BAB 4 MEKANISME TERJADINYA LEUKOPLAKIA AKIBAT KEBIASAAN
MEROKOK
Proses pembakaran rokok mengandung komposisi kimia yang sangat kompleks sebab proses pembakaran menyebabkan zat yang terkandung dalam
tembakau akan terlepas. Tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun terkandung dalam sebatang rokok. Beberapa diantaranya adalah bersifat karsinogenik yang dapat
memicu terjadinya kanker. Terjadinya leukoplakia akibat kebiasaan merokok dapat disebabkan karena bahan oksidan yang dihasilkan rokok, bahan karsinogenik yang
terkandung dalam rokok dan akibat panas yang mengiritasi.
4.1 Oksidan Yang Dihasilkan Rokok
Merokok menimbulkan masalah kesehatan karena dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit dan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
beberapa kelainan rongga mulut. Kondisi ini terjadi disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan dalam tubuh stress oksidatif. Hal
ini disebabkan karena tingginya kandungan oksidan dan bahan-bahan toksik yang terdapat dalam rokok
16
Di dalam tubuh khususnya rongga mulut merupakan daerah yang pertama kali terpapar dengan rokok. Saliva berfungsi sebagai barier pertahanan rongga mulut yang
pertama terhadap serangan senyawa-senyawa oksidan dan radikal bebas. Hal ini disebabkan karena saliva mengandung enzim-enzim yang bertindak sebagai
.
Universitas Sumatera Utara
antioksidan antara lain: superoksid dismutase SOD, katalase, peroksidase, glutathion GSH, vitamin E, vitamin C, karoten serta bahan lainnya
16
Di dalam rokok terdapat bahan-bahan oksidan yang kuat dan mempunyai reaktifitas yang tinggi disebut senyawa oksigen reaktif reactive oxygen species atau
disingkat ROS. ROS sangat berbahaya karena akan merusak sel apabila tidak diredam dan dapat menyebabkan terjadinya keadaan stress oksidatif. Sebagian diantaranya
berbentuk seperti: radikal hidroksil OH, radikal peroksil OOH, serta anion superoksida O
.
2 -
dan sebagian yang lain bukan radikal seperti oksigen singlet
1
O
2,
hidrogen peroksida H
2
O
2
dan ion hipoklorit CLO
- 16
Sies mendefenisikan stress oksidatif sebagai gangguan keseimbangan antara oksidan dan antioksidan yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Apabila oksidan
yang ada lebih besar daripada antioksidan, maka oksidan dapat menurunkan aktivitas antioksidan yang berakibat pada kerusakan komponen-komponen seluler yang
penting seperti membran lipid, protein dan DNA .
16
Diantara sekian banyak bahan kimia yang terkandung pada Asap rokok, ada tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya yaitu tar, nikotin dan
karbonmonoksida. Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik dalam asap rokok yang bersifat karsinogenik. Kadar tar dalam asap rokok inilah yang berhubungan
dengan resiko timbulnya kanker. Berbagai bahan karsinogen ini yang dapat memicu terbentuknya senyawa ROS dalam tubuh
.
16
Nikotin diabsorbsi melalui paru-paru, masuk ke dalam otak dan diedarkan ke seluruh bagian otak, kemudian menurun dengan cepat setelah beredar ke seluruh
bagian tubuh. Pada dosis yang lebih tinggi nikotin langsung bekerja pada sistem saraf .
Universitas Sumatera Utara
perifer, menimbulkan rangsangan ganglionik dan pelepasan katekolamin. Dengan peningkatan kadar katekolamin, secara tidak langsung akan menghasilkan ROS
16
Karbonmonoksida memiliki afinitas dengan haemoglobin Hb sekitar 200 kali lebih kuat dibanding afinitas oksigen terhadap hemoglobin. Sebanyak 10 Hb
berikatan dengan CO, sehingga tidak dapat membawa oksigen, maka akibatnya sel darah merah akan kekurangan oksigen. Keadaan kekurangan oksigen dapat
menyebabkan terbentuknya ROS .
16
Pada pembakaran, asap rokok dipecah menjadi dua komponen, yaitu: komponen gas dan komponen tar
.
4,16
. Tar adalah material yang tertahan pada filter, sedangkan fase gas dapat melewati filter. Tar yang tertinggal dapat mengiritasi epitel
mukosa mulut sehingga aktifitas sel bertambah dan epitel menjadi lebih tebal, perubahan pada mukosa mulut tampak sebagai bercak putih
1,3
.
Gambar 13. Skema yang menunjukkan isolasi asap sigaret fase gas dan tar serta bahan radikal
Komponen tar mengandung radikal bebas dengan konsentrasi yang tinggi 10
18
molekul tipa gramnya. Semiquinone QH, terbentuk sebagai hasil reaksi antara
Universitas Sumatera Utara
quinone Q dan hydroquinone QH
2
. Semiquuinone yang terbentuk dapat bereaksi dengan oksigen O
2
sehingga terbentuk quinones dan superoksida O
2 -
. Kemudian ion superoksida yang terbentuk dapat mengalami reaksi dismutasi membentuk
hidrogen peroksida H
2
O
2 16,32
Pada komponen gas mengandung radikal bebas 10 .
15
molekul tiap gramnya. Kandungan radikal bebas pada fase gas antara lain : nitric oxide NO, nitrogen
dioxide NO
2
, peroksi nitrit ONOO
-
, epoxides dan peroxides. Mekanisme produksi radikal bebas pada rokok dapat dijelaskan berdasarkan reaksi kimia nitric oxide NO.
Pada mekanisme tersebut nitric oxide mengalami oksidasi membentuk nitric dioxide NO
2
, yang kemudian beraksi dengan komponen rokok lainnya yaitu isoprene membentuk radikal bebas baru R. Apabila nitric oxide bereaksi dengan anion
superoksida O
2 -
akan menghasilkan ion peroksinitrit ONOO
-
. Adanya oksida nitrogen dapat menyebabkan kerusakan langsung dan merangsang peroksidasi lipid
yang selanjutnya mengoksidasi basa DNA
16,32
Oksidan dan radikal bebas yang terdapat dalam rokok dapat bereaksi dengan gugus thiol dan sulfidril sh suatu molekul dan menyebabkan perubahan struktur dan
fungsi molekul, termasuk saliva. Radikal hidroksil OH dapat merusak tiga jenis senyawa yang penting untuk mempertahankan integritas sel, yaitu:
.
1. Kerusakan pada struktur penyusun membran sel yaitu: fosfolipid, glikolipid
dan kolesterol yang dapat menimbulkan reaksi peroksidasi lipid
16,32
2. Dapat merusak protein karena dapat mengadakan reaksi dengan asam amino
penyusun protein. Diantara asam amino penyusun protein terutama saliva yang paling rawan adalah sistein. Sistein mengandung sulfidril yang sangat
.
Universitas Sumatera Utara
peka terhadap serangan oksidan seperti radikal hidroksil OH. Pembentukan ikatan disulfida S-S menimbulkan ikatan intra atau antar molekul sehingga
protein saliva kehilangan fungsi biologis-nya dan bila protein tersebut adalah enzim, maka enzim tersebut akan kehilangan aktivitas katalitiknya
16
3. Dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA antara lain: hidroksilasi
basa timin dan sitosin, pembukaan inti purin dan pirimidin serta terputusnya rantai fosfodiester DNA. Bila kerusakan terlalu parah, misalnya rantai DNA
terputus di berbagai tempat, maka kerusakan tidak dapat diperbaiki dan replikasi sel terganggu. Perbaikan DNA yang tidak sempurna dapat
menimbulkan mutasi, karena dalam memperbaiki DNA sistem perbaikan DNA cenderung membuat kesalahan, dan apabila mutasi ini mengenai gen
tertentu, maka mutasi tersebut dapat menimbulkan kanker, termasuk kanker pada rongga mulut
.
16,32
.
4.2 Bahan Karsinogenik