Penerapan Hukum Tindak Pidana NARKOBA

narkotika ataupun psikotropika dan ternyata tidak melaksanakannya sesuai dengan tujuan. 13

C. Penerapan Hukum Tindak Pidana NARKOBA

Penerapan hukum NARKOBA dalam hukum positif di Indonesia di atur dalam undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang narkotika dan undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika. 14 Dan mengenai peredaran gelap narkotika diatur dalam bab V Undang-undang No. 22 tahun 1997 pasal 32, 33 ayat 1,2, dan 3, 34, 35 ayat 1 dan 2, 36 ayat 1, 2, 3 dan 4, pasal 37, 38, 39 ayat 1, 2, 3, 4 dan 5 dan pasal 40. 15 Sedangkan mengenai peredaran psikotropika diatur dalam bab IV undang-undang No. 5 tahun 1997 yaitu dalam pasal 8, 9 ayat 1 dan 2, 10, 11, 12 ayat 1, 2 dan 3, 13, 14 ayat 1, 2, 3, 4 dan 5 dan pasal 5. 16 Lalu sanksi hukuman bagi pengedar NARKOBA dalam undang-undang narkotika diatur dalam bab XII yaitu pasal 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 87, 96, 97, 98, 99 dan 100. 17 Sedangkan dalam undang-undang psikotropika diatur dalam bab XIV yaitu pasal 59 –72. 18 Dan penjatuhan hukuman bagi pengedar NARKOBA pidana minimal 2-5 tahun, sedangkan pidana maksimal adalah hukuman mati. 19 13 Ibid., h. 209-210. 14 Zulkarnaen Nasution, Kompilasi Perundang-undangan tentang Narkoba, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 226. 15 UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, Jakarta: Sinar Grafika, 1999, h. 74. 16 Siswanto Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika Dalam Kajian Sosiologi Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 113-114. 17 Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional, h. 226-227. 18 Ibid., h. 263-268. 19 Barda Nawawi Arif, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Jakarta: Kencana Media Group, tth, h. 188. Sedangkan sanksi hukuman bagi pemakai pecandu NARKOBA menurut hukum positif di Indonesia berdasarkan kepada dua ketentuan yaitu undang- undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Jika pecandu mgnggunakan narkotika dan sejenisnya maka terkena sanksi hukuman penjara 4 atau 2 atau 1 tahun tergantung jenis pemakaian golongan narkotika yaitu pasal 84 undang-undang No. 22 tahun 1997. Dan jika pecandu NARKOBA menggunakan psikotropika dan sejenisnya selain untuk kepentingan kesehatan dan ilmu pengetahuan maka diancam dengan hukuman yang disamakan dengan para pengedar NARKOBA yaitu pidana penjara paling singkat 4 tahun, paling lama 15 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,- dan paling banyak Rp 750.000.000,- sebagaimana dalam pasal 59 ayat 1 undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Oleh karena itu, semua perumusan delik dalam undang-undang No. 22 tahun 1997tentang narkotika itu terfokus pada penyalahgunaan dan peredaran narkotikanya yang mulai dari menanam, memproduksi, menyalurkan, lalulintas, pengadaan, sampai kepada pemakainya, termasuk pemakai pribadi secara illegal, bukan terletak pada kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana narkotika itu sendiri. 20 Dari pemberlakuan hukuman mati bagi para pengedar narkoba diharapkan dapat menekan angka peredaran narkoba semaksimal mungkin yang mana kian hari kian meluas keberbagai kalangan masyarakat. 20 Ibid., h. 197.

D. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan NARKOBA