Anggaran meliputi alat komunikasi bagi rencana manajemen Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada Proses penganggaran dapat mengungkapkan adanya kemandegan Anggaran mengkoordinasikan aktivit

1. Budgetary Plan System Perencanaan Melalui Anggaran Menurut Noreen 2000 : 402 “Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu”. Anggaran bukan hanya berfungsi sebagai alat perencanaan melainkan juga sebagai alat pengawasan. Anggaran persediaan untuk perusahaan dagang maupun perusahaan industri dimulai dengan menetapkan berapa jumlah yang harus dijual yang ditetapkan melalui perkiraan atau estimasi dari pihak manajemen. Metode ini menetapkan suatu anggaran untuk masing-masing jenis persediaan secara terpisah. Ini dapat dilakukan dengan mempelajari catatan penjualan yang lalu dan program penjualan masing- masing jenis barang dan dengan menentukan kuantitas yang harus ada ditangan dalam masa anggaran. Menurut Noreen 2000 : 404 menyebutkan manfaat anggaran adalah sebagai berikut :

a. Anggaran meliputi alat komunikasi bagi rencana manajemen

melalui organisasi.

b. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan

merencanakan masa depan. Bila penyiapan anggaran tidak diperlukan maka akan terlalu banyak manajer yang harus mengahabiskan waktunya untuk mengatasi berbagai masalah darurat.

c. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada

berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefrektif mungkin.

d. Proses penganggaran dapat mengungkapkan adanya kemandegan

potensial sebelum terjadinya.

e. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan

cara mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian. Penganggaran ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarahkan pada sasaran yang sama.

f. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat berlaku

sebagai banch mark untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya. Anggaran pembelian barang dagangan sama dengan anggaran produksi, hanya saja “barang” disini berarti barang yang akan dibeli dan bukan barang yang akan diproduksi. Format dasar tersebut adalah sebagai berikut : Harga Pokok Penjualan yang dianggarkan XXX Ditambah persediaan akhir barang dagangan yang diinginkan XXX Kebutuhan Total XXX Dikurangi persediaan awal barang dagangan XXX Pembelian yang dibutuhkan XXX Perusahaan dagang menyusun anggaran pembelian persediaan seperti diatas untuk masing-masing jenis barang yang termasuk dalam persediaan. 2. Economic Order Quantity Jumlah Pemesanan Yang Ekonomis Menurut Noreen 2000 : 436 menyatakan “Economic Order Quantity adalah besarnya pemesanan yang meminimumkan inventory ordering cost dan inventory carrying costs”. Dapat juga diartikan Economic Order Quantity adalah jumlah barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan jumlah pembelian yang optimal. Penggunaan Economic Order Quantity didasarkan pada asumsi : a. Jumlah pesanan relatif selalu sama, di nyatakan dengan satuan unit atau rupiah. b. Tingkat pemakaian atau permintaan terhadap persediaan sama dengan periode sebelumnya. Dalam menentukan EOQ terdapat variabel-variabel yang turut menentukan yaitu : a. RU required units, adalah jumlah unit pesanan yang dibutuhkan dalam satu periode. Kebutuhan per tahun untuk satu periode ini ditentukan oleh pihak manajemen berdasarkan pengalaman masa lampau dan kebutuhan masa yang akan datang. b. CU cost unit, adalah harga bahan atau barang per unit, yang ditentukan berdasarkan taksiran atatupun pengalaman masa yang lampau. Harga bahan merupakan biaya yang sesungguhnya dibayarkan kepada penjual atau pemasok. Hal yang menjadi perhatian dari harga bahan adalah jika terdapat potongan pembelian. c. CO cost order, adalah besarnya pesanan, dapat diperoleh dari informasi terdahulu. Biaya pesanan meliputi seluruh biaya dikeluarkan oleh perusahaan berkenaan dengan pemesanan persediaan sejak dari surat pesanan order dibuat sampai dengan persediaan tersebut sampai digudang. d. CC carrying cost, adalah besarnya biaya penyimpanan, dihitung dengan persentase tertentu, diambil dari data periode yang lalu dengan menjumlahkan seluruh biaya pemeliharaan dibagi total biaya yang terjadi dan ditambah biaya investasi atas persediaan. Penentuan jumlah pemesanan yang ekonomis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus. Rumus jumlah pemesanan yang ekonomis EOQ adalah: EOQ = 2 x RU x CO CU x CC Contohnya : Perusahaan membutuhkan 2.400 unit pmesanan barang setiap tahun. Biaya pemesanan per tahun 20. Biaya barang per unit dibeli dengan harga 0.75. Dengan biaya penyimpanan 20. Berapa Economic Order Quantity nya ? EOQ = 2 x 2.400 x 20 0.75 x 20 96.000 EOQ = 0.15 EOQ = 800 3. Inventory Turn Over Analisis Perputaran Persediaan Teknik perencanaan persediaan yang juga sering digunakan adalah dengan menghitung tingkat perputaran persediaan Inventory Turn Over. Tingkat perputaran persediaan mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya model yang diinvestasikan ke dalam persediaan. Makin turn over persediaan maka jangka waktu modal yang diinvestasikan ke dalam persediaan makin pendek, sehingga untuk memenuhi volume penjualan tertentu membutuhkan jumlah modal yang lebih kecil dari pada Turn Over yang rendah. Perhitungan Inventory Turn Over dapat dilakukan untuk semua persediaan yang ada diperusahaan. Perputaran Turn Over dihitung dengan cara sebagai berikut : Perputaran Barang = Jumlah Harga Pokok Barang-barang yang Telah Dijual Dagang Persediaan Rata-rata Barang Dagang Hasil pembagian di atas menunjukan banyaknya perputaran persediaan dalam satu periode, biasanya dalam satu tahun. Suatu tingkat perputaran yang rendah, memungkinkan menunjukan adanya investasi yang telalu rendah dalam persediaan. Sebaliknya satu tingkat perputaran yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan perusahaan kehilangan sebagian penjualan atau terpaksa membeli. Pada kenyataannya hanya sedikit perusahaan yang dapat mencapai kondisi ideal ini, kebanyakan perusahaan dapat mengurangi tingkat persediaannya hanya pada persediaan sisa dari level sebelumnya. Hasilnya mampu secara substansial mengurangi bahan penyimpanan dan pemesanan dan meningkatkan efektifitas operasi. 4. Material Requirements Plan MRP Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan kebutuhan material Material Requirements Plan MRP adalah suatu konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan barang yang dibutuhkan dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan. MRP dapat membantu perusahaan dalam membuat perencanaan persediaan sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat meminimalkan persediaan. MRP memberikan peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, dan waktu pengiriman barang direncanakan lebih baik, karena ada keterpaduan dalam kegiatan yang di dasarkan dalam kegiatan yang di dasarkan pada jadwal induk. Tujuan MRP antara lain : 1. Meminimalkan persediaan 2. Mengurangi resiko karena keterlambatan pengiriman 3. Komitmen yang realistis 4. Meningkatkan efisiensi Komponen dasar MRP terdiri dari jadwal induk produksi, daftar material dan catatan persediaan. Untuk lebih jelasnya proses MRP dapat dilihat pada bagan berikut ini : Gambar 2.1 Proses Material Requirements Plan MRP

C. Sistem Pengawasan Persediaan