Simbol Pada Emoticon Blackberry (Studi Deskriptif Pada Proses Komunikasi yang Menggunakan Emoticon Pada Blackberry Messenger sebagai bentuk komunikasi Non Verbal)

(1)

SIMBOL EMOTICON PADA BLACKBERRY

( Studi Kualitatif Pada Proses Komunikasi yang Menggunakan Emoticon Pada BlackBerry Messenger Sebagai Bentuk Komunikasi Non Verbal)

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh: Minarni Subiyanto

080904003

Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Simbol Pada Emoticon Blackberry (Studi Deskriptif Pada Proses Komunikasi yang Menggunakan Emoticon Pada Blackberry Messenger sebagai bentuk komunikasi Non Verbal). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lambang-lambang emoticon yang digunakan oleh para penggunannya dalam kegiatan chatting di BlackBerry Messenger sebagai bentuk komunikasi non verbal. Penelitian ini menggunakan beberapa teori yang relevan dengan penelitian ini yaitu, komunikasi, teknologi komunikasi dan semiotika. Semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika model Charles Sanders Pience. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan semiotika agar dapat membantu peneliti dalam menjabarkan dan mengartikan makna-makna yang terkandung dalam simbol Emoticon Blackberry Messenger.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Untuk menentukan para pengguna BlackBerry Messenger yang akan menjadi informan digunakan metode Snowball Sampling. Dimana yang menjadi informan kunci dapat menentukan atau menunjuk informan selanjutnya. Informan kunci ditentukan dengan cirri-ciri yang telah ditetapkan sebagai pemilih yaitu : telah cukup lama menggunakan BlackBerry dan menggunakan aplikasi chatting BlackBerry Messenger (BBM). Sampai saat ini masih sangat aktif menggunakan aplikasi chatting Blackberry Messenger. Memiliki banyak waktu untuk kesempatan wawancara. Memiliki pemahaman yang luas mengenai aplikasi chatting BlacBerry Messenger memiliki banyak waktu untuk kesempatan, wawancara. Memiliki pemahaman yang luas mengenai aplikasi chatting BlackBerry Messenger melalui informan kunci akhirnya terpilihlah 4 orang yang menjadi informan dalam penelitian ini yang merupakan mahasiswi Departemen Ilmu Komunkasi, FISIP USU. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan metode wawancara yang berisi 9 pertanyaan teperinci.

Dari hasil wawancara dengan para informan dapat diketahui simbol-simbol apa saja yang sering digunakan pada BBM. Simbol-simbol ini kemudian dianalisa menggunakan analisis semiotika model Charles S. Pierce. Penggunaan emoticon pada BlackBerry Messenger harus disesuaikan dengan isi pesan yang disampaikan. Emoticon ini sendiri dapat menginterpretasikan emosi para penggunanya. Lambang emoticon sedih digunakan untuk mnenekankan keadaan atau suasana hati pengguna yang sedang sedih. Begitu juga emoticon senyum yang digunakan sesuai dengan keadaan emosi yang sedang bahagia. Emoticon marah dengan warna merah menandakan bahwa keadaaan emosi pengguna sedang tidak baik atau dalam keadaan marah. Maka dari itu komunikasi yang dilakukan lewat chatting Blackberry Messenger yang menggunakan emoticon dapat mewakili emosi pengguna, dan sebagai bentuk komunikasi non verbal yang memberikan penekanan arti untuk komunikasi verbal yang telah disampaikan sebelumnya. Penggunaan emoticon ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan, tidak boleh sembarangan dalam pemakaian emoticon ini karena dapat mengaburkan makna pesan sehingga dapat terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran makna.


(3)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama dan paling utama dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah serta rezeki akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dalam rangka memenuhi dan melengkapi sebagai prasyarat untuk menyelesaikan program Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dengan judul “ Simbol Emoticon Pada BlackBerry” Hasil yang diperoleh dari penulisan skripsi ini merupakan hal yang baru, diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan pemikiran bagi masyarakat luas dan khususnya bagi para pengguna layanan chatting BlackBerry Messenger dan dapat menjadi pedoman dalam melakukan penelitian di masa-masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam skripsi ini, untuk itu berbagai saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang berperan dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama proses penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Badarrudin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Teruntuk Kedua orang tua yang ku cinta. Ayahku tersayang Subiyanto yang berjuang sepenuh hati bekerja demi kehidupan anaknya dan selalu sabar dengan anak-anaknya. Memperjuangkanku untuk menjadi mahasiswa di universitas terfavorit ini dan memberiku inspirasi atas perjalanan hidup. Untuk ibuku Ani yang paling aku cintai dan aku sayangi, aku bangga terlahir dari rahimnya, yang senantiasa mendoakanku disetiap nafasnya tidak pernah berhenti merawat dan menasehati serta memberiku semangat dalam hidupku, sehingga aku dapat jadi seperti ini. Sekali lagi terima kasih kepada kedua orangtua ku yang telah membesarkan dan mendidik saya serta memberikan motivasi baik moril maupun materil yang tak ternilai harganya dengan


(4)

apapun, maafkan aku yang selama ini menyusahkan kalian, mudah-mudahan ini dapat memberikan suatu kebanggaan dalam diri kedua orang tuaku, terimakasih juga telah menyadarkan aku terhadap pentingnya keluarga, ternyata keluargalah yang nomor satu dari apapun.

3. Ibu Dra.Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

4. Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

5. Ibu Emilia Ramadani, S.Sos, M.Comm selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen di Departemen Ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama Penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya kak Cut, kak Maya, dan kak Ros yang telah mempermudah Penulis di dalam mengurus berbagai keperluan administrasi selama Penulis menuntut ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

8. Untuk abang ku Dani Heriyanto, adikku Duma Sari dan semua keluarga ku terima kasih atas perhatiannya dan motivasi kalian semoga cinta kasih kalian untukku takkan pernah hilang.

9. Untuk keluarga keduaku keluarga Bapak Mayor Wahyudi Usman, ST beserta ibu Ramadhani Witaningsih, Amd yang selalu memberi kasih sayang selama aku bersama kalian, memotivasiku hingga saat ini,


(5)

memberiku petuah-petuah yang sangat berharga, untuk Syarifah Ardhya Wardani, Syauqi Bimo Wiradani, kalian adalah adik-adikku yang paling kakak sayang semoga kalian tumbuh dengan cerdas dan bisa membahagiakan ayah dan ibu kita.

10. For the best friends in my life Ayu Anisya, SE sahabatku sejak bayi hingga saat ini, aku berterima kasih kepada Allah swt karena aku diberi seorang sahabat yang ditakdirkan untuk menemaniku, mendengar isi hatiku, terima kasih atas semua pandanganmu, atas nasehat, dukungan dan motivasi yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Terima Kasih untuk Sahabat ku Dicky Fachrozi Lubis S.Sos atas motivasi, saran, kritikan, kebersamaan sejak SMA hingga kini menimba ilmu di universitas ini, susah dan senang bersama-sama serta menemani peneliti melakukan penelitian dalam pengumpulan data dan penyusunan skripsi ini hingga selesai.

12. For the best friends in Communication 08. Sity Ardiyanti terima kasih atas semua kebaikan dan ketulusanmu dalam membantuku menyelesaikan skripsi, Desy Hardiyanti sahabatku tersayang terima kasih atas semuanya, Shindy Zara sahabat yang selalu aku repotkan semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala dan kemurahan rezeki, Evo Dhiva, Aritas Icha, Inda Fitrina, Tasliyah Muna . Terima kasih sahabat-sahabatku semua atas semua dukungan moril dan materil, pengorbanan dan segala bentuk pertolongan yang kalian berikan kepada saya selama ini, aku tidak pernah menyesal dan aku sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah menjadikan kalian sebagai sahabat dalam hidupku, semoga kita semua dapat mencapai apa yang kita inginkan dan kita cita-cita kan, buat kalian semua cepat kerjakan skripsi dan wisuda tahun depan semangat.

13. Seluruh teman-teman satu Magang Fradina Dwi Safitri dan Sabilla Tri Ananda .


(6)

14. Untuk semua teman-temankudi komunikasi O8 semoga sukses semua untuk kita.

15. Untuk seniorku Zawiya Farahnas, S.Sos, Dina Fadiyanti, S.Sos, Anggina Masdalifah, S.Sos terima kasih sista-sistaku sayang atas semua saran dan perhatiannya yang ditujukan kepadaku dan membantuku dalam penyelesaian skripsi.

16. Untuk Nita Salasari Pratomo,Genta Sally dan Julia Budiarty terima kasih atas semua dukungan dan kebersamaan kita selama ini semoga kita dapat mengejar dan mencapai cita-cita.

Medan, Juli 2012


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Masalah ... 1

1. 2. Perumusan Masalah ... 4

1. 3. Pembatasan Masalah ... 5

1. 4. Tujuan Penelitian ... 5

1. 5. Manfaat Penelitian ... 6

1. 6. Tinjauan Pustaka ... 6

1. 6. 1. Komunikasi ... 6

1. 6. 2. Teknologi Komunikasi ... 8

1. 6. 3. Semiotika ... 8

1. 6. 4. Semiotika Charles Sanders Pierce ... 10

1. 7. Definisi Konsep ... 11

BAB II URAIAN TEORITIS 2. 1. Komunikasi ... 14

2. 1. 1. Unsur-unsur Komunikasi ... 15

2. 1. 2. Sifat Komunikasi ... 16

2. 1. 3. Tujuan Komunikasi ... 17

2. 2. Teknologi Komunikasi ... 18

2. 3. Analisis Semiotik ... 18

2. 3. 1. Pengertian Semiotik ... 18

2. 3. 2. Macam-macam Semiotik ... 21

2. 3. 3. Tanda dan Makna dalam Semiotik ... 22

2. 3. 3. 1. Tanda ... 22


(8)

2. 3. 3. 2. Makna ... 24

2. 4. Semiotika Charles Sanders Pierce ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tipe Penelitian ... 27

3. 2. Subjek Penelitian ... 28

3. 3. Informan Penelitian ... 30

3. 4. Metode Pengumpulan Data ... 32

3. 5. Metode Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. 1. Deskripsi Identitas Informan ... 34

4. 2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 35

4. 2. 1. Tanda dari Pertukaran Emoticon dalam BlackBerry Messenger ... 35

4. 2. 1. 1. Makna Ikon Emoticon BlackBerry Messenger ... 35

4. 2. 1. 2. Makna Indeks Emoticon BlackBerry Messenger ... 36

4. 2. 1. 3. Makna Simbol Emoticon BlackBerry Messenger ... 37

4. 2. 2. Objek dari Pertukaran Emoticon dalam BlackBerry Messenger ... 38

4. 2. 2. 1. Konsep penggunaan Emoticon BlackBerry Messenger ... 38

4. 2. 2. 2. Abstraksi Penggunaan Emoticon BlackBerry Messenger ... 39

4. 2. 2. 3. Arti Penggunaan Emoticon BlackBerry Messenger ... 41

4. 2. 3. Interpretant dari Pertukaran Emoticon dalam BlackBerry Messenger ... 42

4. 2. 3. 1. Rheme Emoticon BlackBerry Messenger ... 42

4. 2. 3. 2. Dicent Sign Emoticon BlackBerry Messenger ... 43

4. 2. 3. 3. Argument Emoticon BlackBerry Messenger ... 44

4. 2. 4. Analisis Semiotika dalam Emoticon BlackBerry Messenger ... 45


(9)

BAB V PENUTUP

5. 1. Kesimpulan ... 55 5. 2. Saran ... 56 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Emoticon BlackBerry Messenger... 4

Gambar 1. 2. Segitiga Semiotika C. S. Pierce ... 10

Gambar 1. 3. Aplikasi Teori Segitiga Semiotik C. S. Pierce ... 12

Gambar 2. 1. Segitiga Semiotik ... 25

Gambar 4. 1. Emoticon BlackBerry Messenger... 47


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1. Daftar Emoticon Pada BlackBerry Messenger yang Paling

Sering Digunakan dalam kegiatan Chatting BlackBerry messenger ... 48 Tabel 4.2. Komponen Segitiga makna Carles Sanders Pierce ... 51


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Simbol Pada Emoticon Blackberry (Studi Deskriptif Pada Proses Komunikasi yang Menggunakan Emoticon Pada Blackberry Messenger sebagai bentuk komunikasi Non Verbal). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lambang-lambang emoticon yang digunakan oleh para penggunannya dalam kegiatan chatting di BlackBerry Messenger sebagai bentuk komunikasi non verbal. Penelitian ini menggunakan beberapa teori yang relevan dengan penelitian ini yaitu, komunikasi, teknologi komunikasi dan semiotika. Semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika model Charles Sanders Pience. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan semiotika agar dapat membantu peneliti dalam menjabarkan dan mengartikan makna-makna yang terkandung dalam simbol Emoticon Blackberry Messenger.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Untuk menentukan para pengguna BlackBerry Messenger yang akan menjadi informan digunakan metode Snowball Sampling. Dimana yang menjadi informan kunci dapat menentukan atau menunjuk informan selanjutnya. Informan kunci ditentukan dengan cirri-ciri yang telah ditetapkan sebagai pemilih yaitu : telah cukup lama menggunakan BlackBerry dan menggunakan aplikasi chatting BlackBerry Messenger (BBM). Sampai saat ini masih sangat aktif menggunakan aplikasi chatting Blackberry Messenger. Memiliki banyak waktu untuk kesempatan wawancara. Memiliki pemahaman yang luas mengenai aplikasi chatting BlacBerry Messenger memiliki banyak waktu untuk kesempatan, wawancara. Memiliki pemahaman yang luas mengenai aplikasi chatting BlackBerry Messenger melalui informan kunci akhirnya terpilihlah 4 orang yang menjadi informan dalam penelitian ini yang merupakan mahasiswi Departemen Ilmu Komunkasi, FISIP USU. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan metode wawancara yang berisi 9 pertanyaan teperinci.

Dari hasil wawancara dengan para informan dapat diketahui simbol-simbol apa saja yang sering digunakan pada BBM. Simbol-simbol ini kemudian dianalisa menggunakan analisis semiotika model Charles S. Pierce. Penggunaan emoticon pada BlackBerry Messenger harus disesuaikan dengan isi pesan yang disampaikan. Emoticon ini sendiri dapat menginterpretasikan emosi para penggunanya. Lambang emoticon sedih digunakan untuk mnenekankan keadaan atau suasana hati pengguna yang sedang sedih. Begitu juga emoticon senyum yang digunakan sesuai dengan keadaan emosi yang sedang bahagia. Emoticon marah dengan warna merah menandakan bahwa keadaaan emosi pengguna sedang tidak baik atau dalam keadaan marah. Maka dari itu komunikasi yang dilakukan lewat chatting Blackberry Messenger yang menggunakan emoticon dapat mewakili emosi pengguna, dan sebagai bentuk komunikasi non verbal yang memberikan penekanan arti untuk komunikasi verbal yang telah disampaikan sebelumnya. Penggunaan emoticon ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan, tidak boleh sembarangan dalam pemakaian emoticon ini karena dapat mengaburkan makna pesan sehingga dapat terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran makna.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1 . 1. Latar Belakang Masalah

Lazimnya manusia mulai dari lahir sudah ditakdirkan untuk berkomunikasi, karena komunikasi merupakan hak lahiriah dari setiap individu. Komunikasi sendiri dapat dilakukan secara langsung atau pun tidak langsung. Saat ini kita berkomunikasi tidak harus bertatap muka lagi, tapi kita juga dapat berkomunikasi dengan menggunakan media. Dalam berkomunikasi ada banyak hal yang dapat kita sampaikan, dan ada berbagai macam cara pula bagi kita untuk berkomunikasi. Apalagi pada saat ini kita telah memasuki era globalisasi dengan segala macam teknologi canggih, komunikasi dapat dilakukan dengan sangat mudah, tanpa ada dinding pembatas seperti jarak dan waktu. Kita dapat berkomunikasi dengan siapa saja dan kapan saja, dan dimana saja.

Perkembangan teknologi komunikasi saat ini telah masuk kedalam fase dimana orang-orang disuguhkan dengan berbagai alat komunikasi dengan teknologi up to date, ada banyak sekali perangkat atau alat yang bisa membantu untuk berkomunikasi. Lahirnya perangkat teknologi komunikasi baru tidak menutup kemungkinan terjadinya konvergensi media, dimana media yang sudah ada tidak saling menghilangkan, tapi saling melengkapi saling mendukung eksistensinya dan melengkapi media yang sudah ada.

“Konvergensi media telah mengubah komunikasi. Pada saat layanan baru semakin luas dapat dicapai, maka semuanya itu telah mengubah cara kita hidup dan bekerja, mengubah persepsi, keyakinan dan lembaga-lembaga kita. Penting sekali kita memahami semua dampak ini untuk mengembangkan sumber daya elektonika kita untuk kepentingan masyarakat”


(14)

Saat ini Indonesia khususnya kota Medan juga mengalami arus perubahan teknologi komunikasi. Kecanggihan dan kemudahan perangkat teknologi komunikasi ini sendiri juga memicu banyak pengguna perangkat teknologi komunikasi terbaru saat ini. Perangkat teknologi komunikasi yang saat ini digadang-gadangkan sebagai selular pintar (smart phone ) adalah BlackBerry. BlackBerrypertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam mengejutkan dunia. BlackBerry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama BlackBerry.

Pengguna BlackBerry ini sendiri sampai pada tahun 2011 telah mencapai 4 juta pelanggan, apalagi dibantu dengan meluncurnya produk-produk BlackBerry baru di akhir dan awal tahun. Nampaknya berita negatif dari RIM soal beberapa kegagalannya belum bisa merubah antusiasme pasar Indonesia terhadap BlackBerry. Cellular-news.com memperkirakan jumlah pelanggan BlackBerry secara global sebesar 70 juta pengguna. Dan Indonesia merupakan pasar terbesar BlackBerry di Asia Tenggara.

BlackBerry merupakan Perangkat Selular atau handphone pintar (smartphone) yang memiliki kemampuan layanan Push E-Mail, Telepon, Sms, chatting (BlackBerry Messengger) menjelajah internet (browsing), juga berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Belakangan ini penggunaan BlackBerry yang begitu canggih dan lebih dari handphone sederhana ini begitu fenomenal, sampai-sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion meskipun tidak semua pengguna BlackBerry menggunakan secara maksimal untuk mengakases semua kegiatan komunikasi, dan pengguna BlackBerry tidak menggunakan BlackBerrynya hanya untuk kegiatan telepon dan sms saja.

Handphone BlackBerry yang begitu canggih dan berbeda dari handphone pintar lainnya karena adanya fasilitas push e-mail. Dengan fasilitas push e-mail


(15)

semua email yang masuk dapat langsung diteruskan ke handphone BlackBerry. Selain itu email juga telah dikompresi dan discan di server BlackBerry sehingga email yang masuk telah berukuran lebih kecil dan aman dari virus. Dan fasilitas terfavorit dari para pengguna BlackBerry ini sendiri adalah kegiatan chatting dari BlackBerry Messengger atau yang kita kenal sebagai BBM.

Layanan BlackBerry Messenger begitu popular dikalangan pengguna BlackBerry. Dengan memanfaatkan layanan BBM para sesama pengguna BlackBerry dapat saling berkomunikasi, membuat grup chat, mengirimkan gambar, broadcast messege tanpa dikenai biaya tambahan hanya dengan membayar biaya akses perpaket senilai Rp. 2000/hari para pengguna BlackBerry dapat menikmati layanan chatting BBM sepuasnya selama seharian.

Dengan meningkatnya pengguna BlackBerry Messenger tampilan emoticon terus menerus digunakan dalam kegiatan berkomunikasi. Sehingga kini lebih mengarah sebagai saluran komunikasi non verbal, dan pada realitasnya pengguna BlackBerry Messenger dalam kegiatan pertukaran pesannya tak luput memberikan atau menyisipkan ikon-ikon dalam percakapan sebagai bentuk respon pertukaran komunikasi dalam proses menciptakan satu persamaan makna bagi para pengguna BlackBerry Messenger. Banyak para penggunanya menjadikan layanan BBM sebagai sarana komunikasi baik verbal maupun non verbal. BlackBerry Messenger dikatakan menjadi sarana komunikasi verbal karena menggunakan teks dalam menyampaikan pesannya, dan dapat dikatakan juga sebagai komunikasi non verbal karena para pengguna layanan ini tidak jarang bahkan sangat sering menggunakan emoticon (emotion icon ) dalam kegiatan chatting melalui BBM. Percakapan dalam BlackBerry Messenger yang menggunakan atau menyisipkan emoticon dalam kegiatan chatting di BBM dapat mewakili atau merepresentasikan bagaimana keadaan emosi dari lawan yang kita ajak berkomunikasi. Untuk menganalisis sebuah makna yang terkandung dalam sebuah ikon (emoticon) dapat diteliti melalui sebuah studi deskriptif analisis data kualitatif, berupa analisis semiotika. Emoticon standart yang disediakan oleh layanan BlackBerry Messenger ini sendiri ada 47 bentuk, namun tidak semuanya


(16)

digunakan disetiap kegiatan chattingnya,contoh emoticon yang disediakan ada pada gambar berikut ini :

Gambar 1.1

Emoticon BlackBerry Messenger

Sumber :Capture Screen pada BlackBerry Kepler

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Simbol Pada Emoticon BlackBerry ( Studi Deskriptif Pada Proses Komunikasi yang Menggunakan Emoticon Pada BlackBerry Sebagai Bentuk Komunikasi Non Verbal ).

1. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Simbol Emoticon BlackBerry Digunakan dalam Berkomunikasi Sebagai Komunikasi Non Verbal “.


(17)

1. 3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Objek Penelitian ini adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang menggunakan emoticon pada BlackBerry Messenger dalam kegiatan komunikasi sebagai komunikasi non verbal. Selanjutnya Informan Kunci akan ditentukan melalui metode Snowball Sampling.

2. Penelitian ini menggunakan studi deskripitif untuk mengetahui proses komunikasi yang berlangsung dan untuk mengetahui makna simbol emoticon BlackBerry Messenger digunakan Analisis Semiotik model Charles Sanders Pierce.

3. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari – April 2012. 1. 4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui lambang-lambang emoticon yang digunakan oleh para penggunanya dalam kegiatan chatting di BlackBerry Messenger sebagai bentuk komunikasi non verbal.

2. Untuk mengetahui interpretasi lambang-lambang emoticon dalam kegiatan chatting di BlackBerry Messenger bagi para penggunanya dalam berkomunikasi sebagai komunikasi non verbal, melalui analisis semiotika model Charles Sanders Pierce.


(18)

1. 5. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan agar dapat memperkaya khasanah penelitian di FISIP USU khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi .

2. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menguji pengamalan dan pengalaman teoritis peneliti selama mengikuti studi di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Selain itu juga untuk menambah kajian ataupun penelitian yang berkaitan dengan teknologi komunikasi dan semiotika.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam analisis semiotika bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. 6. Tinjauan Pustaka 1. 6. 1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari bahasa Latin “Communicare” yang artinya berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, gagasan, dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik(feed back) dari orang yang diajak berbicara. Berdasarkan arti kata tersebut maka lebih dipertegas lagi dengan pengertian komunikasi dibawah ini, yaitu :

“Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan,harapan imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap,pandangan dan perilaku.” (Effendy,1993 : 60)

Berdasarkan pengertian diatas, Communicare bisa berarti dua orang atau lebih, yang bersama-sama bertemu baik secara langsung (tatap muka ) maupun


(19)

melalui media atau saluran tertentu, tukar-menukar pengetahuan, pengalaman, pemikiran, gagasan, perasaan.

Selain itu pula, seorang komunikator harus mempunyai rencana dan tujuan, tidak saja pesan itu tersampaikan, tapi juga dapat merubah sikap dan pendapat serta mempengaruhi komunikan, hal ini dipertegas dari definisi komunikasi, yaitu:

“Komunikasi atau upaya-upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas penyampaian informasi serta pembentukan sikap dan pendapat. ” Secara khusus Hovland menjelaskan bahwa “ Communication is the process to modify the behavior of other individual “ , ( komunikasi adalah pengubah perilaku orang lain )(Hovland dalam Effendy, 1993 ; 113 ).

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus dipahami, menurut Onong Uchyana Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup,yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :

• Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan. • Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang • Komunikan : Orang yang menerima pesan.

• Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

• Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan (Effendy, 2002 : 6 ).

Kita mempersepsi manusia tidak hanya lewat bahasa verbalnya saja tapi juga perilaku non verbal nya. Pentingnya komunikasi non verbal misalnya dilukiskan dengan frase bukan apa yang ia katakannya tapi bagaimana ia mengatakannya. Lewat komunikasi non verbal kita dapat mengetahui suasana hati emosional seseorang. Secara sederhana menurut Larry A Samovar dan Richard E.Porter, komunikasi non verbal adalah:


(20)

“semua isyarat yang bukan kata-kata, dan mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal ) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja ataupun yang tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan non verbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.” ( Mulyana,2007 : 343 ) 1. 6. 2. Teknologi Komunikasi

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini sedang dalam fase tumbuh kembang yang sangat cepat. Sehingga perkembangan yang pesat ini disebut para ahli sebagai suatu gejala revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, saat ini sudah dapat diperkirakan terjadinya perubahan dibidang komunikasi maupun lain - lainnya yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan yang dimaksud. Perubahan – perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan berkomunikasi mereka secara tidak terbatas.

Jadi yang dimaksud dengan teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers 1986 dalam ( Lubis, 2005 : 42), mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat pengangkut keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan yang lain.”

1. 6. 3. Semiotika

Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani, semion yang berarti tanda. Menurut Umberto Eco (dalam Sobur, 2009 : 95), mengatakan : ”Tanda itu didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensional sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain”.

Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Sedangkan menurut Preminger ia mengatakan ;


(21)

“Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari tentang sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi - konvensi yang memungkinkan tanda - tanda itu mempunyai arti” ( Sobur, 2009 : 96 ).

Pemahaman akan struktur semiosis menjadi dasar yang tidak bisa ditiadakan bagi penafsir dalam upaya mengembangkan pragmatis. Seorang penafsir adalah yang berkedudukan sebagai peneliti, pengamat, dan pengkaji, objek yang ditelitinya. Dalam mengkaji objek yang difahaminya, seorang penafsir yang jeli dan cermat, semuanya akan dilihat dari jalur logika, yakni (Sobur, 2009 : 97 ) :

Hubungan penalaran jenis dengan penandanya :

Qualisign : Penanda yang bertalian dengan kualitas. Tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat. Qualisign yang murni pada kenyataannya tidak pernah ada. Jadi benar - benar berfungsi, qualisign harus mempunyai bentuk.

Sinsigns : Penanda yang bertalian dengan kenyataan. Tanda - tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilannya dalam kenyataan. Semua pernyataan individual yang tidak dilembagakan merupakan sinsigns.

Legisigns : Penanda yang bertalian dengan kaidah. Tanda - tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu pertauran yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode. Semua tanda legisigns, karena bahasa merupakan kode. Setiap legisigns mengimplikasikan sinsigns, hubungan second yang mengaitkan third, yakni peraturan yang bersifat umum. Jadi, legisigns sendiri merupakan sebuah third.


(22)

1. 6. 4 Semiotika Charles Sanders Pierce

Menurut Pierce salah satu bentuk adalah kata. Sedangkan objek adalah tanda yang ada dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. ( Sobur, 2002 : 115 ). Pierce juga mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan, objeknya adalah kedua, dan penafsiran unsur pengantara adalah contoh dari ketigaan. Ketigaan yang ada dalam konteks pembentukan tanda juga membangkitkan semiotika yang tidak terbatas, selama satu penafsiran ( gagasan ) yang membaca tanda sebagai tanda bagi yang lain ( yaitu dari suatu makna dan penanda ) bisa ditangkap oleh penafsiran lainnya. Penafsiran ini adalah unsur yang harus ada untuk mengaitkan tanda dengan objeknya ( induksi, deduksi, penangkap) membentuk tiga jenis penafsiran yang penting .

Agar bisa ada sebagai suatu tanda, makna tersebut harus ditafsirkan yang dikupas oleh teori segitiga makna yang mana dapat menggambarkan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga makna Pierce lazimnya ditampilkan seperti gambar berikut ;

Sign

Interpretant Object

Gambar 1.2 Segitiga Semiotik C.S. Pierce

Sumber : (Sumbo Tinarbuko, 2008, dalam buku Semiotika Komunikasi Visual ) Menurut Pierce tanda ialah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda akan selalu mengacu kepada sesuatu yang lain, oleh Pierce disebut objek. Mengacu berarti mewakili atau menggantikan, tanda baru dapat berfungsi bila diinterpretasikan dalam benak penerima tanda melalui


(23)

interpretant. Jadi interpretant ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda, artinya tanda baru dapat berfungsi sebagai tanda bila dapat ditangkap dan pemahaman terjadi berkat ground yaitu pengetahuan tentang sistem tanda dalam suatu masyarakat, hubungan ketiga unsur yang dikemukakan oleh Pierce terkenal dengan nama segitiga semiotik.

Bagi Charles S.Pierce ( Pateda, 2001 :44 dalam Sobur, 2002 : 41) “Sign is something which stand to somebody for something in some recpect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi oleh Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda ( sign atau represtament ) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant.

Atas dasar hubungan ini, Pierce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign . Berdasarkan objeknya ,Pierce membagi tanda atas icon, index, symbol. Dan berdasarkan interpretantnya dibagi atas rheme, dicent sign, atau decisign dan argument.

1.7. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji. Konsep dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alami. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan fenomena yang sama ( Kriyantono, 2008 : 17 ).

Penggunaan emoticon dalam kegiatan chatting di BlackBerry Messenger merupakan satu bentuk interaksi yang telah memgalami berbagai modifikasi dalam proses pembentukan satu makna, dimana pada proses awal adalah untuk cara menggunakan media chatting BlackBerry Messenger untuk berkomunikasi melalui perangkat telepon selular, baik komunikator maupun komunikan melakukan suatu percakapan dengan memunculkan bahasa non verbal berupa tulisan sebagai tahap awal pertukaran pesan yang dimaknai oleh masing-masing individu yang menggunakan fasilitas chatting BlackBerry Messenger, dan


(24)

dibarengi pemunculan lambang-lambang sederhana yang mudah difahami dan dimaknai satu sama lain.

Seiring dengan intensitas adanya pertukaran tulisan dan simbol - simbol yang sederhana antara komunikan maupun komunikator, akan mengacu terciptanya proses saling mengetahui pemaknaan ikon satu sama lain, dan berujung pada pemunculan ikon - ikon yang sifatnya jauh lebih kompleks yang digunakan dalam pertukaran pesan, sehingga antara komunikan maupun komunikator tidak ada ketidakcocokan dalam memaknai ikon yang saling dimunculkan disetiap percakapannya dalam menggunakan BlackBerry Messenger.

Dari teori di atas diungkapkan bahwa pengalaman akan membentuk seseorang untuk memberikan persepsi terhadap simbol atau tanda yang dibentuk dengan ikon yang berwujud emotion icon (emoticon).

Gambar 1.3 Aplikasi Teori Segitiga Semiotika C.S.Pierce Lambang

Pemaknaan Ikon Emosi Pengguna Disadur dari Semiotika Charles S.Pierce dalam buku Sumbo Tinarbuko, 2008 ” Semiotika Komunikasi Visual

Dalam penerapan segitiga semiotik C. S. Pierce ditunjukkan bahwa lambang/ikon ( emoticon ) menunjukkan suatu tanda yang berhubungan lansung dengan objeknya yaitu emosi yang ditimbulkan pada saat chatting berlangsung. Emosi pengguna aplikasi BlackBerry Messenger dengan menyisipkan ikon yang


(25)

menimbulkan interpretant dari penggunanya sebagai suatu bentuk emosi dari penggunanya yang mewakili emosinya pada saat pertukaran pesan.

Lambang-lambang yang disediakan BlackBerry Messenger inilah yang menjadi adanya penggunaaan emoticon oleh para penggunanya. Emoticon - emoticon yang disediakan oleh BlackBerry Messenger itu diciptakan untuk mewakili dalam menyatakan emosi yang ditimbulkan pada saat chatting berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa suatu tanda atau objek dapat menimbulkan interpretant yang sangat kuat juga bagi khalayak yang mempersepsikannya terlebih dalam pemaknaan emoticonnya.

Tiga elemen dari teori semiotik tersebut tentu saja akan sangat mempengaruhi terhadap persepsi dari makna yang diperlihatkan dalam bentuk yang diperlihatkan pada saat chatting sebagai suatu aplikasi dari emosi yang ditimbulkan pada saat pertukaran pesan berlangsung yang disertai penyisipan ikon didalamnya.

Untuk mengetahui makna sebenarnya yang terkandung dalam emoticon tersebut maka terlebih dahulu dikupas makna terdalam dari suatu emoticon melalui tanda yang diperlihatkan dari segi emosi penggunanya. Untuk itu penelitian, diuraikan makna yang terdapat dalam lambang kedalam tiga bagian yaitu ikon, indeks, dan simbol yang merupakan perangkat hubungan antara dasar (bentuk), objek, dan konsep ( interpretant) .


(26)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2. 1 Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari bahasa Latin “Communicare” yang artinya berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, gagasan, dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik(feed back) dari orang yang diajak berbicara. Berdasarkan arti kata tersebut maka lebih dipertegas lagi dengan pengertian komunikasi dibawah ini, yaitu :

“Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaa berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan imbauan,dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap,pandangan dan perilaku.” (Effendy,1993 : 60)

Berdasarkan pengertian diatas, Communicare bisa berarti dua orang atau lebih, yang bersama-sama bertemu baik secara langsung ( tatap muka ) maupun melalui media atau saluran tertentu, tukar-menukar pengetahuan, pengalaman, pemikiran, gagasan, perasaan ( to make common, sharing ).

Schramm memberikan tambahan bahwa kesamaan pengalamn diantara komunikator dan komunikan yang berlangsung secara source and receiver, komunikator dan komunikan akan mempunyai sudut pandang yang sama mengenai suatu pesan. Komunikasi akan efektif apabila komunikator mampu berkomunikasi sesuai dengan komunikannya.

Selain itu pula, seorang komunikator harus mempunyai rencana dan tujuan, tidak saja pesan itu tersampaikan, tapi juga dapat merubah sikap dan pendapat serta mempengaruhi komunikan, hal ini dipertegas dari definisi komunikasi, yaitu:


(27)

“Komunikasi atau upaya-upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas penyampaian informasi serta pembentukan sikap dan pendapat. ” Secara khusus Hovland menjelaskan bahwa “ Communication is the process to modify the behavior of other individual “ , ( komunikasi adalah pengubah perilaku orang lain )(Hovlan dalam Effendy,1993 ; 113 ).

Dalam menyampaikan pesan, komunikasi dilakukan tidak terbatas pada komunikasi secara langsung, bisa juga dilakukan melalui media seperti radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Sehingga pesan akan tersampaikan dan tersebar luas tidak terbatas ruang dan waktu, serta mempengaruhi khalayak secara luas pula. Hal ini berdasar pada pengertian komunikasi bahwa komunikasi adalah pengoperan atau penyiaran ( transmitter ) lambang-lambang melalui sebagian besar media komunikasi massa seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagian besar media komunikasi yang bersifat pribadi percakapan antar insan. ( Barelson dalam Effendy, 2000 : 69 ).

2. 1. 1. Unsur-unsur Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus dipahami, menurut Onong Uchyana Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :

• Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan. • Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang • Komunikan : Orang yang menerima pesan.

• Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

• Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan (Effendy, 2002 : 6 ).

Kita mempersepsi manusia tidak hanya lewat bahasa verbalnya saja tapi juga perilaku non verbal nya. Pentingnya komunikasi non verbal misalnya dilukiskan dengan frase bukan apa yang ia katakannya tapi bagaimana ia


(28)

mengatakannya. Lewat komunikasi non verbal kita dapat mengetahui suasana hati emosional seseorang. Secara sederhana menurut Larry A Samovar dan Richard E.Porter, komunikasi non verbal adalah:

“semua isyarat yang bukan kata-kata, dan mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal ) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja ataupun yang tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan non verbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.” ( Mulyana,2007 : 343 )

2. 1. 2. Sifat Komunikasi

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ” Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” menjelaskan bahwa komunikasi memiliki sifat-sifat. Adapun sifat-sifat dari komunikasi tersebut sebagai berikut :

1. Tatap muka . 2. Bermedia.

3. Verbal: Lisan, Tulisan.

4. Non Verbal : Gerakan/ isyarat badaniah. 5. Bergambar. ( Effendy,2002 : 7 )

Komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengalaman agar adanya umpan balik dari si komunikan itu sendiri, dalm penyampaian pesan komunikator bisa secara langsung tanpa menggunakan media apapun. Komunikator juga dapat menggunakan bahasa sebagai lambang-lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, fungsi media tersebut sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal ataupun non verbal. Verbal dibagi kedalam dua macam yaitu lisan dan tulisan. Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan badaniah seperti melambaikan tangan,


(29)

mengedipkan mata, dan sebaginya, ataupun menggunakan gambar untuk mengemukakan perasaan, ide, atau gagasannya.

2. 1. 3. Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan komunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Onong Uchjana Effendy dalam buku “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek “ mengemukakan beberapa tujuan komunikasi, yaitu :

a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.

b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita memberinya jalur ke timur.

c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagimana cara terbaik melakukannya.

d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelasakan kepada komunikan atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan. ( Effendy, 1993 : 18 ). Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, tindakan, serta tujuan utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan.


(30)

2. 2. Tekonologi Komunikasi

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini sedang dalam fase tumbuh kembang yang sangat cepat. Sehingga perkembangan yang pesat ini disebut para ahli sebagai suatu gejala revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannyan, saat ini sudah dapat diperkirakan terjadinya perubahan dibidang komunikasi maupun lain - lainnya yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan yang dimaksud. Perubahan – perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan berkomunikasi mereka secara tidak terbatas.

Jadi yang dimaksud dengan teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers 1986 dalam ( Lubis, 2005 : 42), mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat pengangkut keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan yang lain.”

2. 3. Analisis Semiotika 2. 3. 1. Pengertian Semiotik

Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani, semion yang berarti tanda. Menurut Umberto Eco (dalam Sobur, 2009 : 95), mengatakan, ”Tanda itu didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensional sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain”( Sobur, 2009:95 ).

Istilah semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau asklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostic inferensial. Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal menunjukkan pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandakan adanya api.


(31)

Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Sedangkan menurut Preminger ia mengatakan ;

“Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari tentang sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi - konvensi yang memungkinkan tanda - tanda itu mempunyai arti” ( Sobur, 2009 : 96 ).

Meskipun refleksi mengenai tanda itu mempunyai sejarah filsafat yang patut dihargai, namun semiotik atau semiologi dalam arti modern berangkat dari seorang ahli bahasa Swiss, yakni Ferdinand de Saussure ( 1857-1913), yang mengemukakan pandangan linguistik hendaknya menjadi bagian dari suatu ilmu pengetahuan umum tentang tanda yang disebutnya semiologi.

Pemahaman akan struktur semiosis menjadi dasar yang tidak bisa ditiadakan bagi penafsir dalam upaya mengembangkan pragmatis. Seorang penafsir adalah yang berkedudukan sebagai peneliti, pengamat, dan pengkaji, objek yang ditelitinya. Dalam mengkaji objek yang difahaminya, seorang penafsir yang jeli dan cermat, semuanya akan dilihat dari jalur logika.

Semiotika mencoba memahami bagaimana bahasa begitu bermakna dan bagaimana makna kemudian dapat dikomunikasikan dalam masyarakat. Semiotik tidak ditemukan dalam teks itu sendiri, tetapi hal ini seharusnya lebih dipahami sebagai metodelogi. Maka, semiotika bukanlah disiplin ilmu yang pasti, tetapi pengaruhnya pada cara resmi dalam pendekatan teks media cukup dipertimbangkan ( Hartley, 2010 : 278 )

Semiotika adalah studi mengenai tanda dan simbol yang merupakan tradisi penting dalam pemikiran tradisi komunikasi mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada diluar diri. Studi mengenai tanda tidak saja memberikan jalan atau cara dalam mempelajari ilmu komunikasi, tetapi juga memiliki efek besar pada hampir tiap aspek .


(32)

Hubungan penalaran jenis dengan penandanya :

Qualisign : Penanda yang bertalian dengan kualitas. Tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat. Qualisign yang murni pada kenyataannya tidak pernah ada. Jadi benar - benar berfungsi, qualisign harus mempunyai bentuk.

Sinsigns : Penanda yang bertalian dengan kenyataan. Tanda - tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilannya dalam kenyataan. Semua pernyataan individual yang tidak dilembagakan merupakan sinsigns.

Legisigns : Penanda yang bertalian dengan kaidah. Tanda - tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu pertauran yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode. Semua tanda legisigns, karena bahasa merupakan kode. Setiap legisigns mengimplikasikan sinsigns, hubungan second yang mengaitkan third, yakni peraturan yang bersifat umum. Jadi, legisigns sendiri merupakan sebuah third.

Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya :

• Icon : Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya.

• Indeks : Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya.

• Simbol : Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagi penanda yang mengisyaratkan kaidah secara konvensi telah lazim digunakan oleh masyarakat.

Hubungan Pikiran dengan jenis petandanya :

Rheme or seme : penanda yang bertalian dengan mungkin terpahaminya objek petanda bagi penafsir.


(33)

Dicent or decisign or pheme : Penanda yang menampilkan informasi tentang petandanya,

Argument : penanda yang pertandanya akhir bukan suatu benda tetapi kaidah. ( Sobur, 2004 : 97-98 ).

Kesembilan tipe penanda sebagai suatu struktur semiosis itu dapat dipergunakan sebagai dasar kombinasi satu dengan lainnya. Dalam kaitannya dengan ilmu bahasa, semiotic menurut Charles Moris, memiliki tiga cabang :

Sintaktika ( sintaksis) sebagi ilmu bahasa yang mengkaji penggabungan satuan-satuan lingual yang berupa kata untuk membentuk satuan-satuan kebahasaan yang lebih besa seperti frase, klausa, kalimat dan wacana. Semantika ( semantik) adalah displin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna unit semantic yang terkecil disebut leksem, sedangkan makna gramatikal adalahmakan yang berbentuk dari satuan kebahasaan. Pragmatika (pragmatis) adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi “ ( Sobur, 2009 : 102 ).

2. 3. 2. Macam-macam Semiotik

Menurut Pateda ( 2001 : 29 ), menerangkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotic yang sudah dikenal, yakni:

1. Semiotik Analitik, yakni semiotic yang menganalisis system tanda. Semiotik berobjekan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikatakan sebagi lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu pada objek tertentu.

2. Semiotik Deskriptif, yakni semiotik yang memperhatikan system tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun terdapat tanda lain yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.

3. Semiotik Fauna, yakni semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda untuk berkomunikasi antar sesamanya, tetapi sering juga menghasilkan tanda yang ditafsirkan oleh manusia. 4. Semiotik Kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem

tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. Budaya yang terdapat dalam masyarakat yang juga termasuk dalam sistem


(34)

itu, menggunakan tanda-tanda tertentu yang membedakannya dengan masyarakat lain.

5. Semiotik Naratif, yakni semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berbentuk mitos dan cerita lisan ( folklore ). 6. Semiotik Natural, yakni semiotik yang khusus menelaah system

tanda yang dihasilkan oleh alam.

7. Semiotik Normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu-lintas.

8. Semiotik Sosial, yakni semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dihasilkan oleh manusia, berupa lambang, baik lambang yang berwujud kata maupun lambang yang berwujud kata dalam satuan yang diebut kalimat.

9. semiotic Struktural, yakni semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa. ( Sobur, 2004: 100-101 ).

Dalam perkembangannya semiotika tidak hanya dipakai dalam kajian linguistik, tetapi semiotika juga bisa digunakan dalam menganalisis objek seperti semiotik hewan dan semiotik alam.

2. 3. 3. Tanda dan Makna dalam semiotik 2. 3. 3. 1. Tanda

Semua model makna memiliki bentuk yang secara luas serupa atau mirip. Masing-masing memperhatikan tiga unsur yang mesti ada dalam setiap studi tentang makna. Ketiga unsur tersebut adalah a). tanda, b) acuan tanda, c) pengguna tanda.

Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita, tanda mengacu pada sesuatu diluar tanda itu sendiri dan bergantung pada pengamatan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda. Pierce dalam (Fiske, 2004: 62 ) mengatakan:

“Tanda dalam acuannya dan penggunaanya sebagai titik dalam segitiga. Masing- masing terkait erat pada dua yang lainnya , dan dapat dipahami dalam artian pihak lain” ( Suprapto, 2006: 114 )


(35)

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tanda terdiri pada realitas hanya melalui konsep orang yang menggunakannya.

2. 3. 3. 1. 1. Kategori- kategori Tanda

Pierce dan Saussure menjelaskan berbagai cara dalam menyampaikan makna. Pierce membuat tiga kategori tanda yang masing-masing menunjukkan hubungan berbeda diantara tanda dan objeknya atau apa yang diacunya.

1. Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas yang ditandainya, misalnya foto atau peta.

2. Indeks ada hubungan langsung antara tanda dan objeknya. Ia merupakan tanda yang hubungan eksistensionalnya langsung dengan objeknya . 3. Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya

berdasekan konvensi, kesepakatan atau aturan kata-kata umumna adalah simbol ( Suprapto, 2006: 120 ).

Tommy Suprapto dalam bukunya yang berjudul “ Pengantar Teori Komunikasi, mengemukakan beberapa pokok pikiran tentang makna dan tanda dalm proses komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Dalam proses komunikasi, seperangkat tanda merupakan hal yang penting karena ini merupakan pesan yang harus dipahami oleh komunikan. Komunikan harus menciptakan makna yang terkait dengan makna yang dibuat oleh komuikator. Semakin banyak kita berbagi kode yang sama, semakin banyak kita menggunakan system tanda yang sama.

2. Tanda-tanda (sign) adalah basis dari seluruh kegiatan komunikasi. Manusia dengan perantara tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Kajian tentang tanda dalam proses komunikasi sering disebut semiotika komunikasi

3. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda, salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam factor dalam komunikasi yaitu; pengirim, penerima kode (sistem tanda),pesan, saluiran komunikasi, dan acuan hal yang dibicarakan. 4. Semiotika mempunyai tiga bidang yaitu :

a. Tanda itu ssendiri. Hal ini terdiri atas aturan tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda-beda itu


(36)

dalam mneyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya.

b. Kode atau sistem tanda yang mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarkat atau budaya atau untuk mengeksploitasi selama komunikasi yang tersedia menstransmisinya.

c. Kebudayaan tempat kode atau tanda bekerja. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri. ( Suprapto, 2006: 123).

2. 3. 3. 2. Makna

Semiotik berusaha menggali hakikat sistem tanda yang beranjak keluar kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks yang rumit, tersembunyi, dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini kemudian menimbulkan perhatian pada makna tambahan ( connotative ) dan arti penunjukkan (denotative), kaitan dan kesan yang ditimbulkan dan diungkapkan melalui penggunaan dan kombinasi tanda.

Dalam pandangan Saussure, makna sebuah tanda dipengaruhi oleh tanda yang lain. Sedangkan Umar Junus menyatakan :“Makna dianggap sebagi fenomena yang bisa dilihat sebagai kombinasi beberapa unsur dengan setiap unsur itu. Secara sendiri-sendiri unsur tersebut tidak mempunyai makna sepenuhnya.” ( Sobur, 2004: 153 ). Menurut Bolinger dalam Aminuddin, 2006 : 26 ) mengatakan : “makna adalah hubungan antara bahasa dan dunia luar yang telah disepakati oleh para pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti.

Dalam pandangan Aminuddin ( 2003: 7 ), makna dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni :

1. Makna menjadi isi abstraksi dalamkegiatan bernalar secara logis sehingga membuahkan proposisi kebahasaan.

2. Makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan.

3. Makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan informasi tertentu.


(37)

Sebuah makna berasal dari petanda-petanda yang dibuat manusia, ditentukan oleh kultur atau subkultur yang dimilikinya yang merupakan konsep mental yang digunakan dalam membagi realitas tersebut.

2. 4. Semiotika Charles Sanders Pierce

Menurut Pierce salah satu bentuk adalah kata. Sedangkan objek adalah tanda yang ada dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. ( Sobur, 2002 : 115 ). Pierce juga mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan, objeknya adalah kedua, dan penafsiran unsur pengantara adalah contoh dari ketigaan. Ketigaan yang ada dalam konteks pembentukan tanda juga membangkitkan semiotika yang tidak terbatas, selama satu penafsiran ( gagasan ) yang membaca tanda sebagai tanda bagi yang lain ( yaitu dari suatu makna dan penanda ) bisa ditangkap oleh penafsiran lainnya. Penafsiran ini adalah unsur yang harus ada untuk mengaitkan tanda dengan objeknya ( induksi, deduksi, penangkap) membentuk tiga jenis penafsiran yang penting .

Agar bisa ada sebagai suatu tanda, makna tersebut harus ditafsirkan yang dikupas oleh teori segitiga makna yang mana dapat menggambarkan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga makna Pierce lazimnya ditampilkan seperti gambar berikut ;

Sign

Interpretant Object

Gambar 2.1 Segitiga Semiotik C.S. Pierce Sumber : (Sumbo Tinarbuko, 2008, dalam buku Semiotika Komunikasi Visual )


(38)

Menurut Pierce tanda ialah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda akan selalu mengacu kepada sesuatu yang lain, oleh Pierce disebut objek. Mengacu berarti mewakili atau menggantikan, tanda baru dapat berfungsi bila diinterpretasikan dalam benak penerima tanda melalui interpretant. Jadi interpretant ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda, artinya tanda baru dapat berfungsi sebagai tanda bila dapat ditangkap dan pemahaman terjadi berkat ground yaitu pengetahuan tentang sistem tanda dalam suatu masyarakat, hubungan ketiga unsur yang dikemukakan oleh Pierce terkenal dengan nama segitiga semiotik.

Bagi Charles S.Pierce ( Pateda, 2001 :44 dalam Sobur, 2002 : 41) “Sign is something which stand to somebody for something in some recpect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi oleh Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda ( sign atau represtament ) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant.

Atas dasar hubungan ini, Pierce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign . Berdasarkan objeknya ,Pierce membagi tanda atas icon, index, symbol. Dan berdasarkan interpretantnya dibagi atas rheme, dicent sign, atau decisign dan argument.


(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah kualitatif yang diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu objek, yang dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Dalam penelitian kualitatif ada 2 hal yang ingin dicapai, yaitu : 1). Menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses berlangsungnya, dan 2). Menganalisis makna yang ada dibalik informasi,data dan proses suatu fenomena sosial itu. Berdasarkan tujuan kedua, peneliti menggunakan analisis semiotik yang sifatnya memaparkan situasi / peristiwa dengan memaparkan situasi atau peristiwa dengan melukiskan variabel satu demi satu . ( Rakhmat, 2005 : 25 )

Penelitian dengan menggunakan analisis semiotika merupakan teknik penelitian bagi kajian komunikasi yang cenderung lebih banyak mengarah pada sumber maupun penerimaan pesan. Dikategorikan kedalam penelitian interpretative dan subjektif karena sangat mengandalkan kemampuan peneliti dalam menafsirkan teks ataupun tanda yang dikaitkan dengan nilai-nilai ideologi, budaya, moral, dan spiritual. Maka peneliti memberi peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi-intepretasi alternatif. Pendekatan penelitian ini mengedepankan penyajian data secara terstruktur serta memberikan gambaran terperinci objek penelitian beberapa pesan komunikasi dalam bentuk tanda-tanda. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik, maka tipe penelitian ini adalah kualitatif interpretatif dimana peneliti melakukan pengamatan secara menyeluruh dari semua isi tanda dalam penggunaan emoticon kegiatan chatting Blackberry Messenger. Peneliti menggunakan analisis semiotika model Charles Sanders Pierce untuk memaknai tanda-tanda atau simbol yang digunakan dalam kegiatan komunikasi sebagai komunikasi non verbal pada aplikasi chatting Blackberry Messenger.


(40)

3. 2. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah sifat keadaan dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sifat keadaan yang dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas benda, orang lembaga, bisa berupa prilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra, simpati-antipati keadaan batin, bisa pula berupa proses dan lain sebagainya (tatangmanguny.wordpress.com ).

Subjek penelitian dalam penelitian saya ini adalah Blackberry Messenger, yang mana Blackberry Messenger ini merupakan aplikasi dari smartphone bernama Blackberry. Blackberry ini sendiri adalah perangkat selular yang memiliki layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, chatting, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk gaya hidup. Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research in Motion .

Perusahaan ini didrikan oleh seorang imigran Yunani kelahiran Turki bernama Mike Lazaridis di kota Waterloo, Canada. Pada tahun 1979 dia memulai aktifitas sebagi mahaiswa di University Of Waterloo jurusan elektronik mengenai ilmu komputer. Tapi pada tahun 1984 Mike memilih untuk berhenti kuliah setelah memenangkan kontrak senilai $ 560.000 dan mulai membangun Research in Motion.

Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat. Produk yang menjadi andalan utama dan membuat Blackberry digemari dipasar adalah push e-mail. Produk ini mendapat sebutan push email karena surat baru, daftar kontak dan informasi jadwal (calendar) “didorong” masuk kedalam Balackberry secara otomatis (http: //www.wikipedia.co.id/Blackberry).

Pengguna tidak perlu mengakses internet terlebih dahulu untuk membuka satu-persatu email yang masuk, atau pemeriksaan email baru. Hal ini dimungkinkan karena pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia maya melalui jaringan telepon selular yang tersedia. Alat penyimpan juga memungkinkan para pengguna untuk mengakses data yang sampai ketika berada diluar layanan jangkauan nirkabel. Begitu pengguna terhubung lagi, Blackberry Enterprise Server akan menyampaikan data terbaru yang masuk.

Blackberry juga bisa digunakan untuk chatting. Mirip dengan Yahoo Messenger, namun dilakukan melalui jaringan Blackberry dengan memasukkan nomor identitas, layanan cukup familiar dikalangan masyarakat dengan istilah BBM ( Blackberry Messenger ) . Dalam beberapa tahun terakhir layanan ini begitu diminati oleh penggunanya. Pada dasarnya Blackberry Messenger tidak berbeda dengan aplikasi chatting lainnya yang digunakan oleh ponsel sejenisnya. Sedikit bisa dijabarkan kelebihan dari Blackberry Messenger dibanding aplikasi chatting lainnya yakni Blackberry Messenger dapat mengirtim pesan kekontak penggunanya, mengubah status dan tampilan gambar (avatar) pengguna, serta


(41)

mengorganisir kontak kedalam kategori kontak. Selama obrolan, pengguna dapt mengirim file seperti catatan suara dan lampiran kontak. Pengguna juga dapat mengirim foto yang diambil dengan kamera tersebut hingga file musik yang diinginkan. Pengguna dapat menggunakan fitur Blackberry Groups dari Blackberry Messenger untuk membuat groups yang berisi anggota keluarga, teman, rekan kerja, dan lain-lain. Dalam group, anda dapat berbagi gambar, daftar, dan janji temu dengan anggota group. Anda juga dapat mengobrol dengan anggota group anda dan mengomentari item bersama. Pengguna tidak perlu sign-in ke atau sign-out dari Blackberry Messenger . Selama anda terhubung ke jaringan nirkabel, Blackberry Mesenger dapat menjaga agar anda tetap terhubung ke kontak Blackberry Messenger. ( http ://www.blackberry.com/support/).

Aapabila ditelusuri lebih lanjut, cukup masuk akal mengapa Blackberry cukup digemari sebagai media berkomunikasi. Tidak sedikit yang memilih untuk menggunakan media seperti Blackberry Messenger untuk mempermudah proses komunikasi yang mereka inginkan. Selain hemat biaya dan waktu, komunikasi dengan menggunakan media ini dapat dengan mudah dimengerti satu dengan lainnya. Penggunannya juga tidak menyulitkan pengguna yang dominannya sudah familiar dengan messenger lainnya seperti yahoo messenger ataupun facebook.Pengguna hanya perlu mengetik pesan yang ingin disampaikan layaknya mengetik pesan singkat.

Pada dasarnya Blackberry Messenger bersifat seperti ruang untuk komunikasi virtual, dimana semua orang yang tergabung dapat berkomunikasi dengan siapa saja yang berada dalam komunitas tersebut. Komunikasi virtual bias juga disebut komunitasyang terjadi pada dunia maya dan dimana komunikasi dilakukan melalui media sehingga tidak mengharuskan komunikasi langsung atau tatap muka dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja selam koneksi jaringan internet yang dibutuhkan tetap tersedia selama berkomunikasi.

Blackberry Messenger memiliki beberapa fitur, dan beberapa dari fitur yang sering digunakan adalah sebagai berikut :

1. Chatting atau obrolan, inin merupakan fitur Blackberry secara mendasar dimana pengguna saling berinteraksi secara bebas tentang apa saja ataupun mengomentari status dari setiap kontaknya. Pengguna bias meng-klik panel keadaan terbaru (recent updates) diatas panel info tampilan Blackberry Messenger untuk menampilkan daftar kontak yang baru saja memperbaharui status. Notifikasi akan selalu muncul di panel keadaan terbaru setiap kontak lain memperbaharui status terbaru mereka.

2. Send Picture, meliputi penggunaan dengan mengunggah sebuah gambar, sehingga pengguna-pengguna lain dapat melihat gambar tersebut ataupun saling mengomentari gambar tersebut satu dengan yang lainnya.

3. Send File, meliputi penggunaan yang lebih luas, tidak hanya gambar, tetapi juga daftar contact, calendar, rekaman suara, video, dan lain-lainya kepada sesama pengguna Blackberry Messenger.


(42)

4. Send Location, mencakup penggunaan Blackberry Messenger jika pengguna ingin membagi lokasi dari posisi berada atau ingin membagi lokasi sebuah tempat, klik kirim lokasi pada menu. Pilihan untuk mengirimkan lokasi bisa langsung dari lokasi berada dengan memanfaatkan fitur GPS, atau dari data lokasi yang telah disimpan sebelumnya di Peta Blackberry. Permintaan kontak bias juga dilakukan atau mengatur notifikasi kedekatan dengan pengguna lain.

5. Smiley ( Emoticon ), mencakup representasi perasaan pengguna seperti muka tersenyum, tertawa ataupun menangis sehingga pengguna yang sedang berkomunikasi bisa saling memahami perasaan masing-masing.

3. 3. Informan Penelitian

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai inforrnasi mengenai objek penelitian tersebut. Diantara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut narasumber kunci yakni seseorang atau beberapa orang yang paling banyak banyak menguasai informasi ( paling banyak tahu ) mengenai objek yang sedang diteliti tersebut.

Menentukan informan kunci yang sarat dengan informasi penelitian merupakan prosedur sampling yang terpenting. Teknik pemilihan sampel secara acak ( random sampling ) seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif, tidaklah relevan jika digunakan dalam penelitian kualitatif ini. Untuk memilih sampel dalam hal ini informan kunci lebih tepat dilakukan dengan metode purposive sampling . Selanjutnya bilamana dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi, maka peneliti tidak perlu lagi untuk mencari informan baru, proses pengumpulan data dinilai telah cukup dan selesai. Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah sampel.

Dalam hal ini jumlah sampel ( informan ) bisa sedikit,tetapi bisa juga banyak, tergantung dari :

a. Tepat tidaknya pemilihan informan kunci.


(43)

Sampai dengan berakhirnya pengumpulan informasi,umumnya terdapat tiga tahap pemilihan sampel dalam penelitian kualitatif yaitu :

a. Pemilihan sampel awal, apakah informan yang akan diwawancarai terkait dengan fokus penelitian.

b. Pemilihan sampel lanjutan guna memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi informasi yang mungkin ada.

c. Menghentikan pemilihan sampel lanjutan jika dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi.

Dalam menempuh tiga tahapan tersebut, prosedur pemilihan sampel dalam penelitian kualitatif yang lazim digunakan adalah melalui teknik snowball sampling. Snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan sistem responden, kemudian responden tersebut akan menunjukkan responden lain dan responden lain tersebut akan menunjukkan responden berikutnya. Hal ini dilakukan secara terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh peneliti. Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden yang kekurangannya adalah memakan waktu yang cukup lama dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

Pengambilan informan secara sengaja sesuai dengan persyaratan atau kriteria tertentu yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan informan yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan mahasiswa sebagai informan. Berikut ini beberapa kriteria yang dikemukakan untuk memilih informan kunci dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Objek yang telah cukup lama menggunakan Blackberry dan menggunakan aplikasi chatting Blackberry Messenger ( BBM ). b. Saat ini masih sangat aktif menggunakan aplikasi chatting BBM. c. Objek memiliki banyak waktu untuk kesempatan wawancara.


(44)

d. Memiliki pemahaman yang luas mengenai aplikasi chatting Blackberry Messenger.

3 . 4. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Kepustakaan

Peneliti akan mengumpulkan data dengan cara mempelajari literatur dan sumber tertulis untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian ini, sebagai data sekunder. Diantaranya, studi literatur untuk mendapatkan teori dan memperkaya latar penelitian melalui buku - buku, jurnal - jurnal berkaitan dengan penelitian, klipping media cetak dan mengunjungi situs - situs internet yang mendukung penelitian.

2. Wawancara Mendalam

Untuk memperoleh informasi secara akurat dari narasumber langsung sebagai data primer, peneliti menggunakan metode wawancara. Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dalam pelaksanaanya mengadakan tanya jawab terhadap para informan baik secara lisan maupun tulisan. Wawancara dapat dilakukan beberapa kali untuk memberikan data-data yang benar - benar aktual. Seperti juga dalam metode penelitian lainnya, kualitatif sangat bergantung dari data dilapangan dengan melihat fakta - fakta yang ada. Data yang terus bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul dilapangan, kemudian terus menerus disempurnakan selama penelitian berlangsung.

3. Observasi

Cara observasi dilakukan peneliti untuk menunjang data yang telah ada. Observasi penting dilakukan agar dalam penelitian tersebut, data - data yang diperoleh dari wawancara dan sumber tertulis


(45)

dapat dianalisis nantinya dengan melihat kecenderungan yang terjadi melalui proses observasi dilapangan. Observasi dalam penelitian ini ialah dengan cara menjalankan aplikasi Blackberry Messenger. Beserta penggunaan yang telah ditentukan oleh peneliti.

3. 5. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses menyususn data agar dapat ditafsirkan (Nasution, 2004 : 126). Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis dan pengolahan data sebagai berikut:

1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data.

2. Reduksi data/pembentukan abstraksi dimana data yang ada seperti tinjauan pustaka, wawancara, dan observasi.

3. Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan data sesuai jenisnya.

4. Penyajian data melalui proses pencatatan, pengetikan, penyuntingan dan disusun kedalam bentuk teks yang diperluas.

5. Analisis semiotika model Charles Sanders Pierce yang dibagi menjadi tanda, objek, dan interpretant.


(46)

BAB IV

HASIL ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data hasil penelitian yang dilakukan tentang Proses Komunikasi yang Menggunakan Emoticon Pada Blackberry Sebagai Bentuk Komunikasi Non Verbal dengan menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Pierce. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yaitu para pengguna aplikasi chatting Balckberry Messsenger. Daftar pertanyaan yang diajukan kepada 4 orang informan, terdiri dari mahasiswi – mahasiswi departemen ilmu komunikasi Fisip USU.

4. 1. Deskripsi Identitas Informan

Berikut ini adalah data-data dari para pengguna aplikasi chatting Blackberry Messenger yang menjadi informan dalam penelitian ini.

1. Nama : Shindy Zara Syafira

Pekerjaan : Mahasiswi Departemen Ilmu komunikasi

Stambuk : 2008

Pin Blackberry : 222E6DA0 2. Nama : Sity Ardiyanti

Pekerjaan : Mahasiswi Departemen Ilmu komunikasi

Stambuk : 2008

Pin Blackberry : 26B342AE

3. Nama : Inda Fitrina Sikumbang

Pekerjaan : Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi Stambuk : 2008

Pin Blackberry : 28CC732C 4. Nama : Evo Dhiva Purba

Pekerjaan : Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi

Stambuk : 2008


(47)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Tanda dari Pertukaran Emoticon Dalam BlackberyMessengger

4.2.1.1 Makna Ikon Emoticon Blackbery Messenger

Para informan menyatakan pemakanaan dari pengertian dalam istilah ikon yaitu tanda yang dicirikan oleh persamaannya (resembles) dengan objek yang digambarkan oleh emosi pengguna karena tanda yang ditampilkan mengacu pada persamaannya dengan objek., dan seperti hasil wawancara yang dikemukakan oleh Shindy Zara

emoticon buat aku sendiri berguna untuk mengekspresikan apa yang sedang kita lakukan atau emosi kita, dan disetiap ekspresi muka pasti ada emoticonnya dan pastinya lebih ekspresif.”

Selanjutnya adalah hasil wawancara langsung dengan S. Ardiyanti sebagai berikut,

“ya gimana pesan yang diutarakan saja, kadang jika ada masalah ataupun senang, dan itulah dimana emotion digunakan untuk berbagai emosi antara orang yang diajak chating

Pandangan lain terhadap ikon diperjelas oleh pendapat dari beberapa informan lainnya, seperti hasil wawancara dengan Inda Fitrina Sikumbang

“emosi yang terkandung dalam obrolan itu tidak sepenuhnya dapat dituangkan, maka dari itu untuk mengetahui emosi itu dapat dilihat dari emotion yang disisipkan dalam pesan”


(48)

Dan dalam hasil wawancara lainnya tentang makna dari ikon dari emoticon yang digunakan dalam pertukaran pesan dan menyisipkan Emoticon diperjelas oleh hasil wawancara mendalam dengan, Evo Dhiva

“hanya emosi sesaat saja, dan sifatnya sangat sederhana, jika apa yang dirasakan pada saat itu tidak hanya menggunakan Emoticon saja, namun dari pesannya pun dapat tersirat apa yang sedang dialami oleh pengguna pada saat chating

Selain itu juga emosi berbentuk berdasarkan adanya sesuatu yang dirasakan pada saat chating

Selain itu juga emosi terbentuk berdasarkan adanya sesuatu yang dirasakan pada saat chating berlangsung, sehingga pengguna emoticon dijadikan suatu acuan emosi pengguna pada saat chating berlangsung.

4.2.1.2 Makna Index Dari Emoticon Blackbery Messengger

Makna index disini merupakan hubungan langsung antara sebuah tanda dan objek yang kedua-duanya dihubungkan yang diaplikasikan yaitu hubungan antara emosi pengguna dengan emoticon yang disisipkan pada saat pertukaran pesan melalui Blackbery Messenger .

Hubungan antara emosi dengan visualisasi lambang-lambang yang disediakan berbentuk emoticon senantiasa dibuat untuk memaknai antara keduanya yaitu emosi pengguna dan emoticon. Seperti yang dikatakan oleh S. Ardiyanti


(49)

“hubungan antara emosi pengguna dengan emoticon yang disisipkan adalah suatu bentuk ekspresi dari apa yang sedang dirasakan oleh pengguna Blackbery Messenger pada saat ia melakukan chating dalam suatu kondisi dimana apa yang dirasakannya itu dituangkan dalam bentuk obrolan dan digambarkan dalam bentuk emoticon”.

Dari hasil wawancara dengan informan lainnya seperti jawaban dari hasil wawancara yang dilontarkan kepada Inda Fitrina tentang makna index dari Emoticon adalah,

“emosi pengguna dan emoticon yang digunakan itu bagaimana bentuk perasaan yang ditimbulkan dari pesan-pesan yang disampaikan”.

Informan selanjutnya yaitu Evo Dhiva dalam wawancara terhadapnya dan menyatakan,

“emoticon itu merupakan aplikasi dari bentuk emosi pengguna, dan index itu berhubungan jika antara pesan, emosi dan emoticon yang disisipkan dalam pesan itu mempunyai arti yang sama”.

Saudara Shindy Zara menyatakan index itu dilihat dari isi pesannya, dengan jawaban wawancaranya sebagai berikut,

“pemaknaan dari bentuk emoticon dari emosi pengguna itu yaitu penegasan dari isi pesan yang disampaikan oleh pengguna”.


(50)

Persamaan dalam suatu pemaknaan simbol yang berbentuk emoticon itu tidak selamanya sama meskipun dalam bentuk visualisasi. Dan dalam pengertiannya simbol diartikan sebagai tanda yang memiliki hubungan dengan ojeknya berdasarkan kesepakatan, atau aturan.makna dari suatu simbol ditentukan oleh suatu persetujuan bersama, atau diterima oleh umum sebagai suatu kebenaran tanda.

Dalam hal menginterprestasikan simbol berdasarkan pemaknaannya bagaimana bentuk pembicaraan atau pertukaran pesan yang disampaikan oleh pengguna emoticon di Blackbery Messenger, seperti yang dikatakan oleh Evo Dhiva.

“persamaan pengertian emoticon yang diartikan sebagai simbol yaitu bagaimana makna dari suatu pembicaraan yang mengikutsertkan atau menyisipkan emoticon didalam obrolannya disepakati sebagai bentuk emosi pengguna pada saat obrolan atau pertukaran pesan berlangsung dan pemaknaan itu dirasakan sama dalam suatu pengertian jika apa yang dirasakan oleh pengguna digambarkan dalam bentuk emoticon yang dikeluarkan dan pada dasarnya dalam mengartikan emoticon yang disampikan dan pastinya sama, jika tidak maka ada hal yang harus dipertanyakan dalam suatu Emoticon yang disispkan dalam obrolannya”.

Perlu dijelaskan akan hadirnya Emoticon yang disisipkan itu pasti beralasan, dalam penggunaan Emoticon pada pengguna dapat menunjukan emosinya terhadap suatu obrolan yang


(1)

Messenger. Dan komponen interpretan yang terakhir adalah argument. Argument adalah penggunaan emoticon yang digunakan berdasarkan suatu kenyataan dari pengguna dan dengan alasan penggunaannya dalam bentuk penyisipan dari pesan yang disampaikan. Pembahasannya argument dalam penelitian ini adalah emoticon memberikan makna secara langsung terhadap penyisipannya namun kembali lagi kepada nilai akan suatu isi pesan yang disampaikan oleh pengguna yang menghasilkan suatu bentuk visualisasi emosi pengguna pada saat chating berlangsung.

Pemaknaan emoticon itu dimaknai sama oleh setiap individu karena penyisipannya ditinjau dari isi pesan yang disampaikan dan direspon dalam bentuk Emoticon dengan melallui aplikasi pertukaran pesan Blackbery Messenger.


(2)

BAB V PENUTUP

5. 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dianalisa pada bab IV maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

Bahwa dari 47 lambang atau simbol emoticon yang disediakan oleh aplikasi chatting BlackBerry Messenger terdapat 13 emoticon yang paling sering digunakan atau yang paling sering disisipkan dalam percakapan di BlackBery Messenger oleh para penggunanya. Emoticon yang paling sering digunakan diantaranya emoticon senyum, marah, tertawa, terkejut, mengejek sambil menjulurkan lidah, menangis, lela, senang sambil menari-nari, sakit, dan berpelukan. Emoticon-emoticon tersebut digunakan dalam chatting BlackBerry Messenger untuk mempertegas arti dari komunikasi verbal BlackBerry Messenger. Warna dominan pada emoticon BlackBerry Messenger adalah warna kuning yang diibaratkan sebagai warna kulit. Sementara warna merah yang terdapat pada lambang emoticon menandakan emosi marah.Lingkaran dalam emoticon disini dilambangkan atau didefinisikan sebagai bentuk kepala manusia dan visualisasinya itu digambarkan keadaan kepala manusia. Para pengguna emoticon merasa sangat terbantu dalam menggunakan emoticon tersebut karena dapat mengekspresikan emosinya lewat emoticon-emoticon tersebut.

Penggunaan emoticon dalam BlackBerry Messenger tidak boleh sembarangan harus disesuaikan dengan isi pesan verbalnnya, karena apabila memakai atau menyisipkan emoticon secara sembarangan akan memicu kesalah pahaman arti karena emoticon yang didefinisikan sebagai bentuk komunikasi non verbal disini berfungsi sebagai penekanan arti untuk komunikasi verbalnya. Ini lah yang menjadikan BlackBerry sebagai salah satu telepon selular yang berbeda dari telepon selular lainnya dan mendapatkan julukan smartphone, karena mampu menginterpretasikan emosi dari penggunanya. Penggunaan emoticon juga harus disesuaikan dengan dengan kebutuhan penggunanya saja dan pastinya beralasan.


(3)

5. 2 Saran

Adapun saran yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini ditujukan bagi masyarakat informasi, mengingat kini kemajuan teknologi sangat cepat sehingga masyarakat dituntut untuk mampu menguasai perkembangan teknologi komunikasi di era globalisasi ini.

2. Dengan hasil penelitian ini para pengguna Blackberry Messenger agar dapat lebih memahami akan suatu makna dari visualisasi tampilan emoticon dalam pertukaran pesan di aplikasi chatting Blackberry Messenger dan pemaknaannya dalam kegiatan komunikasi non verbal. 3. Penelitian ini diharapkan mampu menimbulkan ketertarikan bagi

mahasiswa atau siapapun untuk dapat lebih memahami tentang emoticon di Blackberry Messenger sebagai kegiatan komunikasi non verbal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharini. 2002. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Barton, Will dan Andrew Beck. 2010. Bersiap mempelajari Kajian Komunikasi. Bandung: Jalasutra

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Cangara, Havied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grasindo Praha.

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Bandung: Jalasutra.

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kriyantono, Rahmat. 2007. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Kaelan. 2005. Metode Penelitian Bidang Kualitatif. Yogyakarta: Paradigma

Yogyakarta.

Lubis, Suwardi. 2005. Teknologi Komunikasi Pembangunan. Medan: Penerbit Universitas Sumatera Utara.

Morisson. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Dedy. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadiri. 2001. Metode penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Senjaya, Djuarsa, Sasa. 2007. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi Visual. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(5)

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra Yogyakarta.

Sumber Lain :

( http//ninaantika.blogspot.com/2012/02/konvergensi-media.html). Diakses tanggal 4/02/2012.

indonesia-pada-tahun-2011/. Diakses tanggal 04/02/2012.


(6)

LAMPIRAN

Biodata Peneliti

Nama : Minarni Subiyanto

Jenis Kelamin : Wanita

Tempat Lahir : Medan, Indonesia Tanggal Lahir : 10 Januari 1990

Alamat : Jln. Balai Desa No. 29 Polonia, Medan No.HandPhone : 0852 7018 444 0

Alamat Email : nynasubiyantoo@yahoo.co.id Pendidikan Formal :

• 1996 – 2002 : SD Swasta Al-hidayah Medan

• 2002 – 2005 : SMP Swasta Al-hidayah Medan

• 2005 – 2008 : SMA Swasta ANGKASA-1 Pangkalan Udara (Lanud) Medan