BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pupuk adalah salah satu komponen faktor produksi suatu usaha tani. Pupuk diberikan ke lahan sebagai sumber hara tanaman untuk memenuhi kebutuhan tanaman yang
tidak mampu dicukupi oleh hara yang secara alamiah terdapat dalam tanah. Sebagian besar pupuk yang diberikan ke dalam tanah hilang dari sistem pencucian, aliran
permukaan, denitrifikasi dan penguapan serta sebagai bahan yang mengotori tanah, air, udara dan sumber-sumber alam penting lainnya. Mukhlis, 2011
Pertumbuhan tanaman dan kualitas mereka terutama fungsi dari kuantitas pupuk dan air sehingga sangat penting untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya
air dan nutrisi pupuk. Namun,sekitar 40-70 nitrogen dari pupuk yang normal yang
digunakan adalah hilang ke lingkungan dan tidak dapat diserap oleh tanaman, yang menyebabkan tidak hanya kerugian ekonomi dan sumber daya besar tetapi juga
sangat serius pencemaran lingkungan. Lan Wu , 2007. Tidak semua pupuk yang diberikan pada tanaman dapat diserap oleh tanaman
tersebut, sebagian akan mengalami degradasi atau terbawa hanyut oleh air tanah, sehingga pemupukan tidak efisien dan akan mencemari lingkungan dengan kandungan
N, P, dan K. Oleh karena itu perlu dicarikan cara lain, diantaranya adalah digunakannya pupuk NPK slow release, dimana unsur hara dilepaskan secara perlahan
dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, sehingga kehilangan unsur hara akibat pencucian oleh air lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
Pupuk granul NPK yang berada di pasaran sekarang menggunakan polimer sebagai pelapis sehingga nutrisi di dalam pupuk tersebut lepas secara perlahan-lahan.
Polimer merupakan senyawa yang tidak ramah lingkungan, sehingga perlu dipilih senyawa yang memiliki kemampuan sebagai pelapis dan ramah lingkungan.
Kitosan merupakan turunan utama dari kitin, merupakan salah satu polimer alam yang biodegradebel paling berlimpah. Selain kitosan merupakan polimer yang tidak larut
dalam air juga mampu melapisi pupuk NPK. Kitosan diubah menjadi penyalut yang dapat
memperlambat laju pelepasan nutrisi pupuk dengan menutupi sebahagian besar pori- porinya sehingga air bisa tetap masuk untuk melarutkan melalui pori-pori yang tidak
tertutup. Oleh karena itu dipilih kitosan sebagai pelapis karena kitosan tidak dapat larut air dan mampu melapisi pupuk juga memiliki sifat biodegradibel, biokompatibel,
nontoksit dan ramah lingkungan. Pupuk NPK slow release yg dilapisi polimer seperti kitosan, akan menjadi formulasi yang ideal untuk memperlambat daya larut.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang pemanfaatan kitosan dari cangkang kepiting yang akan dibuat sebagai
penyalut pupuk NPK untuk menurunkan daya larut pupuk NPK dalam air dan menambah kadar nitrogen pada pupuk NPK.
1.2. Permasalahan