5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Soal Cerita
Dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika, biasanya menggunakan soal cerita untuk mengetahui kemampuan siswa. Adapun yang dimaksud dengan soal
cerita matematika adalah soal-soal matematika yang dinyatakan dalam kalimat- kalimat berbentuk cerita dan perlu diterjemahkan menjadi kalimat matematika atau
persamaan matematika. Menurut Hobri dalam Wisnanti, 2013:11 pada umumnya soal cerita matematika biasanya juga disajikan dalam bentuk cerita yang
menggunakan serangkaian kata-kata atau kalimat yang bermakna. Soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam bidang studi matematika dapat
berbentuk soal cerita maupun non cerita. Sedangkan Sweeden dalam Rofikah, 2007:5 menyatakan bahwa soal cerita matematika adalah soal yang diungkapkan
dalam bentuk cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa yang melibatkan konsep matematika. Menurut Hawa dalam Hobri, 2004:144 untuk
mencapai tujuan pembelajaran soal cerita, yang diperlukan adalah lima kemampuan awal menjawab soal yaitu :
1 Menentukan sesuatu yang diketahui 2 Menentukan sesuatu yang ditanyakan
3 Menentukan kalimat matematika yang diperlukan 4 Melakukan perhitungan sesuai kalimat matematikanya
5 Menginterpretasikan jawaban hasil perhitungan ke permasalahan semula. Kemampuan-kemampuan tersebut sangat bermanfaat dan penting bagi siswa
dalam menyelesaikan soal cerita. Pada dasarnya lima kemampuan tersebut terkait dengan adanya metakognisi dalam pikiran siswa. Kelima kemampuan diatas dapat
tercapai dengan baik apabila siswa juga mampu mengatur kemampuan metakognisinya dengan baik.
2.2 Pemecahan Masalah Sebagai Metode Penyelesaian Soal Cerita
Salah satu model pemecahan masalah adalah model pemecahan masalah yang dikembangkan oleh Polya. Menyelesaikan atau memecahkan masalah menurut Polya
dalam Hobri, 2009:42 adalah mencari suatu tindakan yang sesuai dan secara sadar untuk mencapai tujuan yang memang tidak dapat diperoleh secara langsung. Siswa
perlu memahami proses penyelesaian dan terampil memilih, mengidentifikasi kondisi dan konsep yang diperlukan, mencari generalisasi, merumuskan rencana
penyelesaian, dan mengorganisasikan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya. Menurut Polya untuk memecahkan suatu masalah terutama berkaitan dengan soal
cerita diperlukan empat tahap, yaitu 1 memahami masalah, 2 membuat rencana, 3 melaksanakan rencana, 4 menelaah kembali. Proses dalam pemecahan masalah
karya Polya ini akan membentuk loop atau perputaran, yakni tahap-tahap yang perlu diulang jika belum berhasil.
Penjabaran tahap-tahap pemecahan masalah pada Polya menurut Muser dan Burger dalam Hobri, 2009:43 adalah sebagai berikut :
1.
Memahami masalah Pada tahap ini siswa dihadapkan dengan beberapa pertanyaan berikut :
a Apakah kamu mengerti dengan semua kata-katakalimat? b Dapatkah kamu menyatakan masalah dalam kalimat sendiri?
c Apakah kamu mengetahui apa yang diketahui? d Apakah kamu mengetahui apa yang ditanyakan?
e Apakah informasi yang diketahui cukup? f Apakah ada informasi tambahan?
2.
Membuat rencana Pada tah
ap ini, siswa menghadapi pertanyaan “Diantara strategi berikut, manakah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah?”
a Menebak dan menguji
b Menggunakan variabel c Membuat gambar
d Melihat pola e Membuat daftar
f Menyelesaikan masalah yang lebih sederhana g Membuat diagram
h Menggunakan penalaran langsung i Menggunakan penalaran tidak langsung
j Menggunakan sifat-sifat bilangan k Menyelesaikan masalah yang ekuivalen
l Bekerja mundur m Menggunakan kasus
n Menyelesaikan suatu persamaan o Mencari rumus
p Melakukan simulasi q Menggunakan model
r Menggunakan analisis dimensional s Mengidentifikasi sub tujuan
t Menggunakan koordinat u Menggunakan sifat simetri
3.
Melaksanakan rencana Pada tahap ini siswa melaksanakan kegiatan berikut :
a Melaksanakan strategi atau strategi-strategi yang telah dipilih sampai masalah terpecahkan atau sampai suatu tindakan dianjurkan.
b Menggunakan sedikit waktu untuk berpikir. Jika tidak dapat memecahkan masalah sendiri, mintalah petunjuk pada yang lain atau tinggalkan
masalah untuk sementara. c Tidak takut untuk memulai lagi. Seringkali permulaan yang baru dan
strategi yang baru membawa pada kesuksesan.
4.
Menelaah kembali Pada tahap ini siswa dihadapkan pada pertanyaan berikut :
a Apakah penyelesaian sudah benar? Apakah penyelesaian memenuhi persyaratan dalam masalah?
b Apakah ada penyelesaian yang lebih mudah? c Apakah dapat dilihat bahwa penyelesaian yang diperoleh dapat
digeneralisasikan pada kasus yang lebih lama?
2.3 Metakognisi 2.3.1 Pengertian Metakognisi