BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Statistik Kuantitas Pengukuhan Dan Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak SPPKP
1. Jumlah Pengukuhan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Jumlah permohonan Pengusaha Kena Pajak yang masuk pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dari tahun 2010 sampai dengan 31 Desember 2012,
dapat kita lihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Jumlah permohonan Pengukuhan PKP yang masuk
per bulan Pada KPP Pratama Binjai Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
2010 19
25 7
18 12
12 14
8 10
7 7
7 2011
6 13
8 9
19 1
4 8
7 12
10 4
2012 7
11 7
12 6
4 7
6 13
6 8
6
Sumber:KPP Pratama Binjai
Dari tabel di atas diambil kesimpulan bahwa permohonan Pengukuhan PKP yang masuk pada KPP Pratama Binjai setiap bulannya tidak stabil baik untuk tahun
2010,2011, dan 2012. Jika dilihat dari jumlah permohonan Pengukuhan PKP
Universitas Sumatera Utara
tertinggi untuk tahun 2010 adalah pada bulan Februari dengan jumlah 25 permohonan Pengukuhan PKP dan yang terendah adalah pada bulan Maret, Oktober, November,
dan Desember berjumlah 7 permohonan Pengukuhan PKP, kemudian tahun 2011 jumlah permohonan Pengukuhan PKP tertinggi adalah pada bulan Mei dengan
jumlah 19 permohonan Pengukuhan PKP dan terendahnya adalah bulan Juni yaitu 1 permohonan Pengukuhan PKP, sedangkan untuk tahun 2012 jumlah permohonan
Pengukuhan PKP tertinggi adalah bulan September dengan jumlah 13 permohonan Pengukuhan PKP dan terendahnya pada bulan Juni yaitu 4 permohonan Pengukuhan
PKP.
Tabel 2 Jumlah permohonan Pengukuhan PKP yang masuk
per tahun Pada KPP Pratama Binjai Tahun
OP Badan Jumlah
2010 6
140 146
2011 8
93 101
2012 9
82 91
Sumber:KPP Pratama Binjai
Dari Tabel 2 diatas terlihat bahwa setiap tahunnya terjadi penurunan permohonan Pengukuhan PKP pada KPP Pratama Binjai. Hal itu dikarenakan mulai
tahun 2012 dilakukan Registrasi Ulang berdasarkan Verifikasi terhadap pengukuhan
Universitas Sumatera Utara
PKP secara jabatan sehingga lebih banyak pengukuhan PKP secara jabatan daripada permohonan.
Khusus tahun 2012 tidak ada permohonan PKP yang ditolak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai karena semuanya diterima oleh Pelaksana
Pengukuhan PKP. Dan berikut dibawah ini Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar dan
dicabut pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dari tahun 2010 sampai dengan Desember 2012.
Tabel 3 Jumlah PKP Terdaftar dan Dicabut pada
KPP Pratama Binjai
Sumber: KPP Pratama Binjai
Dilihat dari tabel diatas jumlah pengukuhan PKP terbanyak pada KPP Pratama Binjai adalah di tahun 2012, itu dikarenakan untuk tahun 2012 banyak PKP
Tahun Pengukuhan Pencabutan
Jumlah PKP Aktif OP Badan
2010 1792
21 36
57 1735
2011 1833
19 24
43 1790
2012 1922
213 1298
1511 411
Universitas Sumatera Utara
yang dikukuhkan secara Jabatan dengan program Registrasi Ulang. Begitu pula dengan pencabutan PKP terbanyak pada KPP Pratama Binjai adalah ditahun 2012,
dan itu juga dikarenakan untuk tahun 2012 dilakukan Registrasi Ulang berdasarkan Verifikasi terhadap Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi kriteria tertentu yang
benar – benar tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif. Pengusaha Kena Pajak yang dicabut SPPKP-nya secara jabatan berdasarkan
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER- 05PJ2012 adalah :
1. Pengusaha Kena Pajak yang tidak memenuhi kriteria tertentu, yaitu :
a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak
Pertambahan Nilai di tempat lain. b.
Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya.
c. Pengusaha Kena Pajak yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif sebagai Pengusaha Kena Pajak. 2.
Pengusaha Kena Pajak yang tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sebagai Pengusaha Kena Pajak , yaitu :
a. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif Non Efektif.
b. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan
Masa PPN untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak ini.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa
PPN yang pajak keluaran dan Pajak Masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan
Direktorat Jenderal ini. d.
Pengusaha Kena Pajak, yang pada Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak
ini, yang pada bagian periode tersebut tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa
PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil. e.
Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasioanal.
f. Pengusaha Kena Pajak yang tidak diyakini keberadaan danatau kegiatan
usahanya. 3.
Pengusaha Kena Pajak yang tidak diyakini keberadaan danatau kegiatan usahanya, yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan kunjungan visit dalam
jangka waktu 6 bulan terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktorat Jendaral ini.
b. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan pemeriksaan PPN dalam
jangka waktu 6 bulan terakhir sebelum berlakuanya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak ini.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan konfirmasi lapangan sebelum
berlakunya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak ini sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER- 62PJ2010
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktorat Jendaral
Pajak Nomor PER-44PJ2008 tentang Tatacara Pendaftaran NPWP
danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak dan
perubahannya.
B. Kendala – kendala yang dihadapi Pengusaha Kena Pajak Yang Ingin Mendaftarkan Dirinya Dalam Hal Perpajakan
1. Rendahnya tingkat pengetahuan Pengusaha Kena Pajak tentang Perpajakan
Rendahnya pengetahuan perpajakan merupakan suatu kendala tersendiri yang membutuhkan perhatian khusus. Perlawanan pasif perlawanan yang tidak disengaja
merupakan produk sifat dari ketidaktahuan pengusaha terhadap pengetahuan perpajakan. Pengusaha secara tidak sadar melakukan sesuatu perlawana dalam bentuk
tidak membayar pajak. Dalam perlawanan pasif ini tidak terlihat adanya unsur kesengajaan dari pengusaha untuk menghindar pembayaran pajak atau
menghambatnya. Mereka hanya tidak tahu tentang untuk apa, bagaimana, kapan, dan pada siapa pajak harus dibayar.
Bentuk perlawanan pasif ini sangat jauh berbeda dengan bentuk perlawanan aktif sengaja yang justru dilakukan oleh mereka yang sudah mengetahui peraturan
Universitas Sumatera Utara
dan permainan pajak dengan baik. Perlawanan aktif adalah suatu bentuk perlawanan yang berisiko tinggi karena dalam perlawanan ini jelas – jelas pelakunya
menghindari dari kewajiban perpajakan dan bahkan melalaikan serta bermain didalamnya. Jaka dilihat dari sanksi yang akan diterapkan atas kedua bentuk
perlawanan diatas, perlawanan pasif yang paling sulit dikenai sanksi karena mereka betul – betul tidak sengaja dalam melakukan pelanggaran. Sedangkan perlawanan
aktif , jika ketahuan dapat dikenakan sanksi yang berat. Intinya apapun bentuk perlawanan pajak yang ada, semua sama – sama merugikan Negara.
2. Rendahnya kerja sama antara Pengusaha Kena Pajak dengan Fiskus
Dalam hal komunikasi dan informasi antara Pengusaha Kena Pajak dengan Fiskus menyebabkan terhambatnya pengurusan administrasi perpajakan, ini terlihat
apabila PKP melakukan pengurusan – pengurusan dalam hal administrasi perpajakan selalu saja memiki kendala – kendala sebagai berikut :
a. Pengusaha Kena Pajak tidak melengkapi surat – surat sebagai syarat yang
harus dipenuhi dalam hal administrasi perpajakan. b.
Pengusaha Kena Pajak menggunakan perantara yang tidak ditunjuk secara sah oleh hukum atau dengan kata lain tidak dilengkapi oleh surat kuasa
dari PKP yang bersangkutan. Kejanggalan inilah yang banyak ditemui dalam hal kepengurusan perpajakan yang mengakibatkan terhambatnya
kelancaran tugas – tugas dari aparat pajak.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal pelaksanaan administrasi perpajakan dan juga melayani jumlah Pengusaha Kena Pajak yang begitu banyak, disamping itu agar berjalannya tertib
administrasi dengan baik dan lancar, maka dirasakan sangat kurang tenaga pegawai yang jumlahnya sangat minim untuk melayani para wajib pajak atau Pengusaha Kena
Pajak sehingga secara otomatis volume kerja semakin meningkat. Sedangkan kendala yang dihadapi Fiskus adalah saat tinjau lapangan tidak
ditemukannya keberadaan danatau kegiatan usaha PKP tersebut.
C. Cara Mengatasi Kendala yang Dihadapi Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak dalam Hal Perpajakan