Benzopyrene sendiri sebenarnya tidak menyebabkan kanker. Jaringan tubuh manusia memetabolisme bahan ini, mengubahnya menjadi molekul yang dinamakan epoksi
diol. Molekul ini dapat masuk ke inti sel, kemudian bereaksi dengan sel-sel DNA yang menyebabkan mutasi gen
14,19,20
5. Akrolein
.
Akrolein adalah produk pirolisa yang sangat banyak terdapat pada rokok sigaret. Ini menyebabkan asap rokok mengeluarkan bau yang tajam dan mengiritasi,
efek lakrimasi dan juga sebagai kontributor utama terhadap efek karsinogen asap rokok
14,20
6. Hydrogen Cyanide
.
Hydrogen Cyanide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar
dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan
12
7. Nitrosamine
.
Nitrosamine adalah gabungan dari turunan nikotin, juga ditemukan pada produk tembakau, yang teraktifasi dalam tubuh berbentuk alkilating agen yang
berikatan dengan DNA
20
.
2.5 Reaksi Pada Proses Merokok
Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon C, Hidrogen H, Oksigen O, Nitrogen N dan Sulfur
S serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil
21
. Proses pembakaran rokok
Universitas Sumatera Utara
mengandung komposisi kimia yang lebih kompleks sebab proses pembakaran menyebabkan zat yang terkandung dalam tembakau akan terlepas
16
Dua reaksi yang dapat terjadi dalam proses merokok yaitu reaksi pembakaran rokok dan reaksi pirolisa.
.
1. Reaksi pembakaran
Reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO
2
, H
2
O, NO
x
, SO
x
, dan CO. Reaksi ini terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800
o
C. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara
21
2. Reaksi Pirolisa
.
Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Pirolisa berlangsung pada suhu yang lebih rendah dari 800
o
C. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur 400-
800
o
C. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek
21,22
Dalam reaksi pirolisa banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang punya kemampuan berdifusi dalam darah. Produk
pirolisa dapat terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena asap rokok dihisap dan
gas produk langsung mengalir ke arah mulut yang bertemperatur 37 .
o
C
21
Selain reaksi pembakaran dan pirolisa, juga terjadi proses penguapan air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400
.
o
C. Dibawah temperatur 100
o
C nikotin sudah mengkondensasi, sebelum gas memasuki mulut. Namun tidak
Universitas Sumatera Utara
semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga masih ada nikotin dalam gas yang masuk ke dalam paru-paru.
Ditinjau dari proses pembakaran rokok, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di
kompor, proses pembakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar
dan oksigen
21,22
. Gas produksi dari proses pembakaran rokok akan mengalir ke tubuh dan masuk melewati rongga mulut. Sehingga daerah yang pertama kali terpapar
dengan rokok adalah rongga mulut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 LEUKOPLAKIA
3.1 Definisi
WHO 1978 mendefinisikan leukoplakia sebagai suatu bercak putih atau plak pada mukosa yang tidak dapat dihilangkan dengan cara pengerokan dan tidak dapat
dikategorikan sebagai suatu penyakit yang spesifik
1,3,7,23,24,28
. Hasil seminar internasional di Swedia 1983 dan di Hongaria 1986 telah mengubah dan
menambah definisi leukoplakia mulut menjadi: suatu bercak atau plak berwarna keputih-putihan yang tidak dapat dikarakteristikkan secara klinis atau patologis
sebagai suatu penyakit lain dan tidak diasosiasikan dengan suatu penyebab fisik atau kimiawi terkecuali konsumsi tembakau
24
.
3.2 Etiologi
Etiologi dari leukoplakia belum diketahui secara pasti sampai sekarang, namun predisposisi leukoplakia menurut beberapa ahli klinikus terdiri dari beberapa
faktor, yaitu: 1.
Faktor lokal Biasanya merupakan bentuk iritasi kronis, anatara lain:
Trauma:
o Gigitan tepi atau akar yang tajam
o Iritasi dari gigi yang malposisi
o Pemakaian protesa yang kurang baik
Universitas Sumatera Utara