Gambaran Umum Objek Penelitian

71

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pertambangan merupakan rangkaian kegiatan dimulai dari pencarian, penambangan penggalian, pengolahan, pemanfaatan, hingga penjualan bahan galian mineral, batubara, dan migas bernilai ekonomis. Industri pertambangan dikenal sebagai industri yang memiliki risiko tinggi baik risiko operasional maupun risiko finansial. Indonesia telah dikenal dunia memiliki sumberdaya dan cadangan mineral logam yang besar. Indonesia memiliki predikat sebagai produsen batubara muda terbesar kedua di dunia dan ketujuh untuk produsen batubara keras di dunia. Nilai industri pertambangan Indonesia diperkirakan mencapai US147 miliar secara riil pada tahun 2015. Produk yang dihasilkan dari industri pertambangan sangat beragam antara lain minyak bumi, gas bumi, batubara, dan lain sebagainya. Industri pertambangan mulai berdiri tahun 1938 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 1990. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir, hal ini terlihat pada grafik di bawah ini : Gambar 5.1 Perkembangan Emiten Pertambangan Sumber : Bursa Efek Indonesia 10 10 14 21 24 29 32 35 35 36 5 10 15 20 25 30 35 40 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 72 Berdasarkan Gambar 5.1, perkembangan emiten pertambangan mengalami peningkatan setiap tahun hingga pada tahun 2014 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI berjumlah 36 perusahaan. Perusahaan pertambangan di BEI termasuk dalam papan utama. Papan utama ditujukan bagi perusahaan tercatat yang berskala besar khususnya dalam nilai aktiva bersih net tangible asset minimal sebesar Rp100 miliar. Sektor pertambangan di BEI memiliki 4 subsektor diantaranya batu bara, minyak dan gas bumi, logam dan mineral serta lain-lain. Penelitian ini dilakukan di sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2014. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang diminati oleh investor karena memberikan return yang tinggi. Namun fenomena yang terjadi selama tahun 2014 hingga 2015 kinerja saham sektor pertambangan mengalami penurunan. Penurunan ini salah satunya merupakan dampak dari kebijakan larangan ekspor yang diterapkan oleh pemerintah. Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2014 tentang larangan bagi perusahaan tambang di Indonesia untuk mengekspor bahan tambang mentah mulai Januari 2014. Kebijakan larangan ekspor yang dilakukan oleh pemerintah sebagai tindakan lanjut dari pemberlakuan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang kewajiban seluruh perusahaan tambang membangun pabrik pengolahan dan pemurnian hasil tambang smelter di Indonesia karena dengan adanya proses pengolahan dan pemurnian bijih mineral di dalam negeri maka akan memberikan nilai tambah yang lebih untuk setiap jenis mineral.

5.2 Data Penelitian