Tipe-Tipe Pondok Pesantren PONDOK PESANTREN 1. Pengertian Pondok Pesantren

d. santri, dengan demikian perlu adanya asrama khusus untuk menampungnya. Ketiga : ada sikap timbal balik antara kyai dan santri, para santri menganggap kyai seolah-olah sebagai bapaknya sendiri dan juga sebaliknya. Sikap timbal balik ini menimbulkan keakraban dan kebutuhan untuk saling terus menerus satu sama lainnya. 39 e. Pengajaran kitab-kitab klasik: penggalian khazanah budaya Islam melalui kitab-kitab klasik salah satu unsur yang terpenting dari keberadaan sebuah pesantren dari yang membedakannya dengan lembaga pendididkan lainnya. Pesantren sebagai lembaga pendididkan Islam tradisional tidak dapat diragukan lagi berperan sebagai pusat transmisi ilmu-ilmu ke Islaman, terutama yang bersipat kajian-kajian klasik. Maka pengajaran kitab-kitab klasik telah menjadi karakteristik yang merupakan ciri khas dari proses belajar mengajar di pesantren. 40

3. Tipe-Tipe Pondok Pesantren

Berdasarkan keputusan Menteri Agama RI nomor 31979, ada empat tipe pondok pesantren, yaitu : A, B, C, dan D. Pertama, pondok pesantren tipe A, ialah pondok pesantren dimana para santri belajar dan bertempat tinggal bersama dengan guru kyai, kurikulumnya terserah pada para kyainya, cara memberi pelajaran individual dan tidak menyelenggarakan madrasah untuk belajar. 39 Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, h. 18 40 Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam, Studi Kritis dan Refleksi Historis, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997, h. 108 Kedua, pondok pesantren tipe B, ialah pesantren yang mempunyai madrasah dan kurikulum, pengajaran dan kyai dilakukan dengan cara studium general, pengajaran pokok terletak pada madrasah yang di selenggarakannya. Kyai memberikan pelajaran secara umum kepada para santri pada waktu yang telah ditentukan, para santri tinggal disitu dan mengikuti pelajaran-pelajaran dari kyai disamping mendapatkan ilmu pengtahuan agama dan umum di madrasah. Ketiga, pondok pesantren tipe C, yaitu: pondok pesantren yang fungsi utamanya hanya sebagai tempat tinggal atau asrama, santri-santrinya belajar di madrasah atau sekolah-sekolah umum, fungsi kyai disini sebagai pengawas, pembina mental, dan pengajar agama. Keempat, pondok pesantren tipe D, yaitu: pondok pesantren yang menyelenggarakan sistem pondok sekaligus sistem sekolah madrasah. 41 Adapun pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan, lembaga sosial, juga berfungsi sebagai pusat penyiaran agama Islam yang mengandung kekuatan resistensi terhadap dampak modernisasi, sebagaimana telah diperankan pada masa lalu dalam menentang penetrasi kolonisme walaupun dengan cara uzlah atau menutup diri. 42 Fungsi lainnya yaitu sebagai instrument untuk tetap melestarikan ajaran-ajaran Islam di bumi nusantara, karena pesantren mempunyai pengaruh yang kuat dalam membentuk dan memelihara kehidupan nasional, kultural, 41 Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, 2000, h. 14 42 M. Dawan Raharjo, Perkembangan Masyarakat Islam dalam Persepektif Pesantren dan Pergaulan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985, h. vii keagamaan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu antara fungsi poindok pesantren dengan lembaga lainnya tidak bisa dipisahkan yakni untuk meneruskan dan mensukseskan pembangunan nasional, karena pendidikan dinegara kita diarahkan agar terciptanya manusia yang bertaqwa, mental membangun dan memiliki keterampilan serta berilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman.

BAB III GAMBARAN UMUM

PONDOK PESANTREN AS-SALAFIYAH CISAAT SUKABUMI A. Sejarah Berdirinya Pesatnya perkembangan media informasi yang berteknologi tinggi telah menjangkau berbagai lapisan masyarakat tak terkecuali anak-anak. Tak jarang muatan di dalamnya meninabobokan anak-anak di usia dini untuk mengkonsumsinya, sehingga dapat dipastikan mental spiritual meeka telah terkontaminasi dengan media hiburan yang mungkin tanpa bimbingan dan pengawasan dari kedua orang tua. Orang tua bekerja keras diluar rumah demi masa depan keluarga terutama anak-anaknya, sementara tak banyak waktu bagi kedua orang tua untuk menumbuh kembangkan mental spiritual anak mereka, sehingga sudah seyogyanya sebuah lembaga pendidikan mulai memperhatikan masa depan anak-anak, yaitu dengan mendirikan Pesantren As-Salafiyah mulai dirintis pada tahun 1942 oleh Mama K.H. Abdullah Mahfudz alm. Dulu nama pesantren ini adalah Miftahul Ulum tetapi lebih ngetrend dengan sebutan pesantren babakan, dan para santrinya adalah warga masyarakat yang berada disekitar daerah sukabumi, ketika nama beliau mulai dikenal dan para santri diluar kota mulai berdatangan, pada tahun 1969 K.H. Abdullah Mahfudz meninggal dunia, sehingga pada waktu itu terjadi kepakuman, barulah pada tahun 1977 tongkat