Ciri-ciri berpikir positif menurut Albrecht 1980 diatas, peneliti jadikan indikator dalam menyusun skala berpikir positif.
2.3 Kerangka Berpikir
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Tetapi tidak semua komunikasi dapat berjalan efektif. Ada hambatan dalam
komunikasi yang disebut dengan communication apprehension. Orang yang mengalami hambatan komunikasi akan merasa cemas ketika melakukan
komunikasi. Kecemasan biasanya juga dipengaruhi oleh cara berpikir yang keliru. Terlalu menilai diri begitu tajam sehingga sekilas tidak berani mencoba sesuatu
yang tidak di kuasai dengan sangat sempurna Williams, 2004.
Millar Tesser 1986 mengungkapkan bahwa pikiran memiliki pengaruh terhadap sikap dan perilaku. Sikap terdiri dari komponen kognitif dan afektif.
Pikiran menekankan komponen afektif untuk menghasilkan penilaian dan perkiraan mengenai perwujudkan perilaku afektif menggerakkan perilaku. Di
sisi lain, pikiran menekankan komponen kognitif untuk menghasilkan penilain dan perkiraan mengenai perilaku kognitif menggerakkan perilaku.
Goldfried dan Davison 1976 juga menyatakan bahwa reaksi emosional tidak menyenangkan yang dialami individu dapat digunakan sebagai tanda bahwa apa
yang dipikirkan mengenai dirinya sendiri mungkin tidak rasional. Goldfried menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara pikiran yang irasional
dengan sosial, berbicara dan test kecemasan.
Dalam mengatasi perasaan cemas ketika berkomunikasi dapat dilakukan dengan mengubah cara berpikir yang tidak rasional menjadi cara berpikir yang
positif. Peale 1959 menjelaskan bahwa untuk membentuk pikiran yang positif dapat menggunakan affirmasi atau pernyataan-pernyataan yang positif. Hal ini
akan membawa banyak keuntungan bagi diri, diantaranya akan memperbaiki kesehatan tubuh, memperpanjang umur dan membuat tubuh menjadi lebih muda.
Albrecht 1980 menjelaskan bahwa individu yang memiliki tingkatan berpikir positif yang tinggi akan fokus pada harapan yang diinginkannya,
meskipun lingkungan di sekitarnya tidak mendukung. Sebaliknya individu yang memiliki tingkatan berpikir positif yang rendah, sedikit banyaknya akan
menghambat harapan yang dimiliki jika lingkungan disekitarnya tidak mendukung.
Penelitian yang dilakukan oleh Puteri 2007 menyebutkan bahwa semakin positif pola pikir seseorang maka akan semakin rendah kecemasan berbicara di
muka umum. Sebaliknya semakin rendah pola pikir positifnya maka akan semakin tinggi kecemasan berbicara di muka umumnya.
Penjelasan diatas dapat dilihat pada bagan berikut: Individu
Berpikir Positif Tinggi Berpikir Positif Rendah
Kecemasan Berkomunikasi rendah
Kecemasan Berkomunikasi tinggi
2.4 Hipotesis