terletak di Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Daerah ini memiliki luas lahan budi daya padi yang sangat potensi untuk mendukung program swasembada
pangan pemerintah. Daerah Irigasi Panca Arga merupakan daerah kedua terluas untuk daerah tata
guna lahan potensial setelah daerah irigasi Serbangan. Namun daerah tersebut belum mendapatkan suatu perhatian maksimal dalam pengembangan
pengoperasiannya terutama untuk kebutuhan irigasi. Ditambah terjadi pertukaran fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit oleh masyarakat sekitar. Jumlah
areal potensi irigasi yang ada di daerah irigasi Panca Arga adalah seluas 1670 Ha. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan studi
analisa untuk mengetahui secara umum sistem irigasi dan neraca air dan pola tanam khususnya. Dimana dengan mengetahui neraca ketersedian dan kebutuhan
air daerah irigasi Panca Arga diharapkan pemanfaatan dilakukan secara maksimal. Dan juga untuk menetapkan pola tanam dan jenis tanam yang mampu
meningkatkan hasil pertanian.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain: a Berapa besar kebutuhan air irigasi di daerah irigasi Panca Arga?
b Apakah debit andalan mampu memenuhi kebutuhan daerah layanan irigasi Panca Arga?
c Apakah optimasi pembagian air pada daerah irigasi Panca Arga mampu meningkatkan produksi pertanian dengan penentuan pola tanam?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ada beberapa lingkup masalah yang dibatasi, antara lain: a Secara umum penelitian ini menerapkan studi kasus dengan perhitungan
metode rasional menggunakan rumus yang diuraikan pada Bab II: Tinjauan Pustaka dan Bab III: Metodologi Penelitian
b Hanya menghitung lahan potensial pemanfaatan air seluas 1670 Ha. c Menghitung kebutuhan air irigasi terhadap debit andalan dan menentukan pola
tanam.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a Menghitung besarnya kebutuhan air irigasi di daerah irigasi Panca Arga.
b Mengetahui optimasi pembagian air irigasi dengan penentuan pola tanam untuk peningkatan produksi pertanian.
c Mengetahui gambaran analisa neraca air pada daerah irigasi Panca Arga.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah: Sebagai sumbangan pemikiran secara ilmiah bagi masyarakat.
Sebagai pengaplikasian dari ilmu yang diperoleh dari perkulihaan dengan langsung terlibat di lapangan. Hasil dari tugas akhir ini dapat dijadikan
sebagai dokumentasi sehingga menambah perbendaharaan perpustakaan akademik.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Sistematika Penulisan
Rancangan sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab yang mana uraian masing masing bab adalah sebagai berikut:
BAB I, PENDAHULUAN, berisi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan
dari tugas akhir. BAB II, TINJAUAN PUSTAKA, berisi uraian mengenai dari tema penelitian dan
berbagai persamaan yang digunakan dalam penelitian diambil dari beberapa pustaka.
BAB III, METODOLOGI PENELITIAN, berisi uraian tentang mekanisme pelaksanaan penelitian serta mendeskripsikan lokasi penelitian.
BAB IV, ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN, merupakan analisa tentang permasalahan, evaluasi, dan perhitungan terhadap masalah yang ada di lokasi
penelitian. BAB V, KESIMPULAN DAN SARAN, berisikan kesimpulan dari butir-butir
kesimpulan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Jumlah air di suatu luasan hamparan permukaan bumi dipengaruhi oleh masukan input dan keluaran output yang terjadi. Pertimbangan antara
masukan dan keluaran air di suatu tempat dikenal sebagai neraca air water balance
, dan nilainya berubah-ubah dari waktu kewaktu. Penyusunan neraca air di suatu tempat dan pada satu periode dimaksudkan untuk mengetahui
jumlah netto air yang diperoleh sehingga dapat diupayakan pemanfaatan sebaik mungkin.
Kebenaran suatu perhitungan neraca air sangat tergantung pada pertambahan waktu yang dipertimbangkan. Sebagai patokan, evapotranpirasi
tekanan normal dapat dihitung secara meyakinkan sebagai perbedaan antara hujan dan aliran rata-rata jangka panjang, karena perubahan simpanan dalam
periode tahunan yang panjang tidak dapat dihitung. Air merupakan bahan alami yang secara mutlak diperlukan tanaman dalam
jumlah cukup dan pada saat yang tepat. Kelebihan ataupun kekurangan air mudah menimbulkan bencana. Tanaman yang mengalami kekeringan akan
berdampak penurunan kualitas ataupun gagal panen. Kelebihan air dapat menimbulkan pencucian hara, erosi atau pun banjir yang memungkinkan gagal
panen. Pengukuran langsung atas penguapan pada kondisi lapangan tidaklah
layak bila dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan untuk mengukur tinggi permukaan air sungai, curah hujan dan sebagainya. Sebagai
Universitas Sumatera Utara
konsekuensinya, berbagai teknik telah di buat untuk menentukan atau memperkirakan pengangkutan uap air kepermukaan air. Pendekatan yang
paling nyata menyangkut perhitungan neraca air. Secara gravitasi air mengaliar dari daerah yang tinggi ke daerah yang
rendah, dari pegunungan ke lembah, lalu ke daerah yang lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air air ini disebut
aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke
sistem jaringan sungai, sistem danau atau waduk. Air hujan sebagian mengalir meresap kedalam tanah atau yang sering disebut dengan infiltrasi, dan
bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian menguap dan membentuk uap air. Sebagian lagi mengalir masuk ke dalam tanah.
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi Sumber: http:www.projectwet.org
Universitas Sumatera Utara
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir tanah dan didalam retak-retak dari batuan disebut air
celah fissure water. Aliran air tanah dapt dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah dan aliran dasar base flow. Disebut aliran dasar karena
aliran ini merupakan aliran yang mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu,
pada suatu sistem sungai tertentu aliran masih tetap dan berkesinambungan. Sebagai air yang tersimpan sebagai air tanah groundwater yang akan
keluar ke permukaan tanah sebagai limpasan, yakni limpasan permukaan surface runoff, aliran dalam tanah interflow dan limpasan air tanah
groundwater runoff yang terkumpul di sungai yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi penguapan dan begitu seterusnya mengikuti siklus
hidrologi seperti terlihat pada Gambar 2.1. Penyimpanan air tanah besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat
dan waktu. Kondisi tata guna lahan juga berpengaruh terhadap tampungan air tanah, misalnya lahan hutan yang beralih fungsi menjadi daerah pemukiman
dan curah hujan daerah tersebut. Hujan jatuh ke bumi baik sacara langsung maupun melalui media misalnya
melalui tanaman, masuk ke tanah begitu juga hujan yang terinfiltrasi yang merupakan limpasam mengalir ke tempat yang lebih rendah, megalir ke danau
dan tertampung. Dan hujan yang langsung jatuh di atas sebuah danau reservoir air hujan presipitasi yang langsung jatuh di atas danau menjadi
tampungan langsung.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Daerah Aliran Sungai