Emoticon Analisis Tabel Tunggal

Tabel 4.9 Pengetahuan tentang Aplikasi Mengetahui Aplikasi dari F Iklan di Televisi 20 16.9 Rekomendasi orang lain 26 22.0 Internet 17 14.4 Pengataman Sekitar 55 46.6 Total 118 100.0 Sumber:P.9FC.12 Tabel ini menunjukkan pengetahuan responden ketika pertama kali mengetahui aplikasi tersebut. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 20 16.9 responden mengetahui aplikasi tersebut dari Iklan di Televisi, 26 22.0 responden mengetahui aplikasi tersebut dari rekomendasi orang lain, 17 14.4 responden mengetahui aplikasi tersebut dari internet, dan 55 46.6 responden mengetahui aplikasi tersebut dari pengamatan sekitar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui aplikasi tersebut berdasarkan pengamatan sekitar mereka. Pengamatan sekitar tersebut terdiri dari melihat banyaknya pengguna aplikasi dan mengamati pengguna memakai aplikasi tersebut.

4.3.3. Emoticon

Emoticon untuk melihat seberapa aktif para pengguna smartphone dalam menggunakan Emoticon sebagai sarana berkomunikasi non verbal dan alasan mengapa memilih memakai Emoticon tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Pemakaian Ekspresi Emoticon Ekspresi Emoticon Ya Tidak Total F F F Senyum 96 89.3 22 18.6 118 100.0 Sedih 67 56.8 51 43.2 118 100.0 Terkejut 50 42.4 68 57.6 118 100.0 Tertawa Senang 85 72.0 33 28.0 118 100.0 Menangis 46 39.0 72 61.0 118 100.0 Terdiam Berpikir 61 51.7 57 48.3 118 100.0 Mencium Menggoda 38 32.2 80 67.8 118 100.0 Marah 32 27.1 86 72.9 118 100.0 Usil Bercanda 79 66.9 39 33.1 118 100.0 Setuju 69 58.5 48 41.5 118 100.0 Sumber: P.10FC.13-22 Universitas Sumatera Utara Tabel ini menunjukkan Emoticon apa yang paling banyak digunakan oleh setiap pengguna ketika berkomunikasi dengan Instant Messaging. Wajah manusia amat mudah berubah, sehingga dapat melukiskan kebosanan, heran, rasa kasih, dan ketidak setujuan, satu setelah yang lainnya dalam sekian detik saja. Kita secara konstan membaca ekspresi dari wajah-wajah orang. Kenyataannya, isyarat- isyaat wajah merupakan sumber tunggal komunikasi non-verbal yang paling penting. Pada setiap aplikasi Instant Messaging, fitur Emoticon adalah fitur komunikasi non verbal yang paling banyak digunakan. Emoticon biasanya mempunyai beragam bentuk dan ekspresi, sesuai dengan kreatifitas perusahaan aplikasi Instant Messaging tersebut. Dalam kasus ini, peneliti telah mengelompokan sepuluh ekspresi umum pada Emoticon masing-masing aplikasi Instant Messaging. Ekspresi ini kemudian akan dicari ekspresi Emoticon yang paling banyak digunakan. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 118 responden, sebagian besar di antaranya sangat sering memakai Emoticon dengan ekspresi senyum atau . terlihat dari 96 89.3 responden menyatakan sering memakai Emoticon  dan sebanyak 22 18.6 responden menyatakan tidak sering memakai Emoticon . Emoticon  adalah ekspresi yang mayoritas digunakan para responden ketika berkomunikasi dengan Instant Messaging. Menurut Melvin Konner 1987, senyum tampaknya merupakan penampilan sosial manusia yang universal. Ekspresi  atau senyum juga banyak digunakan untuk mengungkapkan banyak makna, seperti senang, bahagia, setuju, dsb. Untuk ekspresi Emoticon yang lainnya, tabel ini menunjukkan sebanyak 67 58.6 responden memakai ekspresi “” atau sedih, dan sebanyak 51 43.2 responden tidak pernah atau tidak sering memakai ekspresi “” atau sedih tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa para pengguna jarang menggunakan Emoticon di saat pembicaraaan sedang sedih, dan menurut pengamatan peneliti, sebagian responden yang menggunakan Emoticon “” tersebut hanya sebagai bentuk simpati atau pencerah suasana. Ekspresi Emoticon “ ” atau terkejut juga jarang digunakan, terlihat dari tabel yang menunjukkan sebanyak 50 42.4 responden menyatakan sering memakai Emoticon “ ” atau terkejut, dan sebanyak 68 57.6 responden menyatakan tidak pernah atau jarang memakai Emoticon dengan ekspresi terkejut. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini menunjukkan bahwa ketika terkejut, pengguna aplikasi tidak memakai Emoticon atau bisa dikatakan lupa dikarenakan perasaan terkejut tersebut. Ekspresi tertawa atau senang, yang dilambangkan dengan Emoticon “ ”, adalah Emoticon terbanyak kedua yang paling sering digunakan oleh para responden. Hal ini dibuktikan dengan tabel yang menunjukkan bahwa sebanyak 85 72.0 responden sering menggunakan Emoticon “ ”. Hal ini menunjukkan dengan banyaknya penggunaan Emoticon dengan ekspresi positif, seperti senyum dan gembira, responden cenderung menggunakan Emoticon di saat situasi sedang senang. Ekspresi menangis atau “ ” sekilas terlihat sama dengan ekspresi sedih, tetapi perbedaannya terdapat dari tingkat kesedihan yang terdapat pada ekpresi sedih ini. Banyak yang memakai ekspresi sedih atau “ ” untuk bersimpati, tetapi ekspresi menangis atau “ ” lebih banyak dipakai untuk menangisi atau meratapi suatu kejadian atau peristiwa. Sebagai contoh, “aku tidak sanggup lagi dengan tugas ini “. Dari tabel di atas, terdapat 46 39.0 responden yang sering menggunakan Emoticon dengan ekspresi ini, dan 72 61.0 responden yang tidak menggunakan Emoticon ini. Dengan jumlah responden yang menggunakkan 61 51.7 lebih banyak dari responden yang tidak menggunakan 57 48.3, maka ekspresi terdiam atau dilambangkan dengan “ ”, menjadi salah satu ekspresi yang diminati para responden. Ekspresi terdiam bisa memberi makna yang banyak, seperti ekspresi sedang berpikir, atau ekspresi kurang memahami atau bingung akan pesan yang disampaikan, bisa juga ekspresi yang berarti tidak memberi emosi apapun pada suatu pesan. Ekspresi Mencium atau Menggoda atau dilambangkan dengan “ ” adalah salah satu ekspresi yang sangat jarang dipakai. Biasanya ekspresi Emoticon ini dipakai untuk menegaskan pesan ketika ingin membujuk seseorang, misal “Jangan marah dong kakak “, maka Emoticon Mencium disini sangat efektif untuk digunakan sebagai menekankan bujukan halus yang dibuat untuk sang penerima. Ekspresi ini masih terbilang jarang digunakan, dengan perolehan yang dapat Universitas Sumatera Utara diketahui sebanyak 38 32.2 responden yang sering memakai Emoticon dengan ekspresi ini,dan 80 67.8 responden yang tidak memakai ekspresi Emoticon ini. Marah juga menjadi simbol non verbal dan masuk dalam satu ekspresi Emoticon yang paling banyak dihasilkan oleh Perusahaan pengembang aplikasi Instant Messaging, bahkan LINE pada bulan Maret mengeluarkan satu set Emoticon stiker Moon : Mad Angry Edition yang khusus menggambarkan ekspresi marah yang berbeda-beda. Sayangnya ekspresi marah atau dilambangkan dengan “ ” ini masih terbilang jarang digunakan oleh para responden. Terlihat dari 32 27.1 responden yang sering menggunakan ekspresi ini, 86 72.9 responden yang tidak menggunakannya. Berdasarkan pengamatan peneliti, ekspresi Emoticon ini juga sering dipakai sebagai bahan bercanda ketika berkomunikasi via chatting, sebagaimana kita secara langsung juga pernah marah sebagai bahan bercanda. Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, ada sebagian Emoticon dijadikan sebagai lambang bercanda, dan ekspresi Emoticon Usil atau “ ”adalah salah satunya. Ekspresi ini dilambangkan dengan senyum sambil menjulurkan lidah, sebagaimana ekspresi non verbal yang umum digunakan bahwa kita sedang bercanda. Ekspresi Usil ini sering digunakan juga untuk memberikan makna rangkap serta menegaskan bahwa pernyataan itu tidak terlalu serius. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 79 66.9 responden sering menggunakan ekspresi Emoticon ini, dan 39 33.1 responden tidak pernah atau jarang menggunakan ekspresi Emoticon ini. Berdasarkan pengamatan peneliti, ekspresi ini banyak yang pakai dikarenakan para responden sering berkomunikasi dengan teman mereka, sehingga canda dan tawa dalam komunikasi Instant Messaging juga cukup baik. Selain Emoticon jempol yang baru dikeluarkan oleh Facebook, Ekspresi Setuju yang dilambangkan dengan “ ” ini juga dapat mengekspresikan kata setuju. Kata oke biasanya sangat cocok disandingkan dengan ekspresi Emoticon ini. Selain itu, ekspresi Emoticon ini juga dapat memberi makna rangkap pada sebuah pernyataan, sebagai contoh pada kalimat “oh, aku tau maksudmu ”. Dari tabel di atas dapat diketahui 69 58.5 responden sering menggunakan Universitas Sumatera Utara ekspresi Emoticon ini,dan 48 41.5 responden yang tidak pernah atau jarang menggunakan Emoticon ini. Tabel 4.11 Alasan Memakai Emoticon Alasan F Sangat sesuai dipakai untuk situasi apapun 37 31.4 Grafis yang menarik 6 5.1 Sangat mewakili ekspresi wajah anda 54 45.8 Dapat memberi kesan yang sesuai dengan kepribadian anda 21 17.8 Total 118 100.0 Sumber:P.11FC.23 Tabel di atas menunjukkan alasan para responden selaku pengguna Instant messsaging dalam menggunakan Emoticon ketika berkomunikasi. Sebagai salah satu sarana komunikasi non verbal, tentu penggunaan Emoticon ini memiliki banyak alasan tersendiri ketika para pengguna memakainya. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 37 31.4 responden menyatakan Emoticon sangat sesuai dipakai untuk situasi apapun, 6 5.1 responden menyatakan memakai Emoticon karena grafis yang menarik, 54 45.8 responden memakai Emoticon karena sangat mewakili ekspresi wajah mereka, dan 21 17.8 responden memakai Emoticon karena dapat memberti kesan yang sesuai dengan kepribadian mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menggunakan Emoticon karena alasan sangat mewakili ekspresi wajah mereka. Melihat hal ini, Emoticon sangat diperlukan oleh para responden dalam mewakili ekspresi mereka ketika berkomunikasi dengan Instant Messaging. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Fungsi Repitisi Emoticon dapat mengulangi pesan teks F Ya, dapat 61 51.7 Kadang-kadang 53 44.9 Tidak dapat 4 3.4 Total 118 100.0 Sumber:P.12FC.24 Tabel di atas menunjukkan apakah komunikasi non-verbal Emoticon berfungsi dalam mengulangi pesan teks fungsi Repitisi bagi para responden. Peneliti ingin melihat bagaimana perilaku non verbal merupakan pengulangan untuk memperkuat makna pesan-pesan verbal yang dikomunikasikan dan apakah dapat mengulangi teks untuk memperkuat makna pesan-pesan teks dalam Instant Messaging. Dari tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa sebanyak 61 51.7 responden menyatakan bahwa Emoticon dapat mengulangi pesan teks yang disampaikan, 53 44.9 responden menyatakan terkadang Emoticon dapat mengulangi pesan teks, dan 4 3.4 responden menyatakan Emoticon tidak dapat mengulangi pesan teks yang disampaikan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa Emoticon dapat mengulangi pesan teks yang disampaikan, dengan kata lain, fungsi komunikasi non verbal sebagai repitisi pesan berjalan dengan baik pada para responden. Fungsi Emoticon sebagai repitisi pesan disini sudah terbilang cukup baik dan sangat dipahami baik oleh para responden. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Fungsi Subsitusi Emoticon dapat mengganti pesan teks F Ya, dapat 47 39.8 Kadang-kadang 58 49.2 Tidak dapat 13 11.0 Total 118 100.0 Sumber:P.13FC.25 Tabel di atas menunjukkan apakah Emoticon dapat menggantikan teks dalam Instant Messaging, jadi tanpa mengetik teks pengirim pesan bisa berinteraksi dengan orang lain. Fungsi ini disebut dengan fungsi Subsitusi, dimana fungsi tersebut menggantikan pesan verbal yang disampaikan. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 47 39.8 responden sangat yakin bahwa Emoticon dapat menggantikan pesan teks yang disampaikan, 58 49.2 responden menyatakan bahwa Emoticon hanya terkadang menggantikan pesan teks yang disampaikan, dan 13 11.0 responden menyatakan Emoticon tidak dapat menggantikan pesan teks yang disampaikan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak terlalu mengetahui fungsi Emoticon tersebut sebagai pengganti pesan verbal atau pesan teks ketika berkomunikasi di Instant Messaging. Berdasarkan pengamatan peneliti, fungsi subsitusi ini belum terlalu terlihat jelas pada para pengguna aplikasi karena sebagian responden tidak terlalu mamahami fungsi tersebut. Pemakaian Emoticon itu sendiri menurut fungsi subsitusi tersebut sudah sangat cukup sering oleh para pengguna, terlebih responden. Melihat jumlah Emoticon pada setiap aplikasi Instant Messaging yang beragam dan spesifik, maka sangat memungkinkan pengguna untuk hanya memakai Emoticon saja ketika berkomunikasi dengan aplikasi Instant Messaging. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Fungsi Komplemen Emoticon melengkapi pesan teks F Ya, dapat 68 57.6 Kadang – kadang 42 35.6 Tidak dapat 8 6.8 Total 118 100.0 Sumber:P.14FC.26 Tabel ini ingin melihat seberapa jauh para responden mengetahui fungsi Emoticon sebagai pelengkap pesan teks, yaitu fungsi komplemen. Fungsi komplenen bisa diartikan sebagai tindakan non verbal yang dapat berfungsi sebagai isyarat yang bisa melengkapi pembentukan keseluruhan makna pesan verbal. Biasanya tindakan non verbal mengadaptasi pesan-pesan verbal. Contohnya, ketika seseorang berbicara, anda mengetuk-ketuk jari anda karena bosan, lawan bicara anda pun segera menghentikan pembicaraannya. Dari kasus ini, diambil contoh seperti memakai Emoticon sebagai tambahan atau pelengkap pesan teks yang disampaikan. Dari tabel di atas bisa diketahui bahwa sebanyak 68 57.6 responden menyatakan sangat setuju bahwa Emoticon dapat berfungsi sebagai pelengkap pesan, 42 35.6 responden menyatakan bahwa Emoticon tidak terlalu berfungsi sebagai pelengkap pesan, dan 8 6.8 responden menyatakan bahwa Emoticon tidak dapat berfungsi sebagai pelengkap pesan. Hal di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju bahwa Emoticon dapat berfungsi sebagai komplemen pesan, dimana para responden sangat memahami fungsi Emoticon sebagai pelengkap makna pesan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Fungsi Regulasi Emoticon sebagai alat kontrol pada pesan teks F Ya, dapat 32 27.1 Kadang-kadang 72 61.0 Tidak dapat 14 11.9 Total 118 100.0 Sumber:P.15FC.27 Tabel ini ingin melihat seberapa jauh perilaku non verbal berfungsi sebagai alat kontrol atau pengatur pada komunikasi verbal. Fungsi mengatur ini adalah perilaku non verbal yang mengatur, memantau, memelihara, atua mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika kita mendengarkan orang lain, kita tidak pasif. Emoticon dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan pengguna untuk mengatur arus pesan teks, misalnya, “Teruskanlah,” “Lalu apalagi?” atau “Tolong agak lambat sedikit,”. Bergantung kepada kepekaan komunikan, mereka mengubah perilaku sesuai dengan pengarahan dari sang regulator atau komunikator. Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa sebanyak 32 27.1 responden menyatakan sangat setuju bahwa Emoticon berfungsi sebagai pengatur arus pesan, 72 61. responden menyatakan bahwa Emoticon tidak terlalu berfungsi sebagai pengatur pesan, dan 14 11.9 responden menyatakan Emoticon tidak dapat berfungsi sebagai pengatur pesan. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden masih tidak terlalu mengetahui fungsi dari Emoticon sebagai pengatur pesan tersebut. Berdasarkan pengamatan peneliti, fungsi masih tidak terlalu terlihat penggunaannya di antara para responden. Fungsi ini lebih terlihat dalam komunikasi verbal secara langsung, atau tanpa melalui perantara aplikasi Instant Messaging. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Fungsi Kontradiksi Emoticon sebagai kontradiksi pesan teks F Ya, dapat 30 25.4 Kadang – kadang 57 48.3 Tidak dapat 31 26.3 Total 118 100.0 Sumber:P.16FC.28 Tabel ini ingin melihat seberapa jauh Emoticon dapat berfungsi sebagai kontradiksi pesan. Sebagai manusia, kita sering melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya berlawanan. Tindakan ini biasanya terekspresikan secara berbeda atau bahkan bertentangan dengan apa yang terucapkan. Sikap ini akan menimbulkan pesan-pesan yang bermakna rangkap. Peneliti ingin melihat seberapa jauh dapat membantah atau bertentangan dengan teks dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan teks tersebut. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 30 25.4 responden menyatakan bahwa Emoticon dapat berfungsi sebagai kontradiksi pesan, 57 48.3 responden menyatakan bahwa Emoticon tidak terlalu atau terkadang berfungsi sebagai kontradiksi pesan, dan 31 26.3 responden menyatakan Emoticon tidak dapat berfungsi sebagai kontradiksi pesan. Dari hal ini, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan Emoticon tidak terlalu atau terkadang dapat membantah atau bertentangan dengan teks dan bisa memberikan makna lain, atau kontradiksi pesan. Berdasarkan pengamatan peneliti, Emoticon sangat berfungsi sebagai kontradiksi pesan, hanya saja fungsinya belum terlalu terlihat atau terkadang di antara para responden. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Fungsi Aksentuasi Emoticon menekankan pesan teks F Ya, dapat 50 42.4 Kadang – kadang 58 49.2 Tidak dapat 10 8.5 Total 118 100.0 Sumber:P.17FC.29 Tabel ini ingin melihat seberapa jauh tanda non verbal juga berfungsi menekankan atau menegaskan pesan-pesan verbal. Peneliti ingin melihat bagaimana menekankan atau menegaskan pesan teks pada Instant Messaging di antara para responden, misalnya menggunakan Emoticon dengan ekspresi senyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu yang hanya diketahui oleh komunikan dengan bermaksud menyinggung komunikator. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa 50 42.4 responden menyatakan Emoticon dapat berfungsi menegaskan pesan teks, 58 49.2 responden menyatakan Emoticon tidak terlalu berfungsi menegaskan pesan teks, dan 10 8.5 responden menyatakan Emoticon tidak dapat menegaskan pesan teks. Hal ini diketahui bahwa mayoritas responden sudah cukup memahami fungsi Emoticon dalam menekankan pesan teks tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.4 Pembahasan