Hubungan Teknik Menyusui Dengan Produksi Asi Pada Ibu Primipara Yang bersalin di klinik bidan sumiariani jl. Karya kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

(1)

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIPARA YANG BERSALIN DI KLINIK BIDAN SUMIARIANI

JL. KARYA KASIH KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2014

DI SUSUN OLEH : ELI ERVIYANTI

135102069

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIPARADI KLINIK BIDAN SUMIARIANI

MEDAN TAHUN 2014 ABSTRAK

Eli Erviyanti

Latar belakang: Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan putting susu menjadi lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.

Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada Ibu Primipara di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor.

Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriftif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan

concecutive sampling. Analisis data menggunakan program uji Continuitycorrection.

Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden, mayoritas teknik menyusui benar 16 orang (53,3%) dan produksi ASI baik 11 orang (36,7%) dan teknik menyusui tidak benar dan produksi tidak baik 12 orang (40,0%). Hasil uji statistik didapat ada hubungan antara teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu primipara (p=0,008) dan OR= 13,200 artinya responden yang teknik menyusui benar mempunyai peluang 13,200 kali untuk mempunyai produksi ASI.

Kesimpulan: Hasil penelitian ini menyatakan ada buhungan teknik menyusui dengan produksi ASI. Disarankan kepada petugas kesehatan dapat dijadikan salah satu intervensi kebidanan yang efektif untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Sumiariani selaku pimpinan di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor.


(5)

6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi yang besar, baik berupa dukungan moril maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara 2013/2014 yang telah banyak memberikan dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhirkata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2014


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI……… ... iii

DAFTAR TABEL………... v

DAFTAR SKEMA……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN………... vii

BAB I PENDAHULUAN……….... 1

A. Latar Belakang.…………...……….... 1

B. Rumusan Masalah………...……… 3

C. Tujuan Penelitian…………...……….. 3

a. Tujuan Umum………..………. 3

b. Tujuan Khusus…….………. 4

D. Manfaat Penelitian……….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 5

A. Teknik Menyusi……….. 5

1. Cara Menyusui yang Baik dan Benar……… 6

2. Tanda-tanda Ibu Menyusui dengan Benar……… 7

3. Tanda-tanda Ibu Belum Menyusui Bayi dengan Benar………… 8

4. Lama dan Frekuensi Menyusui………... 8

5. Masalah dalam Menyusui pada Ibu……….. 9


(7)

B. Produksi ASI……… 14

C. Primipara………. 18

BAB III KERANGKA KONSEP……… .……… 19

A. Kerangka Konsep……….. 19

B. Hipotesa……….... 19

C. Defenisi Operasional………. 20

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN……… 21

A. Desain Penelitian………... 21

B. Populasi dan Sampel Penelitian……… 21

1. Populasi……… .. 21

2. Sampel……….... 21

C. Tempat Penelitian………. 21

D. Waktu Penelitian………... 22

E. Etika Penelitian………. 22

F. Alat Pengumpulan Data……… 23

G. Prosedur Pengumpulan Data………. 24

H. Analisa Data……….. 24

1. Analisa Univariat………... 24

2. Analisa Bivariat………... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 27

A. Hasil Penelitian………. 27

1. Analisis Univariat………. 27


(8)

1. Teknik menyusui pada ibu primipara……….... 30

2. Produksi ASI pada ibu primipara……….. 30

3. Hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI………... 31

BAB VI PENUTUP……… . 32

A. Kesimpulan………. 32

B. Saran………... 33


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Defenisi Operasional……… 20

5.1: Distribusi Karakteristik Responden……… 27

5.2: Distribusi Frekuensi Teknik Menyusui………... 28

5.3: Distribusi Frekuensi Produksi ASI………. 28


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1: Kerangka Konsep Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu primipara di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Content Validity Lampiran 4 : Lembar Uji Validitas

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Surat izin pengambilan Data Awal dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 7 : Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 : Surat Pernyataan Telah Selesai Melakukan Penelitian Lampiran 11 : Master Tabel

Lampiran 12 : Lembar Distribusi Frekuensi dan Uji Chi Square

Lampiran 13 : Lembar Uji Realibilitas Lampiran 14 : Daftar Riwayat HIdup


(12)

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIPARADI KLINIK BIDAN SUMIARIANI

MEDAN TAHUN 2014 ABSTRAK

Eli Erviyanti

Latar belakang: Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan putting susu menjadi lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.

Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada Ibu Primipara di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor.

Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriftif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan

concecutive sampling. Analisis data menggunakan program uji Continuitycorrection.

Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden, mayoritas teknik menyusui benar 16 orang (53,3%) dan produksi ASI baik 11 orang (36,7%) dan teknik menyusui tidak benar dan produksi tidak baik 12 orang (40,0%). Hasil uji statistik didapat ada hubungan antara teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu primipara (p=0,008) dan OR= 13,200 artinya responden yang teknik menyusui benar mempunyai peluang 13,200 kali untuk mempunyai produksi ASI.

Kesimpulan: Hasil penelitian ini menyatakan ada buhungan teknik menyusui dengan produksi ASI. Disarankan kepada petugas kesehatan dapat dijadikan salah satu intervensi kebidanan yang efektif untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti misalnya cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan putting susu terasa nyeri, dan masih banyak lagi masalah yang lain. Terlebih pada minggu pertama setelah persalinan seseorang, ibu lebih peka dalam emosi. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam kehidupannya atau yang disegani, seperti suami, keluarga/kerabat terdekat, atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter/ tenaga kesehata (Handayani, 2011)

Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan putting susu menjadi lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang menyusui yang benar (Roesli, 2005)

Berdasarkan penelitian Susanti, 2006 tentang kegagalan dalam menyusui pada ibu postpartum primipara yang menyusui bayi berusia 3 hari- 2 bulan terdapat dua faktor pencetus kegagalan tersebut, yang pertama adalah teknik menyusui dimana dari 32 ibu


(14)

post partum primipara terdapat 19 orang (59,38%) yang menyusui teknik menyusui buruk. Sedangkan 13 orang lagi (40,62%) teknik menyusuinya baik. Faktor yang kedua adalah produksi ASI dimana didapatkan 19 orang (59,38%) produksi ASI nya buruk dan 13 orang lagi (40,62%) merupakan produksi ASI yang baik.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997, cakupan ASI Eksklusif (pemberian air susu ibu kepada bayi sampai dengan usia 4 bulan) di Indonesia baru mencapai 52% dari yang ditetapakan sebesar 80% pada tahun 2005. Meskipun pencapaian tersebut lebih baik dari Brazil, yaitu 42% pada tahun 1996, tetapi masih lebih rendah bila dibandingkan dengan Cuba yang telah mencapai 72% pada tahun 1996. (Depkes RI, 2002)

Berdasarkan hasil penelitian Rahayu, 2012 yang dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang 4 dari 7 ibu kebingungan ketika bayi mereka menangis, sedangkan ASI yang keluar belum lancar. Mereka masih tampak canggung dalam posisi menyusui. Mereka sempat bertanya mengenai cara agar ASI nya banyak. Ibu-ibu tersebut memilki keinginan untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi mereka. Informasi juga didapatkan dari perawat yang mengatakan bahwa sekitar 30% ibu primipara mengeluh bahwa produksi ASI nya kurang lancar pada hari pertama pasca melahirkan. Salah satu penyebabnya yaitu ibu kurang mengerti tentang faktor- faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Namun, perawat selalu memberi motivasi agar ibu berusaha meningkatkan produksi ASI serta memberikan ASI kepada bayinya.


(15)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara’’ di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara yang Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor.

b. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui teknik menyusui pada ibu primipara b. Untuk mengetahui produksi ASI pada ibu primipara

c. Untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu primipara

D. Manfaat Penelitian

1 Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan perbandingan dan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

2 Bagi peraktek kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi bidan tentang teknik menyusui yang benar.


(16)

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pada institusi pendidikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang teknik menyusui dan produksi ASI.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Teknik Menyusui

Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu (Wulandari, dan handayani, 2011)

Kebanyakan putting nyeri disebabkan oleh kesalahan dalam teknik menyusui, yaitu bayi tidak menyusu sampai kalangan payudara. Bila bayi menyusu hanya pada putting susunya, maka bayi akan mendapat ASI sedikit karena gusi bayi tidak menekan pada daerah sinus laktiferus, sedangkan pada ibunya akan terjadi nyeri pada putting susunya (Handayani, dkk, 2011)

Sebelum menyusui, berbaringlah selama 10-15 menit dan tenangkan pikiran. Perasaan marah, jengkel, atau tegang akan mempengaruhi produksi ASI sehingga hanya keluar sedikit. ASI dibentuk di dalam kelenjar-kelenjar susu jauh di dalam payudara, kemudian dibawa oleh saluran-saluran kecil ke tempat areola, yaitu lingkaran yang berwarna gelap di sekeliling luar putting. Oleh karena itu, jika bayi hanya menghisap di putting saja maka ASI yang keluar tidak cukup banyak. Masukkan juga areola ke dalam mulutnya sehingga tekanan gusinya akan mendorong timbunan ASI dalam areola ini kearah putting. Sementara itu, saluran-saluran akan mengalirkan lagi ASI dari tempat pembentukannya di kelenjar ke dalam tempat penampungannya. Kalau hanya putting yang masuk mulut, bayi harus menghisap dengan kuat dan menyebabkan putting mejadi lecet (Yuliarti, 2010 )


(18)

Seorang ibu mungkin akan mengalami kesulitan ketika belajar menyusui bayinya pertama kali. Anda bisa membantunya dengan menunjukkan padanya posisi yang benar untuk menyusui. Posisi yang baik membantu bayi makan lebih baik dan mencegah putting susu jadi kempis atau pecah (Klein, 2009)

1. Cara Menyusui yang Baik dan Benar

1. Posisi badan ibu dan bayi : a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai. b) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.

c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ibu. d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara. e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu. f) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi. g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam.

2. Posisi mulut bayi dan putting susu ibu : a) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas, jari yang lain menopang dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang areola (kalangan payudara). b) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek). c) Posisikan putting susu diatas “bibir atas” bayi dan berhadapan dengan hidung bayi. d) Kemudian masukkan putting susu ibu menelusuri langit-langit mulut bayi. e) Setelah bayi menyusu/menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi. f) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus bayi.

3. Posisi Menyusui yang benar: a) Tubuh bagian depan menempel bayi menempel pada tubuh ibu. b) Dagu bayi menempel pada payudara.


(19)

c) Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (bagian bawah). d) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi. e) Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka.

f) Sebagian besar areola tidak tampak. g) Bayi menghisap dalam dan perlahan. h) Bayi puas dan tenang pada akhir menyusui. i) Terkadang terdengar suara bayi menelan. j) Putting susu tidak terasa sakit atau lecet. (Handayani, dkk, 2011.

Gambar Cara Menyusui yang Baik dan Benar

2. Tanda-tanda ibu telah menyusui dengan benar:


(20)

2. Dagu dan hidungnya menempel payudara

3. Bayi telah memasukkan sebanyak mungkin bagian areola kedalam mulutnya

4. Bayi menyusu dengan teratur dan mendalam, sebentar-sebentar berhenti sesaat

5. Bayi menelan susu yang diminum secara teratur

6. Putting susu terasa nyaman setelah beberapa kali pemberian susu pertama

3. Tanda-tanda ibu belum menyusui bayi dengan benar:

1. Kepala bayi tidak lurus dengan badannya

2. Bayi hanya menyusu pada putting susu, tidak menyusu pada areola dengan putting susu masuk jauh kedalam mulutnya

3. Bayi menyusu dengan ringan, cepat, dan gugup, tidak menyusu dengan sungguh-sungguh dan teratur

4. Pipinya berkerut ke arah dalam atau ibu mendengar suara “cik-cik”

5. Ibu tidak mendengar bayinya menelan secara teratur setelah produksi air susu meningkat

(Yuliarti, 2010)

4. Lama dan Frekuensi Menyusui

Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing dan sebagainya) atau ibu sudah merasa perlu


(21)

menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu jam (Handayani, dkk, 2011)

Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul. Menyusui dimalam hari sangat berguna bagi ibu bekerja, karena dengan disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI, dan juga dapat mendukung keberhasilan menunda kehamilan (Handayani, dkk, 2011)

5. Masalah dalam Menyusui pada ibu

1. Masalah masa antenatal (Sulistyawati, 2009)

Putting susu yang tidak menonjol sebenarnya tidak selalu menjadi masalah. Secara umum, ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan upaya selama antenatal umumnya kurang berfaedah, seperti memanipulasi putting dengan perasat Hoffman, menarik-narik putting, atau penggunaan breast shield dan breast shell. Yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat. Dalam hal ini, sebaiknya ibu tidak melakukan apa-apa, tunggu saja sampai bayi lahir. Segera setelah bayi lahir, ibu dapat melakukan:

a. Skin to skin contact dan biarkan bayi menghisap sedini mungkin b. Biarkan bayi “mencari” putting susu, kemudian menghisapnya

c. Apabila putting benar-benar tidak muncul, dapat “ditarik” dengan pompa putting susu (nipple puller) atau yang paling sederhana modifikasi spuit injeksi 10 ml


(22)

d. Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan sedikit penekanan pada areola mamae dengan jari hingga terbentuk “dot” ketika memasukkan putting susu kedalam mulut bayi

e. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas terlebih dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir, atau teteskan langsung ke mulut bayi

2. Pada masa setelah persalinan dini a. Putting susu lecet

Pada keadaan ini, seorang ibu sering menghentikan proses menyusui karena sakit. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh ibu adalah mengecek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah terdapat infeksi candida (di mulut bayi)

b. Payudara bengkak

Sebelumnya, kita perlu membedakan antara payudara penuh karena berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh, gejala yang dirasakan pasien adalah rasa berat pada payudara, panas, dan keras, sedangkan pada payudara bengkak akan terlihat payudara odem, Pasien merasakan sakit, putting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, ASI tidak akan keluar bila diperiksa atau diisap, dan badan demam setelah 24 jam.

c. Abses Payudara (mastitis)

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Ada 2 jenis mastitis, yaitu non-infective mastitis (hanya karena pembendungan ASI/milk statis dan infective mastitis

(telah terinfeksi bakteri). Gejala yang ditemukan adalah payudara menjadi merah, bengkak, kadang disertai rasa nyeri dan panas, serta suhu meningkat.

3. Pada masa setelah persalinan lanjut a. Sindrom ASI kurang


(23)

Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi dapat terus memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan tertentu, ketika produksi ASI memang sangat tidak memadai, perlu upaya yang lebih, misalnya relaksasi dan bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI suplementer.

b. Ibu yang bekerja

Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu merasa kesulitan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Banyak di antaranya disebabkan karena ketidaktahuan dan kurangnya minat untuk meyusui bayinya.

c. Pengeluaran ASI

Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tampung didalam cangkir atau gelas yang bersih. Meskipun langkah ini kelihatannya sederhana, namun tidak ada salahnya jika bidan memberikan bimbingan teknik memerah ASI yang tepat.

6. Masalah Menyusui pada Bayi

1. Bayi sering menangis (Wulandari, dkk, 2011)

Menangis untuk bayi adalah cara berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Karena bila itu bayi sering menangis perlu dicari sebabnya, dan sebabnya tidak selalu karena kurang ASI.

a. Perhatikan, mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan baik, atau sebab lain, seperti mengompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong atau disayang.

b. Keadaan ini merupakan hal yang biasa dan ibu tak perlu cemas, karena kecemasan ibu dapat menganggu proses laktasi itu sendiri, dan akibatnya


(24)

c. Coba atasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah, coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau digendong dan dibelai.

d. Mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar saat menyusu akibatnya ASI tak sempurna keluarnya.

e. Bayi menangis mempunyai maksud menarik perhatian terutama ibu karna sesuatu hal, oleh karenanya janganlah membiarkan bayi menangis terlalu lama, ia akan menjadi lelah, kesal, sehingga dapat mengganggu proses laktasi.

1. Bayi bingung putting

Bingung putting (nipple confusion) adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Peristiwa ini terjadi karena mekanisme menyusu pada putting ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol.

Tanda-tanda bayi bingung putting:

a. Bayi menghisap putting seperti menghisap dot.

b. Waktu menyusu, cara menghisapnya terputus-putus/sebentar-sebentar. c. Bayi menolak menyusu pada ibu.

2. Bayi premature dan bayi kecil (BBLR)

Bayi kecil, premature atau dengan berat badan lahir rendah ( BBLR) mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih relative lemah. Oleh karenanya bayi kecil justru harus cepat dan lebih sering dilatih menyusu.


(25)

Ikterus karena ASI sangat jarang terjadi. Terjadinya ikterus tersebut karena hormon3-alfa 20-beta-pregnane-diol pada ASIyang mengadakan inhibisi pada enzim glukoronil-transferase pada hepar bayi.

4. Bayi Kembar

Dengan meningkatnya rangsangan untuk produksi ASI yang datang dari bayi. Maka ASI selalu cukup untuk kedua bayi kembar tersebut. Tetapi kita harus memperhatikan diit ibu harus mengandung kalori lebih tinggi, ektra minum, cukup protein dan vitamin, agar produksi ASI mencukupi kebutuhan bayi dan status gizi ibu itu terpelihara.

5. Bayi sakit

Sebagian kecil sekali dari bayi yang sakit, dengan indikasi khusus tidak diperbolehkan mendapatkan makanan per-oral, tetapi apabila sudah diperbolehkan, maka ASI harus terus diberikan.

6. Bayi sumbing

Banyak orang mengira bahwa bayi sumbing tidak mungkin dapat menyusu. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena dengan kesabaran dan ketelatenan ibu, maka banyak ibu yang berhasil menyusui bayinya sendiri.

7. Bayi dengan lidah pendek

Bayi pada kondisi seperti ini akan sukar dapat melaksanakan laktasi dengan sempurna, karena lidah tak sanggup memegang putting dan areola dengan baik. 8. Bayi yang memerlukan perawatan

Bila bayi sakit dan memerlukan perawatan padahal bayi masih menyusu pada ibu, baiknya bila ada fasilitas, ibu ikut dirawat agar pemberian ASI tetap dapat


(26)

9. Bayi enggan menyusu

Bayi enggan menyusu harus mendapat perhatian khusus, karena kadang-kadang itu merupakan gejala dari penyakit-penyakit yang membahayakan jiwa anak, missal anak yang sakit berat, tetanus neonatorum, menginitis/ensepalitis, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.

10.Bayi yang lahir dengan operasi seksio sesaria

Bila pada seksio digunakan anestesi umum, bayi bisa mulai disusukan setelah ibu sadar dengan bantuan tenaga perawat/bidan. Efek narkose pada bayi yang diterimanya baik melalui plasenta ataupun ASI dapat mengakibatkan bayi lemah dan malas menyusu.

B. Produksi ASI

Novak & Broom,1999 (dalam Ramayanti, 2004) Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormone prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang berada didasar otak. Bila bayi menghisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari gudang ASI yang disebut sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk membawa pesan kekelenjar hipofise anterior untuk memproduksi hormone prolaktin. Prolaktin kemudian akan dialirkan kekelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Hal in disebut dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin.

Produksi Air Susu Ibu/Prolaktin. Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh glandula pituitari. Hormon ini memilki peranan penting untuk memproduksi ASI, kadar hormon ini meningkat selama kehamilan (Saleha, 2009)


(27)

Laktasi atau menyusui sebenarnya mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI (oksitosin), yang dikenal dengan refleks prolaktin dan refleks aliran (let down reflex). Dalam hal ini, pada ibu ada 2 macam refleks yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya. Refleks tersebut refleks prolaktin dan refleks aliran (Maryunani, 2012)

Penjelasan tentang refleks prolaktin dan refleks aliran: 1. Refleks Prolaktin:

a. Refleks ini secara hormonal untuk memproduksi ASI.

b. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neurohormonaal pada putting susu dan areola ibu.

c. Rangsangan ini diteruskan ke hipofise melalui nervus vagus, terus ke lobus anterior.

d. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormone prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI.

2. Penjelasa refleks aliran (let down refleks)

a. Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar.

b. Bila bayi didekatkan Pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya ke arah payudara ibu.

c. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut: rotting refleks ( refleks menoleh).

d. Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu denagn bantuan lidahnya.

Let down refleks mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncengan emosi, tekanan jiwa dan gangguan fikiran.


(28)

f. Bayi tidak cukup mendapatkan ASI dan akan menangis.

g. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down refleks.

h. Dalam hal ini, pengeluaran ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. (Anik, 2012)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan air susu ibu: 1. rangsangan otot-oto buah dada

Rangsangan pada otot-otot buah dada diperlukan dalam usaha memperbanyak air susu ibu agar kelenjar buah dada bekerja lebih efektif.

2. Keteraturan anak menghisap

Isapan anak akan merangsang otot polos yang terdapat dalam buah dada, untuk berkontraksi yang kemudian merangsang susunan syaraf disekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otak.

3. Kesehatan ibu

Kesehatan ibu memegang peranan dalam produksi air susu ibu. Hal ini dijelaskan karena pembentukan bahan-bahan yang diambilnya dari ibu.

4. Makanan

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena pembuat kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup.

5. Ketenangan jiwa dan pikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk kalangan


(29)

emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI.

(Handayani, dkk, 2011)

Payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran kurang ditentukan oleh bayaknya lemak pada payudara sedangkan kelenjar penghasil ASI sama banyaknya walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar (Wulandari, dkk, 2011)

Makanan lain (termasuk air) dapat membuat bayi sakit dan menurunkan persediaan ASI ibunya karena produksi ASI ibu tergantung pada seberapa banyak ASI yang dihisap oleh bayinya (Sulistyawati, 2009)

Lawrence, 2004 (dalam Purnama, 2013) Produksi ASI merujuk pada volume ASI yang dikeluarkan oleh payudara. ASI yang telah diproduksi disimpan didalam gudang ASI. Selanjutnya ASI dikeluarkan dari payudara kemudian dialirkan ke bayi, banyaknya ASI yang dikeluarkan oleh payudara dan diminum oleh bayi, diasumsikan sama dengan produksi ASI.

Budiarti, 2009 (dalam Arini) menyatakan bahwa penilaian terhadap produksi ASI dapat menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan untuk mengetahui keluarnya ASI dan jumlahnya mencukupi bagi bayi diantaranya adalah: a) ASI yang merembas keluar melalui putting. b) sebelum disusui payudara ibu terasa tegang. c) jika ASI cukup setelah menyusu maka bayi tertidur atau tenang selama 3-4 jam. d) Bayi BAK minimal 6-8 kali dalam satu hari. e) bayi BAB 2-5 kali sehari. f) Bayi paling sedikit menyusu 8-10 kali dalam 24 jam. g) Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi


(30)

menelan ASI. h) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali menyusu. i) Warna urin bayi kuning jernih.

Hockenberry, 2009 (dalam Purnama, 2013) menyatakan bahwa indikator lain untuk melihat bahwa produksi ASI mencukupi bagi bayi adalah karakteristik dari BAB bayi. Pada 24 jam pertama bayi mengeluarkan BAB yang bewarna hijau pekat, kental, dan lengket, yang dinamakan dengan meconium, BAB ini berasal dari saluran pencernaan bayi, serta cairan amnion.

Matteson, 2001 (dalam Purnama, 2013) menyatakan bahwa pola eliminasi bayi tergantung intake yang bayi dapatkan bayi yang meminum ASI, umumnya pola BABnya 2-5 kali perhari, BAB yang dihasilkan adalah bewarna kuning keemasan, tidak terlalu encer dan tidak terlalu pekat, sedangkan bayi yang mendapatkan susu formula, umumnya pola BABnya hanya 1 kali sehari, BAB berwarna putih pucat.

C. Primipara

Primipara adalah perempuan yang telah melahirkan yang cukup besar untuk kehidupan didunia luar (Varney, 2006)

Primipara adalah perempuan yang telah pernah melahirkan sebanyak satu kali (Manuaba, 2009)


(31)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu primipara di jelaskan dalam bentuk skema berikut ini:

Variabel Independen variable dependen

Skema .3.1.Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak ada hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada Ibu Primipara

Ha: Ada hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada Ibu Primipara


(32)

C. Defenisi Operasional

No Variabel Penelitian

Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur SkalaUkur

1 Variabel independent: Teknik Menyusui cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar

Lembar Cheklist

Observasi 1. Benar, apabila tindakan yang dilakukan benar 6-10 persentase jawaban 60-100% 2. Tidak benr,

apabila tindakan yang dilakukan benar 1-5 persentase jawaban <50% Ordinal

2 Variabel dependent: Produksi ASI Proses pengeluaran ASI yang dihasilkan dari payudara ibu

Kuesioner wawancara 1. Baik, apabila pertanyaan dijawab 8-10 dengan persentase jawaban76%-100%

2. Cukup, apabila pertanyaan dijawab 5-7 dengan persentase jawaban 56-75% 3. Kurang, apabila

pertanyaan dijawab 0-4 dengan persentase jawaban 0-55%


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian deskriftif korelasi yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu primipara.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang bersalin di Klinik bidan Sumiariani jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor. Hasil survei awal dari bulan januari-desember tahun 2012 terdapat 200 orang ibu yang bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor. Sedangkan pada bulan Sepember s/d November tahun 2013 terdapat 51 orang yang bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang diambil setiap ibu bersalin yang memenuhi kreteria inklusi yaitu ibu nifas primipara yang menyusui ASI tanpa susu formula dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.


(34)

� = N 1+N (d)2

Keterangan: n = Besar Sampel N = Besar Populasi

d = Standart Deviasi (0,05) Jadi sampel yang diteliti, adalah :

n

=

51 1+51 (0,05)2

n

=

51

1+0,12

n

=

51 1,12 n = 45,5

Jadi jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 45 orang., dan sampel yang memenuhi kreteria inklusi sebanyak 30 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor, alasan peneliti mengambil lokasi ini adalah peneliti sebelumnya telah melakukan survey pendahuluan dan ditemukan adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden, belum pernah dilakukan penelitian sebelummya dan merupakan daerah yang mudah untuk dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam pengumpulan data.


(35)

D. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai 20 Januari-03 Juli 2014.

E. Etika Penelitian

Peneliti meminta persetujuan kepada responden yang akan diteliti dengan menyerahkan lembar persetujuan ( informed consent ) selanjutnya, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data dan mengatakan bahwa kerahasiaan ( confidentiality ) identitas responden dapat di jaga dan apabila responden menolak untuk diteliti maka tidak dipaksakan. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan peneliti maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

Isian identitas pada lembar kuesioner tidak dituliskan nama ( anominity )

responden hal ini untuk merahasiakan data isian kuesioner, hanya kode tertentu pada lembar kuesioner yang hanya akan peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut, selanjutnya, informasi yang diperoleh hanya digunakan untuk penelitian.


(36)

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan teoritis. Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 bagian, bagian pertama terdiri dari data demografi responden meliputi inisial nama ibu, alamat ibu, usia ibu, pekerjaan ibu yang kedua dengan mengunakan lembar observasi pernyataan tentang teknik menyusui yang benar dan yang ketiga dengan mengugunakan lembar kuesioner mengenai produksi ASI. Lembar observasi terdiri dari 10 pernyataan. Dimana setiap jawaban (tidak) diberi nilai 0 dan jawaban (ya) diberi nilai 1. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 10. Kriteria penelitian dalam penelitian ini adalah:

1) Teknik menyusui benar jika skor 6-10 2) Teknik menyusui tidak benar jika skor 1-5

Sedangkan pada lembar kuesioner pada penelitian ini berisi 10 pertanyaan tentang ASI yang dihasilkan pada ibu primipara dengan pilihan jawaban ya dan tidak, setiap pertanyaan memiliki bobot yang berbeda. Skor untuk setiap pertanyaan di beri nilai 1 bila jawaban “Ya” dan bila jawaban “Tidak” diberi nilai 0. Kriteria penilaian dalam penelitian ini adalah:

1) Produksi ASI Baik jika skor 8-10. 2) Produksi ASI Cukup jika skor 5-7. 3) Produksi ASI Kurang jika skor 0-4


(37)

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrument pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur (Dempsey, 2002). Uji ini dilakukan dengan cara content validity yang diuji oleh Master Kebidanan, sehingga instrument yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur yang akan di ukur.

Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama (Dempsey, 2002)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi tentang teknik menyusui dan lembar kuesioner tentang produksi ASI di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari mendapatkan surat permohonan izin pelaksana penelitian dari pihak pendidikan atau ketua pelaksana program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, kemudian mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada pimpinan klinik bidan Sumiariani jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor, setelah mendapat persetujuan peneliti melaksanakan pengumpulan data dimana responden sesuai dengan criteria penelitian. Peneliti melakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tentang tujuan penelitian dan menanyakan kesediaan responden dengan menggunakan infomend consent sebagai tanda pernyataan persetujuan menjadi responden. Setelah responden menandatangani surat persetujuan, kuesioner diisi langsung oleh responden. Kemudian


(38)

kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

I. Analisa Data

1. Analisa univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Analisa ini menggambarkan tiap-tiap variable (variable independent dan dependent) dengan menggunakan disribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005)

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoadmodjo, 2005), yang meliputi variable bebas yaitu teknik menyusui dan variable terikatnya yaitu produksi ASI.

Analisa statistik dengan menggunakan program SPSS for windows dengan menggunakan uji sttistik korelasi dengan menggunakan Uji Chi-square untuk mengetahui hubungan variable indenpent dan variabal dependent (Arikunto, 2004)

Apabila X2 hitung > X table, maka Ha diterima dan Ho ditolak atau nilai p lebih kecil dari alpha (P < 0,05).

.


(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 januari - 03 Juli 2014 di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor. Selama penelitian telah dihimpun responden yang memenuhi kreteria sebanyak 30 orang responden. Hasilnya disajikan sebagai berikut ini :

1. Analisis Univariat

a.Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec. Medan Johor Tahun 2014

No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase % 1. 2. Umur <20 Tahun 20-35 Tahun >35 Tahun Pekerjaan

Ibu rumah tangga Pegawai Swasta Pegawai Negeri 8 16 6 14 12 4 26,7 53,3 20,0 46,7 40,0 13,3

Berdasarkan tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa mayoritas umur responden dalam rentang yaitu 20-35 tahun sebanyak 16 orang (53,3%) dan minoritas berumur <35 tahun sebanyak 6 orang (20,0%). Pekerjaan responden mayoritas adalah Ibu Rumah


(40)

Tangga (IRT) sebanyak 14 orang (46,7%) dan minoritas Pegawai Negri sebanyak 4 orang (13,3%).

b. Teknik Menyusui pada Ibu Primipara

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Teknik Menyusui pada Ibu Primipara yang Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec.Medan Johor

Tahun 2014

No. Teknik Menyusui Frekuensi Persentase % 1. 2. Benar Tidak Benar 16 14 53,3 46,7

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat mayoritas ibu mempunyai teknik menyusui benar pada ibu primipara sebanyak 16 orang (53,3%), dan minoritas teknik menyusui tidak baik pada ibu primipara sebanyak 14 orang (46,7%).

c. Produksi ASI pada Ibu Primipara

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Produksi ASI pada Ibu Primipara yang Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec.Medan Johor Tahun 2014

No. Produksi ASI Frekuensi Persentase % 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 13 6 11 43,3 20,0 36,7


(41)

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat mayoritas produksi ASI pada Ibu Primipara adalah baik sebanyak 13 orang (43,3%), dan minoritas ibu memiliki produksi ASI pada ibu primipara adalah cukup sebanyak 6 orang (20,0%).

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara yang Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec.Medan Johor Tahun 2014

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara yang Bersalin di Klinik Bidan Sumiariani Jl.Karya Kasih Kec.Medan Johor Tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki teknik menyusui benar sebanyak 16 orang (53,3%) memiliki produksi ASI yang baik sebanyak 11 orang (36,7%).

No. Teknik Menyusui

Produksi ASI

Baik T.Baik Total P.Value

F % F % F %

0,008 1. 2. Benar Tidak Benar 11 2 36,7 6,7 5 12 16,7 40,0 16 14 53,3 46,7


(42)

Berdasarkan hasil uji chie square didapatkan P Value yaitu 0.008(p<0,05) Ho di tolak, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu primipara.

B. Pembahasan

1. Teknik Menyusui pada Ibu Primipara yang bersalin di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

Mayoritas ibu mempunyai teknik menyusui benar pada ibu primipara sebanyak 16 orang (53,3%), dan minoritas teknik menyusui tidak benar pada ibu primipara sebanyak 11 orang (46,7%).

Hal ini sejalan dengan teori Roesli (2005) yang menyatakan bahwa teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan putting susu menjadi lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Susanti (2006) tentang kegagalan dalam menyusui pada ibu postpartum primipara yang menyusui bayi berusia 3 hari- 2 bulan adalah teknik menyusui dimana dari 32 ibu post partum primipara terdapat 19 orang


(43)

(59,38%) yang menyusui teknik menyusui buruk. Sedangkan 13 orang lagi (40,62%) teknik menyusuinya baik.

2. Produksi ASI pada Ibu Primipara yang bersalin di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

Mayoritas produksi ASI pada Ibu Primipara adalah baik sebanyak 1 orang (43,3%), dan minoritas ibu memiliki produksi ASI pada ibu primipara adalah cukup sebanyak 6 orang (20,0%).

Hal ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian Rahayu (2012) yang dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang 4 dari 7 ibu kebingungan ketika bayi mereka menangis, sedangkan ASI yang keluar belum lancar. Mereka masih tampak canggung dalam posisi menyusui. Mereka sempat bertanya mengenai cara agar ASI nya banyak. Ibu-ibu tersebut memilki keinginan untuk memberikan ASI eklusif pada bayi mereka. Informasi juga didapatkan dari perawat yang mengatakan bahwa sekitar 30% ibu primipara mengeluh bahwa produksi ASI nya kurang lancar pada hari pertama pasca melahirkan. Salah satu penyebabnya yaitu ibu kurang mengerti tentang faktor- faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Namun, perawat selalu memberi motivasi agar ibu berusaha meningkatkan produksi ASI serta memberikan ASI kepada bayinya.


(44)

3. Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara yang bersalin di Klinik bidan Sumiariani Jl. Karya Kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

Mayoritas responden memiliki teknik menyusui benar sebanyak 16 orang (53,3%) memiliki produksi ASI yang baik sebanyak 11 orang (36,7%).

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Susanti (2006) tentang kegagalan dalam menyusui pada ibu postpartum primipara yang menyusui bayi berusia 3 hari- 2 bulan terdapat dua faktor pencetus kegagalan tersebut, yang pertama adalah teknik menyusui dimana dari 32 ibu post partum primipara terdapat 19 orang (59,38%) yang menyusui teknik menyusui buruk. Sedangkan 13 orang lagi (40,62%) teknik menyusuinya baik. Faktor yang kedua adalah produksi ASI dimana didapatkan 19 orang (59,38%) produksi ASI nya buruk dan 13 orang lagi (40,62%) merupakan produksi ASI yang baik.

Ini artinya tidak semua ibu primipara mempunyai teknik menyusui dan produksi ASI yang buruk. Hal ini disebabkan karna ibu primipara sering mencari informasi tentang teknik menyusui yang baik dan mendapat bimbingan dari keluarganya maupun tenaga kesehatan.


(45)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik dapat digambarkan bahwa mayoritas umur responden dalam rentang yaitu 20-35 tahun sebanyak 16 orang (53,3%) dan minoritas berumur <35 tahun sebanyak 6 orang (20,0%). Pekerjaan responden mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 14 orang (46,7%) dan minoritas Pegawai Negri sebanyak 4 orang (13,3%).

2. Berdasarkan teknik menyusui mayoritas ibu mempunyai teknik menyusui benar pada ibu primipara sebanyak 16 orang (53,3%), dan minoritas teknik menyusui tidak benar pada ibu primipara sebanyak 14 orang (46,7%).

3. Berdasarkan mayoritas produksi ASI pada Ibu Primipara adalah baik sebanyak 11 orang (36,7%), dan minoritas ibu memiliki produksi ASI pada ibu primipara adalah cukup sebanyak 6 orang (20,0%).

4. Terdapat hubungan teknik menyusui dengan produksi ASI pada ibu dengan P Value0,008 (α<0,05).


(46)

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian adalah :

1. Bagi peraktek kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu intervensi kebidanan yang efektif untuk peningkatan produksi ASI pada ibu nifas.

2. Bagi penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data atau informasi bagi pengembangan penelitian kebidanan berikutnya, terutama yang berhubungan dengan teknik menyusui dan produksi ASI.

3. Bagi pendidikan kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pada institusi pendidikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang teknik menyusui dan produksi ASI.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Anik. (2012). Majemen Laktasi. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Arini, M. Y. Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan produksi ASI pada Ibu Post Partum.Arikunto, S. (2004). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

DepKes. (2001). Manajemen Laktasi : Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta

Klein, S & Thomson, F. (2009). Panduan lengkap kebidanan. Yogyakarta: PALMALL

Maryunaani, A. (2012). Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans Info Media.

Manuaba.(2009). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Purnama, R. R. W. (2013). Efektivitas antara Pijat Oksitosin dan Breast Care terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum dengan Seksio Cesaria di RSUD Banyumas. Purwokerto. Universitas Jendral Soedirman. Karya Tulis Ilmiah.

Ramayanti, E. (2004). Hubungan Frekwensi Menyusi dengan Produksi ASI pada Minggu Pertama, Ketiga dan kelima di Rumah Sakit Sundari Medan. Medan: Universitas Sumatra Utara. Karya Tulis Ilmiah.

Roesli. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Pusat Membangun Swadaya Nusantara

Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: C.V Andi OFFSET

Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan kebidanan. Jakarta: EGC

Wulandari, S. R & Handayani, S. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing.


(48)

Lampiran 1

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini. Nama :

Alamat :

Mengatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini ’’Hubungan Teknik Menyusui dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara”. Saya tidak akan menuntut terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam penelitian ini.

Demikian surat ini saya sampaikan dengan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Peneliti Rresponden


(49)

Lampiran 2

Insrtumen Penelitian

Petunjuk

Kuesioner diisi oleh peneliti dengan mewawancarai responden

1. Data Demografi

1. Inisial Ibu :

2. Alamat Ibu :

3. Usia Ibu : Tahun

4. Pekerjaan Ibu

฀ Ibu Rumah Tangga

฀ Pegawai Negri


(50)

2. Lembar Observasi

Teknik Menyusui

No Pernyataan Ya Tidak

1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu

2. Dagu bayi menempel pada payudara

3. Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (bagian bawah)

4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi

5. Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka

6. sebagian besar areola tidak tampak

7. bayi menghisap dalam dan perlahan

8. bayi puas dan tenang pada akhir menyusui

9. terkadang terdengar suara menelan


(51)

TOTAL SCORE

3. Lembar Kuesioner

Petunjuk Penelitian

1. Beri tanda checklist (√) pada salah satu tanda kurung sesuai dengan jawaban responden (diisi oleh peneliti)

2. Bila ada pertanyaan yang kurang mengerti dapat ditanyakan pada peneliti. Contoh: Sebelum disusukan payudara ibu terasa tegang?

(√ ) Ya ( )Tidak

Produksi ASI

No Pertanyaan Ya ( ) Tidak ( )

1. Bayi ibu paling sedikit menyusu 8-10 kali dalam 24 jam?

2. Apakah air susu ibu merembes melalui putting? 3. Sebelum disusukan payudara ibu terasa tegang? 4. Apakah bayi ibu BAK 6-8 kali dalam 1 hari

(yang tidak memakai pampers) ?

5. Apakah bayi ibu akan tertidur tenang selama 2-5 jam setelah di susukan?


(52)

6. Apakah ibu ada mendengar suara menelan ketika bayi menelan ASI?

7. Warna urin bayi bewarna kuning jernih? 8. Bayi ibu BAB 3-4 kali sehari?

9. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui?

10. Sebelum ibu menyusu apakah pikiran ibu dalam keadaan tenang?


(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

LAMPIRAN 7

RIWAYAT HIDUP

Nama : Eli Erviyanti

Tempat/Tanggal lahir : Marbau / 18 Juli 1992

Agama : Islam

Alamat : Mahato Kec. Tambusai Utara Kab. Rokan Hulu

Riwayat Pendidikan

SD : Tahun 1998-2004, SD 016 Gerbang Sari, Kandis lulus dan berijazah

SMP : Tahun 2004-2007, SMPN 4 lulus dan berijazah

MA : Tahun 2007-20010, MA Al-Munawwarah Pekanbaru

lulus dan berijazah

DIII : Tahun 2010-2013, Akedemi Kebidanan UMI


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

LAMPIRAN 7

RIWAYAT HIDUP

Nama : Eli Erviyanti

Tempat/Tanggal lahir : Marbau / 18 Juli 1992

Agama : Islam

Alamat : Mahato Kec. Tambusai Utara Kab. Rokan Hulu

Riwayat Pendidikan

SD : Tahun 1998-2004, SD 016 Gerbang Sari, Kandis lulus dan berijazah

SMP : Tahun 2004-2007, SMPN 4 lulus dan berijazah

MA : Tahun 2007-20010, MA Al-Munawwarah Pekanbaru

lulus dan berijazah

DIII : Tahun 2010-2013, Akedemi Kebidanan UMI

Baganbatu, lulus dan berijazah


Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan Di Klinik Bersalin Sumiariani Dan Marianim Medan Johor Tahun 2009

0 33 60

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

24 92 85

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 1 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

1 2 3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 29

Pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu post partum di Klinik Bersalin Kecamatan Medan Johor

0 0 61

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teknik Menyusui - Hubungan Teknik Menyusui Dengan Produksi Asi Pada Ibu Primipara Yang bersalin di klinik bidan sumiariani jl. Karya kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

0 0 14