Tata Cara dan Prosedur

44 menghasilkan produktifitas yang tinggi dan salah urus dalam mengelola usaha atau organisasi dapat mengakibatkan rendahnya tingkat efektifitas dan efisiensi. 60 Efektifitas dengan efisien rendah dapat mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, sebaliknya efisiensi tinggi tetapi tidak efektif berarti tidak tercapainya sasaran atau terjadinya penyimpangan sasaran. 61 Jadi efektifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pencapaian tujuan dan usaha seperti apa yang telah dilakukan oleh Kantor Urusan Agama KUA, dalam hal ini KUA Kecamatan Bekasi Utara dalam upaya pencatatan perkawinan yang dilaksanakan dengan memperhatikan aturan-aturan yang telah ada.

B. Tata Cara dan Prosedur

Tata cara pencatatan nikah adalah proses pelaksanaan pencatatan nikah dari mulai permulaan pemberitahuan sampai tercatatnya nikah itu, yaitu pada saat penandatanganan akta oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. Adapun tata cara atau prosedur malaksanakan perkawinan sesuai urutan- urutannya sebagai berikut: 1. Pemberitahuan kehendak nikah Dalam Pasal 3 PP No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan ditetapkan, bahwa setiap orang yang akan melangsungkan perkawinan memberitahukan kehendaknya kepada pegawai 60 Rinawati, Efektifitas Pengelolaan ..., h.45. 61 Kisdanto Atmo Soeprapto, Produktifitas Aktualisasi Budaya Perusahaan, Jakarta: Media Kumpotindo, 2000, h. 15. 45 pencatat di tempat perkawinan akan dilangsungkan. Pemberitahuan tersebut dalam Pasal 3 ayat 2 PP No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan ditentukan paling lambat 10 hari kerja sebelum perkawinan dilangsungkan. Namun, ada pengecualiannya terhadap jangka waktu tersebut karena satu alasan yang penting diberikan oleh Camat atas nama Bupati Kepala Daerah. 62 Bagi orang yang beragama Islam, pemberitahuan disampaikan kepada Kantor Urusan Agama, karena berlaku Undang-undang No. 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk. Sedangkan bagi orang yang bukan beragama Islam, pemberitahuannya dilakukan kepada Kantor Catatan Sipil setempat. 63 Pemberitahuan kehendak nikah dapat dilakukan oleh calon mempelai atau orang tua atau wakilnya dengan membawa surat-surat seperti yang diperlukan, antara lain: a. Surat persetujuan kedua calon mempelai. b. Akte kelahiran atau surat kenal lahir atau surat keterangan asal-usul. c. Surat keterangan mengenai orang tua. d. Surat keterangan untuk kawin dari Kepala Desa yang mewilayahi tempat tinggal yang bersangkutan. Model Na. 62 M. Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, h. 126-127. 63 Amiur Nurudin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 125. 46 e. Surat izin kawin dari pejabat yang ditunjuk oleh MENHAKAMPANGAB bagi calon mempelai anggota ABRI. f. Surat kutipan buku pendaftaran talakcerai atau surat atalakcerai jika calon mempelai seorang janda atau duda. g. Surat keterangan kematian suamiistri dari Kepala Desa yang mewilayahi tempat tinggal atau tempat matinya suamiistri. h. Surat izin dan atau dispensasi bagi calon mempelai yang belum mencapai umur menurut ketentuan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 6 ayat 2 sd 6 dan Pasal 7 ayat 1 sd 3. i. Surat dispensasi Camat bagi perkawinan yang akan dilangsungkan kurang dari 10 hari kerja setelah pengumuman. j. Surat izin poligami dari Pengadilan Agama bagi calon suami yang hendak beristri lebih dari seorang. k. Surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa mereka yang tidak mampu. l. Surat kuasa yang disahkan oleh Pegawai Pencatat Nikah apabila salah seorang mempelai atau keduanya tidak dapat hadir sendiri karena sesuatu alasan yang penting sehingga mewakilkan kepada orang lain. 64 2. Penelitian Setelah adanya pemberitahuan akan adanya perkawinan, prosedur selanjutnya diadakan penelitian yang dilakukan Pegawai Pencatatat Nikah. Sesuai 64 Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, h. 23-24. 47 Pasal 6 ayat 1 PP No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pegawai Pencatat meneliti apakah syarat-syarat perkawinan telah dipenuhi dan apakah tidak terdapat halangan baik menurut hukum munakahat ataupun menurut perundang-undangan yang berlaku. Syarat- syarat perkawinan seperti yang telah diuraikan di atas mengenai persetujuan calon mempelai, umur, izin orang tua dan seterusnya, inilah pertama-tama diteliti pejabat tersebut. 3. Pengumuman Setelah dipenuhi tata cara dan syarat-syarat pemberitahuan serta tidak ada halangan perkawinan, maka tahap berikutnya adalah pegawai pencatat perkawinan menyelenggarakan pengumuman. Berdasarkan Pasal 8 PP No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pengumuman tentang adanya kehendak melangsungkan perkawinan. Pegawai pencatat menempelkan surat pengumuman dalam bentuk yang telah ditetapkan pada kantor-kantor pencatatan perkawinan yang daerah hukumnya meliputi wilayah tempat dilangsungkannya perkawinan dan tempat kediaman masing-masing calon mempelai. Pengumuman yang ditandatangani oleh pegawai pencatat selain membuat hal ihwal yang akan melangsungkan perkawinan juga memuat kapan dan di mana perkawinan itu akan dilangsungkan. 4. Pelaksanaan Sesuai ketentuan pemberitahuan tentang kehendak calon mempelai untuk melangsungkan perkawinan, maka perkawinan itu dilangsungkan setelah hari kesepuluh sejak pengumuman. 48 5. Saat Pencatatan Menurut pasal 11 ayat 2 peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinanan bahwa perkawinan dianggap lebih tercatat secara resmi apabila akta perkawinan telah ditandatangani oleh kedua mempelai, dua orang saksi, pegawai pencatat dan bagi yang beragama Islam juga wali atau yang mewakilinya. Dan pada pasal 11 ayat 3 dijelaskan bahwa dengan pencatatan akta perkawinan, maka perkawinan telah tercatat secara resmi. 65 Selanjutnya dapat dijelaskan melalui skema tentang alur-alur pendaftaran pernikahan di bawah ini: ALUR PROSES PELAYANAN NIKAH KUA KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI langkah-langkah sebelum melakukan pendafataran pernikahan ke KUA: 65 Amiur Nurudin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 126- 129. Calon mempelai Kelurahan setempat Model N1-N4 Berkas pernikahan Kua kecamatan setempat Model N1-N4 Kelurahan setempat Calon mempelai beda kecamatan Numpang nikahrekomendasi 49 Proses Pelayanan Nikah yaitu mulai dari pemberian berkas nikah, bagian pendaftaran sampai pada pemberian buku nikah, skemanya sebagai berikut: 66 Berdasarkan KMA No. 477 1. Fotokopi ktp 2. Fotokopi kk 3. Model N1-N4 4. Pasfoto 2 x 3 = 4 lembar 66 Sumber Data: KUA kecamatan Bekasi Utara tahun 2011. Penulisan buku nikah Model NA Suscatin kursus calon pengantin Berkas nikah Bagian pendaftaran Pemeriksaan berkas oleh penghulu Penerimaan penolakan Pendelegasian penghulu Pengumuman kehendak nikah Suami istri Pencatatan nikah Model N Menghadiri pernikahan Buku nikah Ekspedisi buku nikah Pengarsipan Ruang arsip 50 5. SKBN bagi jejaka perawan 6. Akta cerai bagi janda duda 7. Izin komandan bagi TNI POLRI 8. Dispensasi oleh camat bagi yang kurang 10 hari kerja 9. Izin pengadilan bagi calon pengantin di bawah umur.

C. Pemahaman Masyarakat