Uji Persyaratan Uji Hipotesis

rendah. Jika skor responden berkisar antara 51 sampai 69, maka skor kecemasan berkomunikasi responden tergolong sedang dan jika skor responden berada di atas 69, maka kecemasan berkomunikasi responden tergolong tinggi. Berdasarkan hasil interpretasi kategori kecemasan berkomunikasi diatas, menunjukkan bahwa dari 85 responden, terdapat 13 responden 15,3 termasuk dalam kategori kecemasan berkomunikasi yang rendah, 59 responden 69,4 termasuk dalam kategori kecemasan berkomunikasi yang sedang, dan 13 responden 15,3 termasuk dalam kategori kecemasan berkomunikasi yang tinggi.

4.2.3 Uji Persyaratan

Dalam melakukan uji normalitas dengan jumlah responden kurang dari 100 orang, sebaiknya digunakan rumus yang diformulasikan oleh Shapiro-Wilk. Dengan interpretasi apabila taraf signifikansi atau nilai probabilitas variabel lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan sebesar 0.05, maka distribusa data normal dan apabila kurang dari 0.05 maka distribusi data tidak normal. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 for Windows diperoleh hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 4.6 Tests Of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Berpikir positif .097 85 .047 .980 85 .196 Kecemasan Berkomunikasi .073 85 .200 .987 85 .550 Berdasarkan data uji persyaratan normalitas diatas, taraf signifikansi variable berpikir positif sebesar 0.196 dan taraf signifikansi variable kecemasan berkomunikasi sebesar 0.550, dengan demikian taraf signifikansi kedua variable tersebut lebih besar dari 0.05, maka penyebaran datanya berdistribusi normal dan dapat dianalisa menggunakan teknik analisa statistik parametrik.

4.2.4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dianalisis secara statistik dengan menggunakan rumus product moment Pearson. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Korelasi Berpikir positif dengan Kecemasan Berkomunikasi Berpikir positif Kecemasan Berkomunikasi Pearson Correlation 1 -.467 Berpikir positif Sig. 1-tailed .000 N 85 85 Pearson Correlation -.467 1 Sig. 1-tailed .000 Kecemasan Berkomunikasi N 85 85 Dari perhitungan statistik diketahui bahwa nilai korelasi r hitung antara berpikir positif dengan kecemasan berkomunikasi, menunjukkan angka -0,467. Untuk menentukan apakah ada hubungan antara kedua variabel tersebut, dapat dilihat dari ketentuan berikut: ƒ Jika nilai probabilitas r 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak terdapat korelasi antara kedua variabel tersebut. ƒ Jika nilai probabilitas r 0,05 maka H1 diterima, berarti ada korelasi antara kedua variabel tersebut. Dan untuk menentukan apakah nilai tersebut signifikan atau tidak , dapat dilihat dari ketentuan berikut: ƒ Jika r hitung r tabel maka korelasinya signifikan ƒ Jika r hitung r tabel maka korelasinya tidak signifikan Dengan demikian nilai r hitung nilai r tabel dengan p 0,000 0,05 pada taraf signifikasi 5 0,213. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkatan berpikir positif dengan kecemasan berkomunikasi. Koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang terbalik, yaitu tinggi rendahnya skor suatu variabel akan diikuti secara terbalik oleh tinggi rendahnya variabel lain yang mempunyai karakteristik sama. Artinya, semakin tinggi tingkatan berpikir positif seseorang maka semakin rendah kecemasan berkomunikasi, dan sebaliknya semakin rendah tingkatan berpikir positif seseorang maka semakin tinggi kecemasan berkomunikasi .

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis diterima yakni ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkatan berpikir positif dengan kecemasan berkomunikasi mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta. Adanya hubungan negatif yang signifikan antara kedua variabel tersebut karena dari hasil yang diperoleh ternyata r hitung -0,467 lebih besar dari r tabel 0,213 pada taraf signifikasi 5 dengan p 0,000 lebih kecil dari 0,05. Koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang terbalik, yaitu tinggi rendahnya skor suatu variabel akan diikuti secara terbalik oleh tinggi rendahnya variabel lain yang mempunyai karakteristik sama. Artinya, semakin tinggi tingkatan berpikir positif seseorang maka semakin rendah kecemasan berkomunikasi, dan sebaliknya semakin rendah tingkatan berpikir positif seseorang maka semakin tinggi kecemasan berkomunikasi

5.2 Diskusi

Penelitian ini membuktikan bahwa berpikir positif mempengaruhi perasaan seseorang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Goldfried dan Davison 1976 menyatakan bahwa reaksi emosional tidak menyenangkan yang dialami individu dapat digunakan sebagai tanda bahwa apa yang dipikirkan mengenai dirinya sendiri mungkin tidak rasional. Burns dalam Wulandari, 2004 juga

Dokumen yang terkait

Hubungan antara tipe kecemasan dengan prestasi belajar statistik mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta

9 27 78

Hubungan sensation seeking dengan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta

1 8 105

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN HARGA DIRI PADA MAHASISWA SKRIPSI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Harga Diri Pada Mahasiswa Skripsi Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN HARGA DIRI PADA MAHASISWA SKRIPSI FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Harga Diri Pada Mahasiswa Skripsi Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

3 13 13

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASANMENGHADAPI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENJELANG MENOPAUSE.

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA MAHASISWA

0 0 8