Perencanaan Bisnis Sate Padang Pariaman

(1)

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN BISNIS SATE PADANG PARIAMAN

Oleh RONI SEPTIKA

082102059

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : RONI SEPTIKA

NIM : 082102059

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS SATE PADANG PARIAMAN

Tanggal : ____________ 2011 Dosen Pembimbing

( Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si, Ak) NIP. 19600302 198601 1 001

Tanggal :_____________ 2011 Ketua Program Studi D-III Akuntansi

( Drs. Rustam M.Si, Ak ) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal :_____________ 2011 Dekan Fakultas Ekonomi

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec ) NIP. 19550810 198303 1004


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Asma-Nya dan penuh Rasa Syukur Kehadirat ALLAH

SWT yang telah memberi petunjuk dan hidayah sehingga penulis dapat

menyelesaikan Penulisan Tugas Akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Selama Proses Penulisan Tugas Akhir ini Penulis menerima banyak

bantuan, bimbingan, dukungan dan nasehat-nasehat dari berbagai pihak. Dalam

Kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Ayahanda Swardi dan Ibunda Tercinta Asnani yang telah memberikan

dukungan yang tak terhingga kepada Penulis dalam Menghadapi Masa-masa sulit

dalam penulisan Tugas Akhir ini. Atas bantuan yang diberikan oleh berbagai

pihak, Penulis sampaikan Penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima

kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi


(4)

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing

yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

memberi bimbingan dan mengarahkan penulis sehingga skripsi minor ini

dapat terselesaikan.

5. Bapak / Ibu Staff dan para pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi minor ini belum sempurna dan

masih banyak kekurangan. Untuk ini penulis memohon maaf atas

kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya dan semoga skripsi

minor ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Medan, Juni 2011


(5)

Daftar

isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 7

C. Maksud dan Tujuan ... 7

1. Maksud Penelitian ... 7

2. Tujuan Penelitian ... 7

D. Rencana Penulisan ... 8

1. Jadwal survei/observasi ... 8

2. Rencana Isi ... 8

BAB II PROFIL SATE PADANG PARIAMAN A. Sejarah Ringkas Sate Padang Pariaman………..……….. 10

1. Data Perusahaan ... 13

2. Biodata Pemilik/Pengurus ... 13

B. Struktur Organisasi ... 14

C. Uraian Tugas ( Job Description ) ... 16

D. Jaringan Usaha ... 19

E. Kinerja Usaha Terkini ... 19

F. Rencana Kegiatan... 20

BAB III TOPIK PENELITIAN A. Aspek Pasar ... 21

1. Keunggulan Produk ... 22

2. Gambaran Pasar ... 23

3. Segmen Pasar ... 24

4. Trend Perkembangan Pasar ... 24

5. Proyeksi Penjualan ... 25

6. Strategi Pemasaran ... 27

7. Pesaing... 27

B. Aspek Produksi ... 28

1. Proses Produksi ... 29

2. Alat-alat yang di Butuhkan ... 30

3. Daftar Harga Peralatan ... 30

C. Analisis Sumber Daya Manusia ... 31

D. Rencana Pengembangan Usaha ... 33


(6)

1. Analisis Resiko Usaha ... 45 2. Resiko Usaha ... 46 3. Antisipasi Resiko Usaha ... 46

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 49


(7)

Daftar Tabel

3-1. Tabel Pesaing ... 27

3-2. Tabel Bahan Baku ... 28

3-3. Tabel Nama Alat produksi ... 30

3-4. Tabel Harga Peralatan ... 30

3-5. Tabel Analisis Kebutuhan Kompetensi SDM ... 32

3-6. Tabel Modal Investasi ... 34


(8)

Daftar Gambar

3-1. Sate yang di Hasilkan ... 22 3-2. Grafik Proyeksi Penjualan ... 26


(9)

Bab I

Pendahuluan

A. LatarBelakang

Rencana usaha merupakan catatan ringkas yang di buat oleh wirausaha

untuk menggambarkan operasi dan menerangkan soal keuangan, tahap

keuntungan, strategi pemasaran, kemampuan menajemen dan kepakaran pihak

pengelola yang menceritakan secara menuju sasaran, tujuan, dan bagaimana cara

untuk mencapai kesemuanya. Secara lengkap merangkum misi, tujuan, dan

sasaran. Pengelola mencoba memberi gambaran tentang cara-cara yang akan

memandu perusahaan untuk mencapai keberhasilan.

Perencanaan usaha mempunyai tujuan, salah satunya adalah dalam

membimbing para pengusaha yaitu garis petunjuk untuk mengelola perusahaan,

mengurangkan kesalahan, menggunakan sumber-sumber organisasi dan

meningkatkan produktifitas, memudahkan pengawasan, meyakinkan pihak-pihak

berkepentingan, serta menilai kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.

Kegiatan usaha kecil adalah kegiatan usaha yang mempunyai modal awal

yang tidak banyak, dengan jumlah pekerja yang terbatas. Kegiatannya terbesar di

berbagai lapangan usaha, di pedesaan, kota kecil, maupun kota-kota besar. Di

kota-kota besar, kegiatan usaha kecil terutama bergerak di sektor jasa seperti

perdagangan, pengangkutan, hotel, dan restoran. Dalam lapangan usaha industri

pengolahan, kegiatan usaha kecil terutama tertumpu kepada kegiatan industri

menghasilkan barang makanan. Di Negara-negara berkembang, termasuk di

Indonesia, usaha kecil sangat penting peranannya dalam perekonomian karena


(10)

wirausaha bergantung kepada kemampuan dirinya sebagai pengusaha dan

tindakan-tindakannya yang pada dasarnya menunjukkan bahwa ia merupakan

seorang manajer yang efektif dan efisien. Faktor-faktor yang menimbulkan

kegagalan dalam kegiatan seorang wirausaha dapat di bedakan kepada dua unsur

pokok yaitu: kegagalan pada ketika belum memulai usaha dan kegagalan ketika

menjalankan usaha. Memiliki daya cipta dan selalu berusaha mewujudkan

pembaruan merupakan syarat yang perlu di miliki oleh seorang wirausaha yang

sukses.

Seorang wirausaha (entrepreneur) bekerja dan mengembangkan

perusahaan/ organisasi setapak demi setapak, mengenali kelemahan dan kekuatan

diri sebelum melangkah memasuki dunia usaha yang lebih besar dan penuh

tantangan. Pada umumnya wirausaha adalah orang yang kreatif dalam

menyelesaikan permasalahan hidup, dan faktor ini menjadikan seorang wirausaha

tabah dan mampu mengatasi tantangan untuk menjadi wirausaha yang sukses.

Upaya kreatif seorang wirausaha menjadikan mereka pencipta perusahaan, produk

yang dapat diperkenalkan dan pencipta lapangan kerja untuk orang yang

membutuhkan pekerjaan.

Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan

penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan untuk diwijudkan bersama. Sukirno (2004 : 96) mengatakan bahwa,

manajemen merupakan suatu proses yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan para manajer


(11)

Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi yang terkait erat di dalamnya.

Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal yaitu fungsi

perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan

(directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Berikut ini adalah paparan dari

fungsi-fungsi manajemen.

1. Perencanaan

Mas’ud Machfoedz dan Machfoeds (2005 : 19) mengatakan bahwa,

perencanaan ialah tugas manajer yang dimulai dengan menetapkan tujuan

dan kemudian mengatur strategi, kebijakan, dan metode untuk

mencapainya. Dengan perencanaan manajer menetapkan tindakan, cara,

waktu, dan pelaksanaan. Perencanaan membantu perusahaan untuk

meningkatkan posisi kompetitif perusahaan.

Pengorganisasian ialah fungsi manajer untuk menyusun sumber daya

manusia dan sumber daya materi untuk melaksanakan perencanaan yang

dibuatnya. Tujuan pengorganisasian adalah untuk mengkoordinir upaya

semua bagian perusahaan. pengorganisasian menyusun struktur orang

yang terlibat dalam perusahaan, jabatan, bagian, dan aktivitas.

2. Pengarahan

Pengarahan merupakan langkah-langkah yang menentukan dan

mengarahkan tugas-tugas yang perlu dilaksanakan semua pegawai.

Dengan demikian pengarahan dapat didefenisikan sebagai usaha usaha


(12)

perusahaan, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang akan

merealisasikan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

3. Pengawasan

Sukirno (2004 : 99) mengatakan bahwa, pengawasan merupakan sebuah

proses mengevaluasi prestasi organisasi dan mengambil tindakan-tindakan

koreksi jika perlu, dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Pengawasan

berarti mengevaluasi sesuatu kegiatan bisnis yang telah berjalan

dibandingkan dengan rencana kegiatan bisnis tersebut.

Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang utama, dimana seluruh

fungsi lainnya sangat bergantung pada perencanaan ini. Manajer yang membuat

perencanaan bisnis dengan baik merupakan sebuah strategi menuju sukses.

Longenecker (2001:152) mengatakan bahwa, perencanaan bisnis adalah dokumen

tertulis yang menguraikan ide dasar yang mendasari pertimbangan pendirian

bisnis dan hal yang berkaitan dengan pendirian tersebut. Perencanaan bisnis

bertujuan untuk

1. mengidentifikasi lingkup dan konteks kesempatan bisnis,

2. menyajikan pendekatan yang digunakan oleh para wirausaha di dalam

mengeksploitasi kesempatan tersebut,

3. mengidentfikasi faktor-faktor yang menentukan jika usaha tersebut

berhasil,

4. sebagai alat untuk menaikkan modal keuangan.

Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang


(13)

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Setiap bisnis atau

perusahaan berusaha mengelola bahan baku untuk dijadikan produk yang

diperlukan oleh konsumen. Produk dapat berupa barang atau jasa. Tujuan

perusahaan membuat produk adalah untuk mendapatkan laba, yakni imbalan yang

diperoleh perusahaan dari penyediaan suatu produk bagi konsumen.

Wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi

terciptanya suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.

Zimmer (2002 : 4-6) mengatakan bahwa, seorang entrepreneur adalah seseorang

yang menciptakan bisnis baru, dengan menghadapi risiko dan ketidakpastian, dan

yang bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian

peluang-peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk

mendapatkan manfaatnya.

Bisnis makanan merupakan aspek yang besar untuk mendapatkan

keuntungan yang maksimal. Bisnis makanan tidak akan ada habisnya, karena

setiap manusia pasti membutuhkan makanan, khususnya makanan yang

menyehatkan lagi murah.

Di Indonesia banyak pesaing, namun kebanyakan para pesaing

menyediakan aneka ragam makanan yang bercita rasa di luar dari kebudayaan

Indonesia, seperti burger, steak, spageth, dan lain-lain. Untuk usaha penyediaan

makanan yang bercita rasa Indonesia, disini pelaku bisnis memberikan bumbu

yang khas dari rempah-rempah Indonesia, sehingga rasa menjadi lebih pas dilidah


(14)

Modal awal yang digunakan dalam bisnis sate padang pariaman ini

mencapai Rp 29.675.000-, dan tingkat penjualan yang dicapai terus meningkat Rp

1.000.000,-per tahunnya. Dengan meningkatnya penjualan, maka pelaku bisnis

juga melakukan penambahan modal sewaktu-waktu. Jika usaha ini terus

berkembang dengan pesat, maka usaha ini akan pulang modal kurang lebih dalam

jangka dua tahun. Dengan meningkatnya penjualan maka secara otomatis

keuntungan juga akan meningkat setiap tahunnya.

Suatu bisnis akan maju bila organisasi yang di dalamnya terdiri dari

orang-orang yang bertanggung jawab atas pekerjaannya. Untuk menjalankan bisnis

makanan ini yang paling utama adalah penyediaan karyawan dibagian pengadaan

makanan, dimana untuk karyawan dibagian ini harus memiliki keahlian khusus

dalam memasak. Selain itu, dipekerjakan juga karyawan untuk bagian kasir dan

pelayanan bagi konsumen yang datang. Dan semua ini dipantau oleh seorang

manager.

Usaha ini akan terus dijalankan, dan jika sudah mencapai target atau

profit yang maksimal, maka usaha ini akan mengembangkan bisnis dengan

membuka cabang diluar Provinsi bahkan sampai ke luar Negeri. Setiap usaha

harus menghindari resiko yang terjadi, resiko bisnis bisa saja terjadi kapan pun,

namun resiko bisa diminimalisasikan. Bahkan resiko dapat dijadikan peluang

dalam suatu bisnis.

Bisnis makanan yang saya dirikan ini adalah bisnis yang mampu membuat

konsumen akan selalu ingin kembali untuk membeli, karena saya akan


(15)

pula. Konsumen pasti akan merasa puas, dengan mengeluarkan uang yang tidak

terlalu mahal mereka bisa menyantap makanan yang enak, nikmat dan halalan

thaiyyiban.

B. Permasalahan

Masalah pada dasarnya merupakan suatu hambatan dalam menjalankan suatu

bisnis usaha. Dalam perencanaan bisnis ini, penulis menentukan pokok

permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah “apakah

Perencanaan Bisnis Sate Padang Pariaman ini telah layak?”

C. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Maksud Penelitian

Adapun maksud yang diharapkan dari bisnis Sate Padang Pariaman ini

adalah

a. bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengalaman

yang pastinya akan sangat berguna bagi penulis di masa yang akan

datang,

b. membuka jalan bagi penulis untuk menjadi orang yang berwawasan

luas, mandiri dan sukses di kemudian hari.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah


(16)

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Observasi/Survey

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis membuat jadwal

penelitian dan penulisan yang dibuat dalam bentuk tabel.

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian

KEGIATAN

APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengurusan SKS Bersih

Pengurusan Surat Izin Penelitian

Pengajuan Judul

Pengajuan Dosen Pembimbing

Pengumpulan Data

Pengolahan dan analisis Data

Penyusunan dan Perbaikan Tugas

Akhir

Bimbingan Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis membuat penelitian secara

sistematis untuk mempermudah pemahaman isi tugas akhir yang disajikan.

Pelaporan dibagi dalam empat bab. Pada bab Pendahuluan diuraikan tentang latar

belakang masalah, permasalahan, maksud penelitian, tujuan penelitian, dan

rencana penulisan. Pada bab II membahas tentang sejarah singkat Sate Padang

Pariaman, struktur organisasi dan Personalia, Uraian Tugas ( job description ),

Jaringan Kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan Sate Padang

Pariaman. Selanjutnya pada bab III akan diuraikan tentang Aspek Pasar,

menjelaskan tentang Aspek Produksi, Analisis Sumber Daya Manusia, Rencana


(17)

Penelitian Perencanaan Bisnis sesuai dengan tema yang dipilih Penulis. Bab

terakhir adalah penutup. Pada bab ini akan diuraikan suatu kesimpulan terhadap

hasil Perencanaan Bisnis, mengenai modal awal, tingkat penjualan, dan laba yang

diproleh per bulannya, bagi pembaca dapat memberikan saran yang membangun


(18)

BAB II

PROFIL SATE PADANG PARIAMAN

A. Sejarah Ringkas Sate Padang Pariaman

Semua bermula dari Pariaman, sebuah kota di pesisir Sumatera.

Kedatangan para saudagar Islam dari Gujarat bukan hanya membuat kota ini

berkembang pesat, tapi juga membuka jalur bagi perkembangan agama Islam di

kota-kota pesisir Sumatera lain. Santernya berita dan kuatnya rasa ingin tahu

membuat banyak penganut Islam mengaji ke Pariaman, termasuk Ibrahim Musa

Parabek dari desa Parabek, Nagari Banuhampu. Desa yang kini termasuk dalam

kota kecamatan Padang Luar ini hanya berjarak beberapa kilometer dari

Bukittinggi. Syech Ibrahim Musa Parabek ini kelak dikenal sebagai pendiri

Madrasah Sumatera Tawalib, sebuah sekolah mengaji yang maju. Lulusan sekolah

ini diantaranya adalah ulama Buya HAMKA dan negarawan Adam Malik.

Kebiasaan pergi mengaji ke tempat yang jauh seperti yang dilakukan Syech

Ibrahim Musa Parabek ini sebenarnya adalah tradisi lama. Dalam tradisi setengah

hijrah ini (karena lamanya waktu belajar mengaji), ikut terbawa pula budaya

kuliner dari tempat asal. Konon kala itu sate Padang sudah ada di Padang Panjang,

dibuat dari daging kerbau yang direbus terlebih dahulu dengan rempah-rempah.

Sate ini ikut hijrah ke Pariaman, terbawa oleh pemuda-pemuda Padang Panjang

yang belajar mengaji di sana. Sesuai dengan karakteristik pesisir Pariaman, sate

dari Padang Panjang ini lalu mendapat sentuhan lebih banyak cabai yang


(19)

merah, gagah berani menantang kekuatan lidah untuk menahan sengatan pedas

nan gurih.

Rasanya tidak segarang aslinya di pantai-pantai Pariaman, Tiku atau

Bungus sana. Kuah kentalnya terasa lebih ayu dan manis, rona merahnya tersaput

coklat samar-samar. Harum khas paduan daging rebus yang terbakar dan kuah

kaldu berbalut tepung beras yang seharusnya menguar bebas sedikit tertahan di

sini. Sate Padang yang pedasnya benar-benar menggigit saya temui sekitar pukul

lima sore di Sate Padang Ranah Minang di Bintaro, Tangerang. Di sana tigo urang

paja – tiga pemuda Pariaman – menata tempat duduk plastik, mengipas bara dan

mengupas ketupat di gerobak sate sederhana. Kuah bumbu lekoh dengan warna

gelap kecoklatan yang diguyurkan di atas sate ini tidak terlalu kental dan berat,

tapi dengan rasa pedas yang harus disegani. Ini sate gagrak Pariaman yang paling

dempet dengan aslinya. Padeh indak marajam, pedasnya tidak memaksa keluar

urat marah karena berhenti di kerongkongan. Kemungkinan karena dominasi

merica bukan cabe merah. Beberapa butir kecil pecahan kacang tanah yang asyik

dikunyah mengalihkan perhatian saya dari karakter pedasnya. Jangan heran dulu

dengan hadirnya kacang tanah di kuah sate Padang. Saya meyakini bahwa

beberapa tempat seperti RM Sederhana Bintaro, Hayuda dan Mak Ajat

menyediakan sate Padang dengan campur tangan kacang tanah dalam kuah sate.

Sejatinya mereka adalah pengusung gagrak Padang Panjang yang polos, tapi

tampaknya sebuah culinary fusion sudah terjadi. Pada hikayat Adityawarman,

orang Jawa Sumatera yang mendirikan kerajaan di kabupaten Tanah Datar, yang


(20)

Batusangkar, tempat Istana Basa Pagarruyung yang tersohor itu. Pikiran yang

mengembang membawa saya pada sebuah hipotesis: dari sinilah urun rembug

kacang tanah dalam kuah sate bermula. Kacang tanah yang tidak ditanam di

Sumatera Barat dibawa dari Jawa, untuk kemudian masuk ke dalam dapur

Minang. Rujukan saya adalah gado-gado Padang dan Pical yang diolah oleh

peranakan Japang (Jawa Padang) atau Pujakesuma (putra Jawa kelahiran

Sumatera). Dua makanan ini juga menginjeksi kacang tanah dalam kuliner lokal.

Restoran Sarimande menyediakan Sate Padang yang otentik tanpa gerusan kacang

tanah. Kuahnya halus, lembut, kental dan harum. Potongan dagingnya kenyal juga

patut dipuji. Tidak banyak serat tapi juga tidak terlalu renyah sehingga cepat

hancur dalam sekali lindasan kunyah. Porsi sepuluh tusuk sate tidak terlihat

berlebihan, dengan kuah kuning yang meminang rasa dan decap tak

berkesudahan. Serok kuah yang tersisa dengan kerupuk kulit renyah selagi masih

hangat. Onde mande.

Yang paling tidak membahagiakan dari sate Padang adalah kuah sate yang

mengering di langit-langit mulut. Kuah sate Padang dibuat dari campuran kaldu

rebusan daging dengan tepung beras, memberinya karakter kental yang memang

dicari. Semakin ’segar’ (baru ditumbuk) tepung beras yang digunakan, semakin

baik kualitas kuah sate. Tapi tepung beras yang terlalu banyak akan menyebabkan

keringnya kuah yang menyebalkan itu. Yang juga mengganggu adalah kuah sate

yang cepat sekali mendingin. Karakteristik beras – yang bila dipanaskan akan


(21)

dingin. Bila anda membeli seporsi sate Padang lalu kuahnya mendingin dalam

hitungan detik, itu berarti anda mendapat sajian yang tidak semestinya.

1. Data Perusahaan

1. Nama perusahaan : Sate Padang Pariaman

2. Bidang Usaha : Dagang

3. Jenis Produk : Makanan

4. Alamat Perusahaan : Jl. Buku No. 41 B Medan

5. Nomor Telepon : 085277068353

6. Alamat E-mail : enak.satepadang.com

7. Mulai Berdiri : 2012

2. Biodata Pemilik/ Pengurus

1. Nama : Roni Septika

2. Jabatan : Pemilik

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Medan,21 September 1989

4. Alamat Rumah : Jl. Batu Tulis No. 9 Medan

5. Nomor Telepon : 085664102180

6. Alamat E-mail : Iroy.Virgo@yahoo.com


(22)

B. Struktur Organisasi

Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada plan (rencana). Dalam hal

ini diatur dan di tentukan tentang apa tugas pekerjaan, macam/jenis serta sifat

pekerjaan, unit-unit kerja (pembentukan bagian-bagian), tentang siapa yang akan

melakukan, apa alat-alatnya, bagaimana pengaturan keuangan dan fasilitasnya

dengan kata lain setelah tujuan perusahaan di tentukan, perusahaan perlu

merumuskan tindakan-tindakan yang akan dijalankan untuk mewujudkan berbagai

tujuan tersebut.

Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan

yang di pekerjakan oleh setiap perusahaan. Oleh karenanya setiap perusahaan

akan memiliki struktur yang berbeda tergantung skala perusahaan dan jenis

perusahaan. Struktur perusahaan yang baik adalah struktur yang mampu

memfasilitasi orang untuk membuat kerjasama tanpa terjebak menciptakan

birokrasi yang berbelit-belit. Sehingga struktur yang ada akan mengoptimalkan

kelebihan dan menutupi kelemahan dari setiap bagian/individu.

Pengorganisasian yang di lakukan secara efektif dapat menghasilkan

keuntungan dan manfaat tentang kejelasan ekspektasi-ekspektasi kinerja

individual dan tugas-tugas yang terspesialisasi, serta pembagian kerja, yang

menghindari timbulnya duplikasi, konflik dan penyalahgunaan sumber-sumber

daya material maupun sumber-sumber daya manusia. Dengan pengorganisasian

yang efektif akan terbentuk suatu arus aktivitas kerja yang logical, yang dapat

dilaksanakan dengan baik oleh individu-individu atau kelompok, saluran-saluran


(23)

Struktur organisasi

Tahap awal 4 orang pekerja

C. Uraian Tugas ( Job Description )

Deskripsi dari jabatan masing-masing bagian dari struktur organisasi sebagai

berikut :

1. Pemilik

Tugas Pemilik diuraikan sebagai berikut :

a. memilih manager untuk memilih mandat dalam mengelola usaha tersebut

secara langsung,

b. membuat kebijakan yang harus dipatuhi oleh manager, Roni Septika,A.Md

Pemilik

Aswita Sari,A.Md Manager

Putri Rahayu Keuangan

Maulidya Penjualan

Fadhil Produksi


(24)

c. mengatur managemen secara garis besarnya saja,

d. memberikan format pelatihan atau petunjuk pengguna pralatan khusus,

metode pemasaran, penyiapan produk, dan penerapan proses,

e. melakukan dan melakukan metode promosi,

f. meningkatkan citra usaha dalam hubungannya dengan pelanggan,

karyawan dan masyarakat.

2. Manager

Tugas Manager diuraikan sebagai berikut :

a. merencanakan, mengembangkan dan menetapkan kebijakan kebijakan

dan tujuan orgsanisasi,

b. memimpin dan memberikan contoh/suri tauladan kepada staf dan

karyawan,

c. memberikan arahan dan bimbingan kepada seluruh staf dan karyawan,

d. melakukan pengontrolan atas pekerjaan yang dilakuakan oleh

karyawan secara langsung,

e. membuat rancangan strategi kerja perusahaan,

f. mematuhi peraturan yang telah dibuat pemilik perusahaan,

g. membuat keputusan-keputusan yang dianggap perlu berdasarkan data


(25)

3. Bagian Keuangan

Tugas Bagian Keuangan diuraikan sebagai berikut :

a. membuat anggaran keuangan secara umum,

b. membuat prediksi biaya produksi bulan berjalan,

c. membuat laoran keuangan secara priodik,

d. menentukan anggaran pembelian/belanja,

e. mencocokkan kas dalam bentuk fisik harus sesuai dengan buku,

f. melakukan input data ke komputer,

g. bertanggung jawab atas segala asset.

4. Bagian Penjualan

Tugas Bagian Penjualan diuraikan sebagai berikut :

a. bertanggung jawab atas kelengkapan dan peralatan,

b. memberikan pelayanan terbaik pada pengunjung,

c. mencatat transaksi penjualan,

d. melaporkan hasil penjualan kepada manager,

e. memberi pelayanan yang terbaik pada pembeli/pelanggan,

5. Bagian Produksi


(26)

a. meracik dan memasak bahan baku menjadi masakan jadi maupun

setengah jadi sesuai standar kuantitas setiap harinya,

b. melakukan kontrol persediaan bahan baku dan kontrol rasa yang harus

sesuai dengan standar,

c. memasak bila diperlukan,

d. melaporkan persediaan bahan baku ataupun peralatan yang rusak atau

kurang agar ditambah atau diganti stoknya oleh manager,

e. mengatur pembagian bahan baku untuk setiap menu yang berbeda

sesuai standarisasi,

f. memasak besar – besaran untuk memenuhi pesanan katering,

g. bertanggung jawab atas kebersihan dan kelengkapan peralatan dapur.

D. Jaringan Usaha

Sate Padang adalah masakan khas minang yang banyak disukai oleh

orang yang menyenangi sedikit rasa pedas. Sate Padang Pariaman ini bukan

hanya disenangi oleh orang padang atau orang minang, contohnya sate padang

yang dijual di Jl.Buku No 41 B Medan.

Sate Padang Pariaman ini di buka setiap sore dari jam 16:00 sore sampai

habis, biasanya jam 24:00 sudah habis, jadi bagi anda penggemar Sate Padang

Pariaman buruan ke sana rasakan lezatnya Sate Padang Pariaman. Sate Padang


(27)

Padang Pariaman di sana. Anda juga bisa memesan Sate Padang Pariaman

tersebut untuk acara-acara/pesta keluarga.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai

dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga

pada Sate Padang Pariaman ini, Perusahaan terus berupaya agar tujuan yang

telah digariskan oleh Perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam

mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan

disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan

kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan Sate

Padang Pariaman ini adalah mencari laba dan memberikan pelayan yang baik

untuk pelanggan, melakukan berbagai macam pelatihan khususnya pada Sate

Padang Pariaman, pelanggan dan masyarakat, serta melakukan promosi berupa

memberikan penjualan Sate Padang Pariaman dengan harga murah dan

terjangkau, baik kalangan anak-anak dan dewasa kepada masyarakat, meyakini

masyarakat bahwasannya Sate Padang Pariaman ini benar-benar memiliki

kualitas yang baik dan dapat menggugah selera masyarakat.

F. Rencana Kegiatan

Untuk mencapai program kerja dan rencana kerja Sate Padang Pariaman ada


(28)

1. peningkatan proses bekerja dapat ditingkatkan,

2. memilih karyawan yang terbaik demi kemajuan Penjualan Sate Padang

Pariaman,

3. melakukan inovasi-inovasi rasa Sate Padang Pariaman yang terbaik yang

memiliki citra rasa yang berbeda dengan Sate Padang Pariaman yang

lainnya.

4. memperluas usaha Sate Padang Pariaman,

5. menyediakan tempat yang bersih dan nyaman untuk pelanggan,


(29)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Aspek Pasar

Rasa tiap-tiap sate terkadang sulit untuk diungkapkan. Namun, para

penggemar fanatik sate bisa sangat setia dengan cita rasa sate pilihannya. Cita rasa

sate Padang Pariaman dengan ciri khas pedas dan warnanya agak kemerah –

merahan. Sate Padang Pariaman banyak mengambil bahan dasar dari daging sapi

dan daging ayam, dan kami juga menawarkan sate jerowan sapi, seperti usus,

jantung, dan lidah. Keunikan dari sate Padang Pariaman ini terdapat pada

bumbunya yang sarat rempah-rempah. Ada 27 macam bumbu, 14 macam bumbu

basah dan sisanya merupakan bumbu kering, yang sebagian merupakan dasar dari

bumbu rendang.

Begitu juga dengan ketupatnya yang begitu legit, panganan Ini juga hasil

buatan sendiri. Ketika dibelah, ketupatnya sangat bersih dan menyatu. Bahkan,

setelah direbus dan matang, daun kelapa pembungkusnya tidak berwarna coklat.

Dalam sehari, kami membutuhkan sekitar 10 kg beras untuk ketupat."Ketupat

kami, biar pun sudah seminggu dimasukkan di dalam kulkas, masih enak. Atau

dua hari di suhu ruang tidak akan basi. Kami tidak memakai penyedap rasa atau

bahan pengawet. Rahasianya terletak pada saat perebusan ketupat.

Rasanya tidak lengkap jika makan sate tanpa keripik ubi pedas dan


(30)

porsi sate di hargai Rp 10.000/5 tusuk. Kami juga menerima pesanan untuk acara

pesta pernikahan, khitanan, catering dan lain-lain.

Gambar 3-1. Sate yang di hasilkan

1. Keunggulan Produk

Suatu cara untuk memenangkan persaingan salah satunya dengan

mendifrensiasikan produk yang dihasilkan dengan produk saingan. Dalam hal ini

keunggulan dari produklah yang membedakan produk kami dengan produk

lainnya. Keunggulan dari produk kami antara lain:

• Memberikan cita rasa khas padang yang lezat.

• Terbuat dari bahan-bahan alami, tanpa penyedap dan bahan

pengawet.

• Harga terjangkau dan dijamin halal.


(31)

• Memberikan variasi pada sate, yang tidak hanya menyediakan sate daging saja, tapi kami juga menyediakan sate lidah, hati, jantung

dan kerang.

2. Gambaran Pasar

Bisnis makanan cukup menjanjikan selama menjalankan bisnis makanan

ini dengan serius, maka akan menghasilkan keuntungan yang besar. Saat ini

banyak para pedagang yang menjual berbagai macam jenis makanan, yang

modern seperti steak, spagethi, kfc, burger dan lain-lain. Hal ini menjadi peluang

potensial bagi saya untuk membuka bisnis makanan yang bernuansa

tradisional.karena setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda.

Para pesaing banyak menyediakan beberapa makanan yang berbeda-beda,

namun untuk mennghasilkan makanan yang cocok dengan selera konsumen

sangatlah sedikit, karena kebanyakan pedagang hanya menghandalkan harga yang

murah saja, tanpa memikirkan cita rasa keaslian dari makanan tersebut. Bisnis

yang saya rencanakan ini akan membuat konsumen tidak hanya puas dengan

harga yang relative murah, namun konsumen juga akan puas dengan cita rasa

yang lezat dari makanan tersebut. Sehingga konsumen akan menjadi loyal, hal ini

akan di pantau dengan selalu mempertahankan cita rasa yang alami, lezat dan

disukai para konsumen. Dan kami akan selalu memberikan pelayanan yang

terbaik kepada konsumen, baik dari segi kualitas makanan, serta kualitas

karyawan dalam melayani keingginan konsumen, maupun dalam hal menciptakan


(32)

Penambahan fasilitas juga menjadi pilihan bagi konsumen yang datang,

dimana di sediakan juga washtapel, toilet yang bersih, tempat shalat dan tempat

bermain untuk anak-anak agar terciptanya suasana yang bersih, nyaman dan

menyenangkan hati para konsumen. Saat ini kami akan terus memberikan

pelayanan yang terbaik bagi para konsumen, untuk terus meningkatkan penjualan

dengan tujuan akan mendapatkan laba yang diinginkan.

3. Segmen Pasar

Segmen pasar yang dituju ialah para pencinta makanan tradisional dan

yang memiliki kegemaran untuk selalu mengubah menu makanan setiap harinya.

Ini termasuk segmen pasar menyeluruh, karena tidak hanya tertuju kepada

sekelompok segmen saja. Namun orang dewasa, remaja dan anak-anak juga bisa

menikmati makanan yang kami sediakan.

4. Trend Perkembangan Pasar

Dilihat dari pertumbuhan ekonomi warga medan, kebanyakan orang

senang berkumpul di tempat-tempat makan yang berada di pusat kota. Tepatnya di

jalan Buku yang lebih di kenal dengan nama Jl. Ayahanda. Disana banyak para

pedagang yang berjualan, mulai dari pedagang kaki lima sampai restoran pun ada

disana. Jenis makanannya pun bermacam-macam, mulai dari makanan yang

bercita rasa tradisional sampai cita rasa luar negri, yang saat ini juga banyak

digemari masyarakat. Begitu juga dengan harga yang di tawarkan

bermacam-macam, dari yang murah sampai yang mahal pun tersedia disana.

Khusus bagi para remaja dan anak kuliahan yang senang berjalan-jalan


(33)

makanan yang enak, namun harganya tidak menguras kantong. Kebanyakan

pedagang menjual dagangannya dengan harga yang relative lebih mahal dari

biasanya, tetapi tidak sedikit juga pedagang yang menujal dagangannya dengan

harga yang relative lebih murah, tetapi tetap mementingkan rasa dan kualitas yang

lezat, untuk mendatangkan pelanggan/ konsumen yang banyak.

Selera konsumen akan sangat mempengaruhi tren perkembangan pasar,

maka dari itu kami akan berusaha untuk menarik perhatian dan simpati dari para

konsumen, agar bersedia membeli sate yang kami jual. Perubahan prilaku sering

kali terjadi disebabkan karena perubahan pendapatan seseorang, dan pergeseran

selera.

5. Proyeksi Penjualan

Proyeksi Penjualan dengan menggunakan Pertumbuhan Pasar

Growth Market = Revenue tahun ini – Revenue tahun lalu x 100% Revenue tahun lalu

= 12.500.000 –10.000.000 x 100 % = 25% 10.000.000

Proyeksi Penjualan 5 tahun kedepan

Uraian

Tahun

1 2 3 4 5

a. Sumber dana (in flow) 51.000.000 52.000.000 53.000.000 54.000.000 55.000.000

b.Penggunaan dana (out flow) 48.475.000 25.000.000 27.500.000 30.000.000 32.500.000

c.Arus kas bersih (net flow= a – b) 1.525.000 25.000.000 22.500.0 20.000.000 17.500.000

d.Keadaan kas awal 0 1.525.000 26.525.000 49.025.000 69.025.000


(34)

Gambar 3-2. Grafik Proyeksi Penjualan

6. Strategi Pemasaran

Strategi yang unggul akan menghasilkan keunggulan dalam berbisnis.

Bisnis makanan ini akan dipromosikan melalui media cetak, dan juga promosi

dari mulut kemulut. Karena promosi dari mulut kemulut lebih besar pengaruhnya

dari pada media cetak. Dan kebanyakan orang akan lebih percaya apabila

seseorang telah membuktikan kelezatannya, maka akan lebih banyak konsumen

lainnya yang penasaran akan rasa khas sate Padang Pariaman, dan konsumen pasti

akan datang untuk mencicipi kelezatan sate tersebut.

Harga mencerminkan kualitas dari suatu produk, tetapi tidak semua harga

yang tinggi berkualitas bagus dan sebaliknya, harga yang murah berkualitas

0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000

tahun 2012

tahun 2013

tahun 2014

tahun 2015

tahun 2016


(35)

buruk. Penetapan harga untuk sate Padang Pariaman ini termasuk harga yang

mampu dijangkau oleh semua kalangan. Namun dengan harga yang terjangkau

bisa mendapatkan rasa yang tidak kalah enak dengan makanan yang menetapkan

harga yang tinggi.

7. Pesaing

Tabel 3-1. Daftar pesaing

Pesaing Keunggulan Kelemahan

Sate grobak 1. Harga murah 1. Tempat makan yang kurang

memadai

2. Kebersihan tidak terjamin Restoran

Padang

1. Fasilitasnya bagus 1. Harga mahal

2. Rasa sate kurang nikmat

Café 1. Menyediakan failitas

wifi

2. Menyediakan berbagai macam makanan.

1. Rasa masakan kurang nikmat.

B. Aspek Produksi

Bahan baku utama pembuatan makanan

Table 3-2. Daftar Bahan Baku

BAHAN BAKU BANYAK

Daging 18 kilo untuk 5.000 tusuk sate

Beras 15 kilo untuk 750 ketupat


(36)

Bumbu Secukupnya

Air Secukupnya

1. Proses Produksi

Proses pembuatan Sate Padang Pariaman ini dilakukan dengan cara

a. rebus daging/lidah dalam air mendidih, selama ± 5 menit, angkat. Cuci

kemudian rebus dalam air, bubuhkan garam (± 60 menit). Setelah

daging/idah empuk, tiriskan, pisahkan kaldunya sebanyak ± 600 ml.

Potong-potong lidah.ukuran1x1x2 cm, sisihkan,

b. panaskan minyak goreng dalam wajan. Tumis bumbu halus, masukkan

daun kunyit, serai, daun jeruk, lengkuas, dan bumbu kari, aduk hingga

baunya harum, angkat. masukkan 2/3 bagian tumisan ke dalam kaldu.

jerang kembali di atas api, masukkan asam kandis,

c. larutkan tepung beras dan tepung kanji dalam air hingga tercampur.

Setelah kaldu mendidih, perlahan masukkan larutan tepung sambil diaduk

terus hingga adonan licin. Masak hingga mendidih dan meletup-letup serta

bau tepungnya hilang, angkat,

d. campur potongan daging/lidah bersama sisa bumbu tumis, aduk sebentar

di atas api hingga rata, angkat. Tusukkan potongan daging/lidah pada

tusuk satai, masing-masing 3-4 potong,

e. panggang satai di atas bara api hingga baunya harum ± 3 menit,

balik-balikkan, angkat. Taruh satai, taburi bawang goring,


(37)

2. Alat-alat yang di butuhkan untuk produksi

Table 3-3. Daftar Nama Alat Produksi

Nama alat Jumlah

Kompor 2

Gas elpigi 2

Dandang 1

Kuali 2

Panci 2

Pisau 5

Sudip dan centong 4

3. Daftar Harga Peralatan

Table 3-4. daftar Harga Peralatan (Dalam Rupiah)

Nama Banyak Jumlah

Meja 15 750.000

Kursi 30 1.200.000

Steling 1 1.000.000

Piring 5 lusin 250.000

Gelas 5 lusin 150.000

Sendok 5 lusin 250.000

Kulkas 1 1.500.000

Pisau 4 80.000

Talam 5 100.000

Sudip 1 50.000

Centong 1 50.000

Kompor gas 1 275.000

Kuali 1 200.000

Gas elpigi 2 220.000

Panci 1 150.000

Kipas angin 2 550.000


(38)

C. Analisis Sumber Daya Manusia

SDM/ karyawan yang di pekerjakan untuk membantu berjalannya bisnis

sate ini dibutuhkan 4 sampai 5 karyawan/ SDM, yang salah satunya bertugas

sebagai seorang maneger untuk mengontrol berjalannya bisnis sate ini dan selalu

mengawasi tingkah laku para pelayan/ karyawan dalam melayani para pelanggan/

konsumen.

Dalam memproduksi sate di butuhkan tiga orang pekerja/ koki yang

benar-benar handal dan ahli dalam meracik bumbu-bumbu sate, merebus daging hingga

daging terasa empuk, dan memasak ketupat/ lontong, sehingga hasil yang di

peroleh benar-benar enak dan gurih rasanya.

Bagian keuangan akan di control oleh satu orang kasir atau bendahara

yang benar-benar mampu mengoperasikan mesin kasir dan mengerti jalannya arus

kas keuangan bisnis sate ini, dan yang paling penting adalah sifat jujur dan

amanah yang harus dimiliki oleh seorang bendahara. Agar bisnis ini bisa berjalan

dengan baik, dengan tidak adanya kecurangan dalam mengoperasikan keuangan

bisnis sate ini, serta memperoleh profit yang diinginkan.

Karyawan/ pelayan untuk melayani para pembeli atau konsumen

dibutuhkan tiga orang pelayan, yang memiliki sifat ramah terhadap pelangan,

rajin, bekerja keras dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada para

konsumen/ pelanggan. Sehingga konsumen akan merasa puas dengan pelayanan

yang kami berikan, dan bersedia menjadi pelanggan tetap kami. SDM/ karyawan


(39)

dan mau bekerja sama antara yang satu dengan yang lainnya. Agar membantu

pemilik usaha dalam mencapai harapan dan tujuan yang ingin di capainya.

1. Analisis Kebutuhan Kompetensi SDM

Table 3-5. Analisis kebutuhan kompetensi SDM

Jabatan Tingkat

pendidikan Pengalaman kerja Keterampilan khusus

Manager Amd/

Sarjana

Minimal 1 tahun • Mampu berkomunikasi dengan

baik

• Jujur Bendahara Amd/

Sarjana

Minimal 1 tahun • Mampu mengoprasikan computer

• Jujur

Koki SMK Minimal 2 tahun • Pintar memasak

• Rajin, dan kreatif

• Harus memiliki keahlian khusus dalam meracik bumbu-bumbu sate

Pelayan SMA/

Sederajat

• Rajin

• Pekerja keras

• Jujur

• Mampu berkomunikasi dengan

baik

• Memiliki sifat penyabar dan


(40)

D. Rencana Pengembangan Usaha

Sate Padang Pariaman akan melakukan perluasan usaha dengan membuka

cabang usaha di Jl. Ring Road fourdcourt, agar usaha ini terus berkembang dan

maju rencana penambahan fasilitas bermain untuk anak-anak akan di laksanakan,

seperti; plosotan, ayunan, bola dunia, mandi bola dan lain-lain merupakan salah

satu strategi yang bagus untuk menarik perhatian para konsumen, begitu juga

dengan adanya tempat beribadah/ mushalla yang nyaman dan bersih, serta

pelayanan yang baik dan ramah juga akan membuat para pelanggan merasa

senang, dan puas. sehingga mereka tidak akan berpikir dua kali untuk datang

kembali.

Strategi yang di gunakan untuk memasarkan sate Padang Pariaman ini

dengan menyebarkan brosur-brosur kepada konsumen, membuat plang

pengumuman yang menarik, mudah dibaca dan enak di pandang, sehingga

konsumen tertarik untuk mencoba sate Padang Pariaman.

Untuk memberikan informasi tempat makanan yang enak dan berkualitas,

cara ini lebih efisien untuk membantu meningkatkan usaha bisnis. Keuangan

bisnis akan di pegang oleh orang yang di percaya dan di anggap mampu untuk

mengoprasionalkan keuangan bisnis ini, agar tidak terjadi kesalahan atau pun


(41)

E. Analisis Keuangan

Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi

Table 3-6. Modal Investasi ( Dalam Rupiah )

Uraian Jumlah

a. Sewa Bangunan 20.000.000

b. Peralatan 6.775.000

c. Biaya produksi/hari 2.500.000


(42)

ARUS KAS

Sate Padang Pariaman

UNTUK TAHUN 2012 (dalam ribuan rupiah)

Bln I Bln II Bln III Bln IV Bln V Bln VI Bln VII Bln VIII Bln IX Bln X Bln XI Bln XII

A. PENERIMAAN

Penerimaan

Penjualan

90.000 91.000 90.000 90.000 90.000 91.000 90.000 90.000 91.000 92.000 92.000 93.000

Penerimaan

Pinjaman

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Penerimaan

lain-lain

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total Penerimaan


(43)

B PENGELUARAN

Sewa Bangunan 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700

Pembelian Bahan Baku 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000

Peralatan 6.775 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Gaji Pegawai 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Biaya Pemasaran 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Listrik, Air, Telepon 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300

Biaya Perlengkapan

Kantor

0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biaya Administrasi Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Angsuran Pokok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biaya Bunga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biaya Pajak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(44)

Sub Total Pengeluaran 89.075 82.050 82.000 82.000 82.000 82.050 82.050 82.000 82.000 82.000 82.050 82.050

C. SELISIH KAS 925.000 8.950 8.000 8.000 8.000 8.950 7.950 8.000 9.000 10.000 9.950 10.950

D. SALDO KAS AWAL 30.000 30.925 39.875 47.875 55.875 63.875 72.825 80.775 88.775 97.775 107.775 117.725


(45)

Proyeksi 5 Arus kas tahun kedepan

Tabel 3-7. Proyeksi Arus Kas 5 tahun ( Dalam Rupiah )

Uraian

Tahun

1 2 3 4 5

a. Total Penerimaan 1.080.000.000 1.362.500.000 1.362.840.625 1.703.550.781 2.129.438.476

b. Total Pengeluaran 98.675.000 110.516.000 123.777.920 138.631.270 155.267.022

c. Selisih kas 991.325.000 1.251.984.000 1.239.062.705 1.564.919.551 1.974.171.454

d. Saldo kas awal 834.075.000 932.750.000 2.184.734.000 3.423.796.705 4.988.716.216


(46)

Kenaikan Persentase Proyeksi Arus Kas 5 Tahun

a. Total Penerimaan

Tahun 1 – Tahun 2

Persentase = Rp. 1.362.500.000 – Rp. 1.080.000.000 × 100% = 20%

Rp. 1.362.500.000 Tahun 2 – Tahun 3

Persentase = Rp. 1.362.840.625 – Rp. 1.362.500.000 × 100% = 0,02% Rp. 1.362.840.625

Tahun 3 – Tahun 4

Persentase = Rp. 1.703.550.781 – Rp. 1.362.840.625 × 100% = 19,9% Rp. 1.703.550.781

Tahun 4 – Tahun 5

Persentase = Rp. 2.129.438.476 – Rp. 1.703.550.781 × 100% = 19,9% Rp. 2.129.438.476

b. Total Pengeluaran Tahun 1 – Tahun 2

Persentase = Rp. 110.516.000 –Rp. 98.675.000 × 100% = 10% Rp. 110.516.000

Tahun 2 – Tahun 3

Persentase = Rp. 123.777.920 – Rp. 110.516.000 × 100% = 10% Rp. 123.777.920

Tahun 3 – Tahun 4

Persentase = Rp. 138.631.270 – Rp. 123.777.920 × 100% = 10% Rp. 138.631.270

Tahun 4 – Tahun 5

Persentase = Rp. 155.267.022 – Rp. 138.631.270 × 100% = 10% Rp. 155.267.022

c. Selisih Kas

Tahun 1 – Tahun 2

Persentase = Rp. 1.251.984.000 – Rp. 991.325.000 × 100% = 20% Rp. 1.251.984.000

Tahun 2 – Tahun 3

Persentase = Rp. 1.239.062.705 – Rp. 1.251.984.000 × 100% = 1% Rp. 1.239.062.705

Tahun 3 – Tahun 4

Persentase = Rp. 1.564.919.551 – Rp. 1.239.062.705 × 100% = 20% R1.564.919.551

Tahun 4 – Tahun 5

Persentase = Rp . 1.974.171.454 – Rp . 1.564.919.551 × 100% = 20% Rp . 1.974.171.454


(47)

d. Saldo Kas Awal Tahun 1 – Tahun 2

Persentase = Rp . 932.750.000 – Rp . 834.075.000 × 100% = 20% Rp . 932.750.000

Tahun 2 – Tahun 3

Persentase = Rp . 2.184.734.000 – Rp . 932.750.000 × 100% = 57% Rp . 2.184.734.000

Tahun 3 – Tahun 4

Persentase = Rp . 3.423.796.705 – Rp . 2.184.734.000 × 100% = 36% Rp . 3.423.796.705

Tahun 4 – Tahun 5

Persentase = Rp . 4.988.716.216 – Rp . 3.423.796.705 × 100% = 31% Rp .4.988.716.216

e. Saldo Kas Akhir Tahun 1 – Tahun 2

Persentase = Rp . 2.184.734.000 – Rp . 932.750.000 × 100% = 57 % Rp . 2.184.734.000

Tahun 2 – Tahun 3

Persentase = Rp . 3.423.796.705 – Rp . 2.184.734.000 × 100% = 36% Rp . 3.423.796.705

Tahun 3 – Tahun 4

Persentase = Rp . 4.988.716.216 – Rp . 3.423.796.705 × 100% = 31% Rp . 4.988.716.216

Tahun 4 – Tahun 5

Persentase = Rp . 6.926.887.670 – Rp . 4.988.716.216 × 100% = 27% Rp . 6.926.887.670

Biaya Variabel

Biaya Variabel merupakan biaya yang bertambah jika kuantitas penjualan

atas suatu produk bertambah.

Biaya variabel pada bisnis Sate Padang Pariaman ini

No Bahan

Baku

Harga/Kg ( Dalam Rupiah )

Jumlah Harga/Bulan ( Dalam Rupiah )

1 Beras 15 kg @ 9.000 =

135.000

135.000 x 30 = 4.050.000


(48)

1.950.000 58.500.000

3 Lidi 10 ikat @ 2.000 =

20.000

20.000 x 30 = 600.000

4 Bumbu 115.500

115.500 x 30 = 3.465.000

5 Air -

8.385.000

Total 75.000.000

Biaya Tetap

Biaya Tetap merupakan biaya yang tetap dan tidak terpengaruh dengan

kuantitas penjualan atas suatu produk.

Biaya tetap pada bisnis Sate Padang Pariaman ini:

No Bahan Baku Banyak Jumlah Harga/Bulan

( Dalam Rupiah )

1 Peralatan 80 6.775.000

2 Sewa Bangunan - 1.700.000

3 Biaya Pemasaran - 300.000

4 Biaya Listrik,telepon - 300.000

5 Biaya Gaji - 5.000.000

Total 14.075.000

Break Even Point

Break Even Point merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa


(49)

Rumusnya:

Total Pendapatan = Total Pengeluaran

(Harga Jual x Qty) = (Biaya tetap + biaya variabel)

Estimasi dalam 1 bulan:

Q: 300 Porsi/hari

P: Rp.10.000/ Porsi

Penjualan/hari : 300 x Rp.10.000= Rp. 3.000.000

Penjualan/Bulan: Rp 3.000.000 x 30 = Rp.90.000.000

Biaya Variabel = Rp. 75.000.000

Biaya Variabel/porsi =Rp. 75.000.000/9.000

= Rp.8.333/porsi

Biaya Tetap = Rp 14.075.000

1. Rumus BEP untuk menghitung berapa porsi yang harus dijual agar terjadi

Break Even Point :

Total Fixed Cost

__________________________________ Harga jual per unit dikurangi variable cost

Contoh :

Fixed Cost: 14.075.000

Variable cost Rp.8.333/ porsi


(50)

Maka BEP per porsinya adalah

Rp. 14.075.000

= 8.443 porsi

Rp. 10.000 – Rp. 8.333

Artinya perusahaan perlu menjual 8.443 porsi sate padang agar terjadi break even

point. Pada penjualan unit ke 8.443 porsi, maka bisnis ini mulai memperoleh

keuntungan.

2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar

terjadi BEP :

Total Fixed Cost

__________________________________ x Harga jual / porsi Harga jual per unit dikurangi variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang

harus diterima agar terjadi BEP adalah

Rp. 14.075.000

__________________ x Rp.10.000 = Rp. 84.433.113 Rp. 10.000 – Rp. 8.333

Laba /bulan = Penjualan – Harga Pokok Penjualan

= Rp.90.000.000 - Rp.75.000.000

= Rp.15.000.000.-

Maka perencanaan bisnis ini telah layak untuk memperoleh keuntungan yang


(51)

1. Analisis Resiko Usaha

Resiko yang timbul sering kali diakibatkan karena tidak adanya kepastian.

Ketidakpastian ini diakibatkan karena adanya keraguan terhadap suatu hal dimasa

depan atau kelemahan sebuah organisasi atau usaha dalam memprediksi masa

depan usaha/ bisnis. Ketidakpastian ekonomi dimasa yang akan datang menjadi

salah satu factor penting yang dapat mempengaruhi proses berjalannya sebuah

usaha/ bisnis. Seperti krisis ekonomi yang berkepanjangan dan kenaikan harga

BBM, akan sangat mempengaruhi prilaku konsumen terhadap suatu organisasi/

bisnis.

Sebuah organisasi/ bisnis harus mewaspadai pengelolaan bisnis resiko

operasional, yaitu resiko yang disebabkan kurangnya informasi atau system

pngawasan internal yang bisa merugikan setiap organisasi/ bisnis. Resiko ini bisa

terjadi disebabkan kesalahan manusiawi (human error), ketidakcukupan prosedur

dan control serta pengawasan internal pada setiap organisasi/ bisnis. Yang sering

kali membuat suatu organisasi/ bisnis rugi dan hancur.

2. Resiko Usaha

a. resiko bersaing, banyaknya pesaing yang menjual makanan yang sama,

b. harga bahan baku yang tidak stabil,

c. gagal dalam memproduksi ketupat,

d. bahan baku makanan tidak tahan lama,

e. makanan tidak habis terjual,


(52)

3. Antisipasi Resiko Usaha

a. kami akan membuat makanan dengan rasa yang khas, sehingga rasanya

akan berbeda dengan penjual atau pesaing lainnya,

b. untuk bahan baku kami akan membeli dan mencari bahan baku yang

murah, tapi tidak menguragi kualitas bahan baku,

c. kami akan menekankan kepada koki untuk lebih meningkatkan kualitas

makanan,

d. untuk bahan baku yang tidak tahan lama, maka kami akan menyediakan

mesin pendingin atau kulkas agar bahan baku tetap segar dan tahan lama,

e. bagi makanan yang masih bisa disimpan akan dsimpan untuk di jual esok

hari, dan makanan yang tidak mungkin disimpan lagi maka akan di

berikan secara cuma-cuma kepada karyawan,

f. kami akan memberikan peringatan bagi karyawan yang menyalahi aturan


(53)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian serta hasil analisis yang penulis uraikan pada bab

sebelumnya, maka penulis menarik empat kesimpulan.

1. Perencanaan Bisnis Sate Padang Pariaman ini telah layak untuk dijalankan

sehingga bisa mendapatkan keuntungan,

2. Modal awal yang digunakan dalam bisnis sate Padang Pariaman ini mencapai

Rp 29.675.000,-. Tingkat penjualan yang dicapai diperhitungkan akan meningkat

Rp 1.000.000,- pertahunnya. Dengan meningkatnya penjualan, maka pelaku bisnis

juga akan melakukan penambahan modal sewaktu-waktu. Jika usaha ini terus

berkembang dengan pesat, maka usaha ini akan pulang modal kurang lebih dalam

jangka dua tahun. Dengan meningkatnya penjualan maka secara otomatis

keuntungan juga akan meningkat setiap tahunnya,

3. Bisnis Sate Padang Pariaman merupakan aspek yang besar untuk mendapatkan

keuntungan yang maksimal, bisnis makanan tidak akan ada habisnya karena setiap

manusia pasti membutuhkan makanan khususnya makanan yang menyehatkan

lagi murah,

4. Bisnis makanan yang penulis dirikan ini adalah bisnis yang mampu membuat

konsumen akan selalu ingin kembali untuk membeli, karena saya akan


(54)

pula. Konsumen pasti akan merasa puas dengan mengeluarkan uang yang tidak

terlalu banyak mereka bisa menyantap makanan yang enak, nikmat dan halalan

thaiyyban.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan saran kepada para

pelaku bisnis yang diharapkan dapat memperbaiki perencanaan bisnis sate padang

pariaman di masa yang akan datang antara lain :

1. Para pelaku bisnis harus memiliki keberanian yang besar, dalam menghadapi

resiko bisnis yang bisa datang kapan saja,

2. Para pelaku bisnis harus memiliki perencanaan yang matang untuk menjalankan

usaha bisnis yang didirikannya. Agar usaha yang di jalankan dapat berkembang

dengan baik, dan dapat memperoleh laba yang cukup,

3. Untuk mempermudah proses perencanaan bisnis, hendaknya para pelaku bisnis

harus lebih banyak membaca artikel pengusaha sukses untuk mengembangkan


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang (dan) Frida Ramadini, 2010. Kewirausahaan. USU Press. Medan.

Longenecker, 2001. Methods for Business Plan, sage Publication, Beverly Hills, London.

Machfoedz, Mas’ud, Machfoeds, 2005. Kewirausahaan. Edisi Pertama, Penerbit BPFE. UGM. Yogyakarta.

Miller, Michael, 2008. Bussines Plan. Edisi Pertama, Prenada Media Group. Jakarta.

Munandar, M, 2001. Perencanaan Bisnis, Edisi Pertama, Penerbit KANISIUS. Yogyakarta.

Rofy, ide bisnis

Sate Padang Murni, bisnis plan

Sukirno, Sadono, et al, 2006 Pengantar Bisnis. Edisi Pertama, Penerbit Kencana, Jakarta.

Syukur, bisnis plan

Wursanto, 1989. Manajemen Kepegawaian. Edisi Kedua, Penerbit KANISIUS. Yogyakarta.


(1)

Maka BEP per porsinya adalah

Rp. 14.075.000

= 8.443 porsi Rp. 10.000 – Rp. 8.333

Artinya perusahaan perlu menjual 8.443 porsi sate padang agar terjadi break even point. Pada penjualan unit ke 8.443 porsi, maka bisnis ini mulai memperoleh keuntungan.

2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :

Total Fixed Cost

__________________________________ x Harga jual / porsi Harga jual per unit dikurangi variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah

Rp. 14.075.000

__________________ x Rp.10.000 = Rp. 84.433.113 Rp. 10.000 – Rp. 8.333

Laba /bulan = Penjualan – Harga Pokok Penjualan

= Rp.90.000.000 - Rp.75.000.000

= Rp.15.000.000.-

Maka perencanaan bisnis ini telah layak untuk memperoleh keuntungan yang telah diharapkan.


(2)

1. Analisis Resiko Usaha

Resiko yang timbul sering kali diakibatkan karena tidak adanya kepastian. Ketidakpastian ini diakibatkan karena adanya keraguan terhadap suatu hal dimasa depan atau kelemahan sebuah organisasi atau usaha dalam memprediksi masa depan usaha/ bisnis. Ketidakpastian ekonomi dimasa yang akan datang menjadi salah satu factor penting yang dapat mempengaruhi proses berjalannya sebuah usaha/ bisnis. Seperti krisis ekonomi yang berkepanjangan dan kenaikan harga BBM, akan sangat mempengaruhi prilaku konsumen terhadap suatu organisasi/ bisnis.

Sebuah organisasi/ bisnis harus mewaspadai pengelolaan bisnis resiko operasional, yaitu resiko yang disebabkan kurangnya informasi atau system pngawasan internal yang bisa merugikan setiap organisasi/ bisnis. Resiko ini bisa terjadi disebabkan kesalahan manusiawi (human error), ketidakcukupan prosedur dan control serta pengawasan internal pada setiap organisasi/ bisnis. Yang sering kali membuat suatu organisasi/ bisnis rugi dan hancur.

2. Resiko Usaha

a. resiko bersaing, banyaknya pesaing yang menjual makanan yang sama, b. harga bahan baku yang tidak stabil,

c. gagal dalam memproduksi ketupat, d. bahan baku makanan tidak tahan lama, e. makanan tidak habis terjual,


(3)

3. Antisipasi Resiko Usaha

a. kami akan membuat makanan dengan rasa yang khas, sehingga rasanya akan berbeda dengan penjual atau pesaing lainnya,

b. untuk bahan baku kami akan membeli dan mencari bahan baku yang murah, tapi tidak menguragi kualitas bahan baku,

c. kami akan menekankan kepada koki untuk lebih meningkatkan kualitas makanan,

d. untuk bahan baku yang tidak tahan lama, maka kami akan menyediakan mesin pendingin atau kulkas agar bahan baku tetap segar dan tahan lama,

e. bagi makanan yang masih bisa disimpan akan dsimpan untuk di jual esok hari, dan makanan yang tidak mungkin disimpan lagi maka akan di berikan secara cuma-cuma kepada karyawan,

f. kami akan memberikan peringatan bagi karyawan yang menyalahi aturan yang telah ditetapkan.


(4)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian serta hasil analisis yang penulis uraikan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik empat kesimpulan.

1. Perencanaan Bisnis Sate Padang Pariaman ini telah layak untuk dijalankan sehingga bisa mendapatkan keuntungan,

2. Modal awal yang digunakan dalam bisnis sate Padang Pariaman ini mencapai Rp 29.675.000,-. Tingkat penjualan yang dicapai diperhitungkan akan meningkat Rp 1.000.000,- pertahunnya. Dengan meningkatnya penjualan, maka pelaku bisnis juga akan melakukan penambahan modal sewaktu-waktu. Jika usaha ini terus berkembang dengan pesat, maka usaha ini akan pulang modal kurang lebih dalam jangka dua tahun. Dengan meningkatnya penjualan maka secara otomatis keuntungan juga akan meningkat setiap tahunnya,

3. Bisnis Sate Padang Pariaman merupakan aspek yang besar untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, bisnis makanan tidak akan ada habisnya karena setiap manusia pasti membutuhkan makanan khususnya makanan yang menyehatkan lagi murah,

4. Bisnis makanan yang penulis dirikan ini adalah bisnis yang mampu membuat konsumen akan selalu ingin kembali untuk membeli, karena saya akan menyediakan makanan dengan rasa yang khas dan dengan pelayanan yang baik


(5)

pula. Konsumen pasti akan merasa puas dengan mengeluarkan uang yang tidak terlalu banyak mereka bisa menyantap makanan yang enak, nikmat dan halalan thaiyyban.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan saran kepada para pelaku bisnis yang diharapkan dapat memperbaiki perencanaan bisnis sate padang pariaman di masa yang akan datang antara lain :

1. Para pelaku bisnis harus memiliki keberanian yang besar, dalam menghadapi resiko bisnis yang bisa datang kapan saja,

2. Para pelaku bisnis harus memiliki perencanaan yang matang untuk menjalankan usaha bisnis yang didirikannya. Agar usaha yang di jalankan dapat berkembang dengan baik, dan dapat memperoleh laba yang cukup,

3. Untuk mempermudah proses perencanaan bisnis, hendaknya para pelaku bisnis harus lebih banyak membaca artikel pengusaha sukses untuk mengembangkan wawasan pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang (dan) Frida Ramadini, 2010. Kewirausahaan. USU Press. Medan.

Longenecker, 2001. Methods for Business Plan, sage Publication, Beverly Hills, London.

Machfoedz, Mas’ud, Machfoeds, 2005. Kewirausahaan. Edisi Pertama, Penerbit BPFE. UGM. Yogyakarta.

Miller, Michael, 2008. Bussines Plan. Edisi Pertama, Prenada Media Group. Jakarta.

Munandar, M, 2001. Perencanaan Bisnis, Edisi Pertama, Penerbit KANISIUS. Yogyakarta.

Rofy, ide bisnis

Sate Padang Murni, bisnis plan

Sukirno, Sadono, et al, 2006 Pengantar Bisnis. Edisi Pertama, Penerbit Kencana, Jakarta.

Syukur, bisnis plan

Wursanto, 1989. Manajemen Kepegawaian. Edisi Kedua, Penerbit KANISIUS. Yogyakarta.