Proses Semi Kimia Proses Kimia

J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009

2.3 Proses Pembuatan Pulp

Proses pembuatan pulp dimaksudkan untuk menghasilkan sellulosa yang terdapat didalam bahan baku. Proses tersebut dapat digolongkan dalam tiga jenis proses yaitu : proses mekanis, proses semi kimia, dan proses kimia.

a. Proses Mekanis

Proses ini bertutujuan untuk memisahkan serat dari bahan baku dengan cara mekanis. Bahan baku yang diolah biasanya adalah jenis kayu lunak. Proses mekanis sangat sederhana dan biaya operasinya murah, dan sellulosa yang hilang sedikit. Akan tetapi, kualitas pulp yang dihasilkan kurang baik, karena masih mengandung bahan – bahan non sellulosa, selain itu seratnya juga mengalami kerusakan. Umumnya pulp ini digunakan untuk pembuatan kertas bermutu rendah, seperti kertas karton, Koran, kertas pembungkus, dan lain sebagainya.

b. Proses Semi Kimia

Proses ini merupakan kombinasi dari proses mekanis dan proses kimia. Semua bahan kimia yang umum digunakan dalam proses kimia dapat juga digunakan untuk proses semi kimia, dengan mengurangi jumlah pemakaian bahan kimia tersebut. Bahan baku mengalami perlakuan kimia untuk menghilangkan ikatan ligno sellulosa secara parsial dan perlakuan mekanis untuk mendapatkan pemisahan serat yang J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009 sempurna. Hasil yang diperoleh dengan proses ini lebih rendah dibandingkan dengan proses mekanis.

c. Proses Kimia

Pada proses kimia bahan baku dimasak dengan menggunakan bahan kimia didalam suatu alat yang disebut digester. Pemasakan ini bertujuan untuk menghilangkan zat – zat non sellulosa yang terdapat di dalam bahan baku melalui reaksi kimia. Sebagian lignin akan larut pada proses pemasakan, sehingga proses ini disebut juga delignifikasi dan lignin yang larut dalam proses ini dipindahkan pada proses pencucian. Berdasarkan larutan pemasak yang digunakan, proses kimia dapat dibagi dua, yaitu proses soda dan proses sulfat kraft. Kedua proses ini merupakan dua teknik pokok pembuatan pulp. Natrium Hidroksida merupakan bahan kimia pemasak utama dalam kedua proses tersebut, sedangkan dalam pembuatan pulp sulfat, Natium Sulfida merupakan komponen aktif tambahan. Natrium Hidroksida adalah senyawa yang bersifat basa, mudah larut dalam air sambil melepaskan panas dan bersifat higroskopis menyerap air dari udara. Pada pembuatan pulp larutan NaOH berfungsi untuk melarutkan lignin dan zat – zat ekstraktif lainnya yang terdapat dalam bahan baku kayu sehingga serat sellulosa terlepas dari ikatannya. Keuntungan menggunakan larutan NaOH yaitu NaOH lebih J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009 cepat bereaksi dengan lignin sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan lebih singkat. Natrum Sulfida adalah suatu senyawa yang sangat mudah teroksidasi, oleh karena ini zat ini banyak dimanfaatkan terutama dalam situasi dimana diperlukan bahan pereduksi yang tidak terlalu kuat. Na 2 S dalam proses pemasakan kayu berfungsi untuk : - Mengurangi kerusakan terhadap karbohidratdan memberikan hasil yang lebih tinggi serta kekuatan pulp yang lebih baik. - Mempercepat terjadinya reaksi antara NaOH dengan lignin lewat penurunan energi aktivasi. Proses Soda Bahan baku yang diolah umumnya yang berserat pendek seperti jerami, merang, ampas tebu, dan rumput-rumputan. Sebagai larutan pemasak digunakan larutan soda yaitu 12,5 berat campuran yang terdiri dari 85 berat NaOH dan 15 berat Na 2 CO 3 .Reaksi yang berlangsung adalah reaksi hidrolisa lignin membentuk alkohol dan Na – Lignat yang mudah larut dalam air, sehingga terpisah dari sellulosa. Pulp yang dihasilkandari proses ini berwarna coklat, mudah diputihkan tetapi seratnya kurang kuat jika dibandingkan dengan proses sulfat. Oleh karena itu untuk pembuatan kertas, pulp ini dicampurkan dengan pulp yang berasal dari kayu yang berserat panjang. Proses Sulfat kraft J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009 Proses pembuatan pulp kraft menggunakan bahan kimia NaOH dan Na 2 S sebagai cairan pemasak atau disebut dengan “white liquor”. Dalam proses kraft ini menggunakan garam natrium sebagai zat pengganti make-up airan pemasak yang hilang selama proses, sehingga dikenal dengan proses sulfat. Proses pembuaatan pulp kraft ini ditemukan pada tahun 1884 oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman yang bernama Carl F. Dahl. Penambahan ion Sulfida akan mempercepat dellignifikasi, dengan kerusakan kecil pada sellulosa dan hemisellulosa. Ion Sulfida menyebabkan sulfonasi pada rantai propan yang bersambung dengan gugus fenolikdalam molekul lignin yang sangat panjang. Reaksi selanjutnya menyebabkan perpecahan molekul lignin menjadi bagian- baqgian yang lebig kecil yang mana garam natriumnya akan larut dalam larutan pemasak. Pemakaian Na 2 S akan terhidrolisa menjadi NaOH dan NaHS, sehingga akan menambah jumlah NaOH didalam larutan. Pulp yang dihasilkan dengan proses ini disebut pulp kraft, dan mempunyai kekuatan tarik yang tinggi. Pulp kraft yang tidak diputihkan digunakan untuk pembuatan kertas pembungkus bahan makanan, bahan bangunan dan mineral. Sedangkan yang diputihkan digunakan untuk berbagai macam kertas dan karton.

2.4 Bahan-bahan Kimia Pemasak