Suhu Rata-rata bulanan di kabupaten Asahan berkisar 28,0 ˚C – 30,0˚C, sehu
tertinggi mencapai 31,0 ˚C. Kelembaban udara berkisar dari 70 - 81.
3.1.4 Kondisi Iklim
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera utara, Kabupaten Asahan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki
dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai engan sedikit banyaknya hari hujan dan
volume curah huajn. Kondisi hidroklimatologi diketahui dari hasil pencatatan stasiun huajn, iklim dan AWLR yang berada di Kabupaten Asahan.
3.2 Lokasi Studi
Daerah Irigasi Panca Arga adalah salah satu dari enam daerah irgasi yang berpotensi di Kabupaten Asahan yang sumber airnya berasal dari sungai
Bunut. DI Panca Arga merupakan tata guna lahan yang berpotensi dalam pertanian. Daerah ini mempunyal areal persawahan 1670 ha. Awalnya daerah
irigasi Panca Arga memilki luas 2500 ha, tetapi sekarang berubah menjadi 1670 ha dikarenakan perubahan penggunaan lahan menjadi perkebunan kelapa
sawit. Sistem tata air pada wilayah sungai Asahan dijelasakan pada Gambar 3.2
Universitas Sumatera Utara
Sumber: UPT ASAHAN
Gambar 3.2 Sistem Tata Air di WS Asahan
Lokasi daerah irigasi Panca arga diperlihatkan pada Gambar 3.3
Sumber: UPT ASAHAN
Gambar 3.3 Lokasi Studi Daerah Irigasi Panca Arga
Universitas Sumatera Utara
3.3 Uraian Tahapan Penelitian
Studi pendahuluan dilakukan dengan mengumpulkan refrensi-refrensi yang akan digunakan sebagai dasar dalam penelitian. Setiap pekerjaan yang
berhubungan dengan sumber daya air, analisa hidrologi mutlak diperlukan untuk memperoleh gambaran kondisi hidrologi suatu daerah serta mendukung
pembuatan keputusan. Metode yang dipakai dalam studi kali ini adalah dengan mengacu pada
beberapa pokok pikiran, teori dan rumusan- rumusan empiris yang ada pada bebrapa literatur, yang diharapkan dapat memperoleh cara untuk
mengoptimalkan penggunaan air. Langakah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan Dilakukan untuk mengenal dan mengidentifikasi dari seluruh
permasalahan yang ada dilapangan sehingga dapat mengambil langkah- langkah selanjutnya.
2. Studi pustaka Melakukan studi pustaka yang berasal dari textbook, jurnal dan catatan
kuliah sebagai bahan acuan agar dapat melaksanakan tugas akhir dengan baik sesuai dengan tahapannya. Studi pustaka ini dilakukan sebagai bahan
acuan untuk mengetahui langkah-langkah yang pernah dilakukan baik oleh terkait maupun konsultan.
3. Pengumpulan data Setelah mengidentifikasi dari permasalahn yang ada di lapangan maka
langkah selanjutnya adalah mencari data pendukung untuk menyelesaikan
Universitas Sumatera Utara
permasalahn tersebut. Data yang digunakan dalam penulisan ialah data sekunder. Data-data yang diperlukan diperoleh dari Direktorat Jendral
Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Sumatera-II Departemen Pekerjaan Umum serta dari Unit Pelayanan Teknik Asahan di Kisaran.
Pada tahap ini, gambar-gambar dan data-data yang harus didapat instansi terkait antara lain:
Peta lokasi daerah irigasi Panca Arga untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian.
Data curah hujan dari tiga stasiun pengamatan untuk mengetahui besarnya curah hujan efektif pada daerah penelitian.
Data Klimatologi, untuk mengetahui besarnya intensitas lamanya penyinaran matahari, suhu, kelembapan relatif, serta kecepatan angin
yang diperlukan untuk menghitung besarnya evapontranspirasi yang terjadi, sehingga dapat ditentukan nilai consumptive use-nya.
4. Proses perhitungan dan analisa Langkah berikutnya setelah data sudah terkumpul adalah tahap analisa dan
perhitungan antara lain: a Analisa Hidrologi
Dalam analisa hidrologi akan dibahas mengenai curah hujan efektif hingga perhitungan evapotranspirasi yang terjadi berdasarkan keadaan
klimatologi di lokasi studi. Faktor- faktor yang meliputi : Data Klimatologi
Universitas Sumatera Utara
Data yang dipakai untuk daerah irigasi Panca Arga adalah pencatatan Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Data klimatologi
yang dipakai meliputi data kelembapan relatif, kecepatan angin, suhu udara dan lama penyinaran.
Data Hujan Data hujan yang diperoleh adalah curah hujan harian mulai
tahun 2003 samapi tahun 2012. Data tersebut berasal dari pencatatan tiap stasiun hujan yang letaknya berdektan dengan
daerah studi. Data diperoleh dari stasiun penakar hujan di Ujung Seribu, Terusan Tengah dan Simpang Kawat.
b Analisa kebutuhan air irigasi Dalam analisa kebutuhan air irigasi, dibahas mengenai tinjauan umum
tentang kebutuhan air irigasi. Faktor- faktor meliputi: Jenis tanaman, kondisi terakhir perkolasi, besarnya perkolasi
yang terjadi dilapangan Koefsien tanaman, dimana pada koefsien tanaman berdasarkan
petunjuk kriteria standar perencanaan irigasi di Indonesia. Efesiensi Irigasi, dipengaruhi oleh besarnya jumlah air yang
hilang diperjalanannya dari saluran primer, skunder hingga tersier.
Kebutuhan air, dipengaruhi dari jenis tanaman, perkolasi, evapotranspirasi, serta efesiensi yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
c Analisa debit inflow dan debit andalan Menghitung besarnya debit yang masuk ke daerah irigasi Panca
Arga setiap bulannya berdasarkan data curah hujan. Menghitung besarnya volume andalan serta debit andalan, debit
yang tersedia sepanjang tahun untuk selanjutnya dibandingkan dengan kebutuhan air irigasi.
d Analisa keseimbangan air Melakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan air sehingga
didapatkan gambaran neraca air pada daerah irigasi Panca Arga.
Menghitung neraca air dengan membandingkan besarnya kebutuhan air irigasi dengan debit andalan pada daerah studi,
untuk mengetahui bagaimana keseimbangan air yang terjadi berdasarkan kebutuhan air irigasi dari hasil optimasi.
Secara umum langkah-langkah dan metodologi pengerjaan tugas akhir ini disajikan pada Gambar 3.4 dan pola tanam yang digunakan pada
Gambar 3.5
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Bagan Alir Tahap Pengerjaan Tugas Akhir
MULAI
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Lokasi Penelitian
Data Irigasi Data Hidrologi
Data Klimatologi
Perhitungan Air
Irigasi Perhitungan
Evapotranspirasi Perhitungan
Curah Hujan
Analisa Kebutuhan
Air Analisa
Ketersediaan Air
Analisa Neraca Ketersediaan dan
Kebutuhan Air
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5 Bagan alir awal masa tanam pola tanam
Analisa Kebutuhan Air
Irigasi
Perhitungan Land Prepation
Perhitungan Curah
Hujan Perhitungan
Evapontranspirasi
JUN Perencanaan
Awal masa Tanam dengan pergesaran periode setengah
bulanan
JAN
Pemilihan Pola Tanam
MAR FEB
APR MAY
JUL AGU
SEP OKT
NOV DES
Alt 1
Alt 2
Alt 3
Alt 4
Alt 6
Alt 5
Alt 7
Alt 8
Alt 9
Alt 10
Alt 11
Alt 12
Alt 13
Alt 14
Alt 15
Alt 16
Alt 17
Alt 18
Alt 19
Alt 20
Alt 21
Alt 22
Alt 23
Alt 24
Penentuan Awal Masa Tanam Terbaik Pilih NFR terkecil dari
24 Alternatif Kebutuhan
Air Irigasi Rencana
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Curah Hujan
Data hujan yang diperoleh dari 3 tiga stasiun penakar hujan, yaitu stasiun Ujung Seribu, Stasiun Simpang Kawat, dan Stasiun Terusan Tengah digunakan
untuk menghitung curah hujan regional untuk DAS Bunut. Luas DAS Bunut diwakili tiga stasiun pencatat tersebut di atas.
Menganalisa curah hujan rata-rata dapat diketahui luas daerah yang mewakili tiap titik pengamatan. Perhitungan curah hujan rata-rata dilakukan
dengan perhitungan curah hujan rata-rata regional. Dimana dari ketiga data tersebut diambil nilai curah hujan terbesar per hari selama satu tahun. Perhitungan
curah hujan ini dilakukan selama 10 tahun, dimulai dari 2003 sampai 2012. Dari perhitungan setiap tahun diambil jumlah curah hujan per setengah bulan, dimana
akan didapatkan nilai curah hujan persetengah bulan setiap tahunnya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.1
Universitas Sumatera Utara
Maka dari hasil perhitungan diketahui bahwa curah hujan selama 10 tahun diatas, terlihat bahwa curah hujan maksimum rata-rata terjadi di bulan September sebesar 262 mm dan terendah terjadi di bulan Februari sebesar 61 mm.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Curah hujan Efektif
Curah hujan efektif merupakan curah hujan yang jatuh pada suatu daerah dan dapat digunakan tanaman untuk pertumbuhannya. Curah hujan yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman untuk memenuhi kehilangan air akibat evapotranspirasi tanaman, perkolasi dan lain-lain. Besaran curah hujan efektif
diprediksikan sebesar 70 dari curah hujan tengah bulanan dengan probabilitas 80.
Untuk menghitung curah hujan efektif diperoleh dengan mengurutkan data curah hujan bulanan dari yang terbesar hinga kecil. Besarnya probabilitas
diperoleh dari nomor urut sampel yang telah diurutkan dari terbesar hingga terkecil. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.2
Universitas Sumatera Utara
Analisa pada Tabel 4.3 a dan b diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: Contoh perhitungan dipakai R
80
= 50,3 untuk bulan Agustus.. R-eff = 0,73 x 115 x R-80
= 0,73 x 115 x 50,3 = 2.45 mmhari
Universitas Sumatera Utara
Rekapitulasi hasil perhitungan curah hujan efektif dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Rekapitulasi Curah Hujan Efektif
No Bulan Curah Hujan Efektif
mmhari 1 Jan
I 2.45 II 2.54
2 Feb I 1.01
II 1.27
3 Mar I 3.90
II 5.08
4 Apr I 3.90
II 3.76
5 May I 2.01
II 3.59 6 Jun
I 2.67 II 4.04
7 Jul I 2.14
II 4.00 8 Aug
I 6.01 II 3.51
9 Sep I 7.91
II 5.52 10 Oct
I 3.98 II 4.53
11 Nov I 4.51
II 2.88
12 Dec I 2.13
II 1.94
Sumber : Tabel Perhitungan
4.3 Analisa Evapotranspirasi