31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Data
Data JII yang digunakan pada penelitian ini sejak tanggal 2 Januari 2006 hingga 30 Desember 2009, dengan T= 969 pengamatan. Gambar 4.1
merupakan grafik antara indeks harga saham JII dengan waktu.
Index JII
0.0000 100.0000
200.0000 300.0000
400.0000 500.0000
600.0000
1 88 175 262 349 436 523 610 697 784 871 958
t
ind e
k s
Index JII
Gambar 4.1
Perubahan Indeks Harian JII Dari Gambar 4.1 dapat dilihat adanya suatu pola siklus yang diawali
dengan trend naik yang puncaknya pada tanggal 11 Mei 2006 dan 28 Februari 2008. Trend naik ini disusul dengan trend turun sampai tanggal 28 Oktober
2008. Kemudian terdapat lagi trend naik puncaknya tanggal 09 Desember 2009. Jika data ini diteruskan maka kemungkinan akan terjadi trend naik dan
trend turun, kemungkinan akan terjadi trend naik sekitar bulan Januari 2010.
Pada saat krisis ekonomi global 2008 terjadi, Indeks JII terseret turun dan sempat jatuh ke level terendahnya saat itu di level 166,917 di bulan
September 2008. Setelah tumbang, saat ini indeks JII berangsur –angsur
32 kembali menanjak menuju level tertingginya sepanjang sejarah di level
521,433. Sampai pada tanggal 30 Oktober 2009, indeks JII bertengger di posisi 383,665.
Sebelum dilakukan penentuan terhadap model yang akan dipergunakan, asumsi kestasioneran diperlukan agar tidak terdapat hasil regresi palsu yang
dapat mengakibatkan kesimpulan akhir yang kurang bermakna.
Hipotesis dengan Uji Unit Root H
: data mengandung unit root H
1
: data tidak mengandung unit root Pada uji ADF nilai-p 0.000 alpha 5 maka tolak H0 artinya data JII
stasioner. Lampiran 2 Uji stasionaritas diperlukan untuk mengetahui apakah data asal sudah
memiliki penyebaran yang stabil atau tidak. Untuk menganalisis statistik diperlukan data yang stasioner, sebab jika data tersebut belum stasioner maka
akan didapatkan hasil bias. Uji stasioner menggunakan ADF statistik. Jika nilai ADF CV test,
maka data dapat dikatakan stasioner, jika tidak maka sebaliknya. Pada tingkat keyakinan 95 yang berarti alpha sama dengan 5. Dari uji tersebut
didapatkan bahwa nilai CV = -2.864314, sedangkan ADF test = -28.25578.
Hal tersebut berarti data penelitian termasuk stasioner.
33 Data pengembalian terdiri dari 969 pengamatan dengan beberapa
ringkasan statistik deskriptif ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Ringkasan Statistik data Pengembalian Saham JII
Penduga Nilai
Mean 0.000755
Median 0.001435
Maximum 0.078629
Minimum -0.138571
Std. Dev. 0.020199
Skewness -0.636082
Kurtosis 8.045865
Jarque-Bera 1093.321
Probability 0.000000
Sum 0.731982
Sum Sq. Dev. 0.39496
Observations 969
Tingkat pengembalian memiliki nilai rataan yang positif, hal ini menunjukkan bahwa data JII mempunyai tingkat pengembalian yang positif
dan mengindikasikan bahwa pada periode 2006 sampai 2009 nilai indeks JII mengalami kenaikan. Nilai Skewness kemenjuluran yang merupakan
pengukuran ketidaksimetrisan asimetri dari sebaran data memiliki nilai yang negatif yaitu -0.636082 yang menunjukkan bahwa data pengembalian
menjulur ke kiri atau sebaran mempunyai ekor sebelah kiri yang lebih panjang.
Kemudian nilai Kurtosis keruncingan dari sebaran data memiliki nilai kurtosis yang cukup besar 8.045865 lebih besar dari tiga, hal tersebut
mengindikasikan bahwa data pengembalian memiliki heavy tails dibandingkan dengan sebaran normal standar. Nilai keruncingan yang lebih besar dari tiga
34 merupakan gejala awal adanya heteroskedastisitas. Sifat dari data yang
dipengaruhi proses ARCH antara lain adalah memiliki nilai kurtosis lebih dari tiga. Hal ini juga terlihat pada Uji Jarque Berra dengan nilai prob-0.000 atau
lebih kecil dari 0.05 sehingga sebaran data tersebut tidak normal.
Index J
II
873 776
679 582
485 388
291 194
97 1
0.10 0.05
0.00 -0.05
-0.10 -0.15
Time Series Plot of JII
Gambar 4.2
Perubahan Tingkat Return Harian Indeks JII
Secara visual seperti pada Gambar 4.2 juga dapat diidentifikasikan adanya heteroskedastisitas. Pada gambar tersebut terdapat adanya perbedaan antara
titik puncak dengan titik bawah yang sangat besar pada periode pertengahan yaitu sekitar bulan Oktober dan terjadinya pengelompokkan volatility,
sehingga dapat dikatakan bahwa volatility pada JII ini tidak konstan. Nilai return penutupan harian indeks JII dapat dilihat pada Gambar 4.2.
besar return merupakan besaran perubahan indeks pada waktu ke
1
t
dengan kurs pada waktu t . Nilai return didapatkan dari
t t
d d
n
1
perubahan indeks
cenderung terjadi penggerombolan pada beberapa periode waktu. Ini merupakan hal yang umum terjadi pada data yang berasal dari peubah-peubah
35 ekonomi keuangan. Heteroskedastisitas dapat juga diketahui jika pada X
t
tidak ada autokorelasi, sedangkan pada X
t 2
terdapat autokorelasi [10]. Uji Efek ARCH
H : tidak ada efek ARCH
H
1
: Ada efek ARCH nilai-p 0,000 alpha 5 artinya tolak H
, maka model ARMA 5,5 terdapat efek ARCH.
Untuk memperkuat analisis secara deskriptif, dilakukan uji formal untuk mengidentifikasi heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan Uji ARCH.
Pemilihan model rataan awal dilakukan untuk melihat gambaran model deret waktu bagi data deret waktu pengamatan. Uji ARCH ini dilakukan
identifikasi model rataan terlebih dahulu. Pada langkah ini didapatkan model rataan yang tepat yaitu model ARMA 5,5.
Dari model diatas, sisaan model diperiksa. Pada Lampiran 3, terlihat bahwa nilai Lagrange Multiplier adalah 17.80059, dan nilai-p adalah 0.000
lebih kecil dari 0.05 sehingga H ditolak, yang berarti bahwa terdapat
heteroskedastisitas.
4.2 Pendugaan Parameter Model ARCH-GARCH