Return Saham Uji Stasioneritas

10 d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir. Pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.Lampiran 1

2.4 Return Saham

Tingkat bagi hasil atau return diukur dengan cara prosentase dari perubahan harga saham. Menurut [4] mengukur tingkat bagi hasil pada suatu saham dapat diperoleh dengan dua cara yaitu: t t t t d d d X   1 2.1 dengan: t X : return indeks harga saham pada hari ke-t t d : indeks harga saham pada hari ke t d t+1 : indeks harga saham pada hari ke t+1. Hanya saja dalam analisis statistik perhitungan bagi hasil tersebut bias yang disebabkan oleh pengaruh bsaran pembaginya maka perhitungan tingkat bagi hasil dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : t t n t d d X 1    2.2 11 dengan: t X : return indeks harga saham pada waktu ke-t t d : indeks harga saham harga saham pada hari ke t d t+1 : indeks harga saham pada hari ke t+1.

2.5 Uji Stasioneritas

Dalam suatu analisis deret waktu, kestasioneran merupakan hal yang penting. Begitu juga dalam analisis dengan menggunakan model ARCH- GARCH yang mensyaratkan setiap variabel yang disertakan dalam model adalah stasioner. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis lebih lanjut mengenai model ARCH-GARCH maka perlu diuji kestasioneran dari data yang diikutsertakan dalam model. Suatu series dikatakan stasioner apabila rata-rata, varians dan autokovariansi nilainya konstan dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, ketiga ukuran tersebut tidak tergantung waktu. Namun, seringkali data deret waktu yang dikumpulkan merupakan data yang tidak stasioner, terutama jika data tersebut merupakan variabel-variabel ekonomi yang terus meningkat sepanjang waktu. Sehingga apabila dilakukan analisis terhadap data yang tidak stasioner ini, maka akan dihasilkan suatu regresi yang palsu dan kesimpulan yang diambil akan kurang bermakna serta berakibat tidak bisanya parameter model tersebut diestimasi. Oleh karena itu, penting untuk menguji kestationeran data dan apabila ditemukan ketidakstasioneran, maka lakukan diferensiasi atau transformasi hingga data menjadi stasioner. 12 Dalam pengujian kestasioneran data digunakan suatu uji yang sering disebut dengan uji unit root. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut mengandung unit root atau tidak. Jika variabel mengandung unit root, maka data tersebut dapat dikatakan sebagai data yang tidak stasioner dan untuk itu diperlukan suatu diferensiasi hingga data menjadi stasioner. Terdapat beberapa metode pengujian dengan menggunakan uji unit root, di antaranya adalah uji Dickey Fuller DF yang selanjutnya dikembangkan menjadi uji Augmented Dickey Fuller ADF dan uji Phillip Peron. Pengembangan uji DF menjadi uji ADF dikarenakan pada uji DF terkadang terdapat korelasi antar residual dalam suatu series, sehingga mengakibatkan hasil dari uji DF akan menjadi bias. Karena bias dalam pengujian merupakan masalah yang penting, maka dilakukan modifikasi dalam uji DF. Oleh karena itu, dikembangkan uji ADF. Uji ini mengikutsertakan sejumlah lag variabel dependen dalam prosedur standar uji DF agar korelasi antar residual dapat dihilangkan. Dengan mengikutsertakan sejumlah lag, ini berarti banyaknya lag harus ditentukan terlebih dahulu. Penentuan panjang lag ini dapat ditentukan dengan Akaike Information Criterion AIC atau Schwartz Information Criterion SIC yang akan dibahas pada subbab selanjutnya. Penentuan kestasioneran data dilihat dari nilai t-statistik ADF dibandingkan dengan nilai kritis pada tabel MacKinnon. Selain itu dapat juga dilihat dari nilai probabilitasnya. Dengan hipotesis: 13 : data mengandung unit root : data tidak mengandung unit root Jika nilai t-statistik ADF lebih kecil dari nilai kritis McKinnon, maka terima dan tolak yang berarti series mengandung unit root atau dengan kata lain series tidak stasioner. Sedangkan dari uji probabilitas jika nilai probabilitasnya kurang dari 0.05 maka kita menolak yang berarti series mengandung unit root atau dengan kata lain series tidak stasioner, dan menerima yang berarti series tidak mengandung unit root atau dengan kata lain series sudah stasioner. Sedangkan untuk pengujian unit root lainnya adalah dengan menggunakan pendekatan uji Phillip Peron yang merupakan pengembangan uji DF dengan memperbolehkan asumsi adanya distribusi error [4].

2.6 Penentuan Panjang Lag