mengamalkan ajaran Islam dengan menekan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman sehari-hari.
34
Dari definisi-definisi diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Isalm yang didalamnya
terdapat murid yang disebut santri dan dipimpin oleh seorang Kyai.
2. Komponen-komponen Pondok Pesantren
Untuk lebih mendekatkan pemahaman terhadap pesantren pada pembahasan ini akan dikemukakan komponen-komponen pondok
pesantren. Pesantren itu terdiri dari lima elemen pokok, yaitu: Kyai, santri, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik.
35
a. Kyai: Istilah kyai, Bindere, nun, ajengan dan guru adalah sebutan yang semula diperuntukan bagi para ulama tradisional dipulau jawa.
Walaupun sekarang Kyai sudah digunakan secara umum bagi semua ulama baik tradisional maupun modern, dipulau jawa maupun diluar
pulau jawa. Kyai dapat juga dikatakan Tokoh non formal yang ucapan-ucapan dan
seluruh prilakunya akan dicontoh oleh komunitas disekitarny. Kyai berfungsi sebagai sosok model atau teladan yang baik tidak saja bagi
santrinya, tetapi juga bagi seluruh komunitas disekitar pesantren.
36
34
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994, h. 6
35
Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1984, Cet. Ke-3, h. 18
36
Yasmadi, Moderenisasi Pesantren, Kritikan Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional,
Jakarta: Ciputat Press, 2002, Cet. H. 61
a. Santri: Santri sebagai elemen kedua dari kultur pesantren yang
merupakan unsur pokok yang tidak kalah pentingnya dari keempat unsur lain. Biasanya santri terdiri dari dua kelompok. Pertama, Santri mukim:
Ialah santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap dalam pondok pesantren. Kedua Santri kalong: Ialah santri-santri yang berasal dari
daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren, mereka pulang kerumah masing-masing setiap selesai
mengikuti suatu pelajaran di pesantren.
37
b. Masjid: Masjid sebagai unsur ketiga ialah sebagai pusat kegiatan ibadah
dan belajar mengajar. Masjid merupakan sentral sebuah pesantren karena disinilah pada tahap awal bertumpu seluruh kegiatan dilingkungan
pesantren, baik yang berkaitan dengan ibadah, shalat berjamaah, dzikir, wirid, doa, itikaf, dan juga kegiatan belajar mengajar.
38
c. Pondok: pondok adalah asrama bagi para santri merupakan ciri khas tradisi
pesantren, yang membedakannya dengan sistem pendidikan lain. Ada tiga alasan utama kenapa pesantren harus menyediakan asrama bagi para
santri, pertama:
Kemasyhuran seorang
Kyai dan kedalaman
pengetahuannya mengali ilmu dari kyai tersebut dengan baik dan teratur serta dalam waktu yang lama, para santri harus menetap di pondok.
Kedua: mayoritas pesantren berada di desa-desa dimana tidak ada perumahan yang cukup untuk menampung para
37
Nurcholis Majid, Kaki Langit Peradaban Islam, Jakarta: Paramadina,1997, Cet. Ke- 1, h. 52
38
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, h. 64
d. santri, dengan demikian perlu adanya asrama khusus untuk
menampungnya. Ketiga : ada sikap timbal balik antara kyai dan santri, para santri menganggap kyai seolah-olah sebagai bapaknya sendiri dan
juga sebaliknya. Sikap timbal balik ini menimbulkan keakraban dan kebutuhan untuk saling terus menerus satu sama lainnya.
39
e. Pengajaran kitab-kitab klasik: penggalian khazanah budaya Islam
melalui kitab-kitab klasik salah satu unsur yang terpenting dari keberadaan sebuah pesantren dari yang membedakannya dengan
lembaga pendididkan lainnya. Pesantren sebagai lembaga pendididkan Islam tradisional tidak dapat diragukan lagi berperan sebagai pusat
transmisi ilmu-ilmu ke Islaman, terutama yang bersipat kajian-kajian klasik. Maka pengajaran kitab-kitab klasik telah menjadi karakteristik
yang merupakan ciri khas dari proses belajar mengajar di pesantren.
40
3. Tipe-Tipe Pondok Pesantren