasi massa adalah: 1. Social change/ Social Participation

Dalam hal ini, komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya kepada komunikan menjadi tujuan perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan suatu tujuan khas semua masyarakat dan semua kebudayaan, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.

2. Attitude Change

Komunikasi massa dalam menyampaikan pesan-pesannya juga termaksud atau bertujuan untuk mengubah sikap masyarakat sesuai dengan kebijaksanaan umum yang diusahakan.


(27)

3. Opinion Leader

Komunikasi dalam menyebarkan pesannya bermaksud atau bertujuan untuk memperoleh perubahan pendapat dari khalayak yang diinginkan oleh komunikator.

4. Behavior Change

Komunikasi massa itu dalam menyebarkan pesan-pesannya bertujuan untuk memperoleh perubahan prilaku dari khalayak yang dituju agar sesuai dengan keinginan dan tujuan komunikator.

2. 1. 2. Fungsi Komunikasi Massa

Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Pembahasan fungsi komunikasi massa telah menjadi diskusi yang cukup penting, terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi bagi masyarakat menurut Dominick (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan), interprestation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai-nilai) dan entertainment (hiburan).

1. Surveillance (pengawasan)

Fungsi pengawasan dibagi dalam bentuk utama yaitu: a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan);

terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yamg tidak mengetahui tentang ancaman tersebut.


(28)

b. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental)

Penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.

2. Interprestation (penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak akan memasokkan fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) suratkabar. Penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayak atau pembaca serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan pada halaman lain..

3. Linkage (pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4. Transmission of values (penyabaran nilai-nilai)

Fungsi penyebaran nilai-nilai tidak tampak nyata. Fungsi ini juga disebut sosialization (sosialoisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi prilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka.


(29)

Dengan perkataan lain, media massa mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

Di antara semua media massa, televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak-anak muda, terutama anak-anak yang telah berusia 16 tahun yang banyak waktunya menonton televisi dibandingkan kegiatan lainnya, kecuali tidur. Beberapa pengamat memperingatkan kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan salurannya terutama untuk sosialisasi.

5. Entertainment (hiburan)

Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media massa menjalankan fungsi hiburan. Seperti media cetak yaitu surat kabar dan majalah, banyak memuat hiburan bahkan ada beberapa majalah yang memuat yang hanya menampilkan berita seperti Time, News Week, Tempo, Gatra dan Garda. Fungsi media massa sebagai fungsi menghibur tiada tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca, menonton dan mendengar berita-berita dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

Sementara itu, Karlinah, dalam Karlinah, dkk. (1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum yaitu adalah sebagai berikut:

a. Fungsi informasi

Fungsi informasi ini dapat diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah atau tempat bekerja, melainkan dari media. Khalayak media


(30)

massa berlangganan suratkabar, majalah, mendengar siaran radio atau menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain.

b. Fungsi pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak (mass edication), karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika serta aturan-aturan yang berlaku kepada khalayak. Media massa melakukanya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. Semua situasi ini, nilai-nilai yang harus dianut masyarakat tidak diungkapkan secara langsung, tetapi divisualisasikan dengan contoh-contoh tentang bagaimana mendidik khalayaknya. c. Fungsi mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara nyata terdapat pada tajuk rencana/editorial, feature, iklan, artikel dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruhi oleh iklan-iklan yang ditayangkan di televisi, surat kabar/majalah ataupun radio siaran. Contohnya, seperti dalam media cetak fungsi mempengaruhi dapat dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel yang isinya mempromosikan suatu produk. Artikel tersebut biasanya memuat tulisan tentang suatu analisis terhadap produk makanan atau suatu analisis tentang produk elektronik yang baru (komputer, internet dan sebagainya). Khalayak terpengaruh oleh pesan-pesan dalam tulisan tersebut sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan oleh media tersebut.


(31)

d. Fungsi proses pengembangan mental

Untuk mengembangkan wawasan, kita butuh berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain. Pengalaman dapat membantu manusia untuk memahami betapa besar ketergantungan manusia kepada komunikasi karena komunikasi dapat membantu manusia dalam perkembangan mental.

e. Fungsi adaptasi lingkungan

Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut. Proses pengiriman pesan oleh komunikator dan penerimaan pesan oleh komunikan dapat membantu kita dalam berhubungan dengan orang lain, saling menyesuaikan diri, sehingga menimbulkan kesamaan di antara komunikator dan komunikan.

f. Fungsi memanipulasi

Memanipulasi di sini bukanlah diartikan sebagai suatu yang negatif, memanipulasi lingkungan artinya, berusaha untuk mempengaruhi setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan. Contohnya, iklan salah satu minuman yang divisualisasikan dengan seorang gadis yang kehausan, mengambil satu kemasan Nutrilo yang kemudian diseduh dengan air dingin. Gadis tersebut kemudian berbicara pada pacarnya dan dari mulutnya keluar udara yang berbentuk buah nenas, jeruk, mangga dan lain sebagainya. Pemasangan iklan dalam hal ini telah memanipulasi lingkungan.


(32)

Memahami fungsi-fungsi media massa menurut Devito, pada Karlinah, dalam Karlinah, dkk (1999), ada tiga masalah pokok yang harus diperhatikan. Pertama, setiap kali kita menghidupkan pesawat televisi, radio maupun membaca suratkabar dan majalah, kita melakukannya karena alasan tertentu yang unik. Kedua, komunikasi massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap pemirsa secara individual. Program televisi yang sama dapat menghibur satu orang, mendidik yang lain, mempengaruhi seseorang atau kelompok orang. Ketiga, fungsi yang dijalankan komunikasi massa bagi sembarangan orang yang berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain. Produk rekaman tertentu bisa dirasakan sebagai penghibur sesaat, tetapi pada saat yang lain rekaman tersebut dirasakan sebagai olah sosialisasi atau alat pemersatu. (Ardianto dan Erdinaya, 2000:15-21).

2. 1. 3. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Ciri-ciri komunikasi massa seperti yang telah diterangkan di atas, para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (Mass Communication) adalah komunikasi melalui media massa yang merupakan singkatan dari Komunikasi Media Massa (Mass Media Communication).

Ciri-ciri komunikasi massa tersebut ialah :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah yang artinya berbeda dengan komunikasi antarpesona (interpersonal communication) yang berlangsung dua arah, komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way communication). Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan lain perkataan, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkannya itu.


(33)

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga yang artinya media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut institutionalized communikator atau organized communicator.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum yang artinya pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan yang artinya ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen yaitu komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen.

2. 1. 4. Televisi sebagai Media Massa

Siaran televisi saat ini dapat dilakukan di mana saja dan dapat pula dipantau dari mana saja. Hal ini terbukti ketika Neil Amstrong pada tanggal 20 Juli 1969 menginjakkan kakinya di bulan, melalui televisi dapat disaksikan oleh manusia di bumi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, hampir semua pola dan rutinitas kehidupan manusia muncul melalui televisi. Masyarakat cenderung merasa ada yang kurang ataupun terlewatkan bila tidak menyaksikan siaran televisi sebagai salah satu rutinitas.

Media televisi juga dipandang sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik, perdagangan, sosial sampai


(34)

melakukan perubahanideologi serta penyebaran nilai-nilai budaya. Televisi juga dapat digunakan untuk menambah pengaruh dan wewenang seorang penguasa. Seperti halnya media massa lain (suratkabar dan radio siaran), televisi memiliki fungsi memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Namun menurut hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas komunikasi UNPAD, yang menerangkan bahwa pada umumnya tujuan khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, baru selanjutnya memperoleh informasi.

Televisi di satu sisi memiliki kekurangan, karena bersifat “transitory” maka isi pesannya tidak dapat di simpan oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, pesan-pesan yang telah disiarkan dapak disimpan dalam bentuk kliping koran. Siaran televisi juga terikat oleh waktu, televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung. Ini terjadi karena faktor penyebaran siaran televisi yang begitu luas kepada massa yang heterogen, juga karena kepentingan politik dan stabilitas keamanan negara. Walaupun ada kelemahan, televisi juga memiliki banyak kelebihan. Kekuatan televisi ialah menguasai jarak dan ruang, karena teknologi televisi menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan melalui satelit (transmisi). Sasaran untuk menjangkau massa jelas lebih besar, nilai aktualitas berita yang di tayangkan sangat cepat, daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). Dan yang paling berpengaruh sebagai daya tarik televisi adalah informasi dan berita yang disampaikan lebih singkat dan jelas, dan sistematis.

Televisi yang merupakan media komunikasi yang unggul dalam audio dan visual mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu:

Fungsi Informasi (The Information Function)


(35)

Fungsi Hiburan ( The Entertainment Function)

2. 2. Uses and Gratification Theory

Elihu Katz-lah yang pertama sekali memperkenalkan pendekatan Uses & Gratification. Dia menyebutkan bahwasanya khalayak menggunakan media demi keuntungan mereka. Teori ini melihat bahwa khalayak adalah kelompok aktif yang mampu dengan jeli melihat jenis media mana yang dapat dianggap tepat dan isi media tersebut dapat memenuhi kebutuhan dalam mencapai kepuasan pribadi.

Katz (1974) menggambarkan logika yang mendasari penelitian mengenai media Uses and Gratification sebagai berikut: (1) Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan – harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya (Sendjaja, 2002: 5.38).

Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase, yaitu:

1. Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler memberikan deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual dalam meneliti orientasi audiens.

2. Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.


(36)

3. Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif audiens mungkin berhubungan (Rosengren dkk., 2001).

Kristalisasi dari gagasan, anggapan, temuan penelitian tentang Uses and Gratification Media mengatakan, bahwa kebutuhan social dan psikologis menggerakkan harapan pada media massa atau sumber lain yang membimbing pada perbedaan pola-pola terpaan media dalam menghasilkan pemuasan kebutuhan dan konsekuensi lain yang sebagian besar mungkin tidak sengaja.

Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (Baran dan Davis, 2000) menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and Gratification Media sebagai berikut:

1. Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.

2. Inisiatif yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan media spesifik terletak di tangan audiens

3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan kebutuhan audiens

4. Orang-orang mempunyai kesadaran-diri yang memadai berkenaan penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti bagi peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu.

5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau isi harus dibentuk.

Pengujian-pengujian terhadap asumsi-asumsi Uses and Gratification Media menghasilkan enam (6) kategori identifikasi dan temuan-temuannya, sebagai berikut (Baran dan Davis, 2000):


(37)

John W.C. Johnstone menganggap bahwa anggota audiens tidak anonimous dan sebagai individu yang terpisah, tetapi sebagai anggota kelompok sosial yang terorganisir dan sebagai partisipan dalam sebuah kultur. Sesuai dengan anggapan ini, media berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dan keperluan individu-individu, yang tumbuh didasarkan lokalitas dan relasi sosial individu-individu tersebut.

Faktor-faktor psikologis juga berperan dalam memotivasi penggunaan media. Konsep-konsep psikologis seperti kepercayaan, nilai-nilai, dan persepsi mempunyai pengaruh dalam pencarian gratifikasi dan menjadi hubungan kausal dengan motivasi media.

2. Pendekatan nilai pengharapan.

Konsep pengharapan audiens yang perhatian (concern) pada karakteristik media dan potensi gratifikasi yang ingin diperoleh merupakan asumsi pokok Uses and Gratification Media mengenai audiens aktif. Jika anggota audiens memilih di antara berbagai alternatif media dan non media sesuai dengan kebutuhan mereka, mereka harus memiliki persepsi tentang alternatif yang memungkinkan untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Kepercayaan terhadap suatu media tertentu menjadi faktor signifikan dalam hal pengharapan terhadap media itu.

3. Aktifitas audiens.

Levy dan Windahl menyusun tipologi aktifitas audiens yang dibentuk melalui dua dimensi:

• Orientasi audiens; selektifitas; keterlibatan; kegunaan.

• Skedul aktifitas: sebelum; selama; sesudah terpaan ( ”audiens”)

Katz, Gurevitch, dan Haas dalam penelitian tentang penggunaan media, menemukan perbedaan anggota audiens berkenaan dengan basis gratifikasi yang


(38)

dirasakan. Dipengaruhi beberapa faktor. Yaitu: struktur media dan teknologi; isi media; konsumsi media; aktifitas non media; dan persepsi terhadap gratifikasi yang diperoleh.

Garramore secara eksperimental menggali pengaruh ”rangkaian motivasi pada proses komersialisasi politik melalui TV. Ia menemukan bahwa anggota audience secara aktif memproses/mencerna isi media, dan pemrosesan ini dipengaruhi oleh motivasi.

4. Gratifikasi yang dicari dan yang diperoleh.

Pada awal sampai pertengahan 1970-an sejumlah ilmuwan media menekankan perlunya pemisahan antara motif konsumsi media atau pencarian gratifikasi (GS) dan pemerolehan gratifikasi (GO). Penelitian tentang hubungan antara GS dan GO, menghasilkan temuan sebagai berikut GS individual berkorelasi cukup kuat dengan GO terkait. Di lain pihak GS dapat dipisahkan secara empiris dengan GO, seperti pemisahan antara GS dengan GO secara konseptual, dengan alasan sebagai berikut:

• GS dan GO berpengaruh, tetapi yang satu bukan determinan bagi yang lain.

• Dimensi-dimensi GS dan GO ditemukan berbeda dalam beberapa studi.

• Tingkatan rata-rata GS seringkali berbeda dari tingkatan rata-rata GO.

• GS dan GO secara independen menyumbang perbedaan pengukuran konsumsi media dan efek.

Penelitian GS dan GO menemukan bahwa GS dan GO berhubungan dalam berbagai cara dengan variabel-variabel: terpaan; pemilihan program dependensi media; kepercayaan; evaluasi terhadap ciri-ciri atau sifat-sifat media.


(39)

Penelitian mengenai hubungan antata gratifikasi (GS-GO) dengan konsumsi media terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu:

• Studi tipologis mengenai gratifikasi media.

• Studi yang menggali hubungan empiris antara gratifikasi di satu sisi dengan pengukuran terpaan media atau pemilihan isi media di sisi lain.

Studi-studi menunjukkan bahwa gratifikasi berhubungan dengan pemilihan program. Becker dan Fruit memberi bukti bahwa anggota audiens membandingkan GO dari media yang berbeda berhubungan dengan konsumsi media. Studi konsumsi media menunjukkan terdapat korelasi rendah sampai sedang antara pengukuran gratifikasi dan indeks konsumsi.

6. Gratifikasi dan efek yang diperoleh.

Windahl penggagas model uses and effects, menunjukkan bahwa bermacam-macam gratifikasi audiens berhubungan dengan spectrum luas efek media yang meliputi pengetahuan, dependensi, sikap, persepsi mengenai realitas social, agenda setting, diskusi, dan berbagai efek politik.

Blumer mengkritisi studi uses and effects sebagai kekurangan perspektif. Dalam usaha untuk menstimulasi suatu pendekatan yang lebih teoritis, Blumer menawarkan tiga hipotesis sebagai berikut:

• Motivasi kognitif akan memfasilitasi penemuan informasi.

• Motivasi pelepasan dan pelarian akan menghadiahi penemuan audiens terhadap persepsi mengenai situasi sosial.

• Motivasi identitas personal akan mendorong penguatan efek.


(40)

Menurut teori ini, media khususnya televisi merupakan sarana utama untuk mempelajari tentang masyarakat dan kulturnya. Teori kultivasi berpendapat bahwa pecandu berat televisi membentuk suatu citra realitas yang tidak konsisten dengan kenyataan.

Menurut George Gerbner (McQuail, 1987), teori kultivasi memiliki efek jangka panjang yang kecil, bertahap, tidak langsung tetapi kumulatif dan signifikan. Penekanan ini terdapat pada efek tayangan televisi yang lebih kuat pada sikap pada perilaku khalayaknya. Penelitian kultivasi melihat media massa sebagai agen sosialisasi dan investigasi dimana penonton televisi menjadi percaya pada realitas yang disajikan oleh televisi ketika kita sering menontonnya. Teori kultivasi menghadirkan televisi bukan sebagai jendela ataupun refleksi dari dunia melainkan televisi sudah menjadi dunia itu sendiri. Fakta atau bukti yang berulang-ulang memberi efek kultivasi yang berganda, hal ini akan terjadi ketika apa yang dialami oleh khalayak dalam kehidupan sehari-hari sama dengan apa yang digambarkan televisi. Pengaruh yang disebabkan oleh televisi ini ternyata bukan hanya pada tahap kognitif atau afektif, tetapi juga sampai pada efek konatif (behavioral).

Secara sistematis, tahapan-tahapan untuk sampai ke tahap behavioral (perilaku) dapat digambarkan sebagai berikut:


(41)

Learning: Constructing 5. attention

6. capacity

7. focusing strategy 8. involvement

Ketika sebuah tayangan ditayangkan di televisi (TV Viewing), terjadi proses belajar (Learning) di dalam benak khalayak yang menontonnya. Proses Learning yang diajukan Gerbner ini hampir sama dengan teori Social Learning yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Kita belajar bukan hanya dari pengalaman langsung, tetapi juga dari peniruan atau peneladanan (modelling).

Perilaku adalah hasil dari faktor-faktor kognitif dan lingkungan. Permulaan proses belajar adalah ketika munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung atau tidak secara langsung oleh seseorang. Peristiwa ini dapat berupa tindakan tertentu atau gambaran pola pemikiran, yang disebut Bandura sebagai abstract modelling (Rakhmat, 1999: 240).

Di dalam proses ini, menurut Gerbner (McQuail, 1987) ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Attention

Tahap attention merupakan bagian dari tahap social learning. Secara sederhana, tahap ini menjelaskan bahwa kita baru dapat mempelajari sesuatu bila kita memperhatikannya.

Menurut Bandura, peristiwa yang menarik perhatian adalah yang nampak menonjol dan sederhana, terjadi berulang-ulang atau menimbulkan perasaaan positif pada pengamatnya.


(42)

Berdasarkan jumlah frekuensi menonton (capacity), khalayak terhadap suatu tayangan terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu:

Heavy viewer : Khalayak yang menonton televisi lebih dari 2-4 jam sehari. Moderate viewer : Khalayak yang menonton televisi antara 2-4 jam sehari. Light viewer : Khalayak yang menonton televisi kurang dari 2-4 jam

sehari.

Khalayak yang tergolong heavy viewer lebih mudah mempercayai realitas yang ditayangkan oleh televisi daripada light viewer dan moderate viewer.

c. Focusing Strategic

Proses kultivasi dipengaruhi oleh cara khalayak ketika menonton televisi. Hal ini disebabkan oleh setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap suatu informasi. Selain itu, kondisi seseorang ketika menyerap informasi juga sangat mempengaruhi.

d. Involvement

Keterlibatan orang lain (suami, anak, teman, orang tua, dan lain-lain) dalam menonton televisi juga sangat mempengaruhi terjadinya proses kultivasi dalam diri seseorang.

Dalam tahap ini khalayak diajak untuk mengidentifikasi informasi-informasi yang sudah dipilihnya tadi. Sehingga khalayak terdorong untuk menjadi seperti apa yang ditayangkan di televisi.

Setelah mengidentifikasi, khalayak membutuhkan peneguhan (reinforcement) untuk bertindak. Disinilah khalayak melihat realitas yang ada di sekitarnya. Apabila lingkungan sosial mengadopsi apa yang ditayangkan di televisi, maka akhirnya khalayak memutuskan untuk mengubah perilakunya sesuai dengan informasi yang sudah diterimanya.


(43)

2. 4. Gaya Hidup

Menurut James P. Chaplin (2005:186) gaya hidup adalah cara seorang individu menanggapi lingkungan jenis kebutuhan atau inspirasinya yang individual dan karakteristik sifatnya. Konsep tersebut mencakup keseluruhan motivasi dan pola tingkah laku individu sepanjang hidupnya atau satu aspek individu dari gaya hidup. Misalnya adalah cara mengatasi perasaan inferiornya. Gaya hidup dapat juga diartikan sebagai pengekspresian diri dalam bentuk tampilan. Tampilan yang dimaksud biasa dieksprsikan dari sikap dan tingkah laku yang kadang menjadi kebiasaan dan merupakan ciri khas seseorang.

Untuk melihat bagaimana gaya seeorang ataupun sekelompok orang dapat diamati dari tempat tinggal maupun bentuk interaksi yang dilakukan setiap wargannya, baik dalam suatu perkampungan maupun lingkungan dimana si individu melakukan sutu interaksi. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi yang dilakukan oleh satu individu dengan individu lain yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan sikap dan perilaku individu tersebut. Dengan demikian sikap dan perilaku itu dapat membentuk suatu pola hidup yang khas dalam komunitas. Kehidupan yang demikian pada gilirannya akan memunculkan suatu bentuk gaya hidup.

Melalui konsep gaya hidup, Adler (Hall, Calvin S:1995) menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang


(44)

berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mendapatkan tujuan akhirnya tersebut. Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian


(45)

Yayasan Universitas Sumatera Utara mendirikan Universitas Sumatera Utara (USU) pada tanggal 4 Juni 1952. Yayasan ini didukung dan didanai bersama oleh pemerintah daerah dan masyarakat Sumatera Utara dan Aceh. Kuliah pertama di USU diselenggarakan pada tanggal 20 Agustus 1952 yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun atau Dies Natalis USU. Selanjutnya, sejak 1 September 1952 status USU diubah dari bentuk yayasan menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang merupakan Perguruan Tinggi ketujuh di Indonesia.

USU dengan persetujuan senat universitas pada waktu itu memutuskan untuk mempersiapkan diri beralih status seiring dengan dibukanya kesempatan bagi PTN untuk beralih menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 61 tahun 1999. Didasarkan pada sebuah evaluasi diri, maka disusunlah sebuah rencana peralihan status dalam dokumen rencana peralihan yang kemudian diterima oleh pemerintah dengan ditetapkannya USU sebagai PT-BHMN kelima di Indonesia melalui PP No. 56 tahun 2003 tertanggal 11 November 2003

Penelitian ini sendiri dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik (FISIP) Universitas Sumatera Utara. FISIP sendiri berlokasi di Jalan DR. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Padang Bulan, Medan

3. 1. 2. Sejarah Perkembangan FISIP USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fasilitas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Pendirian fakultas yang saat ini terletak di paling pojok Kampus USU ini diprakarsai oleh beberapa dosen dalam bidang Ilmu


(46)

Sosial, Administrasi, serta manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Hukum pada tahun 1979.

Drs. Adham Nasution, Asma Affan, MPA; Dr. AP; M. Solly Lubis, SH serta beberapa orang dosen lainnya melakukan persipan proposal pendirian FISIP USU. Berdasarkan isi proposal tersebut, Rektor USU Dr. AP. Parlindungan, SH memperjuangkan agar FISIP segera didirikan di USU. FISIP USU sendiri dulunya pada tahun 1980 merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat dibawah Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. Adham Nasution sebagai Ketua Jurisan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tetanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui jalur SIPENMARU pada tahun 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyakl 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai pada tanggal 8 Agustus 1980. Pembukaan fakultas ini diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP. Parlindungan, SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU dan perkuliahan berikutnya dilaksanakan pada sore hari di gedung tersebut. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat inilah yang merupakan cikal bakal dari FISIP USU.

Berikutnya Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ditetapkan menjadi FISIP USU, maka untuk pengembangannya dibentuklan suatu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU No.573/PT05/C.82 tertanggal 26 Oktober 1982. Tujuan dari pembentukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang akan memimpin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Sumatera Utara yang baru berdiri ini. Dalam rapat panitia tersebut, dengan suara bulat menyetujui Drs. Adham Nasution menjadi Dekan perttama FISIP USU untuk kurun waktu 1980-1986. Sedangkan susunan para pembantu dekan


(47)

adalah: Pembantu Dekan I Dra. Arnita Zainuddin, Pembantu Dekan II Drs. Haniful Chair, dan Pembantu Dekan III Drs. Arifin Siregar.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0535/0/83 pada tahun 1983 tentang jenis dan jumlah fakultas di lingkungan USU menyebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan dengan urutan sebagai berikut:

1. Jurusan Ilmu Administrasi 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejeahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Dalam perkembangan selanjutnya, kelima jurusan di atas tidak dapat dibuka sekaligus tetapi secara bertahap. Hal ini diseuaikan denga kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang tersedia sesuai dengan disiplin ilmu yang dikembangkan untuk menindaklanjuti Surat Keputusan Menteri No.0535/0/89 maka dibukalah dua jurusan yakni:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya pada 18 Agustus 1984, semua kegiatan perkuliahan dan kegiatan administratif FISIP USU dipusatkan di gedung baru yang berada di Jalan DR. A. Sofyan No. 1 Medan. Pada tahun 1984/1985 kedua jurusan tersebut menghasilkan sarjana S-1 sebanyak 10 orang yang terdiri atas 7 orang sarjana Ilmu Administrasi Negara, dan 3 orang lagi para sarjana Ilmu Komunikasi. Pelantikannya dilaksanakan pada 18 Maret 1985 di gedung perkuliahan FISIP USU.

Prof. M. Adham Nasution diangkat kembali sebagai dekan untuk periode kedua melalui Keputusan Menteri Depdikbud No.79511/A.2.1.2/1986 pada tanggal 23


(48)

Oktober 1956 dengan susunan Pembantu Dekan I Dra. Nurhaina Burhan, Pembantu Dekan II Drs. Armyn Sipahutar, dan Pembantu Dekan III Dra. Irmawati.

Tenaga pengajar tetap di FISIP USU pada tahun 1985/1986 masih berjumlah 10 orang, dan 10 orang lagi masih calon pegawai negeri sipil (capeg). Selain itu staf pengajar lainnya adalah staf pengajar luar biasa yang direkrut dari berbagai instansi pemerintah yang ada di Provinsi Sumatera Utara; seperti Akademi Pemerintahan Dalam Negeri, PEMDA Tingkat I Sumatera Utara, Kakanwil Departemen Penerangan, Kakanwil Departemen Sosial, Kakanwil Departemen Perindustrian, PWI Sumatera Utara, IKIP Medan ataupun staf pengajar yang ada di lingkungan USU.

Perkembangan selanjutnya, pada tahun akademik 1985/1986 FISIP USU membuka Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Pada tahun yang sama Jurusan Antropologi yang berada di Fakultas Sastra USU dipindahkan ke FISIP USU yang merupakan tindak lanjut dari SK Mendikbud No.0335/0/83. Hal ini mengakibatkan semua dosen dan mahasiswa yang terdaftar di Jurusan Antropologi menjadi bagian dari FISIP USU, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan duduk di semester akhir. Berikutnya pada tahun akademik 1986/1987 dibukalah Jurusan Sosiologi.

Prof. Asma Affan kemudian menjabat sebagai Dekan FISIP USU periode 1990/1993 berdasarkan SK Mendikbud No.20208/A.2.1.2/C/1990 pada 4 Maret 1990 Sedangkan para pembantu dekan adalah Pembantu Dekan I Drs. Rahim Siregar, MA; Pembantu Dekan II Dra. Arnita Zainuddin; serta Pembantu Dekan III Drs. Siswo Suroso.

Drs. Amru Nasution kemudian menjabat sebagai Dekan FISIP USU periode 1993/1996 berdasarkan SK Mendikbud No.520931/A.2.1.2/C/1993 pada 20 Agustus 1993. Sedangkan para pembantu dekan adalah Dra. Nurwida Nuru sebagai Pebantu


(49)

Dekan I, Dra. Irmawati sebagai Pembantu Dekan II, serta Drs. Sakhyan Asmara sebagai Pembantu Dekan III.

Selanjutnya FISIP USU membuka Program Diploma I dan Program Diploma III pada tahun akademik 1985/1986 bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pajak. Pada tahun ajaran 2000/2001 program Diploma I Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru dengan jumlah alumni seluruhnya adalah 153 orang.

Pada periode berikutnya Drs. Amru Nasution kembali diangkat menjadi Dekan FISIP USU untuk kurun waktu 1996-1999 berdasarkan SK Mendikbud No.51141/A/2.1.2/KP/1996 pada 23 September 1996. Sedangkan para pembantu dekan adalah Dra. Nurwida Nuru sebagai Pembantu Dekan I, Drs. Subhilhar, MA sebagai Pembantu Dekan II, serta Drs. Sakhyan Asmara sebagai Pembantu Dekan III. Selanjutnya pada periode 1999-2003 Drs. Subhilhar, MA menjabat sebagai Dekan FISIP USU berdasarkan SK Rektor No.1998/JO5/SK/KP/1999 pada 9 Desember 1999. Sedangkan para pembantu dekan adalah Drs. Suwardi Lubis, MS sebagai Pembantu Dekan I, Drs. Mukti Sitompul, MSi sebagai Pembantu Dekan II, serta Drs. Hamdani Harahap, MSi sebagai Pembantu Dekan III.

Sesuai SK Rektor No.69/JO5/SK/KP/2001 pada 2 Februari 2001, FISIP USU kemudian membuka Program Studi S-1 Ilmu Politik pada tahun akademik 2001/2002 berdasarkan SK No.6161/JO5/SK/PP/2002 dan telah menerima 60 mahasiswa (Buku Pedoman FISIP, 2002: 1 – 5).

Drs. M. Arif Nasution, MA kemudian menjabat sebagai Dekan FISIP USU

pada periode 2003-2007. Sedangkan para pembantu dekannya adalah Drs. Humaizi, MA sebagai Pembantu Dekan I, Drs. Mukti Sitompul, MSi sebagai


(50)

3. 1. 3. Sarana dan Fasilitas di FISIP USU

FISIP USU yang beralamat di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU, Padang Bulan ini memiliki empat buah gedung yang berfungsi sebagai infrastruktur dalam kegiatan perkuliahan di kampus ini. Keempat gedung tersebut terdiri atas: 1. Gedung A yang terdiri atas 4 ruang besar dan 7 ruang sedang

2. Gedung B yang terdiri atas 4 ruang besar

3. Gedung C yang merupakan ruangan yang dikhususkan untuk kantor dengan rincian : Lantai I untuk ruang Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III, ruang Dharma Wanita, serta kantor Program Diploma III Administrasi Perpajakan. Lantai II berfungsi sebagai ruang kantor masing-masing departemen serta satu ruangan sebagai kantor Radio USUKOM 107,7 FM. Lantai III berfungsi sebagai ruang perpustakaan FISIP dan laboratorium komputer.

4. Gedung D yang terdiri atas 2 ruang yang berfungsi sebagai ruangan untuk kegiatan perkuliahan.

Sarana lainnya yang telah ada di FISIP USU yakni sarana peribadatan (Musholla), ruang Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), kantin, lapangan bulutangkis, layanan fotocopy, dan yang sedang dibangun adalah gedung serbaguna yang awalnya berada di lantai II gedung A FISIP USU.

3. 1. 4. Organisasi Kemahasiswaan di FISIP USU

Organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian. Bentuk organisasi kemahasiswaan di FISIP USU pada dasarnya terbagi dua yakni organisasi intra kampus dan organisasi


(51)

ekstra kampus. Organisasi intra kampus terdiri atas: Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Majelis Mahasiswa Fakultas (MMF), serta Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD). Sedangkan organisasi ekstra kampus misalnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Front Mahasiswa Nasional (FMN), dan sebagainya.

3. 1. 5. Struktur Organisasi FISIP USU

Gambar 4.

Struktur Organisasi FISIP USU


(52)

Dekan

PD I PD II PD III

SENAT FAKULTAS

UPR UPM UPP UPI UPK

KASUBBAG PENDIDIKAN KABAG TU KASUBBAG UMUM KASUBBAG KBU. PRLNGKAPAN KASUBBAG KEMAHASISWAAN DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL DEPARTEMEN SOSIOLOGI DEPARTEMEN ANTROPOLOGI DEPARTEMEN ILMU POLITIK PROG. EKSTENSION PRODIP. ADM. PAJAK LABORATORIUM PROG. EKSTENSION

LABORATORIUM LABORATORIUM LABORATORIUM LABORATORIUM LABORATORIUM

(Sumber : Bagian Pendidikan FISIP USU, 2009)

3. 2. Metode Penelitian

Metodologi dalam penelitian ini adalah dimaksudkan untuk memperlihatkan bagaimana peneliti menggambarkan tata cara pengumpulan data yang diperlukan, serta analisis data.


(53)

Metode penelitian yang akan dipakai pada penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.

3. 2. 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. 3. Populasi dan Sampel 3. 3. 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai ataupun peristiwa yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001:141). Populasi dalam penelitian ini adalah semua Mahasiswa FISIP USU Strata I yang terdiri atas 6 Departemen yakni Ilmu Komunikasi, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Politik, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi, dan Antropologi Sosial. Mahasiswa yang menjadi populasi adalah yang masih aktif dan dimulai dari angkatan 2006 – 2008.

DEPARTEMEN 2006 - 2008

Ilmu Komunikasi 304

Sosiologi 200


(54)

Antropologi 163 Ilmu Kesejahteraan Sosial 184

Ilmu Politik 229

TOTAL 1332

Sumber : Ka.Bagian Pendidikan FISIP USU tahun 2009

3. 3. 2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan cara-cara tertentu (Nawawi, 2001:14). Berdasarkan data populasi yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, yakni sebagai berikut:

93 01 , 93 32 , 13 1332 1 ) 1 , 0 ( 1332 1332 1 2 2 ≈ = = + = + = n n n Nd N n

Keterangan : n = sampel N = populasi d2

Teknik penarikan sampel ini dipakai apabila populasi homogen, namun tidak = presisi (Rakhmat, 2001: 82)

3. 4. Teknik Penarikan Sampel 1. Stratifide Random Sampling


(55)

populasi seperti tingkat pendidikan ataupun tingkat penghasilan.

Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi untuk penarikan sampel dengan teknik ini yakni: harus ada ktiteria yang jelas yang dipergunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi populasi, harus ada data pendahuluan mengenai strata populasi, harus diketahui dengan tepat jumlah satuan-satuan elementer dari tiap lapisan (strata) dalam populasi itu

2. Purposive Sampling

Teknik ini berdasarkan teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang digunakan disesuaikan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Adapun kriteria sampel yang dimaksud adalah :

a. Sampel adalah Mahasiswa FISIP USU Strata I yang masih aktif, angkatan 2006 – 2008.

b. Sampel pernah menyaksikan Program Dahsyat di RCTI.

3. 5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik analisa data yang akan digunakan adalah : 1. Analisa Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:271)

2. Analisa Tabel Silang


(1)

11

Bagaimanakah menurut anda videoklip-videoklip yang diputar dalam program

dahsyat

1. Sangat Menarik

3. Kurang Menarik

2. Menarik

4. Tidak Menarik

12

Bagaimanakah menurut anda para bintang tamu yang hadir dalam program

dahsyat

1. Sangat Menghibur

3. Kurang Menghibur

2. Menghibur

4. Tidak Menghibur

13

Bagaimanakah menurut anda waktu penayangan program dahsyat ini

1. Sangat tepat

3. Kurang tepat

2. Tepat

4. Tidak tepat

14

Bagaimanakah menurut anda durasi penayangan program dahsyat ini

1. Sangat tepat

3. Kurang tepat

2. Tepat

4. Tidak tepat

15

Bagaimanakah menurut anda interaksi program dahsyat ini dengan penonton

di studio maupun di rumah

1. Sangat Menarik

3. Kurang Menarik

2. Menarik

4. Tidak Menarik

16

Bagaimanakah menurut anda kuis yang dihadirkan dalam program dahsyat ini

1. Sangat Menarik

3. Kurang Menarik


(2)

17

Apakah anda mengetahui jam-jam penayangan program dahsyat ini

1. Sangat Tahu

3. Kurang Tahu

2. Tahu

4. Tidak Tahu

18

Apakah anda mengetahui para pembawa acara program dahsyat ini

1. Sangat Tahu

3. Kurang Tahu

2. Tahu

4. Tidak Tahu

19

Bagaimanakah menurut anda gaya berpakaian yang ditampilkan,

khususnya oleh para pembawa acara di program ini

1. Sangat Menarik

3. Kurang Menarik

2. Menarik

4. Tidak Menarik

20

Bagaimanakah menurut anda gaya berbicara yang ditampilkan,

khususnya oleh para pembawa acara di program ini

1. Sangat Menarik

3. Kurang Menarik

2. Menarik

4. Tidak Menarik

21

Bagaimanakah menurut anda pengekspresian diri yang ditampilkan,

khususnya oleh para pembawa acara di program ini

1. Sangat Menarik

3. Kurang Menarik


(3)

22

Bagaimanakah menurut anda penggunaan istilah populer ataupun

bahasa gaul dalam program ini

1. Sangat Bagus, sudah pada tempatnya

2. Bagus

3. Kurang Bagus

4. Tidak Bagus, terlalu berlebihan

23

Bagaimanakah menurut anda interaksi antara para pembawa acara

dengan penonton baik yang di studio maupun di rumah

1. Sangat Baik

3. Kurang Baik

2. Baik

4. Buruk

24

Bagaimanakah menurut anda penampilan bintang tamu yang diundang dalam

program ini

1. Sangat Baik

3. Kurang Baik

2. Baik

4. Buruk

25

Bagaimanakah menurut anda joke yang dibuat oleh para pembawa acara di

program ini

1. Sangat menarik, sudah pada tempatnya

2. Menarik

3. Kurang Menarik


(4)

26

Apakah anda sering mencoba mengikuti gaya berpakaian pembawa acara di

program ini

1. Sangat sering

3. Jarang

2. Sering

4. Tidak Pernah

27

Apakah anda sering mencoba mengikuti gaya berbicara pembawa acara di

program ini

1. Sangat sering

3. Jarang


(5)

No Karakteristik Responden Program Musik Dahsyat di RCTI Gaya Hidup Mahasiswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 3 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 3 3 3 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 2

2 5 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 3 3 3 1 1 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2

3 1 3 1 1 2 2 1 2 2 2 1 3 3 3 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2

4 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2

5 6 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2

6 6 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2

7 6 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2

8 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2

9 4 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2

10 3 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2

11 5 1 1 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2

12 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2

13 5 3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

14 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

15 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

16 2 3 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

17 6 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2

18 6 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2

19 3 3 2 1 1 2 1 2 2 2 1 4 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2

20 2 1 2 1 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2

21 6 3 2 1 1 2 1 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2

22 3 1 2 1 1 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2

23 4 3 1 1 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

24 1 1 2 2 2 2 1 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

25 3 1 2 1 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

26 5 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

27 4 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

28 4 1 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

29 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

30 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

31 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

32 3 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

33 5 3 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

34 4 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 4 4 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2

35 4 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 4 4 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2

36 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2

37 5 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2

38 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2

39 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2

40 6 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2

41 6 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 4 3 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2

42 6 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2

43 6 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2

44 6 1 1 1 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2

45 6 2 1 3 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2

46 6 1 1 3 2 3 2 2 1 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2

47 6 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2

48 6 3 1 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2

49 6 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2

50 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2

51 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2

52 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2

53 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2

54 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2

55 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2

56 1 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2

57 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2

58 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2


(6)

No Karakteristik Responden Program Musik Dahsyat di RCTI Gaya Hidup Mahasiswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 63 1 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 1 3 1 3 3 2 2

64 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 1 3 3 2 2

65 5 1 2 1 4 3 2 1 1 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 1 1 1 3 3 2 2

66 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 2 2

67 1 2 2 1 1 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 3 2 2

68 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 3 2 2

69 1 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 3 2 2

70 1 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 3 2 2

71 4 3 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 3 2 2

72 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 1 1 2 1 1 3 2 2

73 6 2 2 2 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 1 2 1 1 3 3 3

74 3 1 2 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1 1 4 1 1 3 3 3

75 5 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 4 3 1 3 3 3

76 1 2 2 1 2 3 2 2 1 3 1 3 2 2 2 2 3 3 3 1 1 4 3 1 3 3 4

77 1 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 1 4 3 1 4 3 4

78 1 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 1 4 3 1 4 3 4

79 6 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 4 1 4 3 1 4 3 4

80 6 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 4 1 4 3 1 4 3 4

81 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4

82 4 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4

83 1 3 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4

84 1 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4

85 1 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 2 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4

86 1 3 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 1 4 3 4

87 5 3 1 1 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 4 4 3 4 3 4 4 1 4 3 4

88 1 3 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4

89 1 3 1 3 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 4 4 3 1 4 4 4 1 4 3 4

90 1 3 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 4

91 1 1 1 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 4 1 4 4 3 1 4 3 4

92 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 4 3 4 1 4 4 3 1 4 3 4


Dokumen yang terkait

Gaya Hidup Mahasiswa Kost (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Sosiologi Kost FISIP USU)

34 168 122

Program Dahsyat di RCTI dan Gaya Hidup (Studi Korelasional Tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa/i FISIP USU)

2 48 103

Program Termehek-Mehek di Trans TV dan Kepuasan Pemirsa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Termehek-Mehek di Trans TV Terhadap Kepuasan Pemirsa di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan).

3 76 113

Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Sikap (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

2 46 133

Tayangan Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” di RCTI dan Global TV Terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 39 100

Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat Di Rcti Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat di RCTI dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu

3 55 106

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 57 138

Gaya Hidup Hedonisme Di Kalangan Remaja Kota Bandung (Studi Fenomenologi Tentang Gaya Hidup Hedonisme Di Kalangan Remaja Kota Bandung Untuk Meningkatkan Eksistensinya)

10 41 135

(Studi Tentang Inovasi Teknologi Komunikasi dan Perubahan Gaya Hidup Pengguna BlackBerry (BlackBerryan) di Bandar Lampung)

0 14 76

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Gaya HidupPierre Bourdieu - Gaya Hidup Mahasiswa Kost (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Sosiologi Kost FISIP USU)

0 0 18