perasaan negatifnya, dan sedapat mungkin berusaha untuk menghindari berkomunikasi. Jadi, istilah hambatan komunikasi communication apprehension
mencakup kondisi yang lebih luas, baik kecemasan komunikasi antar pribadi, komunikasi di depan umum, dan komunikasi massa. Dalam penelitian ini yang
akan ditekankan adalah pada kecemasan komunikasi dihadapan orang banyak .
“Communication apprehension has been defined by McCroskey, as an
individuals level of fear or anxiety associated with either real or anticipated communication with another person or persons
Alley, 2005. Dari definisi di atas kecemasan berkomunikasi digambarkan sebagai suatu tingkat
ketakutan atau kecemasan individu berkomunikasi yang diasosiasikan dengan keadaan yang tidak riil atau yang diantisipasi dengan orang lain atau banyak
orang.
Berdasarkan beberapa pengertian kecemasan berkomunikasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan berkomunikasi adalah kecemasan yang
dirasakan individu ketika melakukan komunikasi khususnya di hadapan orang banyak.
2.1.2. Kategori Kecemasan Berkomunikasi
McCroskey 1984 menyebutkan ada empat jenis Communication Apprehension
CA, yaitu CA as a trait, CA in gereralized context, CA with person-group, CA as a situational.
Kecemasan berkomunikasi dalam penelitian ini termasuk dalam jenis CA in generalized context. Kecemasan terjadi hanya
pada kondisi tertentu saja, maksudnya ada tipe general dari settingkondisi
komunikasi yang menimbulkan kecemasan. Ada empat macam jenis komunikasi dalam tipe ini, yaitu: berbicara didepan umum, berbicara di suatu pertemuan atau
kelas, berbicara dalam kelompok kecil saat berdiskusi dan berbicara saat berinteraksi.
Selanjutnya Miller 2002, secara garis besar menyebutkan ada 2 macam kategori dari kecemasan komunikasi, yaitu:
1. Kecemasan komunikasi secara umum, dimana individu merasakan takut pada semua kegiatan komunikasi
2. Kecemasan komunikasi secara spesifik, dimana individu hanya merasa takut pada situasi yang asing. Penyebabnya yaitu:
1. Takut karena topik yang dibawakan 2. Takut karena pesertaaudience
3. Takut karena situasi atau lingkungan Dalam penelitian ini, kategori kecemasan berkomunikasi termasuk dalam
kecemasan berkomunikasi secara spesifik, dimana individu hanya merasa takut pada situasi yang asing yang penyebabnya adalah karena situasi atau lingkungan.
2.1.3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Komunikasi
Miller 2002 menyebutkan sebab-sebab kecemasan komunikasi, yaitu: 1.
Lack of preparation Kurangnya persiapan dalam berkomunikasi 2.
Lack of speaking skills. Kurangnya keterampilan berbicara 3.
Negative reinforcement from previous communication efforts respon negatif dari pengalaman komunikasi sebelumnya
4. Poor role models from which communication was learned Sedikitnya model komunikasi yang dipelajari
5. Genetic components such as sociability, physical appearance, body shape, and coordination and motor abilities
. komponen genetik, seperti kemampuan bersosialisasi, penampilan fisik, bentuk badan dan kemampuan motorik dan
koordinasi. 6. Cultural preferences in regards to speaking in public and being the center of
attention pilihan budaya dalam hal berbicara di depan umum dan menjadi
pusat perhatian.
Hoolbrook 1987 menyebutkan selain faktor-faktor tersebut diatas, ada faktor lain yang menyebabkan kecemasan berkomunikasi, yaitu kepribadian
seseorang, seperti pendiam dan pemalu. Willets Creswell 2007 menjelaskan bahwa orang yang pemalu akan merasa cemas dan gugup dalam situasi sosial. Hal
ini juga menjadi suatu alasan mengapa orang menjadi diam diri pada situasi sosial dimana orang-orangnya tidak dikenal secara baik. Orang yang pemalu cenderung
untuk menghabiskan waktunya sendiri dan sangat sedikit berinteraksi dengan teman kelasnya.
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Opt dan Loffredo dalam dewi dkk, 2006 menunjukkan adanya tiga faktor kecemasan berkomunikasi, tiga faktor
tersebut adalah : a. Individu extrovert dan introvert. Individu yang extrovert mempunyai
kecemasan berbicara di depan umum yang lebih rendah daripada individu
yang introvert. Alasannya, individu yang extrovert lebih senang bergaul dengan siapa saja, mereka lebih menyukai komunikasi face to face dan juga
mengambil kesempatan dalam sebuah kelompok. Individu yang introvert tidak banyak berkomunikasi dengan orang-orang, apalagi jika harus berbicara di
depan banyak orang. b. Individu yang melihat sesuatu dengan intuisi intuitors atau dengan pancaindra
sensors. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intuitors mempunyai tingkat kecemasan yang rendah daripada sensors ketika berbicara di depan umum.
Intuitors sangat mentolelir adanya perbedaan pendapat, mereka juga berani
membuat lompatan dari poin satu ke poin yang lain. Berbeda dengan sensors yang memandang sesuatu seperti yang dilihatnya, tanpa memikirkannya lebih
jauh. Hal ini yang akan menghasilkan kecemasan. c. Individu yang menggunakan pola pikir positif mempunyai kecemasan yang
lebih rendah daripada individu yang berpola pikir negatif. Individu dengan pola pikir yang positif akan melihat segala hal dari sisi positif, suka bekerja
keras dan dapat mengendalikan emosinya ketika berbicara di depan umum. Individu dengan pola pikir negatif lebih menggunakan perasaaanya, lebih
mudah stress dan mengekspresikan kecemasan karena selalu fokus pada pendapatnya sendiri.
2.1.4. Ciri-ciri Kecemasan Berkomunikasi