Kealiman beliau tak perlu disangsikan lagi, karena pengetahuannya beliau penuh dan meliputi bermacam-macam ilmu. Kelebihan lain dari beliau adalah istiqamahnya. Beliau bener-
bener seorang yang istiqamahdan itu diakui oleh semua orang. Saya rasa istiqamahnya ini yang membuat ilmu beliau bisa seperti itu. Beliau juga bersikap tawadhu’ dan selalu menghormati
orang lain, baik yang lebih tua atau yang lebih muda dari beliau. Sepanjang yang saya tahu saya denger, ulama-ulama sangat menghormati beliau,
termasuk para ulama terkemuka. Di Mekkah saya lihat sendiri bagaimana perlakuan Kiyai Damanhuri dan juga Syekh Ismail al-Yamani terhadap beliau. Dari perlakuan yang mereka
tunjukan kepada beliau, kita mengetahui bahwa beliau dihormati oleh ulama-ulama terkemuka. Selama saya mengenal dan mengikuti beliau, saya belum pernah melihat beliau marah.
Dalam perjalanan, beliau lebih banyak mengisi waktu dengan berdzikir. Beliau tak mau berbicara yang tak bermanfaat, yang sekedar mengisi kekosongan waktu saja. Terkadang kita
yang muda-muda ini suka malu kepada beliau. Dalam mengajar, selain tampak sekali kealimannya, beliau juga menunjukan keterbukaan
dan kebesaran jiwanya. Beliau selalu menerima dengan senang hati bila ada murid-muridnya yang memberikan pandangan yang berbeda atau mengoreksi bila beliau secara tak sengaja salah
atau kurang tepat dalam membaca. Pendapat orang lain bener-bener diperhatikan oleh beliau, walaupun pendapat itu datang dari murid-muridnya sendiri.
55
4. KH. Sabilar Rasyad, murid
Pertama kali saya mengetahui dan tertarik dengan Muallim adalah ketika mengikuti acara Tanya jawab di Radio Cenderawasih yang diasuh beliau pada awal tahun 70. Saya tertarik dan
kagum karena jawaban-jawaban beliau atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menurut saya sangat mantap.
55
Ali Yahya, Sumur Yang Tak Pernah Kering, “Kutipan Komentar Para Tokoh”, h. 238-239.
Kemudian sekitar tahun 1975 saya sering dating menghadiri majlis beliau di masjid an- Nur, jalan Taman Sari II, Kota setiap hari Ahad. Tetapi ketika itu saya belum mengikuti secara
rutin. Sekitar tahun 1976 barulah saya dapat hadir secara rutin. Mulai tahun 1977 saya mulai ikut pengajian hari Sabtu di rumah beliau. Kemudian saya juga mengikuti pengajian malam Minggu
di Jalan Cilamaya, Cideng di rumah Haji Ali Dimung. Selain itu juga pengajian malam Rabu di masjid Muyassarin, Kebayoran Lama.
Di antara pengajian-pengajian Muallim tersebut yang saya terus hadir adalah pengajian hari Sabtu. Saya sengaja tidak mau menerima undangan setiap hari Sabtu bila waktunya
bersamaan dengan waktu pengajian di tempat beliau. Bila tidak ada kepentingan mendadak yang tidak bisa dihindari sedapat mungkin saya akan mengikuti majlis beliau.
Muallim memiliki kelebihan pada pemahaman ilmu. Pengetahuan beliau tentang berbagai hal sangat luas, tidak terbatas persoalan agama saja. Dalam menjabarkan suatu permasalahan
agama, beliau biasanya menjelaskan secara detil dan rinci. Bahkan, beliau tak jarang member pandangan dari pengetahuan umum untuk memperkuat uraian-uraian keagamaannya. Jadi,
Muallim Syafi;i Hadzami tak sekedar menguasai ilmu keagamaan. Dalam menjabarkan persoalan agama, Muallim tidak hanya mendasarkan keterangannya
dari satu kitab saja. Melainkan, ia memberikan penjelasan lewat berbagai kitabyang sangat berkaitan. Hal ini memang tidak sulit dilakukan oleh beliau, karena di samping memiliki
wawasan yang sangat luas dalam berbagai cabang keilmuan Islam, beliau juga mempunyai referensi yang sangat banyak. Itulah mungkin yang membedakan Muallim dengan guru-guru
lainnya.
56
D. Ringkasan Riwayat Hidup Muallim KH. M. Syafi’i Hadzami