28
a. Bertanggung jawab dalam risk assessment penilaian risiko yaitu
proses penentuan tingkat risiko setiap orang atau group calon tertanggung dimana setiap tertanggung membayar premi yang
mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki dan sesuai dengan produk asuransi yang diterima.
b. Wajar dan adil bagi para tertanggung dan perusahaan.
c. Delivery by the agent
dapat disampaikan oleh agen Seseorang pemohon asuransi perorangan membuat keputusan akhir
yaitu akan menerima polis asuransi pada saat diserahkan. Jika si pembeli memilih untuk tidak menerima polis asuransi pada saat agen
asuransi berusaha untuk menyerahkan polisnya, maka polis tersebut dikatakan underveriable tidak dapat disampaikan.
d. Memberikan profit bagi perusahaan.
3. Tugas dan Fungsi Underwriter
Seorang underwriter adalah bagian penting dari perusahaan asuransi. Untuk itu tugas dan fungsi underwriter harus dijalankan dengan prinsip keadilan, baik untuk
peserta atau perusahaan asuransi. Adapun tugas dan fungsi underwriter adalah sebagai berikut:
a. Tugas underwriter antara lain mengatur penggunaan dana efektif mungkin dan seefisien mungkin untuk menghasilkan laba yang maksimal. Peranan
lain underwriter,yaitu:
8
1. Mempertibangkan risiko yang diajukan.
8
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi konvensional,
Jakarta: PT. Elex media Komputindo, 2006, h. 104.
29
2. Memutuskan untuk menerima atau menolak yang diajukan. 3. Menentukan syarat dan beberapa ketentuan serta lingkup ganti
rugi. 4. Mengenakan biaya upah pada dana kontribusi peserta.
5. Mempertahankan, meningkatkan, dan mengamankan margin profit.
b. Fungsi Underwriter Underwriter merupakan salah satu fungsi utama dalam proses:
1 Menilai dan menggolongkan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekelompok orang dalam
pertanggungan sehubungan dengan produk asuransi tertentu. 2 Mengambil keputusan untuk menerima atau menolak risiko.
4. Proses Underwriting
Seleksi risiko memerlukan serangkaian tahap kegiatan. Para agen memulai proses underwriting sewaktu mereka mengisi permohonan asuransi bersama dengan
calon tertanggung. Setelah dikirim ke kantor pusat, permohonan diperiksa kembali sebelum ditaksir oleh seorang underwriter kantor pusat. Bahkan beberapa
permohonan dapat saja tidak diperiksa oleh seorang underwriter karena dilakukan jet screening
atau computer screening. Untuk memastikan bahwa calon tertanggung layak untuk dijamin dalam plan
asuransi jiwa individu dan asuransi jiwa kumpulan, maka calon tertanggung tersebut harus melalui serangkaian tahap kegiatan seleksi risiko. Adapun tahapan-tahappan
seleksi risiko tersebut adalah :
30
a. Field underwriting Field underwriting merupakan proses awal dari aktifitas
underwriting yang dilakukan oleh petugas lapangan. Dengan melakukan observasi dan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan calon
tertanggung atau pemegang polis. Pengamatan ini dilakukan oleh seorang agen sebagai seleksi awal dan terbatas pada aspek non medis. Dari hasil
pengamatan tersebut diharapkan perusahaan akan mampu memprediksi kelas risiko yang akan diterima dan terhindar dari moral hazard.
b. Verifikasi berkas dan data aplikasi Setelah dikirim ke kantor pusat, aplikasi surat permohonan asuransi
akan diperiksa, diferifikasi dan diseleksi sebelum ditaksir oleh underwriter oleh kantor pusat.
c. Mengumpulkan informasi tambahan Informasi tambahan diperlukan untuk memastikan tidak adanya hal-
hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip underwriting dan terhindar dari moral hazard. Informasi tersebut diperoleh dari surat permohonan
asuransi berupa laporan keterangan agen dan dari laporan penyelidikan. d. Menilai risiko
Penilaian risiko dilakukan terhadap seluruh aspek yang dapat menimbulkan terjadinya musibah. Dalam melakukan proses seleksi risiko
pada produk asuransi jiwa individu dan asuransi jiwa kumpulan underwriter
harus mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis risiko yang ditanggung dalam kedua produk tersebut. Risiko-risiko tersebut adalah :
31
1. Risiko sakit karena suatu penyakit 2. Risiko cederacacat karena kecelakaan
3. Kematian Risiko tersebut diatas menjadi tolak ukur penilaian atas seorang
calon tertanggung berdasarkan kondisi dan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi tingkat risiko.
32
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI SYARIAH A.
Sejarah Perusahaan
Saat ini Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah operator asuransi syariah yang cukup banyak didunia. Berdasarkan data Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN MUI,terdapat 49 pemain asuransi syariah di indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah. Mereka terdiri dari 40
operator Asuransi Syariah, 3 Reasuransi Syariah dan 6 Broker asuransi dan Reasuransi Syariah. Perkembangan Industri Syariah di negeri ini diawali dengan
kelahiran asuransi syariah pertama Indonesia pada tahun 1994. Saat itu PT. Syarikat Takaful Indonesia STI berdiri pada tanggal 24 Februari
1994 yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bang Muamalat Indonesia, PT. Asuransi jiwa Tugu Mandiri,
Departemen Keuangan RI serta beberapa pengusaha Muslim Indonesia. Selanjutnya STI mendirikan 2 anak perusahaan yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga pada tanggal
4 agustus 1994 dan PT. Asuransi Takaful Umum pada tanggal 2 Juni 1995. Maka setelah PT. Asuransi Takaful berdiri, bermunculanlah beberapa perusahaan asuransi
karena menyadari cukup besarnya potensi bisnis asuransi syariah di Indonesia. Menurut data Bapepam-LK, industri asuransi syariah mencatat pertumbuhan
premi bruto sebesar 2,99 selama kuartal ketiga tahun 2010. Dengan pertumbuhan tersebut berarti asuransi syariah termasuk didalamnya asuransi jiwa, kerugian, dan