Jenis-jenis Makna TINJAUAN UMUM TERHADAP MAKNA KALIMAT DUGAAN Y

yang menjadi unsur dalam kalimat tersebut. Bersamaan dengan pendapat tersebut, kalimat yang sama jika diucapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda akan berbeda pula maknanya yang berhubungan dengan pragmatik. Akan tetapi dalam hal ini Penulis hanya akan membahas makna kalimat yang ditinjau dari segi semantik yang menyangkut makna kalimat secara aslinya makna dalam bahasa Dedi Sutedi, 2003:106.

2.2. Jenis-jenis Makna

Terdapat beberapa pendapat mengenai jenis-jenis makna. Palmer 1976:34 mengemukakan jenis-jenis makna terdiri dari makna kognitif, makna ideasional, makna denotasi, makna proposisi. Sedangkan Shipley 1962:261 menyatakan bahwa yang termasuk jenis makna yaitu makna emotif, makna kognitif atau deskriptif, makna referensial, makna piktorial, makna kamus, makna samping, dan makna inti. Verhaar dalam Mansoer Pateda 2001:96 mengemukakan istilah makna leksikal dan makna gramatikal, sedangkan Boomfield mengemukakan istilah makna sempit dan makna luas. Pateda menambahkan pendapat- pendapat sebelumnya bahwa yang termasuk jenis-jenis makna yaitu makna afektif, makna denotatif, makna deskriptif, makna ekstensi, makna emotif, makna gereflekter, makna gramatikal, makna leksikal, makna ideasional, makna intensi, makna khusus, makna kiasan, makna kognitif, makna kolokasi, makna konotatif, makna konseptual, makna konstruksi, makna kontekstual, Universitas Sumatera Utara makna lokusi, makna luas, makna piktorial, makna proposisional, makna pusat, makna referensial, makna sempit, makna stilistika, makna tematis, dan makna tekstual. Dalam hal ini Penulis akan menjelaskan beberapa dari jenis-jenis makna tersebut. 1. Makna leksikal Makna leksikal lexical meaning, atau makna semantik semantic meaning, atau makna eksternal external meaning adalah makna kata ketika kata tersebut berdiri sendiri baik itu dalam bentuk leksem atau berimbuhan yang maknanya kurang lebih tetap seperti yang terdapat dalam kamus bahasa tertentu. Dapat dimengerti juga bahwa makna leksikal adalah makna yang terdapat dalam kamus. Mansoer Pateda dalam bukunya Semantik Leksikal 2001:96 menyatakan bahwa makna leksikal suatu kata terdapat dalam kata yang berdiri sendiri. Dikatakan berdiri sendiri sebab makna sebuah kata dapat berubah apabila kata tersebut telah berada dalam kalimat. Dengan demikian terdapat kata-kata yang makna leksikalnya dapat dipahami jika kata-kata tersebut dihubungkan dengan kata-kata yang lain seperti kata yang termasuk dalam kata tugas atau partikel, misalnya yang, dan, ke. Beberapa kata tersebut memperlihatkan bahwa maknanya hanya dapat diketahui jika sudah termasuk dalam konteks kalimat. Kata-kata tersebut berdiri sendiri, bahkan ciri utamanya adalah tidak dapat diberikan imbuhan. Universitas Sumatera Utara 2. Makna gramatikal Makna gramatikal grammatical meaning atau makna fungsional fungtional meaning, atau makna struktural structural meaning, atau makna internal internal meaning adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat. Kata mata mengandung makna leksikal alat atau indra yang terdapat di kepala berfungsi untuk melihat. Namun setelah kata mata ditempatkan dalam kalimat, seperti “Hei, mana matamu?” kata mata tidak lagi mengacu pada makna alat untuk melihat akan tetapi menunjuk pada cara bekerja, cara mengerjakan yang hasilnya kurang baik. Pada contoh lain kata mata digabungkan dengan kata yang lain seperti mata duitan, mata keranjang, telur mata sapi, mata pisau, dan lain-lain yang kesemuanya mengandung makna yang berbeda dan makna inilah yang disebut dengan makna gramatikal. 3. Makna kontekstual Makna kontekstual contextual meaning atau makna situasional situational meaning muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks. Diketahui bahwa konteks berhubungan dalam banyak hal. Konteks yang dimaksud dalam hal ini adalah konteks orangan,dalam hal ini berkaitan dengan jenis kelamin, kedudukan pembicara, usia pembicarapendengar, latar belakang sosial ekonomi pembicarapendengar; konteks tujuan seperti meminta, mengharapkan sesuatu; konteks situasi, misalnya situasi aman, ribut, dan lain-lain; konteks formal; konteks suasana hati; konteks waktu; konteks Universitas Sumatera Utara tempat; konteks objek, apa yang sedang dibicarakan; konteks kebahasaan, apakah memenuhi kaidah bahasa yang digunakan oleh kedua belah pihak; dan konteks bahasa, bahasa yang digunakan. 4. Makna tekstual Makna tekstual textual meaning adalah makna yang timbul setelah seseorang membaca teks secara keseluruhan. Makna tekstual tidak diperoleh hanya melalui makna setiap kata atau makna setiap kalimat, akan tetapi makna tekstual dapat ditemukan setelah seseorang membaca keseluruhan teks. Dengan demikian makna tekstual berhubungan dengan bahasa tertulis. Seseorang harus membaca teks terlebih dahulu barulah maknanya dapat ditentukan. Makna tekstual lebih berhubungan dengan amanat, pesan, dan tema yang ingin disampaikan melalui teks.

2.3. Makna dalam Gaya Bahasa

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGGUNAAN FUKUSHI DAITAI DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI KARYA HARUKI MURAKAMI.

0 0 14

JISATSU, DALAM NOVEL N0RUWEI No MORI KARYA MURAKAMI HARUKI; TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA.

0 2 6

Penggunaan Tenka no Setsuzokushi dalam Novel Norwei no Mori Karya Haruki Murakami.

6 23 41

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 1 8

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 1

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 7 8

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 15

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki Chapter III IV

0 0 19

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 2

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 5