2.5 Ketersediaan Air dengan Metode Dr.F.J. Mock
Ketersediaan air adalah jumlah debit air yang diperkirakan terus menerus ada dsi suatu lokasi bending atau dibangunan air lainnya, dengan jumlah tertentu
dan dalam jangka waktu periode tertentu. Untuk pemanfaatan air, perlu diketahui informasi ketersediaan air andalan. Debit andalan adalah debit minimum dengan
besaran tertentu yang mempunyai kemungkinan terpenuhi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Metode ini ditemukan oleh Dr. F.J. Mock pada tahun 1973 dimana metode ini didasarkan atas fenomena alam dibeberapa tempat di Indonesia. Dengan
metode ini, besarnya aliran dari data curah hujan, karakteristik hidrologi daerah pengaliran dan evapontranspirasi dapat dihitung. Pada dasarnya metode ini adalah
hujan yang jatuh pada catchment area sebagian akan hilang sebagi evapotranspirasi, sebagaian lagi akan masuk kedalam tanah infiltrasi, dimana
infiltrasi pertama-tama akan menjenuhkan top soil, kemudian menjadi perkolasi
membentuk air bawah tanah ground water yang nantinya akan keluar ke sungai sebagai aliran dasar base flow.
Langkah perhitungan metode DR. F.J Mock : 1. Hitung Evapotranspirasi Potensial
a Data curah hujan dan hari hujan dalam sebulan b Evapotranpirasi
c Faktor Karakteristik Hidrologi, Exposed Surface
Universitas Sumatera Utara
Exposed surface m ditaksir berdasarkan peta tat guna lahan atau dengan asumsi:
M = 0 untuk lahan dengan hutan lebat, pada akhir musim hujan dan bertambah 10 setiap bulan kering untul lahan sekunder
M = 10 - 40 untuk lahan yang tererosi, dan M = 20 - 50 untuk lahan pertanian yang diolah
2. Hitung Limited Evapotranpirasi ET Hitung Water Balance
Water Balance adalah prespitasi yang jatuh ke permukaan daratan
setelah mengalami penguapan, yaitu nilai evapotranpirasi terbatas. 3. Hitung Aliran Dasar baseflow dan Limpasan Langsung direct
runoff Nilai baseflow Qg dan runoff Qi tergantung dari kondisi daerah
tangkapan air dan keseimbangan airnya. Metode Mock mempunyai dua prinsip pendekatan perhitungan aliran
permukaan yang terjadi di sungai, yaitu neraca air atas permukaan tanah dan neraca air bawah tanah yang semua berdasarkan hujan, iklim dan kondisi tanah.
Rumus untuk menghitung aliran permukan terdiri dari: http:ww.scribd.commobiledoc66970466?width=800
Hujan netto R
net
= R - ET
a
…………………………………………………2.8
Universitas Sumatera Utara
Et
a
= ET
o
– E ……………………………………………………………… 2.9 E = ET
o
. N
d
N.m ……………………………………………………………..2.10 Neraca air diatas permukaan:
WS = R
net
– SS ……………………………………………………..2.11 SS = SM
t
+ SM
t
-1………………………………………………….. 2.12 SM
t
= SM
t
-1 + R
net
………………………………………………… 2.13 Neraca air dibawah permukaan
dV
t
= V
t
– V
t-1
……………………………………………………….2.14 I = C
i .
WS …………………………………………………………...2.15 V
t
= ½ 1+k.I + K.V
t-1
………………………………………………2.16 Aliran permukaan
RO = BF +DRO ……………………………………………………...2.17 BF = I-dV
t
……………………………………………………………2.18 DRO = WS-I …………………………………………………………2.19
Dalam satuan debit: Q = 0,0116 .RO. AH ………………………………………………...2.20
di mana R
net
= Hujan netto, mm; R = hujan, mm, ET
o
= Evapotranspirasi
potensial, mm, Et
a
= Evapotranspirasi actual, mm, N = Jumlah hari dalam
satu bulan, hari, N
d
= Jumlah hari kering tidak hujan, hari, N
r
= Jumlah hari hujan, hari, WS
= Kelebihan air, mm, SS = Daya serap tanah atas air,mm, SM = Kelembaban tanah, mm, dV = perubahan kandungan air tanah, mm, V
t
= Kandunga air tanah, mm, I = Laju imfiltrasi 1, K
= koefsien resesialiran tanah 1, DRO
= aliran langsung, mm, RO = aliran permukaan, mm, H = Jumlah hari kalender dalam sebulan, hari, M = bobot lahan tak tertutup vegetasi
Universitas Sumatera Utara
0m40, A= Luas DAS. Km
2
Q = debit Aliran permukaan, m
3
det, dan t = waktu tinjau periode sekarang t dan yang lau t-1
2.6 Analisa Kebutuhan Air untuk Irigasi