Pembahasan Pengaruh ukuran chip Pengaruh alkali aktif

J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009

4.3 Pembahasan

Setelah mencapai akhir pemasakan dalam unit digester, bilangan kappa merupakan variabel yang sangat menentukan dalam kualitas pulp. Bilangan kappa digunakan menunjukkan pengembangan dari delignifikasi yang terjadi selama proses pemasakan dan untuk mendapatkan tingkat mutu pulp yang dihasilkan dan sekaligus menunjukkan zat kimia yang akan dibutuhkan pada proses berikutnya yakni pada unit bleaching. Perolehan bilangan kappa yang tinggi akan menunjukkan lignin yang banyak tinggal dalam pulp yang mengakibatkan kualitas pulp buruk dan sebaliknya untuk perolehan bilangan kappa yang rendah. Bilangan kappa dalam PT.Toba Pulp Lestari yang digunakan adalah berkisar antara 12 – 14, dan perkiraan ini telah menunjukkan mutu pulp yang baik. Namun untuk mencapai bilangan tersebut merupakan hal yang tidak mudah, semua variabel-variabel yang berkenaan dalan unit pemasakan sebagai faktor pendukung sangatlah saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, misalnya ukuran chip, jumlah alkali aktif, perbandingan jumlah cairan pemasak terhadap berat chip liquor to wood ratio, dan termasuk juga pada suhu, tekanan, dan waktu pemasakan.

a. Pengaruh ukuran chip

J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009 Ukuran chip yang lebih tipis akan menambah kecepatan pulping, terjadinya kayu yang tidak masak reject, dan mengurangi cairan pemasak. Jika ukuran chip yang terlalu tebal mengakibatkan bagian tengah pada kayu tidak masak sehingga disebut sebagai mata katu. Dari hasil yang didapat dari laboratorium, ukuran chip yang layak digunakan adalah dengan ketebalan minimum 3 mm dan ketebalan maksimum 5 mm.

b. Pengaruh alkali aktif

Delignifikasi yang baik dicapai dengan membiarkan chip yang dimasak menjadi serat tanpa mengadakan percobaan mekanik secara besar-besaran,jumlah alkali aktif biasanya dipakai antara 17,5 – 19,0 . Alkali dengan jumlah yang sedikit berlebih adalah dengan maksud mencegah lignin yang sudah terlarut masuk kembali kedalam serat. Pemasakan dengan memakai alkali aktif yang rendah dapat mengakibatkan pemasakan tersebut tidak merata yang mengakibatkan jumlah bagian kayu yang tidak masak reject tinggi didapat pada tahap pencucian, dan pulp yang dihasilkan akan lebih sedikit karena tela banyak yang terbuang. Proses penghilangan lignin juga dipengaruhi oleh jumlah alkali aktif yang digunakan. Pada pemasakan jumlah alkali aktif dibawah 17,5 mengakibatkan proses delignifikasi berjalan lambat, sehingga pulp yang dihasilkan dalam pemasakan ini masih mengandung lignin dengan jumlah yang relatif tinggi dan ini sangat berpengaruh pada proses pemutihan pada unit bleaching, dimana tidak akan didapat keputihan yang maksimum sehingga berpengaruh pada mutu pulp. J. Bony Boy Sihombing : Pengaruh Pemakaian White Liquor Lindi Putih Terhadap Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea, 2008. USU Repository © 2009 Pemakaian alkali aktif diatas 19 berpengaruh terhadap waktu pemasakan dan kekuatan dari pulp viskositas. Dalam hal ini pemasakan akan lebih cepat dan proses delignifikasi sehingga didapat lignin dalam jumlah yang banyak. Pada prinsipnya lignin dalam chip dipisahkan menjadi bagian-bagian oleh ion OH - dan SH - yang terdapat dalam cairan pemasak yang selanjutnya akan terlarut sebagai karbohidrat. Hemisellulosa dan selullosa juga akan ikut terserang pada waktu pemasakan. Oleh karena itu pemakaian alkali aktif yang terlalu tinggi mengakibatkan pengrusakan terhadap hemiselulos dan sellulosa semakin besar sehingga viskositasnya rendah.

c. Pengaruh liquor to wood ratio