90
5.4 Pembahasan
5.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini terlihat dari p-value lebih tinggi dari taraf signifikansi yaitu 0,037 0,05
dengan nilai koefisien regresi sebesar -1,189. Arah negatif mengindikasikan peningkatan laba perusahaan akan membuat penggunaan utang menurun atau
penurunan laba perusahaan akan menyebabkan penggunaan utang meningkat. Kondisi ini sesuai dengan teori pecking order theory yang menyatakan
perusahaan memiliki pilihan dalam memenuhi kebutuhan pendanaannya yaitu menggunakan dana internal atau dana eksternal yang memiliki risiko lebih
rendah utang. Pada penelitian ini profitabilitas diukur berdasarkan nilai return on
asset ROA. Hasil perhitungan menunjukkan ROA mengalami penurunan
sedangkan debt to asset ratio DAR meningkat setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari rata-rata ROA tahun 2008 sebesar 19,00 dan mengalami
penurunan hingga mencapai 8,44 pada tahun 2014. Selain itu, rata-rata utang jangka panjang yang diukur berdasarkan debt to asset ratio DAR tahun 2008
sebesar 19,26 dan mengalami peningkatan hingga mencapai 21,42 pada tahun 2014. Hal ini mengindikasikan perusahaan menggunakan utang lebih
tinggi dibandingkan dana internal dalam melakukan investasi. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Sari 2001, Sujoko dan Soebiantoro 2007, Widjaja dan Kasenda 2008, Amirya dan Atmini 2008,
serta Suteja dan Manihuruk 2008 yang menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian Kartini dan Arianto 2008, Suripto 2008, Ruslim 2009, serta Elim dan Yusfarita
2010 yang menyimpulkan profitabilitas tidak
memengaruhi penggunaan utang.
91
5.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan tidak memengaruhi struktur modal. Hasil ini terlihat dari p-value sebesar 0,148 dengan koefisien regresi sebesar 0,038. Trade off
theory menyatakan perusahaan besar berpeluang lebih mudah memperoleh
pinjaman karena memiliki akses yang lebih luas ke pasar modal. Perusahaan besar juga memiliki banyak proyek sehingga memiliki kecenderungan
mendanai investasinya menggunakan utang. Pada penelitian ini, ukuran perusahaan dinilai berdasarkan total aset
selama satu tahun. Tahun 2008, rata-rata total aset perusahaan pertambangan sebesar Rp9.211.421.759.068 dan tahun 2014, rata-rata nilai total aset
mengalami peningkatan hingga mencapai Rp17.483.595.307.273. Selain itu rata-rata utang jangka panjang yang diukur berdasarkan debt to asset ratio
DAR tahun 2008 sebesar 19,26 dan tahun 2014 sebesar 21,42. Dengan demikian, ukuran perusahaan bergerak searah dengan struktur modal. Namun
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan ukuran perusahaan tidak memengaruhi perubahan struktur modal. Artinya, kenaikan ukuran perusahaan
tidak memengaruhi kenaikan struktur modal. Hal ini dapat disebabkan variasi data total aset tidak mampu menjelaskan variasi data struktur modal.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suripto 2008, Utami 2009, Yeniatie dan Destriana 2010, serta Liem et al. 2013
yang menyatakan ukuran perusahaan tidak memengaruhi struktur modal. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Sujoko dan Soebiantoro
2007, Widjaja dan Kasenda 2008, Kartini dan Arianto 2008, serta Mas’ud 2008 yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
5.4.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal