Latar belakang KESIMPULAN DAN SARAN

J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kayu merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan kertas pulping. Bahan baku yang digunakan ini adalah kayu lembut soft wood yaitu Pinus Merkusi sebagai kayu alam dan kayu keras hard wood yaitu Eukaliptus. Pulp ini diproses dari komponen-komponen kimiawinya yang terdiri dari sellulose, hemisellulose, lignin, dan ekstraktives. Secara umum, pembuatan kertas yang terbaik terjadi pada saat lignin dan bahan ekstraktif lepas dari serat sellulose dan hemisellulose. Bahan ini diproses secara mekanik dan kimia atau juga dengan kombinasi kedua tipe tersebut. Proses pemasakan cooking chips yang digunakan adalah proses sulfat. Proses ini menggunakan bahan kimia aktif sebagai cairan pemasak lindi putih yaitu Natrium Sulfida Na 2 S dan Natrium Hidroksida NAOH. Cairan pemasak Na 2 S diperoleh dengan cara mereduksi Natrium Sulfat dalam recorvery furnace. Fungsi dari Sulfida tersebut adalah mempercepat reaksi delignifikasi sehingga waktu pemasakan lebih pendek. J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009 Dalam proses sulfat ini garam salt digunakan sebagai make-up chemical losses mengganti bahan kimia yang hilang dan bekas pemasakan dapat direcovery untuk pemasakan selanjutnya. Lindi putih yaitu cairan pemasak terutama yang mengandung Natriun Hidroksida dan Natrium Sulfida mempunyai proporsi molar 5 NaOH + 2 Na 2 S dan mempunyai pH 13,5 – 14,0. Garam Natrium yang biasanya ada dalam lindi putih dalam jumlah yang kecil adalah Natrium Karbonat, Natrium Sulfat, Natrium Tiosulfat, Natrium Sulfit, dan Natrium Silikat. Untuk proses selanjutnya lindi putih diperoleh dari causticizing green liquor dengan quick lime CaO. Sedangkan sisa cairan pemasak yang sudah melarutkan zat-zat organik kayu lignin dan zat non sellulosa disebut lindi hitam black liquor. Hal yang praktis untuk menyebut semua komponen sodium dari jumlah equivalent adalah Natrium Oksida Na 2 O. Penggunaan Na 2 O sebagai standart dapat kelihatan ganjil sehingga natrium oksida tidak pernah nampak pada pulping solution. Istilah ini telah berkembang sejak beberapa tahun dan biasanya Na 2 O kita izinkan untuk mengkalkulasikan individual values untuk menentukan alkali aktif , alkali efektif dengan menggunakan Na 2 O sebagai common base. Kekuatan sullfiidity dari lindi putih sangat penting. Kekuatan tersebut disebut dengan “gram per liter” dari tingkat persentase alkali aktif dan sulfidity alkali aktif. Lindi putih yang rendah kekuatannya akan mengakibatkan sedikit delignifikasi dan excessive knots dari digester. Liquor yang sangat tinggi kekuatannya akan menghancurkan serat sellulosa dan kekuatan resultan pulp akan sedikit dan hasilnya J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009 rendah. Dengan adanya Na 2 S dalam lindi putih tersebut akan mempercepat tingkat delignifikasi tetapi sulfidity hanya di atas 30 tidak menguntungkan, sehingga sellulosa akan turun. Namun kekuatan alkali aktif selalu dijaga sampai 100 – 102 gr l sehingga sulphidity Na 2 S 25 . Seluruh proses pemasakan chips kayu atau serpihan kayu menjadi bubur kertas adalah terjadi dalam bejana Digester. Digester ini berbentuk silinder vertical dengan diameter 4,2 m, panjang 18,67 m, tekanan 12 kg cm 2 , suhunya sekitar 190 C, dan mempunyai volume 200 m 3 . Alat ini terbuat dari stainless. Tujuan utama pemasakan ini adalah memisahkan serat dengan pengikatnya. Secara garis besar urutan siklus pemasakan dalam digester yaitu : 1. Chip Filling Pengisian Chip 2. Prehidrolisis Kraft pengaturan suhu dan tekanan dalam pemasakan chips. 3. Liquor Filling pengisian cairan pemasak yaitu lindi putih dan lindi hitam sebagai make-up dilution. 4. Kraft Cook Kraft Ramp menjaga keadaan suhu terhadap waktu atau kombinasi suhu terhadap waktu yang disebut dengan H-Factor sebagai pedoman dalam penentuan tingkat delignifikasi pada pulp. 5. Pulp Blowing penghembusan pulp dalam digester kedalam blow tank. Proses selanjutnya akan dilanjutkan pada proses pencucian bubur washing, penyaringan filtrasi, pemutihan bleaching,dan sampai pada proses akhir machine pulp atau pembentukan lembaran pulp yang siap dipasarkan. J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009

1.2. Permasalahan