Perencanaan Bisnis Pada Usaha Ayam Penyet “ Sambal Senyum ”

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA AYAM PENYET “ SAMBAL SENYUM ”

TUGAS AKHIR Diajukan Oleh

GEBY CITRA ANANDA 082101108

DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : GEBY CITRA ANANDA

NIM : 082101108

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA

AYAM PENYET “ SAMBAL SENYUM “

Tanggal : ... 2011 Dosen Pembimbing

(

NIP. 19760214 200501 1 002 Syafrizal Helmi Situmorang SE, M.Si)

Tanggal : ... 2011 Ketua Program Studi DIII Keuangan

NIP. 19591229 198903 1 002 (Drs.Raja Bongsu Hutagalung,M.Si)

Tanggal : ... 2011 DEKAN

(

NIP. 19550810 198303 1 004 Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Judul yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah “ Perencanaan Bisnis

Pada Usaha Ayam Penyet Sambal Senyum”, yang membahas tentang proses

pengembangan bisnis dan pemasaran usaha ayam penyet yang saat ini banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat

Dengan selesainya tugas akhir ini, teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Zainal Arifin dan Ibunda

Riska Hayati Nasution serta Adik-adik penulis yaitu Reza Yolanda Putri dan Mufti Irham Syahputra, yang telah memberikan kasih sayangnya, dorongan,

semangat dan pengorbanan baik dalam moril maupun materil yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

Dan selanjutnya dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(4)

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan dan memberikan petunjuk mengenai penyusunan tugas akhir ini ke arah yang lebih sempurna.

4. Sahabat-sahabatku, Vina Yulanda, Nurul Ikhwani, Suci Ikhwani, Anggreni Indah, Irmawati, Syafina Sartika dan Dina hardianti serta teman-teman kelompok 11 magang, Kiki, Santi, Wahyu, Wanda dan Lastri yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, miss u all. 5. Spesial Buat Fuad Abdullah Harahap yang telah banyak membantu,

mendukung, memotivasi dan memberikan doa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.” Your motivation make me more stronger”

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak.

Medan, Maret 2011 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan Prospek Usaha... 5

1.3Manfaat Prospek Usaha... 6

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Data Perusahaan ... 7

2.2 Data Pemilik ... 8

2.3 Struktur Organisasi ... 8

2.4 Aspek Pasar dan Pemasaran ... 11

2.4.1 Produk yang dihasilkan ... 11

2.4.2 Keunggulan Produk ... 13

2.4.3 Gambaran Pasar ... 13

2.4.4 Target/ Segmen Pasar ... 16

2.4.5 Trend Perkembangan Pasar ... 18

2.4.6 Proyeksi Penjualan ... 20

2.4.7 Analisis Pesaing ... 23

2.5 Aspek Produksi ... 29

2.6 Analisis SDM ... 32

2.7 Pemanfaatan IT ... 34

2.8 Analisis Keuangan ... 34

2.8.1 Proyeksi Keuangan... 36

2.8.2 Rencana Arus Kas ( Cash Flow) ... 41

2.8.3 Analisi BEP ... 44

2.8.4 Laporan Keuangan 5 Tahun……….. 45

2.9 Analisis Resiko ... 46

2.9.1 Analisis Resiko Usaha ... 46

2.9.2 Antisipasi Resiko Usaha ... 47

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 48


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sturuktur Organisasi Usaha ... 8

Gambar 2.2 Ganbar Ayam Penyet……… 11

Gambar 2.3 Gambar Nasi Goreng……… 11

Gambar 2.4 Gambar Aneka Minuman……….. 12

Gambar 2.5 Grafik Proyeksi ... 22

Gambar 2.6 Diagram Proyeksi Penjualan 5 Tahun ... 22

Gambar 2.7 Saluran Pemasaran Ayam Penyet ... 24


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kebutuhan Pembiayaan ... 5

Tabel 2.1 Proyeksi Permintaan Konsumen ... 15

Tabel 2.2 Perusahaan Pesaing ... 15

Tabel 2.3 Proyeksi Penjualan Selama 1 Tahun ... 20

Tabel 2.4 Proyeksi Penjualan 5 Tahun Kedepan ... 21

Tabel 2.5 Keunggulan dan Kelemahan Perusahaan ... 28

Tabel 2.6 Bahan Baku dan Bahan Penolong ... 29

Tabel 2.7 Peralatan Produk ... 31

Tabel 2.8 Sarana Penunjang ... 32

Tabel 2.9 Sumber Pendana ... 36

Tabel 2.10 Modal Investasi Awal ... 37

Tabel 2.11 Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Penolong ... 38

Tabel 2.12 Total Cost ... 40


(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya. Keberhasilan keuangan sering tergantung pada kemampuan pemasaran. Operasi keuangan, akunting dan fungsi bisnis lainya seseungguhnya tidak berarti kalau tidak ada permintaan akan produk yang dihasilkan sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba. Pemasaran yang terampil adalah tujuan yang tak pernah berhenti dikejar.

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu dari definisi pemasaran terpendek adalah ”memenuhi kebutuhan secara menguntungkan”. Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.

Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor


(9)

ekonomi yang memiliki ketahanan paling baik. Kemampuan UKM perlu diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus dengan berusaha mereduksi kendala yang dialami UKM, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat (Sutaryo, 2004).

Usaha Kecil Menengah ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Terdapat dua aspek yang harus dikembangkan untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut adalah :

1. Membangun sistem promosi untuk penetrasi pasar.

2. Merawat jaringan pasar untuk mempertahankan pangsa pasar.

Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan (Zimmerer, 2008). Dengan demikian wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi tercipta suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.

Dunia usaha dan dunia industry saat ini sedang mengalami perkembangan yang kian pesat, terbukti dengan banyaknya para pengusaha baik mikro maupun makro dengan beragam usaha yang menarik, dan sudah pasti akan menghasilkan laba untuk meningkatkan taraf hidup para pengusaha dan karyawan di usaha


(10)

Namun hal diatas tidak relevan dengan jumlah pengangguran di Indonesia yang tetap harus dikurangi. Data menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia tahun 2010 diperkirakan masih akan berada sekitar 10%. Sementara kota Medan tingkat penganggurannya termasuk yang sangat tinggi disbanding dengan kabupaten/kota laiinya di Sumut yaitu sebesar 14,27%. Oleh karena itu, sebagai warga kota Medan dan calon pengusaha sebaiknya menciptakan lapangan usaha fokus di kota sendiri.

Adapun jenis usaha yang sedang maraksaat ini yakni usaha disektor industri. Salah satu industri yang banyak diminati ialah industri makanan ringan, dan faktanya dapat dilihat disepanjang jalan besar di kota Medan banyak outlet yang menjual makanan dengan beranekaragam rasa dan kualitas. Perkembangan ini disebabkan mulai dari tingginya kebutuhan masyarakat akan makanan ringan (kegemaran ngemil) dan keinginan masyarakat untuk menikmati berbagai rasa yang berbeda yang ditawarkan dengan berbagai macam penampilan serta harga yang tidak terlalu mahal sehingga bisa dijangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu semakin banyak pebisnis muda yang memiliki jiwa kewirausahaan membuka bisnis makanan ringan karena bisnis ini adalah bisnis yang tepat untuk dikembangkan.

Salah satu usaha makanan yang lagi marak kita lihat di kota Medan ialah usaha ayam penyet. Ayam penyet merupakan makanan tradisional ayam berlumur sambal yang berasal dari daerah Jawa Timur. Kata penyet sendiri ialah berasal dari bahasa jawa yang artinya adalah ‘lumat”. Usaha makanan ini juga yang paling banyak peminatnya, karena selain memiliki cita rasa yang berbeda, harga


(11)

dari produk ini juga relatif murah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat khususnya kalangan menengah.

Selain itu bisnis ayam penyet ini tidak terlalu memerlukan banyak modal awal membangun usaha ini, karena harga bahan-bahan pokok dari bisnis ini relatif murah sehingga dapat memperoleh keuntungan yang besar, serta proses produksi dari ayam penyet ini juga tidak sulit, ayam penyet dibuat dengan cara direndam dalam air kaldu beserta bumbu, kemudian ditempa atau ditindih kemudian dilumatkan bersama sambal. Walaupun cara pembuatan ayam penyet ini sangat mudah untuk dilakukan tetapi kita juga harus dapat menciptakan cita rasa yang sedikit lebih berbeda dengan rasa produk makanan lainnya agar menciptakan cita rasa khas tersendiri dari usaha ayam penyet ini.

Usaha Ayam Penyet ini direncanakan akan dijalankan pada awal tahun 2012, yang beralamat di Jalan Hamonika Pasar I Padang Bulan,Medan. Usaha ini diharapkan dapat berkembang dikawasan ini karena tempatnya strategis dan dekat dari daerah anak kost yang merupakan target pasar dari usaha ini. Bidikan pasar di sekitar kampus tersebut telah direncanakan secara cermat dan matang karena menurut analisa pasar yang ada, sekitar kampus merupakan ladang yang sangat subur untuk membuka bisnis baru khususnya dibidang makanan.

Adapun modal usaha ini berasal dari modal sendiri dan pinjaman bank. Modal awal usaha ini ialah Rp.50.000.000 yang terdiri dari Rp.35.000.000 modal sendiri dan Rp.15.000.000 dari pinjamn Bank dengan bunga 8% per tahun. Kebutuhan investasi awal usaha ini disajikan dalam table berikut ini


(12)

Tabel 1.1 Kebutuhan Pembiayaan/ Modal Investasi Awal

Uraian Jumlah

a. Sewa Tempat 6.000.000

b. Promosi /Iklan 300.000

c.Peralatan Masak 1.300.000

d. Peralatan Makan 1.500.000 e. Peralatan Lain lain 1.650.000

f. Meja Kursi 2.000.000

g. Biaya Operasional (Pembeliam Bahan Baku,Bahan penolong dan perlengkapan)

11.510.000

h. Pembiayaan lain lain 2.940.000

JUMLAH 27.200.000

Dengan melihat begitu baiknya pertumbuhan bisnis wirausaha ini, mulai dari perencanaan usaha sampai dengan proses realisasi usaha ini. Maka dengan ini penulis ingin membahas masalah tersebut dalam sebuah Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Bisnis Pada Usaha Ayam Penyet “Sambal Senyum.”

1.2 Tujuan Prospek Usaha

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari prospek usaha yang dilakukan penulis adalah :

1. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi organisasi agar dapat melaksanakan aktivitas dengan lebih efektif dan


(13)

efisien serta lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan demi kelancaran organisasi dalam mencapai tujuannya.

2. Menambah pengetahuna dan wawasan pemikiran penulis tentang cara mengembangkan suatu usaha

3. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi rekan rekan mahasiswa yang akan membahas masalah dengan topic yang sama.

4. Menumbuhkan semangat kewirausahaan dalam diri pengusaha guna menciptakan usaha baru secara professional dan terlatih.

5. Menciptakan usaha kecil menengah yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan perekonomian di sector riil.

6. Memperkenalkan produk ayam penyet dengan tiga macam pilihan sambal yang disajikan sesuai selera konsumen.

1.3 Manfaat Prospek Usaha

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari prospek usaha yang dilakukan oleh

penulis adalah :

1. Meminimalisasi tingkat pengangguran di kota Medan khususnya 2. Menumbuhkembangkan solidaritas tim dalam berwirausaha

3. Konsumsi produk makanan ini diharapkan dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen / warga sekitar tempat usaha.


(14)

BAB II PEMBAHASAN

Di dalam suatu perusahaan seorang pemilik harus memiliki data perusahaan yang meliputi nama pemilik, susunan pemegang saham, struktur organisasi, bentuk kepemilikan bisnis, alamat perusahaan, nomor telepon, faximile, E-mail, NPWP serta perizinan perusahaan yang mana dalam data perusahaan ini akan mencerminkan bergerak dalam bidang apa dan produk atau jasa apa yang diproduksi oleh suatu perusahaan tersebut. Berikut adalah data dari perusahaan yang penulis rencanakan.

2.1Data Perusahaaan

1. Nama Perusahaan 2. Bidang Usaha 3. Jenis produk/ Jasa

4. Alamat Perusahaan

5. Nomor Telepon/HP 6. Alamat Email

7. Situs Web

8. Mulai Berdiri

9. Bank Perusahaan

Ayam Penyet Sambal Senyum

Makanan Ayam Penyet

Jalan Harmonika No 70, Pasar I PadangBulan, Medan

085261333393

geby_detik08@yahoo.co.id

www.sambalsenyum.com

Januari 2012


(15)

2.2Data Pemilik

1. Nama 2. Jabatan

3. Tempat dan tanggal Lahir

4. Alamat Rumah

5. Nomor Telepon

6. Alamat Email

7. Pendidikan Terakhir

2.3Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Usaha Ayam Penyet ”Sambal Senyum”

Geby Citra Ananda

Pimpinan

PematangSiantar, 24 Juni 1990

Jalan Harmonika No 70, Pasar I PadangBulan , Medan

085261333393

geby_detik08@yahoo.co.id

Diploma III

Manajer Keuangan &

Adm.

Manajer Pemasaran Manajer

Restorasi

Manajer Produksi Pimpinan


(16)

1. Pimpinan

a. Bertanggung jawab atas perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan, serta peningkatan mutu.

b. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan usaha c. Merencanakan dan menyusun program kerja

d. Membina karyawan

e. Mengurus dan mengelola kekayaan perusahaan

2. Manajer Bagian Keuangan dan Administrasi :

a. Mengendalikan kegiatan-kegiatan bidang keuangan

b. Mengendalikan program dan pendapatan pengeluaran keuangan

c. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan

d. Mencatat setiap transaksi dan tugas administrasi lainnya e. Melaksanakan tugas sesuai perintah

f. Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab pada pimpinan

3. Manajer Bagian Bagian Restorasi

a. Memastikan dan bertanggung jawab atas kafe agar tetap rapi, bersih dan nyaman bagi pelanggan.


(17)

4. Manajer Bagian Produksi

a. Bekerja sama dengan manajer keuangan dan administrasi dalam penyusunan rencana dan jadwal produksi

b. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan pengarahan kerja kepada setiap karyawan untuk menjamin kesinambungan dalam produksi

c. Memonitor pelaksanaan rencana produksi

d. Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi pengunaan tenaga kerja, peralatan, dan mesin

e. Selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan setiap karyawan f. Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bidangnya

sesuai sistem yang berlaku

g. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan kerja yang lebih efisien

5. Manajer Bagian Pemasaran

a. Mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data dan informasi

b. Mengendalikan pelaksanaan program pemasaran, meliputi; pembuatan dan stock usaha, distribusi, penetapan dan pengendalian harga, pemasaran, serta aspek lain yang berkaitan dengan pemasaran


(18)

d. Memahami kebutuhan konsumen/calon konsumen serta memberikan jalan keluar

e. Memonitor kepuasan konsumen, mengevaluasi persaingan, serta mengidentifikasikan kecenderungan dan peluang pasar.

2.4 Aspek Pasar dan Pemasaran 2.4.1 Produk yang dihasilkan

a. Ayam Penyet

Yaitu makanan tradisional ayam yang di penyetkan/dilumetkan yang diatasnya berlumur sambal yang disajikan dengan daun kemangi, kol,tempe/tahu dan timun sebagai pelengkap. Harganya ialah Rp.9000, tetapi jika ditambah nasi putih maka menjadi Rp.12.000.-

Gambar 2.2 Gambar Ayam Penyet

b. Nasi Goreng

Menyajikan berbagai macam nasi goreng yaitu nasi goreng biasa dengan harga Rp.7000, nasi goreng Ikan Asin dengan harga Rp.10.000 dan nasi goreng spesial dengan harga Rp.13.000.


(19)

c. Aneka Minuman

Menyajikan minuman jus buah segar dan minuman-minuman ringan lainnya seperti :

 Jus Jeruk

 Jus Melon

 Jus Sirsak

 Jus Semangka

 Jus Terong Belanda

 Jus Pokat

 Teh Manis Dingin

 Teh Manis Panas

 Teh Botol Sosro


(20)

2. 4.2 Keunggulan Produk

Adapun produk yang ditonjolkan pada kafe ini ialah Ayam Penyetnya karena Ayam Penyetnya menghasilkan cita rasa yang berbeda dari yang lain yaitu terdapat pada rasa sambalnya. Ayam Penyet Sambal Senyum disajikan dengan tiga pilihan sambal dengan tingkat kepedasan yang berbeda. Tujuannya, agar bisa membuat pelanggan tersenyum saat menyantapnya walaupun tidak tahan pedas.

Sedangkan produk makanan yang lain seperti nasi goreng disajikan untuk melengkapi produk utamanya agar lebih banyak pilihan menu makanan karena selera konsumen yang berbeda beda. Selain itu di kafe ini juga menyediakan aneka minuman seperti jus buah segar yang terbuat dari 100% buah asli tanpa pemanis buatan sehingga jus-jus buah segar tersebut baik untuk dikonsumsi karena banyak mengandung vitamin,serta harganya juga terjangkau.

2.4.3 Gambaran Pasar

Ditinjau dari jumlah penduduk, daya beli, dan minat konsumen terhadap tingkat konsumsinya, khususnya pada menu makanan yang sehat,bergizi,dan terjangkau harganya maka saya optimis bisnis makanan yang dipasarkan akan berkembang pesat. Apalagi pada saat ini kebutuhan akan makanan sangat meningkat karena tingkat konsumsi masyarakat yang semakin tinggi. Adapun jenis makanan yang ditawarkan sebagai berikut

1. Ayam Penyet Biasa Rp. 9.000 2. Ayam Penyet+ Nasi Putih Rp. 12.000


(21)

3. Nasi Goreng Biasa Rp. 7.000 4. Nasi Goreng Ikan Asin Rp. 10.000 5. Nasi Goreng Spesial Rp. 13.000 6. Aneka Jus Buah Segar Rp. 7.000 7. Teh Manis Panas/Dingin Rp. 3.000 8. Teh botol Sosro Rp. 3.000

Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.

Proyeksi permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun mendatang dengan fungsi kenaikan x % per tahun sesuai kenaikan jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2010 cenderung mengalami peningkatan. Pertumbuhan penduduk pada tahun 2008 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2010 (sumber Wikipedia). Dirata-ratakan pertumbuhan penduduk adalah 0,36 % per tahun.

Diproyeksikan tingkat permintaan konsumen pet tahun mengalami peningkatan 20% pertahun. Maka proyeksi permintaan konsumen pertahun dapat dihitung sebagai berikut :

Misalnya diasumsikan permintaan perhari sebesar 50 porsi,berarti dalam sebulan dapat dijual 1500 porsi ( 50 porsi x 30 hari ), jadi dalam setahun permintaan konsumen sebesar 18000 porsi ( yaitu 1500 porsi x 12 bulan). Maka peningkatan permintaan tiap tahun menjadi 18000 x 20% = 3600 porsi, sehingga untuk tahun berikutnya dapat dihasilkan 21600 porsi yaitu berasal dari 18000 + 3600, demikian akumulasi tahun berikutnya.


(22)

Berikut ini disajikan table proyeksi permintaan konsumen dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016

Tabel 2.1

Proyeksi Permintaan Konsumen Tahun PerkiraanPermintaan

(dalam porsi)

2012 18000

2013 21600

2014 25920

2015 31104

2016 37325

Proyeksi Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar

Tabel 2.2 Perusahaan Pesaing Nama Perusahaan

Pesaing

Kapasitas Produksi / Tahun ( dalam porsi )

Ayam Penyet Joko Solo,Jalan Dr.Mansyur 16000 Ayam Penyet Suarabaya,Jalan Dr.mansyur 15500 Ayam Penyet Medan, Jalan Abdul Haris Nasution

15200

Ayam Penyet Pasya, Jalan Harmonika No2, Medan

15000

ADS (Asli DAging Sapi), Jalan Jamin ginting,PadangBulan


(23)

Kegiatan promosi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Membuat selebaran atau brosur yang kemudian menyebarkannya disekitar kampus, kos-kosan,kantor atau tempat tempat umum lainnya agar bisnis yang kita buat diketahui orang banyak.

2. Melalui advertising yaitu pemasangan iklan di media massa khususnya dikoran berita seperti waspada,analisa,medan bisnis maupun sumut pos. 3. Memberitahukan kepada kawan-kawan , relasi tentang usaha yang baru

dibuka dan mengundang mereka untuk datang berkunjung.

4. Menyebarkan kartu nama yang memuat informasi tentang bisnis yang baru dibuka.

5. Memberikan garatis soft drink pada setiap pembelian makanan diatas Rp.50.000

6. Membuat akun Facebook dan Twitter sehingga lebih mudah dikenal oleh banyak orang.

2.4.4 Target atau Segmen Pasar yang Dituju

Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat-sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasara sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri-ciri yang sama sebagai pembeli, maka barulah mereka membentuk suatu apasar sasaran.

Mengingat pentingnya pemasaran tersebut, maka usaha ayam penyet inipun harus menentukan segmen pasarnya. Selanjutnya sesuai dengan pengertian


(24)

pasar ialah sekelompok orang yang mempunyai uang untuk dibelanjakan, mempunyai kemauan, dan kewenangan untuk melakukan pembelian, maka segmentasi pasar Ayam Penyet “Sambal Senyum” ini terdiri beberapa faktor:

Faktor Geografis : Jl.Harmonika No 70 Pasar I Padang Bulan,Medan Faktor Demografis : a. Usia : Segala Usia

b. Jenis Kelamin : pria dan wanita c. Agama : Semua agama

d. Pendapatan : Rp.500.000/bulan (bagi pekerja) Bidikan pasar di sekitar kampus tersebut telah direncanakan secara cermat dan matang karena menurut analisa pasar yang ada, sekitar kampus merupakan ladang yang sangat subur untuk membuka bisnis baru khususnya dibidang makanan.

Daerah kampus tidak hanya didominasi oleh masyarakat asli Medan tetapi juga terdapat kaum pendatang yang biasanya kos ataupun mengontrak di daerah sekitar kampus. Kaum pendatang tersebut kebanyakan adalah kaum muda. Peluang ini dapat kita manfaatkan karena rata-rata anak kos biasanya lebih munyukai m hal-hal yang berbau cepat dalam penyajian (cepat saji) serta dapat pula sebagai alternatif makanan lain jika bosan terhadap menu sehari-hari.

Usaha ayam penyet ini merupakan usaha yang menjanjikan, karena peminatnya yang hampir merata di setiap kalangan masyarakat atau siapa saja bisa menikmatinya. Usaha Segmen pasar yang dipilih dalam usaha ini adalah masyarakat menengah ke bawah. Produk Ayam Penyet ‘Sambal Senyum’ disesuaikan dengan target pasarnya, oleh karena itu harga produk dapat


(25)

terjangkau. Segmen masyarakat menengah ke atas pada usaha ini sudah cukup banyak terutama di kota-kota besar sehingga pesaingnya lebih banyak dibandingkan dengan segmen pasar menengah ke bawah.

2.4.5 Trend Perkembangan Pasar

Saat ini pertumbuhan ekonomi sangatlah berdampak pada hasil penjual barang maupun jasa yang ditawarkan. Apabila pertumbuhan ekonomi suatu Negara sedang membaik maka permintaan akan barang/ jasa masyarakat terhadap barang dan jasa akan lebih tinggi.

Ini berarti trend penjualan akan membaik pula maka suatu bisnis ataupun perusahaan yang menjual barang/ jasa penerimaannya akan lebih tinggi. Apabila dibandingkan ketika ekonomi Indonesia terkena krisis, maka daya beli masyarakat menjadi menurun, trend penjualan akan menurun akibatnya suatu bisnis atau perusahaan banyak yang mengalami kebangkrutan.

Diperkirakan untuk kawasan Jalan Harmonika Pasar I padang Bulan ini terdapat 120.000 orang penduduk. Dan untuk di area sekitar kampus jumlah terbanyak adalah mahasiswa/anak kos. Jika rata-rata didominasi oleh kaum muda maka permintaan akan produk akan selalu ada, bahkan dapat cenderung meningkat untuk hari-hari tertentu misalnya hari-hari besar,pada saat bulan ramadhan,dan malam minggu.

Dan untuk peningkatan usaha Ayam Penyet ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga sebesar 8% pertahun yaitu sekitar 0,66% per bulan. Maka dari itu naik


(26)

Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi ketika usaha yang dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam usaha ini, untuk langkah awal modal untuk pendirian usaha ini merupakan usaha dari modal sendiri dan pinjaman dari bank yaitu sebesar Rp. 15.000.000 dengan bunga 8%, maka cicilan perbulan sebesar Rp. 1.250.000 dengan bunga Rp. 100.000

Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan usaha ini. Adanya inflasi cukup mempengaruhi biaya operasional dari suatu usaha yang diakibatkan naiknya biaya pasokan dan bahan baku serta gaji para karyawan. Tingkat inflasi yang terus menaik akan berdampak bagi suatu usaha tersebut yang akan menaikkan harga pokok penjualan. Ini akan menyebabkan turunnya akan permintaan dari produk yang ditawarkan.


(27)

2.4.6 Proyeksi Penjualan

TABEL 2.3 PROYEKSI PENJUALAN AYAM PENYET “SAMBAL SENYUM”

(SELAMA SATU TAHUN) No Bulan Penjualan (Porsi)

1 Januari 1500

2 February 1524

3 Maret 1548

4 April 1530

5 Mei 1542

6 Juni 1600

7 Juli 1620

8 Agustus 1655

9 September 1704

10 Oktober 1695

11 November 1758

12 Desember 1786

Keterangan Tabel : Peningkatan proyeksi penjualan diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 1,6% per bulan tetapi sewaktu waktu penjualan dapat mengalami penurunan yang disebabkan oleh selera dari masyarakat yang berbeda-beda.


(28)

permintaan sebanyak 1500 porsi yang tiap harinya diharapkan terjual sebanyak 50 porsi dan akan terus naik tiap bulannya. Ini dapat disebabkan hadirnya ayam penyet dengan tampilan dan konsep yang berbeda dapat menembus pasar kuliner dan dapat bersaing dengan produk yang sejenis maupun yang berbeda.

Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 5 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.

Tabel 2.4 Proyeksi penjualan 5 tahun kedepan

Tahun Perkiraan Penjualan ( dalam porsi )

2012 18000

2013 21600

2014 25920

2015 31104


(29)

Berikut hasil dari peningkatan permintaan selama satu tahundalam bentuk grafik :

Gambar 2.5 Grafik Proyeksi Penjualan Selama Setahun

Selain itu penulis juga menyajikan hasil peningkatan penjualan Selama lima tahun mendatang dalam bentuk diagram :

1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 p e n ju a la n ( p o rs i)

Proyeksi Penjualan Ayam Penyet

"Sambal Senyum" Selama Satu

Tahun

Proyeksi Penjualan Ayam Penyet Selama Satu Tahun

18000 21600 25920 31104 37325 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000

2012 2013 2014 2015 2016


(30)

2.4.7 Analisis Pesaing

Pesaing merupakan faktor yang penting dalam menyusun keberhasilan pemasaran. Menurut pakar manajemen strategi mengidentifikasi 5 ( lima ) kekuatan persaingan yakni masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pemasok, serta persaingan konvensional di antara para pesaing yang ada. Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan kemampuan laba dalam industri, dan kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan serta menjadi sesuatu yang sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi.

1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Pendatang baru dalam industri dapat mengancam pesaing yang ada. Untuk usaha Ayam Penyet ini ancaman akan masuknya pendatang baru dapat merebut pangsa pasar dari produk usaha ini. Misalnya masuknya produk yang sejenis maupun yang berbeda seperti Ayam Bakar,Ayam Kremes,maupun Ayam Presto. Masuknya menu-menu seperti ini dapat mengancam penjualan ayam Penyet ini.

2. Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang Ada

Persaingan ada yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan strategi-strategi seperti persaingan harga, promosi dan sebagainya. Untuk usaha Ayam Penyet ini tingkat rivalitas yang ada di sekitar area kampus sangat tinggi, adanya pesaing yang berbeda-beda dapat menyebabkan turunnya permintaan akan produk ini.


(31)

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Dalam usaha Ayam Penyet ini yang menentukan harga berada di tangan usaha Ayam Penyet Sambal Senyum, ini disebabkan usaha ini hadir untuk pertama kalinya di Medan dengan ciri khas sambalnya yang menyajikan tiga pilihan sambal dan belum ada pesaing yang memiliki ciri-ciri dan konsep yang sama dengan yang ditawarkan oleh Ayam Penyet “Sambal Senyum” ini.

4. Saluran Distribusi

Penggunaan saluran distribusi yang tepat akan memberikan manfaat seperti tersedianya produk (Ayam Penyet) pada moment yang tepat bagi konsumen, dan juga akan tersedianya produk (Ayam Penyet) di lokasi yang menyenangkan bagi pelanggan potensial.

Makanan seperti Ayam Penyet ini adalah salah satu makanan ringan, alangkah baiknya jika lebih dekat dengan masyarakat, agar terpenuhi permintaan dan memaksimalkan keuntungan, maka dalam pemasaran dan penjualan Ayam Penyet inihanya menggunakan 1 ( satu )saluran distribusi.

1) Zero Level Channel: dari produsen langsung ke konsumen

Gambar 2.7 Saluran pemasaran Ayam Penyet Sambal Senyum


(32)

Gambar ini menjelaskan bahwa saluran yang digunakan oleh Ayam Penyet “Sambal Senyum” adalah saluran No Channel atau Zero level channel yaitu saluran yang pemasarannya langsung dari produsen ke konsumen. Saluran ini tidak memiliki perantara, dikarenakan usaha Ayam Penyet ini “menjajakan” produknya dengan cara mendirikan warung atau café sehingga konsumen datang langsung untuk membeli produk Ayam Penyet ini.

Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :

1. Product

Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan merupakan produk Ayam yang memiliki kualitas terbaik dengan kadar gizi yang tinggi. Ayam penyet ini di sajikan dengan tiga pilihan macam sambal dengan tingkat kepedasan yang berbeda, sehingga konsumen yang tidak suka makan makanan yang pedas juga dapat menikmati sajian Ayam Penyet ini. Tujuan agar dapat membuat konsumen tersenyum walaupun tidak kuat pedas. Ayam penyet ini disajikan dengan lalapan,tahu dan tempe yang digunakan sebagai pelengkapnya. Sehingga penyajian Ayam Penyet ini lebih menarik.

2. Price

Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah.


(33)

Pricing menurut Raymond Corey adalah ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi, dan layanan yang menyertainya. Sehingga pricing bukan semata-mata biaya produksi ditambah dengan marjin keuntungan yang akan kita ambil. Melainkan sebuah nilai yang mencerminkan value proposition. Dalam menentukan harga Ayam Penyet , kita mempertimbangkan hal-hal yang telah disebutkan oleh Raymond Corey. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen. Harga produk tidak lebih murah daripada produk pesaing, karena harga tersebut merupakan harga yang sudah sesuai dengan ongkos produksi yaitu Rp 9.000,tetapi jika ditambah nasi putih menjadi Rp.12.000.

3. Promotion

Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui cara Personal Selling yaitu promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.

4. Placement

Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara langsung ke konsumen.

5. People

Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. Direncanakan, usaha ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai


(34)

pemilik aktif. Maka sedapat mungkin pemilik mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah, sopan dan bersahabat.

6. Process

Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan dapat melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha dituntut untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan, langkah kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.

7. Physical Evidence

Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Logo official dari Ayam Penyet “Sambal Senyum”dibuat menggunakan gambar cabai yang bentuknya kayak bibir tersenyum sehingga terlihat lebih menarik.

Dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa, pesaing dari usaha keripik jamur ini bukan dari produk yang sejenis melainkan pesaing yang bersifat subtitusi yakni usaha gorengan dan usaha ayam goring krispi. adapun keunggulan dan kelemahan dari produk yang kami tawarkan dan kompetitor sebagai berikut ( Tabel 2.5)


(35)

Tabel 2.5 Keunggulan dan Kelemahan Pesaing

Pesaing Keunggulan Kelemahan

Ayam Penyet Joko Solo Jalan Dr.Mansyur

1. Pilihan menu makanannya beraneka ragam. 2. Tempatnya lebih

strategis

1. Harganya lebih mahal,sehingga kalangan menegah keatas yang menjadi konsumennya. 2. Pelayanan yang

kurang memuaskan. Ayam Penyet Surabaya

Jalan Dr Mansyur

1. Ayamnya lebih renyah 2. Produknya disajikan lebih menarik. 1. Sambalnya disajikan hanya satu sajian pedas saja.

2. Sambalnya sedikit sehingga kurang teras nikmatnya. Ayam Penyet Medan

Jalan Abdul Haris Nasution

1. Ayamnya lebih kerenyes.

2. Harganya murah dan terjangkau 1. Tempatnya kurang strategis jauh dari kawasan mahasiswa. 2. Pilihan menunya

belum terlalu banyak. Ayam Penyet Pasya

Jalan Harmonika No2, Medan

1. Harganya terjangkau 2. Tempatnya

strategis

1. Kuranh higienis karena lokasi langsung berhadapan dengan pasar besar 2. Kebersihan kurang terjamin. ADS (Asli DAging Sapi)

Jalan jamin

ginting,PadangBulan

1. Banyak menu makanan ynag disajikan

2. Letaknya strategis.

1. Harganya lebih mahal 2. Pelayanan kurang memuaskan dan tempat kurang nyaman.


(36)

2.5 Aspek Produksi

Bahan Baku dan Bahan Penolong

Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per bulan):

Tabel 2.6 Bahan Baku dan Bahan Penolong

No. Uraian Banyak @ JumlahHarga

1 Ayam 150 kg 18.000 2.700.000

2 Beras 180 kg 9.000 1.620.000

3 Minyak Goreng

120 kg 10.000 1.200.000

4 Telur 1500 700 1.050.000

5 Bumbu

Masakan

100.000 3.000.000

6 Perlengkapan 430.000 430.000

7 Bahan Lain-lain

1.350.000 1.350.000

8 Tabung gas12 kg

2 tabung 80.000 160.000


(37)

Proses Produksi

Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses biasa digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai dengan keterangan deskriptif.

PRODUK

Gambar 2.8 Alur proses produksi

Peralatan yang Dibutuhkan

Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.

- Ayam Penyet - Nasi Goreng

- Aneka Jus Buah segar

Pemasakan Bahan

Baku Produk

Makanan & Minuman Penyajian kepada

Konsumen

Pengolahan Bahan Baku


(38)

Tabel 2.7 Peralatan Produksi Nama Peralatan Jumlah

Harga

1. Stelling Stainless

1.500.000 2. Peralatan Masak

a. tungku 500.000 b. penggorengan 1 unit

100.000 c. alat tiris 1 unit

30.000 d. penjepit 2 unit

40.000

e. sudip 30.000 f. talam & gilingan

50.000 g. peralatan makan(

sendok,piring,pisau,garp u dan gelas)

1.500.000 h. botol saus dan kecap

25.000 i. penyaring khusus

450.000 j. rak piring 150.000

k. dandang 75.000

3.Meja dan Kursi

2.000.000


(39)

Sarana Penunjang

Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon dan lain-lain.

Tabel 2.8 Sarana Penunjang

Jenis Biaya Jumlah Biaya

1. Air /Lisrtik Rp 60.000,-

2. Telepon Rp 30.000,-

Total Biaya Sarana Penunjang : Rp 90.000,-

2.6 Analisis SDM

Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja. Karena dalam usaha ini pemilik juga merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan pekerjaan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik melainkan menerima pembagian dari laba yang didapatkan. Sehingga untuk saat ini usaha pemilik belum memerlukan tenaga kerja tambahan karena masih dapat mengelola sendiri usaha ini.

Untuk tahap awal pemilik membutuhkan empat orang tenaga kerja dan jika bisnis/usaha ini telah berkembang maka pemilik akan menambah tenaga kerjanya.Untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten maka pemilik melihat dari tiga sisi yaitu sisi pertumbuhan, efisiensi, dan stabilitas. Di sisi pertumbuhan , kita akan memantau durasi bekerjanya,tingkat pendidikan dan biaya pelatihan


(40)

karyawan. Selain itu, tingkat turnover karyawan dan kemampuan meraih pelanggan juga bisa termonitor. Sementara itu dari sisi efisiensi harus dilihat karyawan dengan keahlian tertentu.

Rencana Pengembangan Usaha.

1. Strategi Produksi

Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dari produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk lebih mengembangkan dan mengekspansi usaha ini untuk lebih berkembang

2. Strategi Organisasi dan SDM

Dalam penerapan strategi organisasi dan SDM juga sangat diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.

3. Strategi Marketing

Marketing juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi yang marketing yang akan dilakukan adalah dengan lebih memasarkan usaha ini dengan membuat brosur, poster dan flyer yang akan lebih dipasarkan kepada masyarakat umum.


(41)

4. Strategi Keuangan

Dalam mengembangkan usaha, pemilik akan menambah armada untuk mengembangkan usaha dengan modal sendiri yang telah didapat dari keuntungan yang selama ini didapat.

2.7 Pemanfaatan IT

Dalam persaingan bisnis yang semakin keras dan ketat saat ini, IT memegang peranan penting dalam pengembangan bisnis. Yang menjadi titik point adalah bagaimana teknologi dapat digunakan dan apa yang perlu diketahui bisnis mengenai teknologi sehingga memberi dampak terhadap stategi bisnis dan selalu terlibat dalam berbagai perencanaan serta pengkajian strategi bisnis.

Dalam pemanfaatan IT, Ayam Penyet “Sambal Senyum” menggunakan jaringan internet seperti facebook dan twitter untuk memasarkan usaha ini. Karena bukan hanya lokal yang mengetahui tetapi siapa saja yang akan membuka internet. Karena usaha ini memiliki alamat di internet yang dapat dikunjungi oleh siapapun.

2.8 Analisis Keuangan

Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional adalah tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau


(42)

bentuk-bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni :

a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan

b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang Koperasi c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang

Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999. Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebe-umnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta ling-ungan masyarakat sekitarnya.

Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui pemerataan di sector ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan koperasi di beri kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan


(43)

bantuan pinjaman untuk modal kerja/pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan laba BUMN. Namun untuk bisnis Ayam Penyet ini, kami menggunakan dana dari kami sendiri, agar tanggung jawab dan pembagian hasil nantinya jauh lebih mudah, adapun bila membutuhkan pengembangan usaha, salah satu cara pendanaan yang tertera diatas bisa menjadi bahan pertimbangan kami.

2.8.1 Proyeksi Keuangan

Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut :

A. Tabel 2.9 Sumber Pendanaan

Uraian Persentase (%) Jumlah

(a) (b) (c) (d) (e) (a + b + c +

d+e) 1. Modal

Sendiri

7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 35.000.000

2.Pinjaman 15.000.000 0 0 0 15.000.000


(44)

B. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi Awal Tabel 2.10 Tabel Kebutuhan Pembiayaan

Uraian Jumlah

a. Sewa Tempat 6.000.000

b. Promosi /Iklan 300.000

c.Peralatan Masak 1.300.000

d. Peralatan Makan 1.500.000

e. Peralatan Lain lain 1.650.000

f. Meja Kursi 2.000.000

g. Biaya Operasional (Pembeliam Bahan Baku,Bahan penolong dan perlengkapan)

11.510.000

h. pembiayaan lain lain 2.940.000


(45)

C. Tabel 2.11 Tabel Bahan Baku dan Bhan Penolong kebutuhan selama 1 bulan

No. Uraian Banyak @ JumlahHarga

1 Ayam 150 kg 18.000 2.700.000

2 Beras 180 kg 9.000 1.620.000

3 Minyak Goreng

120 kg 10.000 1.200.000

4 Telur 1500 700 1.050.000

5 Bumbu

Masakan

100.000 3.000.000

6 Perlengkapan 430.000 430.000

7 Bahan Lain-lain

1.350.000 1.350.000

8 Tabung gas12 kg

2 tabung 80.000 160.000

JUMLAH 11.510.000 D. Total Cost (Tabel 2.12)

No .

Jenis Biaya Kebutuhan Per Hari

Kebutuhan Per Bulan

Biaya Satuan Jumlah

Variable Cost

Bahan Baku dan Penolong

1. Ayam 5 kg 150 kg 18.000 2.700.000

2. Beras 6 kg 180 kg 9.000 1.620.000


(46)

4. Telur 50 butir 1500 700 1.050.000

5. Bumbu Masakan 100.000 3.000.000

6. Perlengkapan 430.000 430.000

7. Bahan Lain-lain 1.350.000 1.350.000

8. Tabung gas12 kg 2 tabung 80.000 160.000

Total Variable

Cost 11.510.000

Fixed Cost

10. Stelling Stainless 1.500.000 11. Peralatan Dapur

l. tungku 500.000 m. penggorengan 1 unit 100.000

n. alat tiris 1 unit 30.000

o. penjepit 2 unit 40.000 p. sudip 30.000 q. talam & gilingan 50.000

r. sendok,piring,pisau, garpu dan gelas

1.500.000

s. botol saus dan kecap 25.000 t. penyaring khusus 450.000 u. rak piring 200.000


(47)

12. Meja dan Kursi 2.000.000 13. Gaji 4 Karyawan

@700.000

2800.000

14. Biaya air dan Listrik 90.000

15. Sewa Tempat 6.000.000 16. Promosi/iklan/spanduk 300.000

Total Fixed Cost 15.690.000


(48)

2.8.2 Rencana Arus Kas

RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah)

AYAM PENYET “SAMBAL SENYUM’

UNTUK TAHUN 2012

Bln0 Bln I Bln II Bln III Bln IV Bln V Bln VI Bln VII Bln VIII Bln IX Bln X Bln XI Bln XII

A. PENERIMAAN

Penerimaan Penjualan 0 17800 17855 17845 17804 17829 17940 18025 18277 18360 18550 19255 19570

Penerimaan Pinjaman 15000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(49)

Sub Total Penerimaann 15000 17800 17855 17845 17804 17829 17940 18025 18277 18360 18550 19255 19570

B. PENGELUARAN

Sewa Tempat 6000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pembelian Bahan Baku 0 9570 9580 9585 9500 9550 9570 9590 9600 9620 9600 9650 9680

Pembelian Bahan Pembantu 0 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350 1350

Promosi (iklan.spanduk) 300 0 300 0 300 0 300 0 300 0 300 0 300

Meja & Kursi 2000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Peralatan Masak 1300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Peralatan Makan 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Peralatan Lain Lain 1650 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(50)

Biaya gas untuk kompor 0 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160

Alat Tulis Kantor 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30 0 30

Transportasi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Listrik, Air, Telepon 0 90 100 90 95 95 95 90 100 95 95 100 95

Gaji Pegawai 4orang 0 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800 2800

Angsuran Pokok 0 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250

Biaya Bunga 0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sub Total Pengeluaran 12380 15850 15890 15865 15815 15835 15890 15875 15925 15910 15920 15945 16000

C. SELISIH KAS 2620 1950 1965 1980 1989 1994 2050 2150 2352 2450 2630 3310 3570

D. SALDO KAS AWAL 35000 37620 39570 41353 43515 45504 47498 49548 51698 54050 56500 59130 62440


(51)

2.8.3 BEP (Break Even Point/Titik Pulang Impas)

BEP (Unit)=

Analisis Break Even Point

Total Fixed Cost = 15.690.000

Total Variable Cost = 11.510.000

Quantitas = 1500 (50 x 30 hari)

Variable Cost Per Unit = 11.510.000/1.500 pcs = 7.673 = 7.700

Sales Price = Rp 9.000

Penjualan = Quantitas x Harga

= 1500 x 9.000 = Rp. 13.500.000

Estimasi BEP = Total Fix Cost

Penjualan – Total Variabel Cost

= 15.690.000

13.500.000 – 11.510.000

= 15.690.000

19.90.000

= 7,8 Bulan Maka modal akan kembali pada bulan ke tujuh.


(52)

2.8.4 Laporan Keuangan

TABEL 2.13 PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS 5 TAHUN KE DEPAN

AYAM PENYET ”SAMBAL SENYUM”

Proyeksi Aliran Kas Usaha (Berdasarkan proyeksi peningkatan proyek penjualan sebesar 20% per tahun)

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

a. Sumber dana (in flow) 50.000.000 60.000.000 72.000.000 86.400.000 103.680.000 b. Penggunaan dana (out

flow)

27.200.000 32.640.000 39.168.000 47.001.600 56.401920

c. Arus kas bersih (net flow = a – b)

22.800.000 27.360.000 32.832.000 39.398.400 47.278.080

d. Keadaan kas awal 0 22.800.000 50.160.000 82.992.000 122.390.400 e. Keadaan kas akhir (c +

d)


(53)

2.9 Analisis Resiko

Resiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya ketidakpastian diakibatkan karena adanya keraguan terhadap sesuatu hal dimasa depan atau kelemahan seseorang/ perusahaan atau institusi dalam memprediksi masa depan perusahaannya. Ketidakpastian dapat diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu :

1. Ketidakpastian ekonomi yaitu ketidakpastian yang deisebabkan oleh kejadian-kejadisn yang timbul akibat gejolak ekonomi disuatu negara, misalnya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti kenaikan harga BBM, dan perubahan perilaku konsumen.

2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian politik yang timbul disuatu negara yang menyebabkan kerusuhan, perang atau kudeta militer.

3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian alam seperti bencana alam.

2.9.1 Analisis Resiko Usaha

1. Resiko yang dihadapi ketika perekonomian tidah stabil adalah akan terganggunya produktivitas yang akan dihasilkan.

2. Dari segi keamanan, masih banyaknya ancaman-ancaman dari pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini.

3. Ketidakpastian alam yang tidak kita ketahui akan datangnya suatu bencana alam seperti gempa dan banjir.


(54)

4. Perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi.

5. Kebijakan pemerintah yang sewaktu-waktu akan berubah.

2.9.2 Antisipasi Resiko Usaha

1. Dengan modal dan cadangan modal yang besar akan dapat mengatasi ketika perekonomian tidak stabil.

2. Dengan antipasi dalam menghadapi ketidakpastiaan alam dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

3. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen akan mencari inovasi dalam mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang inovatif.

4. Dalam mengantisipasi kebijakan pemerintah, kita dapat mentaati peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.


(55)

BAB III PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan perusahaan.

3.1Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a. Ayam Penyet “Sambal Senyum” adalah usaha kecil yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin mengkonsumsi makanan ringan sehat. Produk yang dihasilkan harganya relative murah sehingga target pasarnya tidak hanya berfokus pada satu kelompok individu saja tetapi produk ini dapat dikonsumsi semua orang.

b. Dengan melihat hasil analisis baik pasar, segmentasi pasar, keuntungan dan lain sebagainya dapat disimpulkan bahwa usaha Ayam Penyet “ Sambal Senyum” ini layak untuk dijalankan sebagai usaha yang tergolong sukses karena dapat ditinjau dari beberapa aspek diantaranya :


(56)

1. Lokasi usaha strategis dan banyak konsumen yang berminat untuk mengkonsumsi makanan ini khususnya anak kost yang tinggal disekitar tempat usaha.

2. Pangsa pasarnya besar dikarenakan harga produk terjangkau sehingga penghasilan/keuntungan tiap bulan meningkat sejalan dengan peningkatan penjualan.

3. Modal awal akan kembali setelah bulan ke tujuh dengan saldo akhir bulan ketujuh sebesar Rp.51.698.000, sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk membalikkan modal awal. (dapat dilihat di rencana Arus Kas Halaman 44) 4. Untuk usaha ini laba yang diperoleh setiap penjulan dapat ditaksir

sekitar 20% perbulan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi.

5. Produk dari usaha ini merupakan produk makanan yang dibutuhkan masyarakat sehinnga tingkat konsumsi masyarakat tinggi dan permintaan akan produk akan meningkat sehingga keuntungan yang diperoleh semakin besar dan dapat mengembangkan usaha ini agar lebih maju.


(57)

c. Gambaran pasar untuk usaha Ayam Penyet “Sambal Senyum” sangat menjanjikan karena ditempat yang strategis. Dilihat dari permintaan yang sangat besar akan produk ini.

d. Rencana arus kas usaha Ayam Penyet “Sambal Senyum” menjadi cerminan bahwa akan berkembangnya usaha ini. Usaha ini merupakan usaha yang menjanjikan untuk kedepannya.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L,2007. Management Edisi 6, Jakarta : Salemba Empat

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang, Frida Ramadini. 2010.

Kewirausahaan, USU Press, Medan

Kotler,Philip and Kelvin Lane Keller, 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, PT. Indeks

Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Bisnis Perencanaan dan Pengembangan, USU Press, Medan

Triwandhani, Diyah .Mengeruk Rupiah dari Bisnis Makanan, 2007 cet 1 Jakarta ; TransMedia


(1)

2.9 Analisis Resiko

Resiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya ketidakpastian diakibatkan karena adanya keraguan terhadap sesuatu hal dimasa depan atau kelemahan seseorang/ perusahaan atau institusi dalam memprediksi masa depan perusahaannya. Ketidakpastian dapat diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu :

1. Ketidakpastian ekonomi yaitu ketidakpastian yang deisebabkan oleh kejadian-kejadisn yang timbul akibat gejolak ekonomi disuatu negara, misalnya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti kenaikan harga BBM, dan perubahan perilaku konsumen.

2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian politik yang timbul disuatu negara yang menyebabkan kerusuhan, perang atau kudeta militer.

3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian alam seperti bencana alam.

2.9.1 Analisis Resiko Usaha


(2)

4. Perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi. 5. Kebijakan pemerintah yang sewaktu-waktu akan berubah.

2.9.2 Antisipasi Resiko Usaha

1. Dengan modal dan cadangan modal yang besar akan dapat mengatasi ketika perekonomian tidak stabil.

2. Dengan antipasi dalam menghadapi ketidakpastiaan alam dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

3. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen akan mencari inovasi dalam mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang inovatif.

4. Dalam mengantisipasi kebijakan pemerintah, kita dapat mentaati peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.


(3)

BAB III

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan perusahaan.

3.1Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a. Ayam Penyet “Sambal Senyum” adalah usaha kecil yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin mengkonsumsi makanan ringan sehat. Produk yang dihasilkan harganya relative murah sehingga target pasarnya tidak hanya berfokus pada satu kelompok individu saja tetapi produk ini dapat dikonsumsi semua orang.

b. Dengan melihat hasil analisis baik pasar, segmentasi pasar, keuntungan dan lain sebagainya dapat disimpulkan bahwa usaha


(4)

1. Lokasi usaha strategis dan banyak konsumen yang berminat untuk mengkonsumsi makanan ini khususnya anak kost yang tinggal disekitar tempat usaha.

2. Pangsa pasarnya besar dikarenakan harga produk terjangkau sehingga penghasilan/keuntungan tiap bulan meningkat sejalan dengan peningkatan penjualan.

3. Modal awal akan kembali setelah bulan ke tujuh dengan saldo akhir bulan ketujuh sebesar Rp.51.698.000, sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk membalikkan modal awal. (dapat dilihat di rencana Arus Kas Halaman 44) 4. Untuk usaha ini laba yang diperoleh setiap penjulan dapat ditaksir

sekitar 20% perbulan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi.

5. Produk dari usaha ini merupakan produk makanan yang dibutuhkan masyarakat sehinnga tingkat konsumsi masyarakat tinggi dan permintaan akan produk akan meningkat sehingga keuntungan yang diperoleh semakin besar dan dapat mengembangkan usaha ini agar lebih maju.


(5)

c. Gambaran pasar untuk usaha Ayam Penyet “Sambal Senyum” sangat menjanjikan karena ditempat yang strategis. Dilihat dari permintaan yang sangat besar akan produk ini.

d. Rencana arus kas usaha Ayam Penyet “Sambal Senyum” menjadi cerminan bahwa akan berkembangnya usaha ini. Usaha ini merupakan usaha yang menjanjikan untuk kedepannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L,2007. Management Edisi 6, Jakarta : Salemba Empat

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang, Frida Ramadini. 2010. Kewirausahaan, USU Press, Medan

Kotler,Philip and Kelvin Lane Keller, 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, PT. Indeks

Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Bisnis Perencanaan dan Pengembangan, USU Press, Medan

Triwandhani, Diyah .Mengeruk Rupiah dari Bisnis Makanan, 2007 cet 1 Jakarta ; TransMedia