Value at Risk VaR

22 Dalam melakukan forecasting, volatilitas umumnya diasumsikan konstan dari waktu ke waktu disebut homoskedastisitas. Akan tetapi, volatilitas tidak selalu konstan dari waktu ke waktu yang disebut heteroskedastisitas. Ada kalanya pemodelan ekonometrik asumsi varians dari error term atau faktor pengganggu yang konstan menjadi tidak masuk akal, hal ini disebabkan sangat mungkin terjadi kejadian dimana varians dari error term tidak konstan terhadap waktu, hal tersebut ditunjukkan oleh volatility clustering yang terjadi pada data time series keuangan, dimana adanya kecenderungan volatilitas yang tinggi pada suatu periode diikuti dengan volatilitas yang tinggi pada periode berikutnya, demikian juga berlaku sebaliknya. Peramalan dengan menggunakan asumsi volatilitas yang konstan terhadap waktu biasanya dilakukan dengan menggunakan perhitungan standar deviasi biasa, sedangkan untuk melakukan peramalan terhadap volatilitas yang tidak konstan terhadap waktu telah dikembangkan banyak metode seperti model ARCH dan kemudian dikembangkan lagi menjadi GARCH.

2.8 Value at Risk VaR

Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan atau peluang obyektif bahwa kejadian aktual akan berbeda dari kejadian yang diharapkan. Peluang obyektif yang dimaksudkan sebagai frekuensi relatif yang didasarkan atas perhitungan ilmiah. Kunci dalam definisi risiko bukan peluang 23 dari suatu kejadian tunggal, tetapi peluang dari beberapa kejadian yang berbeda dari yang diharapkan. Jadi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian yang dicapai. Definisi Value at Risk dari suatu saham adalah ringkasan peluang kerugian maksimum selama periode waktu tertentu. Secara matematis VaR dapat didefinisikan sebagai berikut : W Z b VaR t                 1 2.20 dengan : VaR : Besarnya Risiko b : Periode kepemilikan saham  Z : Titik Kritik dalam tabel Z W : Besarnya investasi Rupiah 1   t  : Peramalan volatilitas waktu ke t+1 VaR memiliki hubungan yang erat dengan metode ARCH-GARCH, yang sering digunakan jika terjadi ketidakhomogenan ragam dari data tingkat pengembalian dan menduga nilai volatility yang akan datang. Hal tersebut merupakan kelebihan metode ARCH-GARCH dibandingkan dengan penduga ragam biasa, yang tidak mampu melakukan pendugaan ragam jika asumsi kehomogenan ragam tidak terpenuhi dan meramal penduga yang akan datang [8]. 24

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010 terhadap salah satu indeks saham syariah di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan indeks ini sebagai penelitian dikarenakan indeks saham syariah kelompok JII selain merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan investor gagasan secara cepat tentang bagaimana kinerja sebuah bursa selama waktu tertentu, sekaligus menerapkan perilaku berinvestasi sesuai ajaran Islam.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif indeks harga saham syariah JII. Sedangkan untuk jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis data sekunder. Data sekunder yang digunakan yaitu data indeks harga saham syariah JII, data yang digunakan berupa data indeks saham periode harian dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2009. Data dicatat sesuai dengan banyaknya hari kerja yaitu satu minggu terdiri dari lima hari kerja dan hari libur tidak dicatat, dengan jumlah observasi T=969. Data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal PRPM Bursa Efek Indonesia.