wargannya, baik dalam suatu perkampungan maupun lingkungan dimana si individu melakukan sutu interaksi. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi yang dilakukan
oleh satu individu dengan individu lain yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan sikap dan perilaku individu tersebut. Dengan demikian sikap dan perilaku itu dapat
membentuk suatu pola hidup yang khas dalam komunitas. Kehidupan yang demikian pada gilirannya akan memunculkan suatu bentuk gaya hidup.
Melalui konsep gaya hidup, Adler Hall, Calvin S:1995 menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang
menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya
dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di
tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai
inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mendapatkan tujuan akhirnya
tersebut. Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik hereditas dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh
persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka
dan minatnya dirinya.
1. 6. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai Nawawi, 2001: 40. Kerangka
Universitas Sumatera Utara
konsep juga merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian.
Kerangka konsep memuat variabel-variabel yang akan diteliti beserta indikatornya untuk memperjelas hasil penelitian yang akan dicapai. Adapun variabel-
variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1.
Variabel bebas Independent Variabel x Merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lain
Rakhmat, 2001: 12. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Dahsyat di RCTI.
2. Variabel terikat Dependent Variabel y
Merupakan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Rakhmat, 2001: 12. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah Gaya Hidup Mahasiswai FISIP USU.
1. 7. MODEL TEORITIS
Berdasarkan kerangka konsep yang ada maka akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :
±
1. 8. OPERASIONAL VARIABEL
Operasional variabel digunakan untuk lebih memudahkan kesamaan dan kesesuaian penelitian berdasarkan kerangka konsep di atas, yakni:
Program Musik Dahsyat di RCTI
Gaya Hidup Mahasiswai FISIP USU
Universitas Sumatera Utara
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas Program Musik Dahsyar di RCTI
• Frekuensi Menonton
• Kemasan Program Acara
• Kejelasan Isi Program
• Durasi
Variabel Terikat Gaya Hidup Mahasiswa
• Penampilan Berpakaian
• Gaya Berbicara
• Ekspresi diri
Variabel Anteseden
• Jenis Kelamin
• Uang Saku
• Domisili
• Angkatan kuliah
1. 9. DEFENISI OPERASIONAL
Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Oleh karena itu variabel defenisi
operasional dalam penelitian ini adalah : 1.
Program Dahsyat di RCTI, terdiri atas: a.
Frekuensi Menonton acara Dahsyat b.
Kemasan program acara Dahsyat c.
Kejelasan isi program Dahsyat d.
Durasi, lama penayangan program Dahsyat 2.
Gaya Hidup, terdiri atas : a.
Penampilan berpakaian, yakni cara berpakaian mahasiswai FISIP USU b.
Gaya berbicara, yakni gaya berbicara dan bertutur bahasa mahasiswaI FISIP USU
c. Ekspresi diri, merupakan cara mengekspresikan jiwa, sikap, dan tingkah laku
mahasiswai FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara
1. 10. HIPOTESIS