PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (iB-VAIC) TERHADAP KINERJA MAQASHID SYARIAH (Studi Empiris Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-2015)

(1)

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (iB-VAIC) TERHADAP KINERJA MAQASHID SYARIAH

(Studi Empiris Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-2015) THE INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL (iB-VAIC) ON

MAQASHID SHARIA PERFORMANCE

(Study on islamic banking in Indonesian during 2012-2015 period)

Oleh:

MOHAMMAD IQBAL BAGUS RAMADHAN 20130420017

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (iB-VAIC) TERHADAP KINERJA MAQASHID SYARIAH

(Studi Empiris Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-2015) THE INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL (iB-VAIC) ON

MAQASHID SHARIA PERFORMANCE

(Study on islamic banking in Indonesian during 2012-2015 period) HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

MOHAMMAD IQBAL BAGUS RAMADHAN 20130420017

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

iv

PERNYATAAN Dengan ini saya,

Nama : Mohammad Iqbal Bagus Ramadhan Nomor Mahasiswa : 20130420017

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (iB-VAIC) TERHADAP KINERJA MAQASHID SYARIAH (Studi Empiris Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 27 Februari 2017


(4)

v MOTTO

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(QS. Al Mujadalah ayat 11)

“Musuh Siji Kakean, Konco Sewu Kurang” (KH. Mustain Romly)

“Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan

memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta” (Rasulullah SAW)

“Sesiapa yang memiliki ilmu lalu memanfaatkannya dan memberi manfaat pada orang lain samalah seperti mentari yang menerangi dirinya dan orang lain,

sedangkan ia (mentari) itu terus bersinar” (Imam Ghazali)

“Andaikan manusia ini mampu menyelam didalam diri pribadinya, maka dia akan mampu menembus alam ini dan menemukan ke-Esaan Tuhannya”

(Abdul Jabbar)

“Andaikan manusia ini mampu menyelam didalam diri pribadinya, maka dia akan mampu menembus alam ini dan menemukan ke-Esaan Tuhannya”


(5)

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini untuk:

Ayah dan Mama, Musahran dan Winarni Agustina

Adik-adik tercintaku, Fina Sakinah D.I dan Janitra Cetta B.W

Para Kyai dan Guru SMA di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang

Dosen Pembimbing, Dr. Ahim Abdurrahim, S.E., M.Si., SAS., Ak., CA


(6)

ix

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

dengan judul “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (iB-VAIC)

TERHADAP KINERJA MAQASHID SYARIAH (Studi Empiris Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012-2015)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan dan bahan referensi bagi perusahaan (perbankan syariah) dalam mencermati bagaimana pengaruh intellectual capital sehingga dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam proses pertimbangan dan pengambilan keputusan terkait pengembangan aset tidak berwujud dalam hal ini modal intelektual yang nantinya dapat berpengaruh terhadap penciptaan kinerja maqashid syariah yang diharapkan dapat memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari do’a, bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(7)

x

2. Bapak Dr. Ahim Abdurrahim, S.E., M.Si., SAS., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah penuh kesabaran dan atensi yang tinggi dalam memberikan masukan, nasihat, bimbingan, dan do’a restu selama proses penyelesaian karya tulis ini.

3. Bapak Hafiez Sofyani, S.E., M.Sc., dan Ibu Erni Suryandari S.E., M.Si., yang dengan senang hati ikut membimbing, memberikan masukan, dan do’a restu kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang membantu kelancaran dalam hal administrasi menyelesaikan penulisan ini.

5. Orangtua dan keluarga besar yang senantiasa memberikan do’a restu, dukungan, perhatian, dan nasihat kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi tepat waktu.

6. Sahabat dan teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan do’a, dukungan, bantuan, kemudahan, dan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam skripsi ini, sehingga kritik, saran pengembangan penelitian sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 27 Februari 2017


(8)

xi DAFTAR ISI DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... I HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

HALAMAN PENGESAHAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. PERNYATAAN ... IV MOTTO ... V PERSEMBAHAN ... VI INTISARI ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. ABSTRACT ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. KATA PENGANTAR ... IX DAFTAR ISI ... XI DAFTAR TABEL ... XIV DAFTAR GAMBAR ... XV BAB I PENDAHULUAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. A. LATAR BELAKANG PENELITIAN ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. B. BATASAN MASALAH PENELITIAN ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. D. TUJUAN PENELITIAN ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. E. MANFAAT PENELITIAN ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 2.Praktis ... Error! Bookmark not defined. 3.Pengambilan Keputusan ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. A. LANDASAN TEORI ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.Resource Based Theory (RBT) ... Error! Bookmark not defined. 2.Isomorfisma Institusional ... Error! Bookmark not defined. 3.Intellectual Capital ... Error! Bookmark not defined. 4.Maqashid Syariah ... Error! Bookmark not defined.


(9)

xii

A. HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN PENURUNAN HIPOTESIS ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

1.Hubungan Capital employed dan Kinerja Maqashid Syariah Perbankan Syariah ... Error! Bookmark not defined. 2.Hubungan Human Capital dan Kinerja Maqashid Syariah Perbankan

Syariah ... Error! Bookmark not defined. 3.Hubungan Structural Capital dan Kinerja Maqashid Syariah Perbankan

Syariah ... Error! Bookmark not defined. B. MODEL RISET ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. BAB III METODE PENELITIAN... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. A. OBJEK/SUBJEK PENELITIAN ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. B. JENIS DAN SUMBER DATA ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. C. TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL DAN DATA ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

D. DEFINISI OPEORASIONAL VARIABEL PENELITIAN .... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

1.Intellectual Capital ... Error! Bookmark not defined. 2.Kinerja Maqashid syariah ... Error! Bookmark not defined. E. UJI KUALITAS INSTRUMEN DAN DATA...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 2.Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. a. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. b. Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined. c. Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined. d. Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined. F. UJI HIPOTESIS DAN ANALISIS DATA ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.Uji Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined. 2.Uji F ... Error! Bookmark not defined. 3.Uji t ... Error! Bookmark not defined. 4.Analisis Regresi ... Error! Bookmark not defined.


(10)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

A. GAMBARAN UMUM OBJEK/SUBJEK PENELITIAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.


(11)

xiv

C. UJI KUALITAS INSTRUMEN DAN DATA...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. a. Normalitas ... Error! Bookmark not defined. b. Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined. c. Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined. d. Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined. D. HASIL PENELITIAN (UJI HIPOTESIS) ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.Uji Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined. 2.Uji Simultan (Uji F) ... Error! Bookmark not defined. 3.Uji Hipotesis (Uji T) ... Error! Bookmark not defined. E. PEMBAHASAN (INTERPRETASI) ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN

... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. A. KESIMPULAN ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. B. KETERBATASAN PENELITIAN ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. C. SARAN ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. DAFTAR PUSTAKA


(12)

xv

DAFTAR TABEL

TABEL 2 1 Klasifikasi Intellectual Capital menurut IFACError! Bookmark not defined.

TABEL 3.1 Penerapan Maqashid Shariah Index pada Bank Syariah ... Error! Bookmark not defined.

TABEL 3.2 Bobot Masing-Masing Tujuan dan Elemen Error! Bookmark not defined.

TABEL 4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian . Error! Bookmark not defined. TABEL 4.2 Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. TABEL 4.3 Variabel Penelitian (variable entered)Error! Bookmark not defined. TABEL 4.4 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. TABEL 4.5 Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined. TABEL 4.6 Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined. TABEL 4.7 Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined. TABEL 4.8 Uji Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined. TABEL 4.9 Uji Simultan (Uji F) ... Error! Bookmark not defined. TABEL 4.10 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.


(13)

xvi

DAFTAR GAMBAR


(14)

(15)

(16)

i ABSTRACT

This study aims to analyze the the influence of intellectual capital (ib-vaic) on maqashid sharia performance. The independent variable in this research is Intellectual Capital (capital employed, human capital, and structural capital).

The population of this research is Islamic banking that listed in BI and OJK. Object in this study is Islamic banking that included in the category of Islamic banks and listed in BI and OJK. The study sample represented 44 annual reports of Islamic banking are selected using purposive sampling. Analysis tool used is SPSS (Statistical Product and Service Solutions).

Based on analysis that have been made the result are the Islamic banking-capital employed no positive influence on maqasid sharia performance, Islamic banking-human capital have positive on maqasid sharia performance, dan Islamic banking-structural no influence on maqashid sharia performance.

Keyword: Intellectual Capital, Capital Employed, Human Capital, Structural Capital, and Maqashid Syariah.


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pengukuran kinerja perbankan di era modern saat ini tidak hanya diukur dari aspek kinerja keuangan tetapi juga dari aspek non-keuangan seperti Corporate Governance, Intangible assets, Economic Value added (EVA) dan lain-lain (Ulum, 2007). Tanggung jawab perbankan tidak hanya dilihat dari rasio-rasio tertentu dan pengungkapan akuntansi, namun memperhatikan aspek non-keuangan yang salah satunya pengungkapan dan pengaplikasi islamic banking-intellectual capital (IC) juga penting (Ulum, 2007). Pengukuran kinerja intellectual capital akhir-akhir ini menjadi pembahasan menarik dalam penelitian tentang kinerja perusahaan, dimana digunakan untuk mengetahui sampai mana posisi kinerja perusahaan (Ulum, 2007).

Selain itu, pengukuran kinerja intellectual capital berfokus pada ukuran kinerja aset tak berwujud (intangible asset) seperti goodwill, biaya akuisisi, paten, trade mark, royalty dan lain-lain. Hal ini terjadi karena pengetahuan dianggap sebagai langkah strategis untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing (competitive advantage) dan lebih bersifat berkelanjutan (sustainable). Ukuran kinerja yang dilihat secara fisik tidak selalu memberi dampak positif bagi keberlangsungan bisnis perusahaan. Kemudian, pengukuran kinerja intellectual capital membuat perusahaan memonitor bagian mana yang perlu ditingkatkan dengan harapan menghasilkan keuntungan lebih besar di masa mendatang.


(18)

2

Sementara itu, menurut Widyaningrum (2004) penggunaan alat ukur intellectual capital ada beberapa metode, yaitu Edvinsson dan Sullivan (1996), Edvinson dan Malone (1997) Ross (1997) Sveiby (1997) Klein (1998), Winter (1998), Stewart (1998) dan yang paling sering digunakan adalah usulan Pulic (2000) yang mengukur menggunakan proksi sektor privat, motif keuntungan, dan non-syariah (Ulum, 2007). Tetapi metode yang ditawarkan Pulic ini hanya sesuai untuk perusahaan konvensional. Kemudian Bontis et al, (2000) berpendapat bahwa intellectual capital secara umum terdiri dari human capital (HC), structural capital (SC), dan customer capital (CC) (Ulum, 2013).

Lebih lanjut Ulum (2013) mengembangkan islamic banking-intellectual capital menggunakan pendekatan standar akuntansi syariah sehingga cocok untuk perbankan syariah, yaitu terdiri dari capital employed (CE), human capital (HC), structural capital (SC). Formula yang dihasilkan iB-VAIC (Islamic banking-Value added Intellectual capital) yang merupakan hasil modifikasi dari model VAIC.

Penelitian menggunakan intellectual capital di perbankan syariah saat ini lebih banyak dikaitkan dengan kinerja keuangan, kinerja sosial dan profitabilitas. Pentingnya pengukuran kinerja islamic banking-intellectual capital di perbankan syariah juga dapat berperan untuk keberlangsungan perusahaan. Hal lain yang membuat pengukuran islamic banking-intellectual capital penting yaitu ketatnya persaingan di sektor perbankan syariah yang menyebabkan manajemen harus kreatif dan inovatif dalam mengelola intellectual capital agar dapat bertahan dalam persaingan.


(19)

3

Lebih lanjut dengan penerapan pengukuran islamic banking-intellectual capital manajemen bank dapat mengetahui pada lini mana yang perlu dibenahi atau ditingkatkan kualitasnya. Hal ini juga berdampak secara tidak langsung pada penilaian nasabah bank dan juga menambah loyalitas serta kepercayaan nasabah terhadap banknya. Selain mengukur kinerja islamic banking-intellectual capital perbankan syariah sebaiknya juga mengukur pemenuhan kinerja maqashid syariah. Hal ini disebabkan bukan hanya pemenuhan dalam urusan dunia saja tapi juga dalam pemenuhan urusan akhirat pun harus dipertimbangkan.

Maqashid syariah mengalami perkembangan besar melalui tiga tokoh utama, yaitu Imam al-Haramayn Abu al-Ma’ali ‘Abd Allah al-Juwayni (w. 478 H), Abu Ishaq al-Syatibi (w.790 H), dan Muhammad al-Thair ibn ‘Asyur (w. 1379 H/1973 M). Kemudian, di era modern muncul Jasser Auda (2008) dimana beliau lebih komprehensif dalam menjelaskan dan membagi setiap elemen maqashid syariah serta mengembangkannya. Pemenuhan maqashid syariah dirasa penting agar perbankan syariah dapat lebih syariah dengan memenuhi kriteria tujuan syariah dan terhindar dari transaksi haram. Kaitannya dengan intellectual capital ialah selain memenuhi tujuan syariah, perbankan syariah juga dapat mempertahankan keunggulan bersaing masa mendatang dengan terus mengawasi kinerja intellectual capital yang dimiliki.

Disisi lain kaitan pemenuhan kinerja intellectual capital dan kinerja maqashid syariah sebenarnya juga tertuang dalam Alquran surah Al-Qashash ayat 77:


(20)

4

ا َ

غَتْب

اَ ي ف

َكاَتآ

هّ

َ ادلا

َ َر خ ْْا

ۖ

َل َ

َسْنَت

َكَ ي َن

َن م

اَيْندلا

ۖ

ْن سْحَأ َ

اَ َك

َنَسْحَأ

هّ

َكْيَل إ

ۖ

َل َ

غْ َت

َداَسَفْلا

ي ف

ْ َ ْْا

ۖ

إ

َّ

َل

ب حهي

َني د سْفه ْلا

Artinya; “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Dari ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kita agar memanfaatkan nikmat dunia yang Allah berikan, untuk meraih kemuliaan akhirat, namun kita harus tetap mementingkan akhirat.

Lebih lanjut untuk dapat mencapai maqashid syariah ada 5 elemen yang harus dipenuhi oleh bank syariah, yaitu al-aql (pikiran), addien (agama), nafs (jiwa), nasl (keturunan) dan maal (harta) (Capra, 2001). Sesuai Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah juga dijelaskan bahwa kegiatan perbankan syariah harus mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan kemanَaatan. Di dalam Alqur’an Allah ta’ala menyebutkan

kata “syari’ah” yanُ salah satunya dalam Surah Al-Jatsiyah ayat 18:

مهث

َكاَنْلَعَج

ىَلَع

ةَعي رَش

َن م

رْمَ ْْا

اَ ْع تاَف

َل َ

ْع تَت

َءا َوْهَأ

َني لا

َل

َ وه َلْعَي

Artinya: “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa “syariat” sama denُan “aُama”, namun dalam perkembanُan sekaranُ terjadi reduksi muatan arti Syari’at. Lebih


(21)

5

berhati-hati dan teliti dalam menjalankan bisnis sesuai tujuan syariah akan mempermudah rezeki karena amaliah yang dilakukan diridhai oleh Allah SWT. Mengacu pada pendapat peneliti terdahulu dan regulasi serta Al-Qur’an maka diperlukan alat ukur yang sesuai dengan prinsip dan tujuan syariah yang dapat memberikan evaluasi sejauh mana perbankan syariah telah memenuhi tujuan syariah yang telah ditetapkan. Maka kinerja perbankan syariah tidak hanya diukur dari aspek keuangan saja tetapi juga harus diukur berdasarkan pemenuhan aspek maqashid syariah, (Mohammed, Razak, Omar dan Taib, 2008).

Maqashid syariah berarti tujuan Allah dan Rasul-Nya dalam merumuskan hukum-hukum Islam. Dalam kitab Muwafaqat Imam Al-Syatibi berpendapat ada tiga tingkatan kebutuhan maqashid syariah yang harus dipenuhi, yaitu kebutuhan dharuriyat, kebutuhan hajiyat, dan kebutuhan tahsiniyat. Kebutuhan dharuriyat biasa disebut kebutuhan primer, lalu kebutuhan hajiyat biasa disebut kebutuhan sekunder dan kebutuhan tahsiniyat biasa disebut kebutuhan tersier (pelengkap).

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian Ulum (2013) tentang model pengukuran kinerja intellectual capital dengan iB-VAIC di perbankan syariah dihubungkan dengan penelitian Mohammed, Razak, Omar dan Taib, (2008) tentang model pengukur kinerja perbankan syariah berdasarkan kerangka maqasid. Penelitian ini menarik karena menurut penulis belum ada atau bahkan tidak ada penelitian sebelumnya yang membahas


(22)

6

hubungan antara intellectual capital yang sesuai standar akuntansi syariah dengan pengukuran kinerja perbankan berdasarkan kerangka maqashid syariah, setidaknya untuk konteks penelitian di Indonesia. Sehingga, penulis tertarik untuk meneliti dan mengembangkan konsep indeks maqashid syariah dengan menambah keterangan setiap elemen sesuai lima elemen maqashid syariah.

B. Batasan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan isu yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Data untuk mengukur kinerja Islamic banking-intellectual capital menggunakan pendekatan iB-VAIC yang dikembangkan oleh Ulum (2013), yang mana sesuai untuk perbankan karena menggunakan dasar akuntansi syariah.

2. Data kinerja maqashid syariah diukur menggunakan indeks maqashid syariah yang dikembangkan oleh (Mohammed, Razak, Omar dan Taib, 2008). Yang mana indikatornya ada 10 elemen, yaitu: bantuan pendidikan, penelitian, pelatihan, publikasi, fair return, harga yang terjangkau, produk bebas bunga, rasio laba, pendapatan individu dan rasio investasi sektor riil.

C. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah capital employed berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah perbankan syariah?

2. Apakah human capital berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah perbankan syariah?


(23)

7

3. Apakah structural capital berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah perbankan syariah?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji apakah capital employed berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah perbankan syariah?

2. Untuk menguji apakah human capital berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah perbankan syariah?

3. Untuk menguji apakah structural capital berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah perbankan syariah?

4. Untuk menguji penerapan resource based theory dan isomorfisma institusional pada kinerja maqashid syariah perbankan syariah yang ditentukan oleh faktor intellectual capital.

E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Sebagai rujukan pengembangan teori Islamic banking-intellectual capital dan kinerja maqashid syariah dengan pendekatan aspek ekonomi akuntansi.

2. Praktis

Sebagai rujukan pengambilan keputusan manajemen bank dan pembuat regulasi tentang indikator yang harus dipenuhi perbankan syariah atas pemenuhan maqashid syariah dan pengawasan kinerja islamic banking-intellectual capital.


(24)

8

3. Pengambilan Keputusan

Sebagai rujukan untuk mengambilan keputusan baik dari segi kinerja islamic banking-intellectual capital maupun dalam pemenuhan aspek maqashid syariah atas setiap transaksi atau kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang.


(25)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Resource Based Theory (RBT)

Resource Based Theory adalah teori yang menggambarkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan keunggulan bersaing dengan mengembangkan sumberdaya sehingga mampu mengarahkan perusahaan untuk bertahan secara jangka panjang. Kunci dari pendekatan RBT adalah pada strategi memahami hubungan antara sumber daya, kapabilitas, keunggulan bersaing, dan profitabilitas khususnya dapat memahami mekanisme dengan mempertahankan keunggulan bersaing dari waktu ke waktu. Model seperti ini membutuhkan pemanfaatan efek karakteristik unik pada perusahaan.

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Wernerfelt (1984) dalam

karyanya yang berjudul “A Resource-based view of the firm”. Tetapi penelitian yang banyak menjadi rujukan adalah artikel karya Barney (1991)

Firm Resource and Sustained Competitive Advantage”. Dijelaskan firm resource membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Selanjutnya yaitu keunggulan kompetitif bersaing dapat dipahami dengan menanamkan pemahaman bahwa perusahaan terdiri dari elemen yang heterogen dan tak bergerak. Langkah untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif bersaing, perusahaan harus memenuhi empat kriteria, yaitu valuable, rareness, inimitability dan non-substitutability.


(26)

10

Sementara itu menurut Yunita (2012) mengatakan bahwa Resource Based Theory (RBT) adalah sumber daya perusahaan bersifat heterogen sehingga memungkinkan untuk menciptakan competitive advantage bagi perusahaan. Lebih lanjut Nothnagel (2008) berasusmsi bahwa ada dua kriteria Resource Based Theory, yaitu resource heterogeneity dan resource immobility. Resource heterogeneity menjelaskan tentang persamaan kapabilitas yang juga dimiliki pesaing, sehingga hal tersebut tidak dapat disebut sebagai keunggulan bersaing. Resource immobility menjelaskan kapabilitas yang tidak dimiliki pesaing atau pesaing dapat memilikinya tetapi membutuhkan biaya yang besar.

2. Isomorfisma Institusional

Isomorfisma institusional merupakan pengembangan dari konsep isomorphism, dimana organisasi melakukan managemen strategis untuk menyesuaikan kondisi lingkungan. Hawley (1968) berpendapat bahwa isomorphism adalah proses dimana satu organisasi dipaksa untuk menyerupai satu organisasi lain dalam menghadapi lingkungan yang sama. Kemudian Meyer dan Rowan (1977) pertamakali mengaplikasi hubungan isomorphism pada lembaga.

Lebih lanjut DiMaggio dan Powell (1983) mengelaborasi konsep isomorphism lembaga ini di bidang organisasi dalam karyanya "The iron cage revisited" institutional isomorphism and collective rationality in organizational fields". Dijelaskan isomorfisma institusional merupakan upaya untuk mencapai rasionalitas dengan ketidakpastian dan kendala yang


(27)

11

mengarah pada homogenitas struktur (DiMaggio dan Powell,1983). Namun hal lain dari isomorfisma institusional yaitu organisasi bersaing tidak hanya untuk sumberdaya dan pelanggan, tapi juga untuk kekuasaan politik dan legitimasi institusional, serta untuk kesesuaian ekonomi sosial (DiMaggio & Powell,1983).

Isomorfisma institusional merupakan alat yang berguna untuk memahami politik dan tata cara yang meliputi kehidupan organisasi yang lebih modern, khususnya di lingkungan organisasi pemerintahan (Sofyani & Akbar, 2013). DiMaggio dan Powell (1983) membagi tiga mekanisme perubahan yang dilakukan untuk menyesuaikan organisasi dengan lingkungan. Pertama, isomorfisma koersif yaitu tekanan dari organisasi lain dimana mereka saling bergantung dan didalamnya ada fungsi organisasi.

Kedua, isomorfisma mimetic (meniru-niru) yaitu akibat ketidakpastian, sehingga mendorong pada sikap imitasi atau meniru. Hal ini bisa terjadi akibat perubahan karyawan atau perubahan konsultan (DiMaggio & Powell, 1983). Ketiga, ismorfisma normatif yaitu tekanan yang timbul akibat profesi atau sikap profesionalisme (DiMaggio & Powell, 1983). Dari tiga mekanisme ini memungkinkan perusahaan saling beriteraksi, sehingga memudahkan dalam membangun legitimasi antar perusahaan (DiMaggio & Powell, 1983).

3. Intellectual Capital

Sebuah perusahaan, dalam arti luas, terdiri dari modal manusia dan modal struktural (Bontis, 1996). Modal manusia adalah


(28)

karyawan-12

dependent, seperti kompetensi karyawan, komitmen, motivasi loyalitas, dan lain-lain. Meskipun modal manusia diakui sebagai jantung penciptaaan modal intelektual, ciri khas dari modal manusia adalah bahwa hal itu mungkin hilang dengan keluarnya karyawan (Bontis, 1999). Sebaliknya, modal struktural milik perusahaan, termasuk modal inovatif, modal relasional, dan infrastruktur organisasi, dan lain-lain (Chen. et al, 2005)

Intellectual capital merupakan sumber daya berupa pengetahuan yang tersedia pada perusahan yang pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan di masa depan bagi perusahaan. Pengetahuan tersebut akan menjadi modal intelektual bila diciptakan, dipelihara dan ditransformasi serta diatur dengan baik (Widiyaningrum, 2004). Lebih lanjut Stahle et al (2011; 531) menjelaskan bahwa intellectual capital adalah kajian penelitian yang baru dan mendapat perhatian cukup besar dari para ahli diberbagai disiplin ilmu seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Brooking (1996) mendefinisikan intellectual capital adalah kombinasi dari aset tak berwujud, kekayaan intelektual, karyawan, dan infrastruktur yang tersedia untuk mendukung usaha perusahaan. Dalam standar keuangan aset tidak berwujud ditujukan untuk mengakui aset dan dimasukkan ke dalam neraca (Ting dan Lean, 2009). Kekayaan intelektual dapat didefinisikan sebagai aset tidak berwujud, seperti hak paten, merek dagang dan hak cipta, yang dapat dimasukkan dalam laporan keuangan tradisional. Intellectual capital dapat dikatakan sebagai hasil dari proses


(29)

13

transformasi ilmu pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang bertransformasi menjadi kekayaan intelektual (Ting dan Lean, 2009).

Selanjutnya Bontis et al (2002) membagi intellectual capital menjadi tiga komponen, yaitu human capital, structural capital dan relational capital. Pendapat tersebut sejalan dengan Sawarjuwono (2003) yang mendefinisikan intellectual capital sebagai kesatuan dari tiga elemen pokok, yaitu human capital, structural capital, dan customer capital. Dari ketiga elemen pokok tersebut berkaitan dengan ilmu pengetahuan serta teknologi yang memberikan nilai tambah perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi (Sawarjuwono, 2003).

Menurut Ulrich (1998) intellectual capital merupakan kompetensi karyawan serta komitmen mereka dalam bekerja. Memiliki karyawan yang berkompetensi tinggi serta berkomitmen penuh pada perusahaan akan membangun nilai tambah intellectual capital yang baik. Secara umum International Federation of Accountants (IFAC) mengklasifikasi intellectual capital menjadi tiga bagian utama, yaitu human capital, customer (relational) capital, dan organizational (structural) capital. Masing-masing komponen intellectual capital masih terdiri dari beberapa elemen, seperti dalam tabel 2.1 dibawah ini:


(30)

14

TABEL 2 1

Klasifikasi Intellectual capital menurut IFAC Human capital

• Know-how • Education

• Vocational qualification • Work-related knowledge • Occupational assessments • Psychometric assessments • Work-related competencies • Entrepreneurial elan,

innovativeness, proactive and reactive abilities, changeability

Customer (Relational Capital) • Brands

• Customers • Customer loyalty • Company names • Backlog orders • Distribution channels • Business collaborations • Licensing agreements • Favourable contracts • Franchising agreements Organizational (Structural) Capital

Intellectual Property • Patents

• Copyrights • Design rights • Trade secrets • Trademarks • Service marks

Infrastructure Assets • Management philosophy • Corporate culture

• Management processes • Information systems • Networking systems • Financial relations Sumber: IFAC (1998)

Pendekatan secara umum dari beberapa pendapat peneliti diatas menyimpulkan ada tiga komponen utama yang membentuk Intellectual Capital, yaitu:

Capital Employed

Capital employed adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dengan memanfaat nilai aset yang dimiliki. Nilai aset ini berasal dari aset fisik dan aset keuangan yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan. Modal intelektual tidak dapat menciptakan nilainya sendiri (Pulic, 2004), sehingga disini capital employed berperan sebagai informasi atas efisiensi penggunaan modal fisik dan keuangan perusahaan. Capital employed dalam sebuah perusahaan juga berfungsi untuk menciptakan nilai


(31)

15

perusahaan. Hal ini disebabkan capital employed lebih kepada bagaimana perusahaan menciptakan nilai pasar dengan memanfaatkan potensi-potensi intelektual.

Human capital

Secara ringkas human capital mencerminkan pengetahuan dasar individu sebuah organisasi yang dicerminkan oleh karyawan-karyawan (Bontis et al., 2001). Kemudian menurut Roos et al (1997) karyawan menghasilkan IC melalui kompetensi, sikap, dan kecerdasan intelektual mereka. Kompetensi termasuk skill dan pengetahuan, ketika sikap menutupi berbagai kebiasaan karyawan (Bontis et al, 2002). Kecerdasan intelektual memungkin seseorang untuk mengubah praktik-praktik dan memikirkan solusi inovatif suatu masalah, walaupun karyawan dianggap aset yang sangat penting bagi perusahaan dalam pembelajaran sebuah organisasi (Bontis et al, 2002).

Hudson (1993) mendefiniskan human capital sebagai kombinasi warisan genetik, pendidikan, pengalaman, dan sikap tentang kehidupan dan bisnis. Lebih lanjut, Bontis (1998) menjelaskan human capital sebagai kemampuan kolektif perusahaan menggali solusi terbaik dari pengetahuan karyawannya. Human capital penting karena ini adalah sumber inovasi dan strategi terbaharukan, baik itu berasal dari curahan pendapat, lamunan, membuang data lama, rekayasa proses baru, meningkatkan keterampilan pribadi atau memimpin pengembangan baru dalam penjualan (Bontis,


(32)

16

1999). Esensi human capital adalah semata-mata dari kecerdasan anggota organisasi.

Structural Capital

Structural capital merupakan kemampuan organisasi dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan (Wijayanti, 2013). Bentuk structural capital contohnya seperti sistem operasional kerja, proses produksi, infrastruktur kerja, dan seluruh kekayaan intelektual yang dimiliki perusahaan.

Lebih lanjut Bontis (2000) mendefiniskan structural capital termasuk seluruh simpanan bukan pengetahuan manusia dalam organisasi yang termasuk database, bagan organisasi, proses manual, strategi, rutinitas dan apapun yang nilainya besar bagi perusahaan daripada nilai material. Structural capital berasal dari proses dan nilai organisasi, mencerminkan fokus eksternal dan internal perusahaan, ditambah pembaharuan dan pengembangan nilai masa depan.

4. Maqashid Syariah

Maqashid syariah secara bahasa terdiri dari dua kata, yaitu maqashid dan al-syariah. Maqashid berarti tujuan, sedangkan al-syariah adalah jalan menuju sumber air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa maqashid syariah adalah tujuan untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia baik di dunia dan di akhirat. Tetapi ulama klasik sebelum al Syatibi


(33)

17

mendefinisikan lebih kepada padanan makna bahasa saja, sedangkan al-Ghazali, al-Amidi, dan Ibn al-Hajib mendefinisikan berupa mendatangkan manfaat dan menolak bahaya atau kerugian. Ada tiga tokoh ulama yang menjadi pengembang bahasan tentang maqashid syariah, yaitu Imam al-Haramayn Abu al-Ma’ali Abd Allah al-Juwayni (w. 478 H), Abu Ishaq al- Syathibi (w. 790 H) dan Muhammad al-Thahir ibn Asyur (w. 1379 H/1973 M). Munculnya tiga tokoh ini tidak mengesampingkan peran Abu Bakr al-Qaffal al-Shashi, al-Amiri, al-Ghazali, dan ulama lainnya yang memiliki peran besar dalam pengonsepan maqashid syariah (Mawardi, 2010: 190).

Secara umum ketiga tokoh utama ini membagi maqashid syariah dalam tiga tingkatan, yaitu dharuriyat (kebutuhan primer), hajiyat (kebutuhan sekunder), dan tahsiniyah (kebutuhan tersier). Selanjutnya dalam kitab Al-Muwafaqat Imam al-Syatibi juga membagi ada lima elemen yang harus dipenuhi dalam maqashid syariah, yaitu al-aql (pikiran), addien (agama), nafs (jiwa), nasl (keturunan) dan maal (harta) (Capra, 2001). Pengertian syariah dan fungsinya bagi manusia menurut al-Syatibi tertuang dalam kitabnya al-Muwwafaqat sebagai berikut:

ه ه

ةعيرشلا

تعض

قيقحتل

دصاقم

ع اشلا

يف

مايق

م حلاصم

يف

نيدلا

ايندلا

اعم

“Sesungguhnya syariat itu ditetapkan bertujuan untuk tegaknya (mewujudkan) kemashlahatan manusia di dunia dan Akhirat” Pada bagian lain beliau juga menyebutkan bahwa:

ماكحاا

ةع رشم

حلاصمل

دابعلا


(34)

18

“Hukum-hukum diundangkan untuk kemashlahatan hamba”.

Kemudian dalam merumuskan kinerja perusahaan dalam konteks maqashid al-daruriyyat dan perspektif maqashid syariah disini kami menggunakan pendapat al-Syatibi ada lima elemen pokok yang harus dipenuhi, yaitu agama (al-din), jiwa (al-nafs), keturunan (al-nasl), harta (al-mal) dan akal (al-‘aql)1. Dari kelima elemen tersebut lalu dituangkan dalam suatu tabel kriteria kinerja perusahaan dalam perspektif maqashid syariah yang disertai indikator yang diformulasi oleh Mohammed, Razak, Omar dan Taib (2015) dalam bentuk indeks maqashid syariah.

a. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis

1. Hubungan Capital Employed dan Kinerja Maqashid Syariah Perbankan Syariah

Dalam pendekatan berbasis sumber daya (resource based-view) dinyatakan bahwa perusahaan akan unggul dalam persaingan usaha dan memperoleh kinerja keuangan yang baik jika memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset berharga yang dimiliki (aset berwujud dan aset tak berwujud). Salah satu aset tak berwujud disini yaitu intellectual capital. Aset ini merupakan aset yang terukur dari peningkatan keunggulan bersaing atas nilai tambah sumber daya yang berkontribusi pada kinerja keuangan perusahaan.

1Lebih jelasnya baca buku karya Abu Ishaq al-Syatibi, Al-Muwafaqat, (Beirut: Darul Ma’rifah, 1997), jilid 1-2, h. 324


(35)

19

Beberapa penelitian sebelumnya yang membahas terkait intellectual capital yang dikaitkan dengan kinerja bank. Penelitian Ningrum dan Rahardjo (2012) menemukan intellectual capital yang diukur dengan VAIC diperoleh berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA. Lebih lanjut, Penelitian lainnya Takarini (2014), Dwi (2012) dan Ulum (2008) menemukan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan syariah.

Lebih lanjut Chen, et al (2005) berpendapat meskipun ukuran VAIC mewakili skor intellectual capital perusahaan, namun jika para pemangku kepentingan ingin menempatkan nilai yang berbeda untuk ketiga komponen VAIC, model menggunakan ketiga komponen tersebut dapat memiliki nilai penjelas yang lebih baik daripada menggunakan satu anggregat antar komponen tadi.

Selanjutnya penelitian terdahulu yang membahas hubungan capital employed (VACA) pada kinerja perusahaan yaitu penelitian Chen, et al (2005), Firmansyah (2012) yang menemukan bahwa VACA berhubungan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan yaitu ROA, ROE. Hal ini berarti bahwa dengan proses rutinitas perusahaan yang terstruktur dan prosedur kerja perusahaan yang baik telah mampu mengoptimalkan kemampuan intelektual modal fisik yang ada (Firmansyah, 2012). Kemudian kinerja keuangan masa depan yang semakin baik tercapai melalui pengelolaan sumber daya secara efisien (Firmansyah, 2012), sehingga value


(36)

20

added yang dihasilkan berdampak maksimal pada kinerja keuangan perusahaan.

Capital employed memiliki peran pada kinerja perusahaan, yaitu karyawan telah memberi value added yang baik kepada nasabah berupa pelayanan jasa yang baik. Dalam konteks hubungan capital employed dan maqashid syariah adalah pelayanan baik yang sesuai tata krama islam dan standar pelayanan perbankan syariah, dimana akan menimbulkan kepercayaan nasabah terhadap bank. Tata krama dan standar pelayanan yang sesuai adab islam disini contohnya memberi salam terhadap nasabah dan saling keterbukaan dalam kegiatan akad pembiayaan maupun investasi. Hal ini juga sudah diatur dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dimana setiap kegiatan maupun transaksi perbankan syariah harus sesuai prinsip syariah serta mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan kemanfaatan.

Mendasarkan teori RBT yaitu perusahaan akan mempu bersaing jika mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki perusahaan lain. Dalam konteks ini perusahaan perbankan syariah akan mampu bersaing di bisnis perbankan jika terus meningkatkan pelayanan yang sesuai tata krama islam, serta mengedepankan prinsip-prinsip islam dalam setiap kegiatan maupun transaksi atau langkah yang akan diambil. Jadi, semakin baik pelayanan yang diberikan akan semakin baik pula kinerja maqashid syariah yang akan diciptakan perbankan syariah.


(37)

21

Kemudian jika dilihat dari segi teori ismorfisma institusional, pihak perbankan syariah juga melakukan bentuk isomorfisma mimetic atau meniru-niru dari perbankan syariah lain. Peningkatan pelayanan yang islami diyakani oleh perbankan syariah akan menjadi simbol syariah dari perbankan syariah yang unik. Sikap meniru ini dilakukan untuk mengarahkan organisasi pada operasional kerja formal (Sofyani & Akbar 2013). Dari penjelasan tersebut peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Capital employed berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid

syariah perbankan syariah

2. Hubungan Human capital dan Kinerja Maqashid Syariah Perbankan Syariah

Human capital dalam penelitian ini memiliki peran menjelaskan kemampuan pengetahuan karyawan sudah dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan untuk menghasilkan kekayaan secara berkelanjutan dan meningkatkan nilai perusahaan. Kemampuan pengetahuan karyawan disini maksudnya jasa karyawan yang sudah digunakan diimbangi dengan pemberian timbal balik atas kerja keras mereka terhadap perusahaan. Hal ini perusahaan sudah memenuhi hak karyawan berupa pemberian gaji, tunjangan serta pendidikan maupun pelatihan lain untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Selanjutnya penelitian terdahulu yang membahas hubungan human capital (VAHU) pada kinerja perusahaan yaitu penelitian Chen, et al


(38)

22

(2005), Ulum dkk (2008) yang menemukan bahwa VAHU berhubungan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA). Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan telah berhasil “memanfaatkan” dan memaksimalkan

keahlian, pengetahuan, jaringan, dan olah pikir karyawannya, serta kondisi ini jelas menguntungkan karena menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola organisasi untuk kepentingan pemegang saham (pemilik) (Ulum dkk, 2008).

Human capital sejalan dengan salah satu ukuran kinerja maqashid syariah yaitu tentang kemajuan pengetahuan. Hal ini juga menunjukkan perusahaan terus mengembangkan pengetahuan karyawan untuk tujuan terus meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan. Harapannya dengan dengan pemberian gaji serta tunjangan yang mempuni pekerjaan karyawan akan mengarah ke penciptaan kinerja maqashid syariah yang baik pula. Hal ini disebabkan karyawan merasa aman karena hak mereka telah dijamin perusahaan.

Merdasarkan teori RBT bahwa perusahaan akan mampu bersaing jika mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki perusahaan lain. Dalam konteks ini perusahaan perbankan syariah akan mampu bersaing di bisnis perbankan jika terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawannya serta membarikan imbalan yang layak dengan memperhatikan aspek syariah yaitu melindungi pikiran, jiwa, dan keturuan karyawannya. Jika karyawan mendapatkan gaji dan tunjangan yang layak serta pendidikan tambahan yang mumpuni, maka karyawan akan


(39)

23

bekerja secara baik dan produktif yang mengarah penciptaan kinerja maqashid syariah yang baik pula.

Kemudian dilihat dari pendekatan teori isomorfisma institusional, pihak perbankan syariah juga melakukan bentuk isomorfisma normatif. Hal ini timbul karena perusahaan yakin besaran gaji atau insentif yang diberikan pada karyawan akan mempengaruhi kinerja karyawannya. Dalam konteks hubungan kinerja human capital dan maqashid syariah disini yaitu semakin besar gaji dan tunjangan yang diterima maka akan semakin baik dan jujur pekerjaan yang dilakukan karyawan. Pekerjaan yang baik dan jujur timbul karena sikap professional dari karyawan tersebut.

Sikap karyawan yang professional bukan hanya timbul karena gaji dari perusahaan, namun juga dari program pelatihan dan pendidikan yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini sejalan dengan pandangan isomorpisme institusional, dimana komitmen manajemen pada karyawannya secara normatif adalah bentuk dari perjuangan kolektif anggota organisasi untuk menentukan kondisi dan metode kerja mereka untuk tujuan yang mengarah kepada profesionalisme (Sofyani & Akbar 2013). Timbal balik yang didapat yaitu sikap etis dari karyawan karena kebutuhan materil dan immateril telah diberikan perusahaan. Kemudian sikap etis ini akan mendorong pada kinerja kearah maqashid syariah yang semakin baik. Dari penjelasan tersebut peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:


(40)

24

H2: Human capital berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah

perbankan syariah

3. Hubungan Structural Capital dan Kinerja Maqashid Syariah Perbankan Syariah

Structural capital memliki peran terhadap kinerja perusahaan yaitu perusahaan sudah memberikan infrastruktur dan sistem atau prosedur yang baik untuk mendukung kerja kayawan secara efektif. Infrastruktur dan prosedur pelayanan nasabah yang baik disini maksudnya infrastruktur yang dimiliki sudah lengkap bahkan terdepan. Infratruktur yang lengkap tentu juga prosedur pelayanan juga harus baik yaitu sesuai tuntunan islam dan tetap mengedepankan aspek maqashid syariah didalamnya seperti sikap jujur dalam pelayanan serta pemberian informasi kepada nasabah. Hal-hal tersebut sudah termasuk dalam melindungi pikiran, agama dan jiwa nasabah, sehingga nasabah percaya bahwa perbankan memiliki komitmen yang tinggi terhadap nasabahnya.

Selanjutnya penelitian terdahulu yang membahas hubungan structural capital (STVA) pada kinerja perusahaan yaitu penelitian Chen, et al (2005), Firmansyah (2012) menemukan bahwa STVA berhubungan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan yaitu ROA, ROE. Hal ini berarti bahwa dengan, teknologi dan sistem operasional yang memadai, perusahaan telah mampu mengoptimalkan kemampuan intelektual modal fisik yang ada, sehingga tercapai kinerja keuangan masa depan yang semakin baik melalui pemanfaatan modal yang diinvestasikan dalam


(41)

25

keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar (Firmansyah,2012).

Mendasarkan teori RBT bahwa perusahaan akan mampu bersaing jika mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki perusahaan lain. Dalam konteks ini perusahaan perbankan syariah akan mampu bersaing di bisnis perbankan jika terus meningkatkan structural capital yang berupa infrastruktur dan sistem atau prosedur transaksi yang sesuai tatanan syariah dengan nasabah maka akan semakin baik pula kinerja maqashid syariah yang dihasilkan.

Semakin baik infrastruktur dan efisien prosedur transaksi dengan nasabah maka akan semakin baik pula respon nasabah terhadap bank, sehingga fluktuasi transaksi dengan nasabah terus berjalan lancar dan terus meningkatkan kinerja keuangan bank. Kinerja keuangan yang baik akan menghasilkan income yang tinggi sehingga perbankan akan memenuhi aspek lain selain internal perusahaan, seperti aspek maqashid syariah demi

menjaga konsep syariah perbankan syariah dari riba’ dan hal haram lainnya.

Lebih lanjut dilihat dari pendekatan teori isomorfisma institusional, pihak perbankan syariah juga melakukan bentuk isomorfisma mimetic atau meniru-niru dari perbankan syariah lain, karena organisasi akan cenderung menjadikan diri mereka sebagai model yang sama seperti organisasi lain dan mendorong organisasi untuk melakukan imitasi (Sofyani & Akbar, 2016). Kemudian menurut Cut Zurnali (2008), Structural Capital adalah


(42)

26

pengetahuan yang terlihat yang berkaitan dengan proses internal dari penyebaran, pengkomunikasian dan manajemen ilmiah dan pengetahuan teknis dalam organisasi atau dapat dua-duanya yaitu keorganisasian dan teknologi.

Selanjutnya pengelolaan intellectual capital khususnya structural capital mendapat tekanan dari luar atau masyarakat, karena perbankan syariah adalah organisasi publik sehingga mendorong perusahaan melakukan isomorfisma koersif berupa tindakan transparansi (Cut Zurnali, 2008) dalam penggunaan dan penyaluran dana nasabahnya serta laporan keuangan perusahaan. Sikap transparansi ini dilakukan demi menjaga kepercayaan nasabah terhadap perusahaan, karena selain menyediakan jasa perbankan juga merupakan bisnis kepercayaan atas nasabah. Selain demi menjaga kepercayaan nasabahnya, harapannya ini juga menuju kinerja maqashid syariah yang semakin baik. Dari penjelasan tersebut peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3: Structural capital berpengaruh terhadap kinerja maqashid syariah


(43)

27

b. Model Riset

GAMBAR 2.1 Model Penelitian

Pengaruh Islamic Banking-Intellectual Capital (Capital employed, Human capital, dan Structural capital) terhadap Kinerja Maqashid syariah Capital Employed

(iB-VACA)

MAQASHID SYARIAH H2

H3 Human capital

(iB-VAHU) Structural Capital

(iB-STVA)


(44)

28 BAB III

METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian

Objek penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di OJK dan Bank Indonesia. Serta pengamatan yang dilakukan adalah dari tahun 2012 sampai 2015.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah berjenis sekunder yang berupa laporan tahunan. Data yang diperoleh bersumber dari website resmi bank yang menjadi sampel dan terdaftar di OJK dan Bank Indonesia.

C. Teknik Pengumpulan Sampel dan Data

Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: (1) Bank Syariah termasuk daftar Bank Umum Syariah (BUS), (2) Menerbitkan laporan tahunan tahun 2012 sampai 2015 dan telah dipublikasi di Bank Indonesia atau di website perbankan syariah terkait.

D. Definisi Opeorasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Kinerja Maqashid syariah sebagai variabel dependen dan indikator menerapkan proksi serta kriteria penelitian dari Mohammed, Razak, dan Taib (2008). Sedangkan kinerja Islamic banking-intellectual capital digunakan sebagai variabel independen dengan proksi pengukuran iB-VAIC hasil penelitian Ulum (2013).


(45)

29

1. Intellectual Capital

Bontis et al (2000) berpendapat bahwa intellectual capital secara umum terdiri dari human capital (HC), structural capital (SC), dan customer capital (CC). Lebih lanjut, Ulum (2013) mengembangkan intellectual capital menggunakan pendekatan standar akuntansi syariah sehingga cocok untuk perbankan syariah di Indonesia atau pengukurnya disebut Islamic Banking-Value Added Intellectual Capital (iB-VAIC), yang terdiri dari capital employed (CE), human capital (HC), structural capital (SC).

Pertama, menghitung terlebih dahulu value added (iB-VA) dengan rumus sebagai berikut:

� − = − �

keterangan:

iB-VA = Islamic Banking-Value Added

OUT = Total pendapatan bersih kegiatan syariah

IN = Beban usaha/operasional dan beban non operasional, kecuali beban kepegawaian/karyawan.

Value added (iB-VA) juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaan sebagai berikut:

iB-VA= OP + EC + D + A Keterangan:

OP = operating profit (laba operasi/laba usaha) EC = employee costs (beban karyawan)

D = depreciation (depresiasi) A = amortization (amortisasi)

Kedua, yaitu menghitung Value Added Capital Employed (iB-VACA). VACA adalah indikator untuk mengukur VA dari pegawai yang


(46)

30

berhubungan langsung dengan customer atau pemberi layanan kepada penerima layanan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kontibusi yang dibuat oleh setiap unit dari capital employed (CE) terhadap value added perusahaan. Rumusnya adalah sebagai berikut:

� − = � �

Keterangan:

iB-VACA = rasio dari iB-VA terhadap CE iB-VA = value added

CE = Total Ekuitas

Ketiga, menghitung Islamic banking-Value added Human capital (iB-VAHU) atau kemampuan pegawai dalam memberikan jasa serta berhubungan baik dengan customer. Rasio ini menunjukkan produktifitas HC atas dana yang sudah diinvestasikan perusahaan untuk menghasilkan value added. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

� − � = ��

Keterangan:

iB-VAHU = rasio dari iB-VA terhadap HC iB-VA = Value Added

HC = Beban Karyawan

Keempat, menghitung Structural Capital Value Added (iB-STVA) atau prasarana yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Rasio ini mengukur jumlah structural capital (SC) yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari iB-VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai perusahaan, dalam hal ini adalah perbankan syariah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(47)

31

� − =

Keterangan:

STVA = rasio dari SC terhadap iB-VA SC = selisih antara (iB-VA) dan HC iB-VA = Value Added

2. Kinerja Maqashid syariah

Pengukuran kinerja merupakan proses menentukan apakah organisasi mencapai tujuannya (Rouse dan Puterill, 2003). Kinerja maqashid syariah bank syariah dapat didefinisikan sebagai tingkat bank syariah dalam mencapai tujuan syariah Islam (maqashid syariah). Kinerja maqashid syariah bank syariah pada penelitian ini mengambil pengukuran Indeks Maqashid syariah dan kriteria yang dikembangkan oleh Mohammed, Razak dan Taib (2008). Adapun langkah-langkah dalam pengukuran kinerja maqashid syariah adalah pada tabel 3.1 dibawah ini:

TABEL 3.1

Penerapan Maqashid Shariah Index pada Bank Syariah Konsep

(tujuan) Dimensi Elemen Rasio kinerja

Mendidik Individu D1. Memajukan pengetahuan E1. Bantuan pendidikan R1. Bantuan pendidikan/total beban E2. Penelitian R2. Beban penelitian/total beban

D2. Menerapkan dan meningkatkan keahlian baru E3. Pelatihan R3. Beban pelatihan/total beban D3. Menciptakan kesadaran akan bank syariah

E4. Publikasi

R4. Beban


(48)

32

Lanjutan Tabel 3.1

Menegakkan Keadilan

D4. Pengembalian yang adil

E5. Return yang adil

R5. Bagi hasil belum dibagi /pendapatan atau investasi bersih D5. Produk dan

pelayanan yang terjangkau E6. Fungsi distribusi R6. Pembiayaan mudharabah & musyarakah/total pembiayaan D6. Menghilangkan unsur-unsur negatif yang dapat menciptakan ketidakadilan E7. Produk bebas bunga R7. Pendapatan bebas bunga/total pendapatan Memelihara Kemaslahatan

D7. Profitabilitas E8. Rasio laba R8 laba bersih/total aset D8. Retribusi pendapatan & kesejahteraan E9. Pendapatan individu

R9. Zakat yang dibayarkan/aset bersih

D9. Investasi di sektor riil E10. Rasio investasi di sektor riil R10. Investasi sektor riil/total investasi Sumber: Mohammed, Razak, Omar dan Taib (2008)

TABEL 3.2

Bobot Masing-Masing Tujuan dan Elemen

Tujuan Bobot

Tujuan (%)

Elemen Bobot

Elemen (%) T1.

30

E1. Bantuan Pendidikan 24 Pendidikan

Individu

E2. Penelitian 27

E3. Training 26

E4. Publikasi 23

Total 100

T2.

Menciptakan

Keadilan 41

E5. Fair Return 30

E6. Fair Price 32

E7. Produk bebas bunga 38

Total 100

T3.

29

E8. Rasio laba 30

Kesejahteraan Publik

E9. Transfer Pendapatan 33 E10. Rasio Investasi sektor riil 37

Total 100

Total 100

Sumber: Mohammed, Razak, Omar dan Taib (2008)


(49)

33

Tahapan Pengukuran Kinerja Maqashid syariah

Ada tiga tahap yang akan dilakukan untuk mengukur kinerja maqashid syariah bank syariah, yaitu:

1) Menilai setiap rasio kinerja maqashid syariah yang terdiri dari 10 rasio kinerja yaitu:

a) Education Grant/Total Expense (R1.1) b) Research Expense/Total Expense (R2.1) c) Training Expense/Total Expense (R3.1) d) Publicity Expense/Total Expense (R4.1)

e) Profit Equalization Reserves (PER) / Net or Investment Income (R1.2)

f) Mudharabah and Musyarakah Modes/ Total Investment Mode (R2.2)

g) Interest Free Income/Total Income (R3.2) h) Net Income/ Total Asset (R1.3)

i) Zakah paid / Net Asset (R2.3)

j) Investment in Real Economic Sectors / Total Investment (R3.3) 2) Menentukan peringkat dari bank syariah berdasarkan Indikator Kinerja

(IK)

Proses menentukan peringkat dari setiap bank syariah dilakukan melalui Indikator Kinerja (IK) setiap bank syariah. Proses tersebut menggunakan Simple Additive Weighting Method (SAW) – (Hwang and Yoon, 1981) dengan pembobotan, agregat dan proses menentukan peringkat (weighting, aggregating and ranking processes), (Omar, 2008). SAW merupakan metode Multiple Attribute Decision Making (MADM) yang dilakukan sebagai berikut:

Pengambil keputusan (Decision Maker) mengidentifikasi setiap nilai atribut dan nilai intraatribut. Dalam penelitian ini yang menjadi atribut adalah tiga tujuan maqashid syariah dan intra-atribut adalah 10


(50)

34

elemen dan 10 indikator kinerja (rasio) sebagaimana pada tabel sebelumnya (tabel 3.1).

Para decision maker menentukan bobot setiap atribut dan intra– atribut. Bobot dari 3 tujuan maqashid syariah dan 10 elemen (intra-atribut) telah diberikan bobot oleh pakar syariah sebagaimana pada tabel 1 diatas. Evaluasi dari 10 rasio kinerja diperoleh dari laporan tahunan 4 bank syariah yang menjadi objek penelitian periode 2012 – 2015.

Kemudian akan diperoleh skor total untuk setiap bank dengan cara mengalikan setiap rasio skala setiap atribut. Secara matematis, proses menentukan Indikator kinerja dan tingkat indeks maqashid syariah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahzib al-Fard (Mendidik Individu) = Tujuan 1 (T1) Indikator Kinerja (IK) untuk Tujuan 1 sebagai berikut:

IK (T1) = (W11 x E11 x R11) + (W11 x E21 x R21) + (W11 x E31 x R31) + (W11 x E41 x R41)

Atau; W11 (E11 x R11 + x E21 x R21 + x E31 x R31 + x E41 x R41) Dimana;

T1 = Tujuan pertama dari Maqashid syariah (Tahzib al Fardi) W11 = Bobot rata-rata untuk tujuan pertama (Tahzib al Fardi) E11 = Bobot rata-rata untuk elemen pertama tujuan 1 (E1

Education Grant)

E21 = Bobot rata-rata untuk elemen kedua tujuan 1 (E2 Research)

E31 = Bobot rata-rata untuk elemen ketiga tujuan 1 (E3 Training) E41 = Bobot rata-rata untuk elemen ke empat tujuan 1 (E4

Publicity)

R11 = Rasio kinerja untuk elemen pertama tujuan 1 R21 = Rasio kinerja untuk elemen kedua tujuan 1 R31 = Rasio kinerja untuk elemen ketiga tujuan 1 R41 = Rasio kinerja untuk elemen ke empat tujuan 1 Sehingga, IK (T1) = IK11 + IK21 + IK31 + IK41


(51)

35

Dimana,

IK11 = W11 x E11 x R11 IK21 = W11 x E21 x R21 IK31 = W11 x E31 x R31 IK41 = W11 x E41 x R41

b. Iqamah al- Adl (Menegakkan Keadilan) = Tujuan 2 (T2) Indikator Kinerja (IK) untuk Tujuan 2 sebagai berikut:

IK (T2) = (W22 x E12 x R12) + (W22 x E22 x R32) + (W22 x E32 x R32)

atau; W22 (E12 x R12 + E22 x R32 + E32 x R32) Sehingga, IK (T2) = IK12 + IK22 + IK32

Dimana,

IK12 = W22 x E12 x R12 IK21 = W22 x E22 x R32 IK31 = W22 x E32 x R32

c. Jalb al Maslahah (Public Interest) = Tujuan 3 (T3) Indikator Kinerja (IK) untuk Tujuan 3 sebagai berikut:

IK (T3) = (W33 x E13 x R13) + (W33 x E23 x R23) + (W33 x E33 x R33)

atau; W33 (E13 x R13 + E23 x R23 + E33 x R33) Sehingga, IK (T2) = IK13 + IK23 + IK33

Dimana,

IK12 = W33 x E13 x R13 IK21 = W33 x E23 x R23 IK31 = W33 x E33 x R33

3) Menentukan Indeks Maqashid syariah (IMS)/Sharia Maqashid Index (SMI) setiap bank syariah.

Indeks maqashid syariah (IMS) untuk setiap bank syariah merupakan total semua kinerja indikator dari 3 tujuan maqashid syariah. Sehingga IMS setiap bank syariah dapat dirumuskan sebagai berikut:


(52)

36

IMS = IK(T1) + IK(T2) + IK(T3)

Dengan kata lain IMS untuk setiap bank syariah adalah jumlah total dari indikator kinerja maqashid syariah Tujuan 1, Tujuan 2 dan Tujuan 3.

E. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Statistik Deskriptif

Merupakan gambaran umum suatu data yang meliputi banyak data, range, nilai maksimum dan minimum, nilai rata-rata, standar deviasi, dan variasi data penelitian (Nazaruddin dan Basuki, 2016).

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Merupakan pengujian untuk mengetahui apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Data yang berdistribusi normal diketahui dengan melihat visual melalui tabel Normal P-Pot, tetapi cenderung kurang valid. Agar lebih mudah maka dengan melihat hasil Uji Kolmogorov Smirnov, jika nilai sig. dalam tabel lebih besar dari nilai alpha 5% maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan metode


(53)

37

grafik Glejser. Hal ini dapat dilihat jika nilai probabilitas > 0,05 menandakan tidak terkena heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Kriteria untuk lolos dari autokorelasi yaitu dengan melihat hasil output Uji Durbin-Watson dengan ketentuan jika nilai du < dw < (4-dL). d. Uji Multikolinearitas

Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antara peubah bebas X dalam model regresi ganda. Jika hubungan linear antara peubah tersebut korelasi sempurna maka peubah-peubah tersebut berkolinearitas ganda sempurna. Kriterianya yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF) harus < 10, serta nilai tolerance harus > 0,1 maka terjadi multikolinearitas antara variable independen.

F. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Uji Koefisien Determinasi

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan model regresi menjelaskan variasi varian variabel dependen. Untuk mengetahuinya yaitu dengan melihat nilai Adjusted R Square, semakin mendekati nilai 1 maka semakin baik kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.


(54)

38

2. Uji F

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%). Kriteria penerimaan hipotesis meliputi:

a. Jika nilai signifikansi atau p-value > 0,05 dan koefisien regresi berlawanan arah dengan hipotesis, maka hipotesis alternatif tidak terdukung.

b. Jika nilai signifikan atau p-value < 0,05 dan koefisien regresi searah dengan hipotesis, maka hipotesis alternatif terdukung.

3. Uji t

Uji t atau sering disebut uji parsial yaitu untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (α = 5%). Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi atau p-value > 0,05 dan koefisien regresi berlawanan arah dengan hipotesis, maka hipotesis alternatif tidak terdukung.

b. Jika nilai signifikansi atau p-value < 0,05 dan koefisien regresi searah dengan hipotesis, maka hipotesis alternatif terdukung.


(55)

39

4. Analisis Regresi

Analisis regresi yang digunakan adalah regresi berganda. Alat uji yang digunakan adalah software SPSS 23. Sedangkan persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Model penelitian:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε Keterangan:

Y = Kinerja Maqashid Syariah Bank Syariah X1 = Capital Employed (iB-VACA)

X2 = Human Capital (iB-VAHU) X3 = Structural Capital (iB-STVA) α = Konstanta

β = Koefisien regresi ε = Error


(56)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan perbankan syariah dari tahun 2012-2015. Perbankan syariah yang dijadikan objek penelitian ini adalah perbankan syariah yang termasuk dalam kelompok Bank Umum Syariah (BUS) seperti yang tertera dalam daftar BUS di Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Daftar bank umum syariah tersebut adalah sebagai berikut:

1. PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk 2. PT. BANK SYARIAH MANDIRI

3. PT. BANK BNI SYARIAH 4. PT. BANK MEGA SYARIAH 5. PT. BANK VICTORIA SYARIAH

6. PT. BANK PANIN DUBAI SYARIAH, Tbk 7. PT. BANK SYARIAH BUKOPIN

8. PT. BANK BCA SYARIAH 9. PT. BANK BRI SYARIAH

10.PT. BANK JABAR BANTEN SYARIAH

11.PT. BANK MAYBANK SYARIAH INDONESIA

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran serta menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah. Lebih lanjut, Prinsip Syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.


(57)

41

Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 44 sampel. Namun, ada 13 sampel yang dihapus karena data tersebut outlier dan menyebabkan data tidak berdistribusi normal serta terjadi heteroskedastisitas. Sehingga total sampel yang dilakukan pengamatan ada 31 sampel. Berikut prosedur pemilihan sampel dari dua model penelitian ini:

TABEL 4.1

Gambaran Umum Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah Keterangan

1. Total perusahaan/unit sampel 11 Bank Umum Syariah 2. Data sampel awal 44 Laporan Keuangan 3. Data outlier 13 Laporan Keuangan 4. Data sampel yang diuji 31 Laporan Keuangan

B. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dulu diuraikan gambaran nilai dari masing variabel. Selanjutnya deskripsi dari masing-masing variabel dan modelnya dijelaskan sebagai berikut:

TABEL 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

maqashid_syariah 31 .13567 .38564 .2483826 .06145791

Ib-vaca 31 -.47358 .92435 .2674166 .26614537

Ib-vahu 31 -11.84266 3.48700 .8743171 2.52038224

Ib-stva 31 -.64544 1.97517 .3572032 .46195119


(58)

42

Pada Tabel 4.2. telah ditunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel model penelitian. Ukuran Islamic Banking-Intellectual Capital perkomponen yaitu capital employed diwakili oleh Islamic Banking-value added capital employed (iB-VACA), ukuran human capital diwakili oleh Islamic Banking-value added human capital (iB-VAHU) dan structural capital diwakili oleh Islamic Banking-value added structural capital (iB-STVA), kemudian kinerja maqashid syariah perbank syariah diwakili oleh maqashid syariah.

Nilai rata-rata (mean) capital employed (iB-VACA) pada perbankan syariah rentang waktu 2012 sampai 2015 diperoleh sebesar 0,267. Angka tersebut menunjukkan bahwa value added perusahaan yang dihasilkan dengan modal yang digunakan perusahaan mampu mencapai 26,7%.

Nilai rata-rata (mean) human capital (iB-VAHU) pada perbankan syariah rentang waktu 2012 sampai 2015 diperoleh sebesar 0,874. Angka tersebut menunjukkan bahwa selisih antara pendapatan (OUT) dan beban usaha kecuali beban gaji dan tunjangan karyawan (IN) terhadap gaji dan tunjangan karyawan cukup besar yaitu sebesar 87,4% dari modal yang telah dikeluarkan perusahaan. Artinya perusahaan hanya mendapat keuntungan hanya sebesar 12,6% dari kegiatan operasinya.

Nilai rata-rata (mean) structural capital (iB-STVA) pada perbankan syariah rentang waktu 2012 sampai 2015 diperoleh sebesar 0,357. Angka tersebut menunjukkan bahwa modal perusahaan untuk membangun struktur penunjang operasi mencapai 35,7%. Hal ini terbilang cukup dimana


(59)

43

kegiatan operasi perbankan syariah tidak hanya dalam hal penciptaan nilai perusahaan namun juga penciptaan keuntungan.

Ukuran kinerja maqashid syariah yang diukur menggunakan indeks maqashid syariah (IMS). Nilai rata-rata maqashid syariah dari penelitian rentang waktu 2012 sampai 2015 diperoleh sebesar 0,248. Hal ini menunjukkan perbankan syariah di Indonesia mampu memenuhi aspek kemaslahatan umat atau dalam hal ini maqashid syariah sebesar 24,8% dari total aset, total liabilitas, dan ekuitas serta laba yang dimiliki.

Nilai standar deviasi dari variabel independen VACA, iB-VAHU, iB-STVA menunjukkan nilai sebesar 0,266, 2,520, 0,462 hampir setara dan lebih besar dari nilai rata-rata yaitu 0,267, 0,874, 0,357. Hal ini menunjukkan hasil yang buruk secara statistik, karena nilai standar deviasi yang mencerminkan penyimpangan lebih besar dari nilai rata-rata. Penyimpangan yang lebih besar ini terjadi karena data yang diolah terdapat beberapa hasil yang jauh daripada data yang lain, namun oleh alat uji statistik sudah dianggap berdistribusi normal. Kemudian nilai standar deviasi dari variabel dependen maqashid syariah menunjukkan nilai sebesar 0,061. Hal ini menunjukkan hasil yang baik secara statistik, karena terjadi penyimpangan yang sangat sedikit. Hal ini diperjelas lagi dari selisih yang jauh antara nilai standar deviasi dan nilai rata-rata.


(60)

44

C. Uji Kualitas Instrumen dan Data Model Penelitian

TABEL 4.3 Variabel Penelitian Variables Entered/Removeda

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Ib-stva, ib-vaca,

ib-vahub . Enter

a. Dependent Variable: maqashid_syariah b. All requested variables entered.

Pada model penelitian ini peneliti mencoba meneliti mengenai pengaruh capital employed, human capital, dan structural capital terhadap kinerja maqashid syariah perbankan syariah. Variabel dependen pengujian ini adalah kinerja maqashid syariah yang diukur menggunakan indeks maqashid syariah (IMS), sedangkan variabel independennya ialah capital employed yang diukur dengan islamic banking-value added capital employed (iB-VACA), human capital diukur dengan islamic banking-value added human capital (iB-VAHU), dan structural capital diukur dengan islamic banking-value added structural capital (iB-STVA).

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dalam pengujian ini berjumlah 11 perbankan syariah dengan total masing masing perbankan syariah sebanyak 4 tahun pengamatan. Jadi, total sampel yang digunakan sebanyak 44 sampel. Namun, ada 13 sampel yang dihapus karena data tersebut outlier dan menyebabkan data tidak berdistribusi normal. Sehingga total sampel yang dilakukan pengamatan ada 31 sampel.


(61)

45

1. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas

Sebelum menguji masing-masing hipotesis yang diajukan, dilakukan pengujian pada kualitas data sampel terlebih dahulu. Berikut uji normalitas data penelitian ini:

TABEL 4.4 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 31

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .04389681

Most Extreme Differences Absolute .134

Positive .134

Negative -.083

Test Statistic .134

Asymp. Sig. (2-tailed) .169c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Syarat untuk data sampel dikatakan berdistribusi normal adalah jika nilai Asymp Sig. (2-tailed) > alpha 0,05. Berdasarkan tabel 4.4 diatas nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,169 > alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pengujian untuk hipotesis pertama, kedua dan ketiga sudah berdistribusi normal.


(62)

46

b. Heteroskedastisitas

TABEL4.5 Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .040 .007 5.346 .000

ib-vaca -.044 .023 -.449 -1.899 .068

ib-vahu .004 .002 .363 1.530 .138

ib-stva .011 .010 .191 1.048 .304

a. Dependent Variable: absres4

Metode uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji gejser, yang dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual dengan variabel independen dalam model penelitian. Syarat non-heteroskedastisitas terpenuhi jika nilai Sig. > alpha 0,05. Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Sig. masing-masing variabel independen yaitu 0,068, 0,138, dan 0,304 > alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data memenuhi kriteria non-heteroskedastisitas.

c. Autokorelasi

Metode uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji Durbin Watson dengan ketentuan dU < d < 4-dU. Nilai d diperoleh dari hasil uji autokorelasi sedangkan nilai dU diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang nilainya tergantung pada banyaknya sampel dan juga variabel independennya. Pada model penelitian ini terdapat 31 sampel dan 3 variabel independen sehingga diperoleh nilai dU 1,6500.


(63)

47

TABEL 4.6 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .700a .490 .433 .04627130 2.080

a. Predictors: (Constant), ib-stva, ib-vaca, ib-vahu b. Dependent Variable: maqashid_syariah

Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai durbin-watson sebesar 2,080. Syarat terpenuhinya non-autokorelasi yaitu dU < d < 4-dU, dan untuk nilai dU sudah diperoleh sebesar 1,6500. Maka didapat rumusan sebagai berikut:

dU < d < 4-dU 1,6500 < 2,080 < 2,3500

Angka diatas menunjukkan bahwa pada model penelitian ini telah memenuhi syarat non-autokorelasi.

d. Multikolinearitas

TABEL 4.7 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .282 .014 20.829 .000

ib-vaca -.187 .042 -.809 -4.455 .000 .573 1.746

ib-vahu .020 .004 .834 4.576 .000 .569 1.757

ib-stva -.003 .019 -.021 -.152 .880 .965 1.037

a. Dependent Variable: maqashid_syariah

Metode uji multikolinearitas dalam penelitian ini menggunakan nilai dari Variance Inflation Factors (VIF) dan tolerance. Kriteria


(1)

Tabel Data Olahan Awal Tahun Bank Maqasid

Syariah iB-VACA iB-VAHU iB-STVA

2012 BSM 0.1908437 0.5001496 2.1486406 0.5345895

MEGA 0.1356692 0.9243466 1.7906783 0.4415524

Muamalat 0.2796473 0.4964452 2.2313281 0.5518364

BCA 0.3734150 0.1642692 1.2807663 0.2192174

BJB 0.2314176 0.0868719 0.6952665 -0.4382974

BNI 0.2337874 0.3108915 1.1640726 0.1409471

BRI 0.2258690 0.2225501 0.7353788 0.3598434

Maybank 0.1559104 0.1054994 9.3515428 0.8930658

Panin 0.2806555 0.1101140 2.7196190 0.6323014

Bukopin 0.2533036 0.3150719 1.7559798 0.4305174

Victoria 0.2191137 0.0959655 0.6077389 -0.6454434

2013 BSM 0.1923448 0.4477602 1.7520538 0.4292413

MEGA 0.1570560 0.7192992 1.5189830 0.3416648

Muamalat 0.3003864 0.4844012 2.1022878 0.5243277

BCA 0.3967593 0.1819515 1.4021807 0.2868252

BJB 0.3434940 0.2400569 1.3731606 0.2717531

BNI 0.2202279 0.3837082 1.0847311 0.0781125

BRI 0.2515122 0.1077735 0.4607874 1.1701981

Maybank 0.2121318 0.1055456 3.8213765 0.7383142

Panin 0.3548706 0.1031376 1.5352485 0.3486397

Bukopin 0.2309521 0.2947795 1.4560807 0.3132249

Victoria 0.3515929 0.0280465 0.1437053 -5.9586860

2014 BSM 0.2878018 0.3025434 0.9732037 -0.0275341

MEGA 0.2260766 0.4645564 1.0617801 0.0581854

Muamalat 0.5263937 0.2925990 1.3395790 0.2534968

BCA 0.4229309 0.1103672 1.3391300 0.2532465

BJB 0.3666401 0.2531415 1.2734387 0.2147246

BNI 0.2303653 0.4911985 1.4862675 0.3271736

BRI 2.1364294 0.0410904 0.1558475 5.4165283

Maybank 0.2015368 0.1066570 3.6351316 0.7249068

Panin 0.3856368 0.1773305 3.4870008 0.7132206

Bukopin 0.2652956 0.1565238 1.1893830 0.1592280

Victoria 0.2441727 -0.1356194 -0.8000356 -0.2499443

2015 BSM 0.2194212 0.3094441 1.2677856 0.2112231

MEGA 0.1556352 0.3114189 1.0254619 1.9751703


(2)

Lanjutan Tabel Data Olahan Awal

BNI 0.2234025 0.5318677 1.7599513 0.4318025

BRI 0.2683915 0.1668219 0.7667129 0.3042692

Maybank 0.1595727 -0.4735776 -11.8426564 0.9155595

Panin 0.3972410 0.1690623 2.5483852 0.6075946

Bukopin 0.2906933 0.1797719 1.5559602 0.3573100


(3)

Data Olahan Setelah Outlier Tahun Bank Maqashid

Syariah IB-VACA IB-VAHU IB-STVA

2012 BSM 0.19084 0.50015 2.14864 0.53459

MEGA 0.13567 0.92435 1.79068 0.44155

Muamalat 0.27965 0.49645 2.23133 0.55184

BCA 0.37342 0.16427 1.28077 0.21922

BJB 0.23142 0.08687 0.69527 -0.43830

BNI 0.23379 0.31089 1.16407 0.14095

BRI 0.22587 0.22255 0.73538 0.35984

Panin 0.28066 0.11011 2.71962 0.63230

Bukopin 0.25330 0.31507 1.75598 0.43052

Victoria 0.21911 0.09597 0.60774 -0.64544

2013 BSM 0.19234 0.44776 1.75205 0.42924

MEGA 0.15706 0.71930 1.51898 0.34166

Muamalat 0.30039 0.48440 2.10229 0.52433

BJB 0.34349 0.24006 1.37316 0.27175

BNI 0.22023 0.38371 1.08473 0.07811

BRI 0.25151 0.10777 0.46079 1.17020

Panin 0.35487 0.10314 1.53525 0.34864

Bukopin 0.23095 0.29478 1.45608 0.31322

2014 BSM 0.28780 0.30254 0.97320 -0.02753

MEGA 0.22608 0.46456 1.06178 0.05819

BNI 0.23037 0.49120 1.48627 0.32717

Panin 0.38564 0.17733 3.48700 0.71322

Bukopin 0.26530 0.15652 1.18938 0.15923

Victoria 0.24417 -0.13562 -0.80004 -0.24994

2015 BSM 0.21942 0.30944 1.26779 0.21122

MEGA 0.15564 0.31142 1.02546 1.97517

BNI 0.22340 0.53187 1.75995 0.43180

BRI 0.26839 0.16682 0.76671 0.30427

Maybank 0.15957 -0.47358 -11.84266 0.91556

Bukopin 0.29069 0.17977 1.55596 0.35731


(4)

Variabel Penelitian

Variables Entered/Removeda

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Ib-stva, ib-vaca,

ib-vahub . Enter

a. Dependent Variable: maqashid_syariah b. All requested variables entered.

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

maqashid_syariah 31 .13567 .38564 .2483826 .06145791

Ib-vaca 31 -.47358 .92435 .2674166 .26614537

Ib-vahu 31 -11.84266 3.48700 .8743171 2.52038224

Ib-stva 31 -.64544 1.97517 .3572032 .46195119

Valid N (listwise) 31

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 31

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .04389681

Most Extreme Differences Absolute .134

Positive .134

Negative -.083

Test Statistic .134

Asymp. Sig. (2-tailed) .169c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .040 .007 5.346 .000

Ib-vaca -.044 .023 -.449 -1.899 .068

Ib-vahu .004 .002 .363 1.530 .138

Ib-stva .011 .010 .191 1.048 .304

a. Dependent Variable: absres4

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .700a .490 .433 .04627130 2.080

a. Predictors: (Constant), ib-stva, ib-vaca, ib-vahu b. Dependent Variable: maqashid_syariah

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .282 .014 20.829 .000

Ib-vaca -.187 .042 -.809 -4.455 .000 .573 1.746

Ib-vahu .020 .004 .834 4.576 .000 .569 1.757

Ib-stva -.003 .019 -.021 -.152 .880 .965 1.037


(6)

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .700a .490 .433 .04627130 1.632

a. Predictors: (Constant), ib-stva, ib-vaca, ib-vahu b. Dependent Variable: maqashid_syariah

Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .056 3 .019 8.641 .000b

Residual .058 27 .002

Total .113 30

a. Dependent Variable: maqashid_syariah b. Predictors: (Constant), ib-stva, ib-vaca, ib-vahu

Uji Hipotesis (Uji T)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .282 .014 20.829 .000

Ib-aca -.187 .042 -.809 -4.455 .000

Ib-vahu .020 .004 .834 4.576 .000

Ib-stva -.003 .019 -.021 -.152 .880