Review Studi Terdahulu Sistematika Penulisan

11 Kemudian untuk melengkapi data primer, data sekunder diperoleh dari buku, dokumen, arsip atau jurnal, yang kesemuanya adalah sebagai pelengkap dalam landasan teoritis.

3. Analisis Data

Setelah seluruh data diperoleh melalui wawancara, maka data tersebut akan dianalisa secara konten analogis, yang mana seluruh hasil wawancara akan dianalisa dan disimpulkan sehingga jawaban dalam penelitian ini dapat diketahui. Konten analogis, merupakan teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dapat ditiru dan shahih data yang memperhatikan konteksnya dan analisa seperti ini berhubungan erat dengan komunikasi atau isi komunikasi. Data yang telah diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, maupun tulisan karya ilmiah kemudian diklarifikasikan untuk dimasukkan kemasing-masing variabel dan kemudian diinterprestasikan. Begitu pula data yang diperoleh dari hasil lapangan maka setiap poin pertanyaan dan jawaban dari wawancara dimasukan kevariabel yang tepat untuk dapat diinterprestasikan.

E. Review Studi Terdahulu

Dalam review studi terdahulu penulis meringkas skripsi yang ada kaitannya dengan pencatatan nikah diantaranya adalah: 12 No. Identitas Penulis Substansi Perbedaan 1. Nurria Ningsih Pencatatan perkawinan Menurut UU No. 1 Tahun 1974 dan relevansinya dengan keadaan masyarakat Penelitian tidak hanya dilakukan pada masyarakat. 2. Salman al-Farouqi Efektivitas pelaksanaan KMA No. 477 Tahun 2004 tentang pencatatan nikah Dalam melakukuan penelitian tidak hanya berpedoman pada KMA No. 477 Tahun 2004 3. Teguh Pribadi Tinjauan yuridis terhadap pencatatan perkawinan studi kasus KUA Malingping, Banten Menyoroti bagaimana KUA memandang pentingnya pelaksanaan pencatatan perkawinan 4. Asyhari Pandangan tokoh masyarakat kecamatan Paciran terhadap perncatatan perrkawinan Tidak hanya meneliti dari pandangan tokoh masyarakat tetapi juga dari berbagai pihak yang ada dalam masyarakat 5. Moh. Andi Hakim Tingginya biaya pencatatan perkawinan studi kasus KUA Cilandak Tidak hanya menyoroti hal biaya pencatatan tetapi juga menelisik apa saja yang menjadi hambatan dari pelaksanaan pencatatan nikah 6. Siti Nurhairunisa Adini Urgenitas pelaksanaan pencatatan nikah studi kasus KUA kecamatan Larangan Tidak hanya menyoroti hambatan dari pelaksanaan pencatatan nikah tetapi juga menyoroti dampak- dampak dari perkawinan yang tidak dicatatkan

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari V bab, yang terdiri dari sub-sub bab. Sistematika ini dimaksudkan untuk memudahkan jalannya penulisan dan pengambilan kesimpulan akhir setelah diadakan analisa permasalahan yang tercakup dalam sub-sub bab. 13 BAB Pertama tentang, Pendahuluan, yang dibahas Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Review Study Terdahulu dan Sistematika Penulisan. Bab pendahuluan ini merupakan uraian yang berhubungan erat dengan materi pembatasan. BAB Kedua tentang, Tinjauan Teoritis Tentang Perkawinan, yang dibahas mengenai pengertian perkawinan dan asas-asas perkawinan, tujuan perkawinan setelah itu dipaparkan juga tentang pengertian dan pencatatan nikah serta peranan pencatatan nikah bagi kepastian hukum. BAB Ketiga tentang, Profil Kantor Urusan Agama Kec. Bekasi Utara, yang dibahas mengenai letak geografis wilayah, profil kantor urusan agama, dan struktur organisasi. BAB Keempat tentang, Efektifitas Pelaksanaan Pencatatan Nikah, yang dibahas mengenai pengertian efektifitas, tata cara dan prosedur, Pentingnya Pemahaman Masyarakat, Masalah dan solusi yang dilakukan KUA, dan analisis penulis. BAB Kelima tentang, Penutup, yang dibahas mengenai kesimpulan dan saran. 14

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Asas-asas Perkawinan 1. Pengertian Perkawinan

Definisi kata “nikah” dalam kamus bahasa Indonesia mengandung pengertian perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri dengan resmi, 15 sedangkan dalam bahasa arab disebut dengan al-nikah yang bermakna al-wath’u dan al-dammu wa al-takadhul yang bermakna bersetubuh, berkumpul dan akad. Maka para ulama fiqih mendefinisikan perkawinan dalam konteks hubungan biologis. 16 Menurut Wahbah al-Zuhaily dalam kitab al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh ، ، ١ ٧ “Perkawinan adalah akad yang membolehkan terjadinya al-istimta’ persetubuhan dengan seorang wanita, atau melakukan wathi’ dan berkumpul selama wanita tersebut bukan wanita yang diharamkan baik dengan keturunan atau sepersusuannya. Perkawinan adalah merupakan sunatullah yang dengan sengaja diciptakan oleh Allah yang antara lain tujuannya untuk melanjutkan keturunan dan tujuan-tujuan lainnya. Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman: 15 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989 , h. 614. 16 Amiur Nurudin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2004h. 38. 17 Wabah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Juz IX, Damsyiq: Dar al-Fikr, 2004, Cet. Ke-4, h. 6513.