2 Menurunnya wibawa orang tua, guru, pemuka masyarakat dan para
penegak hukum 3
Adanya kemelorotan moral, mental, dan iman dari orang dewasa. 4
Adanya kelemahan dari aparatur Negara dalam hal pengawasan barang-barang terlarang.
d. Faktor Pengaruh Budaya Luar
Bersamaan masa globalisasi dan modernisasi yang kini sedang melanda dunia, bersamaan itu pula pengaruh-pengaruh dari budaya asing masuk ke
Indonesia. Diantara implikasi dari pengaruh tersebut adalah budaya pengguna NARKOBA, yang di luar negeri mungkin pemakaian
NARKOBA sudah dianggap biasa namun di Indonesia hal tersebut diharamkan. Karena begitu kuatnya pengaruh dari budaya luar, dan
dengan adanya anggapan bahwa budaya luar itu lebih kuat maka budaya luar tersebut lebih mudah masuk ke Indonesia.
e. Faktor Ekonomi
Menurut Dr. Sunyoto Usman, merebaknya peredaran gelap NARKOBA diseluruh lapisan masyarakat yang semakin meluas adalah karena:
1 Dari segi bisnis, NARKOBA sangat menguntungkan. Dengan
modal yang tidak terlalu besar dan resiko yang terlalu besar pula, dalam arti barangnya dapat disimpan dalam jangka waktu yag
lama. tetapi resiko hukumnya jelas sangat besar sekali. Dengan
keuntungan yang sangat besar sekali sehingga menggiurkan dari segi bisnis.
2 Jaringan itu sebenarnya tertutup, yang tidak mudah dimasuki orang
baru.sehingga jaringan bisnis NARKOBA itu jaringan yang rapih dengan pasar yang jelas
3 Dalam bisnis bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pihak
keamanan. Sehingga sulit untuk ditembus. Seperti sebagai networking, jaringan yang sangat ruwet, ditutup di sini keluar di
sana dan seterusnya. Model-model bisnis seperti ini yang di back up dengan modal yang kuat. Sehingga apabila dimusnahkan akan
dengan cepat diproduksi dengan jumlah yang besar pula.
22
f. Faktor Subversif
Undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang- undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika menyatakan bahwa
Narkotika dan Psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan dan ilmu pengetahuan saja, sedangkan pengadaan, pengedaran
dan pemakaiannya diatur dalam hal ini oleh Departemen Kesehatan. Dengan demikian, pemerintah adalah memegang hak monopoli
NARKOBA di Negara ini.
22
“ Penyuluhan tentang Bahaya Narkoba” oleh Dekan FISIPOL UGM Yogyakarta, diakses pada tanggal 15 mei 2011 dari http
E. Pengobatan dan Rehabilitasi bagi Pengguna NARKOBA