Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance, Dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Periode 2010-2012

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

AGUSTIN TAKARINI NIM : 1110046100126

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari tebuktu karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 12 April 2014

Agustin Takarini NIM. 1110046100126


(5)

i

Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Periode 2010-2012. Strata Satu (1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital, kualitas penerapan good corporate governance, dan struktur modal terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan syariah yang diproksikan denganreturn on asset. Dan variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diproksikan dengan IB-VAIC (Islamic banking-value added intellectual capital), dan kualitas penerapan GCG yang diproksikan dengan hasilself assessment.

Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia untuk periode 2010-2012. Sampel yang diseleksi dengan menggunakanpurposive samplingdan terpilihlah 8 bank. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menguji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan dan kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif. Struktur modal tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kata Kunci : Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate

Governance, Struktur Modal, Kinerja Keuangan Pembimbing : Ir. Aries Koentjoro, SE, MM


(6)

ii

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju terang benderang.

Alhamdulillah, penelitian yang berjudul PENGARUH INTELLECTUAL

CAPITAL, KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE,

DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2012” telah dapat penulis selesaikan.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga penulis, almamater dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Phil. JM Muslimin, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat yang telah memberikan arahan dalam penelitian skripsi penulis.

3. Bapak Mu’min Rauf, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah banyak membantu dalam hal akademik terkait penyelesaian studi penulis.

4. Bapak Ir. Aries Koentjoro, MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukan agar skripsi ini terselesaikan dengan baik.


(7)

iii

penulis. Among Hartanti, tante yang selalu mendukung penulis walaupun terpisah oleh jarak.

7. Keluarga Perbankan Syariah C angkatan 2010, terutama Meliawati, Syifa Nisfiyani dan Siti Aisyah teman diskusi dan sharing yang tak kenal bosan. Terima kasih atas ilmu, pengertian dan semua saran-sarannya.

8. Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSEnSi), Keluarga Besar Kos Al-Barkah 2 Bawah terkhusus Uni dan Keluarga KKN Mentari 2013. Terima kasih telah menjadi keluarga kecil yang hangat.

9. Teman satu perjuangan dalam memperjuangkan ujian akhir di studi strata 1 ini Nimas, Nisrina, Ka Ridha. Semoga kelak kita selalu diliputi keberkahan dalam mengarungi ujian-ujian setelah ini.

10. Serta seluruh pihak yang telah berjasa namun belum mampu penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT dengan Ridho-Nya membalas segala kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda. Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Namun tidak mustahil jika pepatah, ”tak ada gading yang tak retak“ masih ada dalam penyusunan skripsi ini. Kesempurnaan skripsi ini memang semata-mata adalah berkat karunia Allah SWT. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.

Jakarta, 12 April 2014 Penulis


(8)

iv

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...7

1. Pembatasan Masalah...7

2. Perumusan Masalah ...8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian...8

1. Tujuan Penelitian ...8

2. Manfaat Penelitian...9

E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ...10

F. Kerangka Teori ...13

G. Kerangka Konsep ...14

H. Sistematika Penulisan...15


(9)

v

Capital) ...20

B.Good Corporate Governance ...27

1. Pengertian dan TujuanGood Corporate Governance ...27

2. Prinsip DasarGood Corporate Governance...29

C. Struktur Modal...31

D. Kinerja Keuangan ...35

1. Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan...35

2. Rasio Keuangan...37

E. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ...40

1. PengaruhIntellectual CapitalTerhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah ...40

2. Pengaruh Kualitas PenerapanGood Corporate GovernanceTerhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah ..41

3. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keungan Perbankan Syariah ...42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...43

A. Ruang Lingkup Penelitian ...43

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...43


(10)

vi

1. Statistik Deskriptif ...51

2. Uji Asumsi Klasik...51

a. Uji Multikolonieritas...51

b. Uji Heteroskedatisitas ...52

c. Uji Normalitas...53

d. Uji Autokorelasi ...53

3. Uji Hipotesis ...54

4. Uji Statistik ...55

a. Koefisien Determinasi ...55

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)...56

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ...57

E. Hipotesis ...57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...59

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...59

1. Deskripsi Objek Penelitian ...59

2. Deskripsi Sampel Penelitian ...59

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...62

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...62


(11)

vii

d. Uji Autokorelasi ...69

3. Uji Hipotesis ...70

a. Koefisien Determinasi ...71

b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)...72

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ...73

4. Analisis Regresi Berganda ... 75

BAB V PENUTUP...81

A. Kesimpulan...81

B. Saran ...82

DAFTAR PUSTAKA...83


(12)

viii

3.1 Operasional Variabel ... 49

4.1 Proses Seleksi Sampel ... 61

4.2 Daftar Bank Umum Syariah ... 62

4.3 Statistik Deskriptif ... 64

4.4 Uji Multikolonieritas ... 66

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 67

4.6 Hasil Uji Normalitas ... 68

4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 70

4.8 Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) ... 71

4.9 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 72


(13)

ix


(14)

x

1 Data Sampel Penelitian ... 86

2 Uji Statistik Deskriptif ... 89

3 Uji Multikolonieritas ... 89

4 Uji Heterokedastisitas ... 89

5 Uji Normalitas ... 90

6 Uji Autokorelasi ... 90

7 Uji Koefisien Determinasi ... 91

8 Uji Signifikansi Simultan... 91


(15)

xi


(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bank syariah selama satu tahun terakhir, sampai dengan bulan Oktober 2013 (yoy) sangat berkembang pesat. Aset bank syariah meningkat menjadi Rp 229,5 trilyun. Bila ditotal dengan aset BPR Syariah, maka aset perbankan mencapai Rp 235,1 trilyun. Dengan peningkatanmarket shareyang juga mencapai ± 4,8%. Dan jumlah rekening ± 12 juta rekening atau 9,2% dari total rekening perbankan nasional serta jumlah kantor mencapai 2.925 kantor.1

Perkembangan ini tidak luput dari beberapa sumberdaya yang menunjang penciptaan nilai dan keuntungannya. Terdapat dua tipe sumberdaya yakni (1) sumberdaya berwujud (tangible resources), dan (2) sumberdaya tidak berwujud (intangible resources). Sumberdaya berwujud adalah aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud yang dapat disajikan dalam neraca (balance sheet assets); sedangkan sumber daya tidak berwujud adalah aktiva tidak berwujud yang tidak dapat disajikan dalam neraca (off balance sheet assets). Pandangan klasik memberikan perhatian lebih pada aset karena peranannya dianggap lebih dominan dalam menghasilkan keuntungan.2

Bermula dari teori Modgilani-Miller (1958) capital structure irrelevance proposition, yang mengasumsikan bahwa tidak terdapatnya bankruptcy cost,

1

Bank Indonesia. “Outlook Perbankan Syariah” (2013), h. 1 2

Moh. Nasih, “Perdan Strategis Intellectual Capital Sebagai Variabel Antara Pengaruh Financial CapitalTerhadap Kinerja Keuangan”(T.t, t.p, t.th), h. 1


(17)

agency cost, asymmetric information dan berada pada pasar yang efisien sehingga nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan tersebut didanai (hutang dan ekuitas) dan bagaimana kebijakan dividennya. Menurut Stewart C. Myers (1984) teori M&M ini mempengaruhi munculnya pengembangan struktur modal sepertitrade off theorydanpecking order theory.

Dilihat dari sudut pandang kreditor, modal juga merupakan jumlah pinjaman yang tertanam di perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan di mata kreditor, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan kreditor untuk meminjamkan dananya kepada pihak bank dengan tingkat kepercayaan yang tinggi pada bank tersebut. Selain dari sudut pandang kreditor, struktur modal pada perusahaan yang sudah go public juga dapat dilihat dari sudut pandang pemegang sahamnya. Para pemegang saham tentunya akan menanamkan investasinya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik.3

Selain itu, kinerja suatu entitas bisnis maupun manajemen bisnis dewasa ini tidak hanya diukur dari aspek keuangan. Tanggung jawab keuangan yang ditampakkan dengan ukuran moneter, akuntansi maupun rasio-rasio tertentu juga harus dilengkapi dengan kinerja non-keuangan seperti penerapan good corporate governance, pelaksanaan corporate social responsibility, dan socially responsible

3

Serra Ekowati, Oman Rusmana, dan Mafudi., “ Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaam Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”(T.t, t.p, t.th), h. 2.


(18)

investmentyang memadai.4

Penerapan good corporate governance pada bank syariah menjadi sangat penting. Ini dikarenakan bank syariah memiliki perbedaan yang mendasar dengan bank konvensional, salah satunya adalah penerapan shariah compliance. Dan penerapan shariah compliance inilah yang menjadi pilar penting keberlangsungan entitas bank syariah. Salah satu turunan dari penerapan shariah compliance ini adalah adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). Yang mana tugas dari para DPS ini adalah mengawasi operasional perbankan syariah agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Dalam pokok-pokok hasil penelitian Bank Indonesia menyatakan bahwa nasabah yang menggunakan jasa syariah, sebagian memiliki kecenderungan untuk berhenti menjadi nasabah antara lain karena keraguan akan konsistensi penerapan prinsip syariah. Kepatuhan dan kesesuain bank syariah terhadap prinsip syariah sering dipertanyakan nasabah. Secara implisit hal tersebut menunjukkan bahwa praktik perbankan syariah selama ini kurang memperhatikan prinsip-prinsip syariah, salah satu penyebab reputasi dan kepercayaan masyarakat pada bank syariah akan berdampak pada loyalitas masyarakat pengguna jasa bank syariah. Peningkatan reputasi dan kepercayaan nasabah dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan perkembangan bank syariah dan sekaligus sebagai prediksi

4

Dhaniel Syam dan Taufik Najda, “Analisis Kualiatas Penerapan Good Corporate Governance pada Bank Umum Syariah di Indonesia Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pengembalian dan Risiko Pembiayaan”, Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No. 1 (April 2012), h. 195


(19)

keberhasilan bank syariah di masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan

market share-nya5

Selain itu, entitas industri perbankan merupakan industri yang cukup

concern dalam pengembangan sumber daya berdasarkan pengetahuan, modal seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan aktiva fisik lainnya menjadi nomor dua dibandingkan dengan modal yang berdasarkan pengetahuan dan inovasi teknologi. Ini disebabkan dengan menggunakan ilmu dan teknologi kita dapat menggunakan modal lainnya secara efisien dan ekonomis yang pada nantinya akan meningkatkan kinerja perusahaan.6 Selain itu Roots (1997) juga mengungkapkan bahwa banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan namun penghargaan pasar atas perusahaan – perusahaan tersebut sangat tinggi.7Sehingga memangmarket valueperusahaan yang terbentuk, berasal dari sumbangsih konsep model intelektual yang mana dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut.

Melalui penerapan knowledge based business, maka penciptaan nilai perusahaan akan berubah. Berkembangnya perusahaan dapat dilihat dari kemampuan manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan dalam

5

Siti Maria Wardayati, ImplikasiSharia GovernanceTerhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank Syariah, Jurnal Walisongo, Vol 19 No 1 (Mei 2011), h. 5

6

Rulfah M. Daud dan Abrar Amri, “Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.1No. 2 (Juli 2008), h. 214.

7

Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1 (Mei 2003), h. 38.


(20)

menciptakan nilai perusahaan.8 Manajemen perusahaan tercermin dari para karyawan yang tidak lain adalah para penggerak, penggagas, serta pengambil keputusan demi keberlangsungan eksistensi perusahaan. Sehingga di mana aset yang dimiliki perusahaan yang semula dalam bentuk aset tetap kini menjadi aset tak berwujud (intangible asset) yaitu intellectual capital atau modal intelektual yang mengandung unsur pemikiran yang dimiliki karyawan.9

Menurut Abidin (2000), intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini dikarenakan, perusahaan –perusahaan di Indonesia lebih memilih menggunakan modal kovensional dalam membangun bisnisnya. Namun,

intellectual capital mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. 19 tentang aktiva tidak berwujud.10

Dari sisi akuntansi, sejumlah penelitian telah dilakukan di berbagai negara untuk mengkaji bagaimana metode untuk mengidentifikasi, mengukur, melaporkan, dan menyajikannya dalam laporan perusahaan. Berbagai metode juga telah ditawarkan, salah satunya adalah VAIC (value added intellectual coefficient). VAIC dikonstruksikan oleh Pulic (2000) untuk menilai kinerja IC pada perusahaan konvensional (private sector, profit motife, non syariah).

8

Isma Dewi Br Panjaitan dan Isfenti Sadalia, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah “ (T.t, t.p, t.th), h. 2.

9

A.C. Murti, “Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI)dalam Lora Anjis Susilo, “Analisis Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Abnormal Return Saham (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di BEI)”, (Skripsi S1 Jurusan Akuntansi, STIE Asia Malang, 2012), h. 1.

10

Rulfah M. Daud dan Abrar Amri, “Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.1 No. 2 (Juli 2008), h. 124.


(21)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul: Pengaruh Intellectual Capital Kualitas Penerapan

GCG (Good Corporate Governance) dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia Periode 2010–2012”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar balakang di atas, maka diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Struktur modal pada perbankan syariah menjadi salah satu pendorong eksistensi operasionalnya.

2. Pelaporan good corporate governancepada bank syariah merupakan aturan yang harus dilaksanakan sesuai dengan PBI No 11/33/PBI/2009. Dan keberadaanya bisa menjadi tolak ukur dalam penilaianshariah compliance.

3. Tingkat kompetitif perusahaan yang semakin pesat, mengharuskan konversi labor-based business ke knowledge based-bussiness. Intellectual capitalmasih belum dikenal secara luas di Indonesia. 4. Pertumbuhan perbankan syariah yang terus meningkat setiap

tahunnya melebihi pertumbuhan perbankan konvensional.

5. Sudah ada formula model penilaian kinerja intellectual capitaluntuk perbankan syariah yaitu IB-VAIC (Islamic Banking Value Added Intellectual Capital) yang merupakan modifikasi dari model yang


(22)

telah ada, VAIC.

6. Sudah ada self asessment untuk indikator penilaian kualitas penerapan GCG pada bank syariah

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan peneliti akan membatasi permasalahan yang akan diteliti pada Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan GCG (Good Corporate Governance) dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia Periode 2010 – 2012, di antaranya adalah:

a. Data intellectual capital yang digunakan merupakan data dari laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012. Yang mana indikatornya berupa total output, total

input,total ekuitas, dan beban karyawan.

b. Data kualitas penerapan GCG yang digunakan merupakan data dari laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012. Yang mana indikatornya adalah hasil self assessment

GCG.

c. Data struktur modal yang digunakan merupakan data dari laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012. Yang mana indikatornya adalah nilai total modal dan ATMR (aktiva


(23)

tertimbang menurut risiko).

d. Data kinerja keuangan yang digunakan merupakan data dari laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012. Yang mana indikatornya adalah laba bersih dan total aset (ROA) 2. Perumusan Masalah

Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank syariah periode 2010–2012?

2. Apakah kualitas penerapan good corporate governanceberpengaruh terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode periode 2010– 2012?

3. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode periode 2010–2012?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh intellectual capital

terhadap kinerja keuangan bank syariah periode 2010–2012.

2. Untuk meneliti dan menganalisis kualitas penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode


(24)

periode 2010–2012.

3. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode periode 2010–2012. 2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti pribadi.

2. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan.

3. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang pengaruh intellectual capital, kualitas penerapan GCG, dan struktur modal terhadap kinerja keuangan perbankan syariah.

4. Membantu investor untuk mengetahui competitive advantage suatu perusahaan perbankan syariah dengan melihat kinerja moneter maupun non-moneter.

5. Membantu memberikan saran dan masukan bagi kinerja manajer dalam mengelola intellectual capital, stuktur modal yang dimiliki sehingga menciptakan nilai lebih bagi perusahaan. Dan juga pengevaluasian kinerja keuangan perbankan yang diproyeksikan


(25)

melalui pelaporan GCG

E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)

Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah membandingkan dengan peneliti terdahulu guna mendukung materi yang akan dibahas. Terdapat beberapa penelitian yang telah membahas Intellectual Capital, Kualitas Penerapan GCG, Struktur Modal, dan Kinerja Keuangan Perbankan, yakni :

1. Damar Asih Dwi Rachmawati yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital

Terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan”, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh intellectual capital terhadapReturn On Asset (ROA). Penelitian ini menggunakan penelitian ex-post facto dan penelitian kausal komparatif dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara intellectual capital terhadap Return On Asset (ROA). Persamaan penelitian ini dengan yang akan penulis teliti adalah salah satu variable X yang digunakan yaitu intellectual capital serta alat analisis yang digunakan dan juga proyeksi kinerja keuangan yaitu ROA. Perbedaan penelitian yang akan penulis susun terdapat pada penambahan pada variabel X yaitu kualitas penerapan GCG, struktur modal. Dan juga sampel yang digunakan yaitu perbankan syariah.

2. Angrum Pratiwi (Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) yang berjudul “Analisis Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (GCG)


(26)

Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2007-2012)”, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kualitas penerapan GCG terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Income Margin (NIM), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada bank umum syariah. Penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif dengan menggunakan motede analisis regresi linier berganda. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa variabel kualitas penerapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio CAR, FDR, dan BOPO. Sedangkan kualitas penerapan GCG berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio ROA dan ROE, namun tidak berpengaruh terhadap rasio NPF dan NIM. Persamaan penelitian ini dengan yang akan peneliti tulis adalah variabel kinerja keuangan (variabel Y) dan juga metode penelitian yang digunakan. Sedangkan perbedaan yang akan peneliti tulis terdapat pada variabel X nya yaitu terdapatnya variabel non-moneter (intellectual capital dan kualitas penerapan GCG) dan variabel moneter (struktur modal).

3. Uniariny (Mahasiswi Universitas Indonesia) yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan modal intelektual


(27)

terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi liner berganda. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan modal intelektual tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan yang peneliti tulis adalah kesamaan variabel X yaitu adanya variabel struktur modal dan modal intelektual dan juga penggunaan analisis regresi linier berganda. Sedangkan perbedaan yang akan peneliti tulis adalah penambahan pada variabel X yaitu variabel kualitas penerapan GCG dan juga variabel Y, kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA..

4. Serra Ekowati, dkk (Universitas Jenderal Soedirman) yang berjudul “Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial, dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal fisik, modal finansial, dan modal intelektual terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia. Penelitian ini menggunakan model analisis jalur dengan menggunakan alat analisis Partial Least Square (PLS). Berdasarkan tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara modal fisik, modal finansial, dan modal intelektual terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009. Persamaan penelitian ini dengan yang peneliti tulis adalah kesamaan variabel X yaitu adanya variabel struktur modal dan modal intelektual. Sedangkan perbedaan yang akan peneliti


(28)

tulis adalah penambahan pada variabel X yaitu variabel kualitas penerapan GCG, dan variabel Y kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA. Dan metode penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

F. Kerangka Teori

Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif.11 Terdapat dua tipe sumberdaya yakni (1) sumberdaya berwujud (tangible resources), dan (2) sumberdaya tidak berwujud (intangible resources). Sumberdaya berwujud adalah aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud yang dapat disajikan dalam neraca (balance sheet assets); sedangkan sumber daya tidak berwujud adalah aktiva tidak berwujud yang tidak dapat disajikan dalam neraca (off balance sheet assets).

Kondisi lingkungan saat ini yaitu terciptanya abad informasi dan globalisasi, perusahaan tidak dapat lagi menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan hanya dengan menerapkan teknologi baru ke dalam pengelolaan sumber daya berwujud. Namun lebih jauh dari pada itu, kemampuan sebuah perusahaan untuk memobilisasi dan mengeksploitasi aset tak berwujudnya menjadi jauh lebih menentukan dibandingkan dengan melakukan investasi dan mengelola aset yang berwujud. Setiap perusahaan dituntut untuk mengembangkan kemampuan, kompetensi, dan keunggulannya untuk tetap eksis.

11

Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value Added Intellectual Capital, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14 No. 3, (Desember 2012), h. 167.


(29)

Good corporate governance adalah suatu praktik pengelolaan perusahaan secara amanah dan bijaksana dengan mempertimbnagkan keseimbangan pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders.Good governance governmentdalam hal ini juga merupakan suatu bentuk tanggung jawab non moneter seperti halnya

corporate social responsibility. Sehingga penilaian kinerja perbankan syariah melalui instrumen ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko akibat tindakan pengelolaan yang cenderung menguntungkan di satu pihak saja.

G. Kerangka Konsep

Dengan memperhatikan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti akan menguraikan beberapa hal yang dijadikan landasan sebagai pegangan dalam memecahkan masalah.


(30)

Gambar 1.1

Skema Kerangka Pemikiran

H. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika penulisan.

IB-STVA (Islamic Banking Value Added

Human Capital)

Kualitas PenerapanGood Corporate Governance

(GCG) [X3] IB-VACA (Islamic

Banking Value Added Capital Employed)

ROA (Return on Assets) [Y]

Struktur Modal [X2]

IB-VAHU (Islamic Banking Value Added

Human Capital)

IB-VAIC (Islamic Banking Value Added Intellectual

Capital) [X1]


(31)

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Kajian teoritis, pada bab ini akan disajikan teori terkait intellectual capital, kualitas penerapan GCG, struktur modal dan kinerja keuangan perbankan syariah.

BAB III: GAMBARAN UMUM DAN METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian, terdiri dari ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis, dan penjelasan mengenai operasional variabel.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis dan pembahasan, berisi data penelitian mengenai Pengaruh

Intellectual Capital, Struktur Modal, dan Pelaporan GCG terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Periode 2010-2012

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Intellectual Capital

1. DefinisiIntellectual Capital

Sampai saat ini, definisi modal intelektual seringkali dimaknai berbeda-beda. Sebagai sebuah konsep, modal intelektual merujuk kepada modal-modal tidak berwujud (intangible assets) yang mana terkait dengan pengetahuan manusia atau teknologi yang digunakan.

Menurut Sawarjuwono dan Kadir intellectual capital dapat didefinisikan sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (human capital, structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pengetahuan teknologi yang dapat memberi nilai lebih bagi perusahaan keunggulan bersaing organisasi.1 Lalu menurut Williams intellectual capital adalah proses penciptaan nilai melalui pengetahuan dan informasi yang diaplikasikan pada pekerjaan.

Dan menurut Sveiby intellectual capital adalah bagian dari neraca keuangan yang tidak terlihat yang dapat diidentifikasikan melalui kompetensi individual, struktur internal, dan struktur eksternal.2 Sedangkan Society of Management Accountants Canada mendefinisikan modal intelektual sebagai item perusahaan

1

Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1 (Mei 2003), h. 38.

2

Damar Asih Dwi Rachmawati, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan”, Jurnal Nomina, Vol. 1 No. 1 (2012), h. 36.


(33)

yang akan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang bagi perusahaan.3 Sehingga dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa intellectual capital

adalah jumlah dari apa yang dihasilkan dari tiga elemen utama organisasi (human capital, structural capital, customer capital) yang mana hal-hal tersebut berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang bisa memberikan nilai lebih bagi perusahaan dan juga keunggulan bersaing yang mencakup pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, reputasi, dan juga kemampuan teknologi. Berikut tiga komponen bentukintellectual capital4:

a. Human Capital (modal manusia)

Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Di sinilah sumber inovasi dan improvement, namun merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, ketrampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolekif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat, jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. Brinker memberikan 3

Sri Iswati, “Memprediksi Kinerja Keuangan dengan Modal Intelektual pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (2006), h. 162

4

Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1 (Mei 2003), h. 38.


(34)

beberapa karateristik dasar yang dapat diukur dari modal ini yaitu

training programs, credential, experience, competence, recruitment, mentoring, learning programs, individual potential, danpersonality.

Human capital antara lain terdiri dari: know-how, pendidikan, pengetahuan, dan kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan, kualifikasi kejuruan, semangat kewirausahaan, kemampuan reaktif, inovatif, proaktif, dan kemampuan merubah.

b. Structural Capital atauOrganizational Capital(modal organisasi)

Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya; sistem operasional perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka

intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

c. Relational Capital atauCustomer Capital(modal pelanggan)

Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan


(35)

hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari pemasok yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut.

Relational capital antara lain terdiri dari: merk, pelanggan, loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang menguntungkan dan perjanjian franchise.

2. IB-VAIC (Islamic Banking-Value Added Intellectual Capital)

Metode value added intellectual coefficient (VAIC) dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan keuangan.5Akun - akun yang digunakan dalam menghitung VAIC adalah akun-akun

5

Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 111.


(36)

yang lazim digunakan pada perusahaan konvensional.

Namun, di sisi lain belum ada instrumen sejenis yang dapat digunakan untuk menilai kinerja IC perbankan syariah. Padahal perkembangan bank syariah cukup signifikan. Terbukti bahwa aset perbankan syariah per April 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 44% yaitu menembus angka Rp 207.800 trilyun. Lalu angka pembiayaannya sudah mencapai Rp 163.407 trilyun. Penghimpunan dana pihak ke tiga sebesar Rp 158.519 trilyun. Serta tingkat FDR yang mencapai 103,08%.6 Sehingga seharusnya model penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah ini diperlukan mengingat eksistensinya.

Dalam penelitiannya, Ulum (2013) memformulasikan model penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah yang dinamakan IB-VAIC (Islamic Banking Value Added Intellectual Coefficient) yang mana merupakan modifikasi dari model yang telah ada yaitu VAIC. VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan– perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara perbankan syariah memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda dari perbankan umum/konvensional. Berikut tiga rumus yang digunakan dalam IB-VAIC yaitu:7

1. Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added (VA). IB-VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut:

IB-VA = OUT–IN 6

http://m.detik.com/ramadan/read/201308/18/075234/2333137/1522/ diakses pada 10 Oktober 2013 pukul 22:57

7

Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 (Juni 2013), h.199.


(37)

OUT (output) : Total pendapatan, diperoleh dari:

a. Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utana kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya – hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer. Pendapatan operasi utama kegiatan syariah terdiri:

1) Pendapat penyalur dana

a) Pendapatan dari jual beli (pendapatan marjin murabahah)

b) Pendapatan bersih salam parallel c) Pendapatan bersih istishna parallel d) Pendapatan sewa ijarah

e) Pendapatan bagi hasil musyarakah f) Pendapatan bagi hasil mudharabah g) Pendapatan dari penyertaan

h) Lainnya

2) Dari Bank Indonesia a) Bonus SBIS b) Lainnya

3) Dari bank-bank lain di Indonesia a) Bonus dari bank syariah lain b) Pendapatan bagi hasil mudharabah


(38)

c) Tabungan mudharabah d) Deposito mudharabah

e) Sertifikat investasi mudharabah antar bank f) Lainnya

b. Pendapatan operasi lainnya

1) Jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah) 2) Jasa layanan

3) Pendapatan dari transaksi valuta asing 4) Koreksi PPAP

5) Koreksi penyisihan penghapusan transaksi rek. administrasi

6) Lainnya

c. Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer 1) Pihak ketiga bukan bank

a) Tabungan mudharabah b) Deposito mudharabah c) Lainnya

2) Bank Indonesia a) FPJP syariah b) Lainnya

3) Bank-bank lain di Indonesia dan di luar Indonesia a) Tabungan mudharabah


(39)

b) Deposito mudharabah

c) Sertifikat investasi mudharabah antar bank d) Lainnya

d. Pendapatan non operasional

IN (input): Beban usaha/operasional dan beban non operasional kecuali beban kepegawaian/karyawan.

Beban usaha/operasional kecuali beban kepegawaian: 1) Beban penyisihan kerugian aset produktif-bersih 2) Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 3) Beban operasi lainnya

4) Beban bonus titipan wadiah 5) Beban administrasi dan umum 6) Beban penurunan nilai surat berharga 7) Beban transaksi valuta asing

8) Beban promosi

Value added (IB–VA) juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaan sebagai berikut:

IB–VA = OP + EC + D + A Keterangan

OP :operating profit(laba operasi/laba usaha) EC :employee costs(beban karyawan)


(40)

D :depreciation(depresiasi) A :amortization(amortisasi)

2. Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital Employed

(IB – VACA). IB – VACA adalah indikator untuk IB-VA yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadapvalue addedperusahaan.

Keterangan

IB–VACA :Value Added Capital Employed; rasio dari IB– VA terhadap CE

IB–VA :Value Added

CE :Capital Emloyed; dana yang tersedia (total ekuitas)

3. Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human Capital (IB –VAHU). IB–VAHU menunjukkan berapa banyak IB–VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadapvalue addedorganisasi.

IB-VAHU = IB–VACA =


(41)

Keterangan

IB–VAHU :Value Added Human Capital;rasio dari IB– VA terhadap HC

IB–VA :Value Added

HC :Human capital; beban karyawan

4. Tahap keempat dengan menghitungStructural Capital Value Added

(IB – STVA). Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari IB – VA dan merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

Keterangan

STVA :Structural Capital Value Added;rasio dari SC terhadap IB–VA

SC :Structural capital; IB–VA–HC IB–VA :Value Added

5. Tahap kelima menghitungValue Added Intellectual Coefficient (IB – VAIC). IB – VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator). IB – VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya


(42)

Hasil perhitungan IB – VAIC dapat dijadikan sebagai pemeringkat terhadap sejumlah perbankan. Sejauh ini, belum ada standar tentang skor kinerja IC tersebut, namun penelitian Ulum (2008) telah merumuskan untuk memberikan kategori dari hasil perhitungan VAIC, yaitu:8

1. Top performers–skor VAIC di atas 3,00

2. Good performers–skor VAIC di antara 2,0 sampai 2,99 3. Common performers–skor VAIC antara 1,5 sampai 1,99 4. Bad performers–skor VAIC di bawah 1,5

B. Good Corporate Governance

1. Pengertian dan TujuanGood Corporate Governance

Good corporate governance didefinisikan sebagai sistem yang mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak dan kewajiban pihak terkait, yang mana memuat peraturan dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam membuat keputusan yang terkait dengan keputusan perusahaan, merumuskan mekanisme penetapan-penentapan keputusan yang objektif dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai keobjektifitasan serta pemantauan kerja.9

8

Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 (Juni 2013), h. 200.

9

Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia, (Jakarta: PT Ray Indonesia, 2005), h. 4.


(43)

Dandefinisigood corporate governance yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung jawaban (responsibility), profesional (professional), dan kewajaran (fairness).

Tujuan dan manfaatgood corporate governance menurutBassel Committee on Banking Supervisionadalah sebagai berikut:

a. Mengurangi agency cost, biaya yang timbul karena penyalahgunaan wewenang, atau pun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah timbulnya suatu masalah.

b. Mengurangi biaya modal yang timbul dari manajemen yang baik, yang mampu meminimialisir resiko.

c. Memaksimalkan nilai saham perusahaan, sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.

d. Mendorong pengelolaan perbankan secara profesional, transparan, efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian dewan komisaris, direksi, dan RUPS.

e. Mendorong dewan komisaris, anggota direksi, pemegang saham dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan yang dilandasi oleh moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku.


(44)

f. Menjagagoing concernperusahaan

Dan menurut Forum Corporate Governance in Indonesia, beberapa manfaat yang dapat diambil dari penerapan GCG yaitu:

a. Meningkatkan kinerja perusahaan.

b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya akan meningkatkancorporate value.

c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk kembali menanamkan modalnya di Indonesia

2. Prinsip DasarGood Corporate Governance

Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum menjabarkan prinsip-prinsip dasar GCG yang terdiri dari:

1. Transparan (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Konsep ini telah diungkapkan dalam Al-Qur’an pada penggalan surat Al-Baqoroh ayat 22

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, ...”.


(45)

sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

3. Pertanggung jawaban (responsibility) yaitu adanya kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan bank terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini juga sejalan dengan ayat yang tertulis dalam Qur’an surat Al-Anfal ayat 27

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepdamu, sedang kamu mengetahui”.

4. Independensi (Independency) yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak mana pun. 5. Kesetaraan dan Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan

kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa smua pihak baik pemegang saham minoritas maupun asing harus diperlakukan sama atau setara. Dan hal ini sejalan dengan yang dituliskan dalam Al-Quran di surat An-Nisa ayat 58

Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”.


(46)

Yang mana pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance minimal harus diwujudkan dalam:

a. Pelasanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, dan Direksi;

b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank;

c. Pelaksanaan prinsip syariah dalam operasional bank; d. Penanganan benturan kepentingan;

e. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal; f. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; g. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar; h. Rencana strategis bank;

i. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank. C. Struktur Modal

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank.


(47)

disebut dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko), atau ditambah dengan Resiko Pasar dan Resiko Operasional ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan/standar internasional yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS). Analisis mengukur struktur modal dalam penelitian ini menggunakan CAR yaitu membandingkan modal dengan aktiva beresiko.10

Rumus perhitungan CAR adalah

Modal Bank

CAR = x 100

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko Keterangan:

1. Modal Bank

Modal bank dibagi ke dalam modal inti dan modal pelengkap: a. Modal Inti, terdiri dari:

1) Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik.

2) Agio Saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham.

3) Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan 10

Slamet Riyadi, Banking Asset And Liability Management (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 161.


(48)

harga (apabila saham tersebut dijual).

4) Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS.

5) Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.

6) Laba Ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan.

7) Laba Tahun Lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum ditetapkan penggunanya oleh RUPS (50%).

8) Laba Tahun Berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan (50%).

9) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan, yaitu modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut.

b. Modal Pelengkap, terdiri dari: 1) Cadangan revaluasi aktiva tetap

2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan (1,25% ATMR)

3) Modal pinjaman

4) Pinjaman subordinasi (maks. 50% dari modal inti)


(49)

subordinasi, bank syari’ah tidak dapat mengkategorikannya sebagai modal, karena pinjaman menurut bank syariah harus tunduk pada prinsip qard dan qard tidak boleh diberikan syarat-syarat.11

2. Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini adalah mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan. Berdasarkan prinsip tersebut, maka rincian bobot risiko dan ATMR untuk semua aktiva adalah sebagai berikut:

a. Aktiva Neraca: 1) Kas (0%)

2) Emas dan mata uang emas (0%) 3) Giro pada Bank Indonesia 4) Tagihan pada bank lain (20%) 5) Surat berharga yang dimiliki (0%) 11


(50)

6) Kredit yang diberikan 7) Penyertaan (100%)

8) Aktiva tetap dan inventaris nilai (nilai buku) (100%) 9) Antar kantor aktiva (netto) (100%)

10) Rupa-rupa aktiva (100%) b. Rekening Administratif:

1) Fasilitas kredit yang belum dipergunakan yang disediakan sampai dengan tahun takwim berjalan yang disediakan bagi atau dijamin oleh/dengan, atau dijamin surat berharga (0%) 2) Jaminan bank (0%)

3) Kewajiban membeli kembali aktiva bank dengan syarat

repurchase agreement(100%)

4) Posisis netto kontrak berjalan valuta asing dan swap bunga (4%)12

D. Kinerja Keuangan

1. Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan

Menurut Iswati, kinerja (performance) menjadi satu hal yang penting bagi manajemen, karena kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan

12

Muhammad,Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), h. 217-220.


(51)

secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif.13

Adapun tujuan dari analisa laporan keuangan perusahaan adalah:14 a. Mengetahui Tingkat Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

b. Mengetahui Tingkat Solvabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Mengetahui Tingkat Rentabilitas

Rentabilitas atau yang sering disebut profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Mengetahui Tingkat Stabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang tepat waktunya.

13

Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value Added Intellectual Capital, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14 No. 3, (Desember 2012), h. 167.

14

Slamet Munawir, Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat (Yogyakarta: Loiberty, 2009), h. 13.


(52)

Firer dan Williams menyatakan dimensi tradisional kinerja perusahaan terdiri dari:

1.Profitability

2.Productivity

3.Market Valuation

2. Rasio Keuangan

Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Masing-masing jenis rasio yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang diinginkan. Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan, yaitu:15

1. Rasio Likuiditas

Fred Weston, menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) terutama utang yang sudah jatuh tempo.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari: a. Rasio Lancar

b. Rasio Sangat Lancar c. Rasio Kas

d. Rasio Perputaran Kas 15


(53)

e. Inventory to Net Working Capital

2. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Rasio solvabilitas atau leverage ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktiva lainnya. Dalam artian bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.

Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain: a. Debt to Assets Ratio

b. Debt to Equity Ratio

c. Long Term Debt to Equity Ratio

d. Times Interest Earned

e. Fixed Change Coverage

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efesiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan, sediaan, penagihan, piutang, dan efisiensi lainnya. Rasio aktvitas juga digunakan


(54)

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keuangan, yaitu:

a. Receivable Turnover

b. Days of Receivable

c. Inventory Turnover

d. Days of Inventory

e. Working Capital Turnover

f. Fixed Assets Turnover

g. Assets Turnover

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan.

Jenis-jenis rasio profitabilitas sebagai berikut: a. Profit Margin on Sales

b. Return on Investment


(55)

d. Return on Equity

e. Laba per Lembar Saham 5. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan (growth ratio), merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio ini yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per saham, dan pertumbuhan dividen per saham.

6. Rasio Penilaian

Rasio penilaian (valuation ratio) yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi, seperti:

a. Rasio harga saham terhadap pendapatan b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku E. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah

Melihat sudut pandang dari resource-based theory yang dipelopori oleh Penrose (1959), mengemukakan bahwa sumberdaya perusahaan bersifat heterogen dan jasa produktif yang berasal dari sumberdaya perusahaan memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Jika perusahaan mampu mengelola sumberdaya


(56)

secara baik maka akan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dibanding para pesaingnya. Sumberdaya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi tinggi merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Apabila perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola potensi yang dimiliki karyawan dengan baik, maka hal ini akan dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Jika produktivitas karyawan meningkat, maka kinerja perusahaan pun akan meningkat. Sebagian besar dari hasil-hasil penelitian, seperti misalnya Ulum (2008), Badingatus (2010), dan Faizal (2013) menunjukkan bahwa intellectual capitalberpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah

Good corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan manajemen akuntabilitas manajemen terhadap stakeholdersdengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Sehingga apabila ditinjau dari teori stakeholder, organisasi juga memiliki tanggung jawab, dengan mengakomodir keinginan stakeholder dan juga kebutuhannya. Dan juga beroperasi sesuai norma-norma yang ada di masyarakat.

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Siti Maryam (2011) bahwa implementasi shariah governance memiliki pengaruh yang signifikan pada reputasi dan kepercayaan pelanggan terhadap perbankan syariah sehingga dapat meningkat


(57)

menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja perusahaan adalahgood corporate governance.

3. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah

Menurut Athanasoglou (2005) bank yang memiliki kinerja yang baik dan pendanaan internal yang kuat mencerminkan capital yang kuat. Capital Adequacy Ratio menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Hal-hal yang mengenai risiko, terkait pada pemenuhan dana perusahaan bank yang berasal dari luar seperti kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain, dan lain-lain.


(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan Bank Umum Syariah periode 2010 sampai 2012 melalui instrumen laporan tahunan. Data yang berkaitan dengan permasalahan ini diperoleh dengan mengambil sampel penelitian dari perusahaan Bank Umum Syariah yang mempublikasikan secara lengkap laporan tahunnya di website masing-masing bank. Jenis data yang dikumpulkan mencakup data laporan tahunan selama periode penelitian yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital (IC), kualitas penerapan gcg (good corporate governance) (GCG) dan struktur modal terhadap kinerja keuangan (ROA) bank syariah di Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data time seriesdari tahun 2010 hingga 2012.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau


(59)

dipengaruhi variabel independen.1. Variabel terikat dalam penelitian ini berupa:

Kinerja Keuangan yang direpresentasikan dengan ROA (Return on Assets). ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset dalam suatu periode, rumus yang digunakan untuk mencari ROA adalah

ROA =

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Jika terdapat variabel dependen maka variabel independen juga harus hadir, dan di setiap unit kenaikan dalam variabel independen maka akan terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini berupa:

Intellectual Capital; Metode value added intellectual coefficient

(VAIC) dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. 1

Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama (Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002), h. 63.


(60)

Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan keuangan.2 VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan –perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara perbankan syariah memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda dari perbankan umum/konvensional. Berikut tiga rumus yang digunakan dalam IB-VAIC yaitu:3

1. Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added(IB-VA). IB-VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut:

Keterangan;

OUT (output) : Total pendapatan

IN (input) : Beban usaha/operasional dan beban non operasional kecuali beban kepegawaian/karyawan.

2. Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital Employed(IB–VACA). IB–VACA adalah indikator untuk IB-VA yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio 2

Ihyaul Ulum,Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 111.

3 Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan

IB-VAIC di

Perbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 (Juni 2013), h.199.


(61)

ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadapvalue addedperusahaan.

Keterangan;

IB–VACA : Value Added Capital Employed; rasio dari IB –

VA terhadap CE IB–VA :Value Added

CE :Capital Emloyed; dana yang tersedia (total ekuitas) 3. Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human

Capital(IB–VAHU). IB–VAHU menunjukkan berapa banyak IB–VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap

value addedorganisasi.

Keterangan;

IB–VAHU :Value Added Human Capital;rasio dari IB –VA terhadap HC

IB–VA :Value Added

IB–VACA =


(62)

HC :Human capital; beban karyawan

4. Tahap keempat dengan menghitung Structural Capital Value Added (IB–STVA). Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari IB–VA dan merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

Keterangan

STVA : Structural Capital Value Added; rasio dari SC terhadap IB–VA

SC :Structural capital; IB–VA–HC IB–VA :Value Added

5. Tahap kelima menghitung Value Added Intellectual Coefficient (IB–VAIC). IB–VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator). IB–VAIC merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya

Kualitas penerapan GCG, definisi operasional kualitas penerapan GCG adalah sejauh mana bank menjalankan peraturan

IB-VAIC = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA IB-STVA =


(63)

dan ketetapan BI tentang GCG. Diukur dengan nilai komposit peringkat kualitas penerapan GCG bank berdasarkan kesesuaian pelaksanaan aspek GCG oleh bank dengan faktor-faktor penilaian yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran BI No.12/13/DPbS Tahun 2010 yang mencakup 70 indikator pada 11 faktor.

Struktur modal dipresentasikan dengan CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Berikut rumus CAR yang digunakan;


(64)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data sekunder

Variabel Indikator Skala

In d ep en d en Intellectual Capital

• IB–VACA = • IB-VAHU =

• IB-STVA =

Rasio

Kualitas Penerapan

GCG

Nilai komposit peringkat kualitas penerapan GCG

Rasio

Struktur Modal

CAR (Capital Adequacy Ratio) = Modal/(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko)

Rasio De p en d en Profitabilitas (PROFIT)

ROA = Rasio


(65)

umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan4. Peneliti memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari:

1. Penelitian pustaka(library research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Penelitian lapangan(field research)

Seluruh data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari laporan tahunan Bank Umum Syariah di Indonesia dalam industri manufaktur tahun 2010, 2011 dan 2012 yang telah dipublikasikan secara lengkap di masing-masingwebsiteBUS tersebut.

D. Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi yang perhitungannya menggunakan SPSS versi 20.0. Regresi digunakan untuk mengukur besarnya pegaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi ada 2 jenis, yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda karena variabel independen yang digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis regresi berganda

4

Nur Indriantoro dan Bambang Suporno,Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama (Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002), h. 147.


(66)

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan uji statistik.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Statistik deskriptif ini menggambarkan sebuah data menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami dalam menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif dalam penelitian juga menjadi proses transformasi data dalam bentuk tabulasi. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik.5

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah persamaan regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang dapat menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik ini terdiri dari: a. Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel independen lainnya. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antar variabel independen (bebas).

5

Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama (Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002), h. 170.


(67)

Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Adanya multikolonieritas dapat dilihat daritolerance valueatau nilaitolerancedanVariance Inflation Factor (VIF). Batas dari nilaitolerance adalah 0,01 dan batas VIF adalah 10. Apabila nilai tolerance dibawah 0,01 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolonieritas.6

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi, sehingga mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk megetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik karena lebih dapat menginterpretasikan hasil pengamatan. Uji statistik yang digunakan adalah uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Kebanyakan data crossection mengandung situasi

6

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 107.


(68)

heteroskedatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang maupun besar.7

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu (residual) dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Variabel pengganggu atau residual dapat dideteksi berdistribusi normal dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas data.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu

7

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011),h. 139.


(69)

atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.8

Autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu uji Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier, Run Test dan uji Box Pierce dan Ljung Box. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Run Test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non-parametik digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. > 0,05 maka data terjadi secara random dan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier.

Analisis regresi berganda merupakan eksistensi dari model regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan atas enam variabel dengan menggunakan rumus persamaan matematis seperti di bawah ini :

8

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 110.


(1)

Lampiran 1: Data Penelitian

Bank Tahun

Output (Total Pendapatan)

Input

(Total Beban) Kewajiban Ekuitas (CE) Beban Karyawan (HC) BMI 2012 1.944.054.551.000 1.043.053.668.000 8.115.487.602.000 2.457.989.411.000 546.874.763.000 BMI 2011 1.538.706.819.000 1.167.036.553.000 4.237.429.198.000 2.067.401.205.000 410.355.072.000 BMI 2010 1.134.009.681.000 1.020.747.000.000 3.085.416.202.000 1.749.157.222.000 253.263.000.000 BSM 2012 7.744.560.894.951 2.527.890.411.215 9.168.631.145.854 4.180.690.176.525 973.159.658.117 BSM 2011 6.640.327.717.883 2.182.925.764.187 7.041.139.433.515 3.073.264.468.871 964.882.009.934 BSM 2010 4.500.571.157.017 1.519.747.307.929 5.009.834.665.128 2.020.615.074.975 622.678.606.035 BCA S 2012 131.488.746.068 70.164.704.953 256.793.877.391 304.375.857.598 39.038.795.029 BCA S 2011 99.534.858.940 50.384.704.861 170.215.580.822 311.374.488.072 32.754.944.488 BCA S 2010 51.109.427.112 37.354.945.190 111.540.518.158 302.925.794.455 25.207.842.563 BRI S 2012 1.514.489.000.000 885.006.000.000 3.431.739.000.000 1.068.564.000.000 323.383.000.000 BRI S 2011 1.153.400.000.000 679.841.000.000 2.230.290.000.000 966.676.000.000 302.475.000.000 BRI S 2010 743.301.000.000 462.937.000.000 1.192.418.000.000 955.022.000.000 189.999.000.000 BNI S 2012 1.259.589.000.000 387.534.000.000 2.185.658.000.000 1.106.362.000.000 132.449.000.000 BNI S 2011 2.020.717.000.000 669.498.000.000 1.301.983.000.000 1.076.677.000.000 183.764.000.000 BNI S 2010 771.001.000.000 272.348.000.000 825.369.000.000 1.051.450.000.000 77.280.000.000 PANIN S 2012 146.685.853.000 130.026.954.000 209.333.419.000 487.609.519.000 21.641.585.000 PANIN S 2011 66.862.131.000 35.568.027.000 28.436.616.000 452.609.519.000 13.682.556.000 PANIN S 2010 32.377.167.000 24.371.147.000 20.302.211.000 143.379.413.000 12.453.715.000 BUKOPIN S 2012 311.220.062.756 285.058.189.923 3.343.035.359.342 273.072.153.130 48.996.791.279 BUKOPIN S 2011 245.305.959.145 230.238.800.687 2.474.252.697.553 255.774.212.271 42.362.712.377 BUKOPIN S 2010 223.155.327.611 208.801.611.519 2.050.386.951.012 143.565.377.065 40.147.311.217 VICTORIA S 2012 128.076.000.000 34.369.000.000 786.938.000.000 152.534.000.000 24.086.000.000 VICTORIA S 2011 88.336.000.000 16.817.000.000 499.656.000.000 142.370.000.000 9.416.000.000 VICTORIA S 2010 32.414.000.000 14.123.000.000 199.578.000.000 137.098.000.000 4.988.000.000


(2)

Bank Tahun Aset Laba Bersih VA (Output - Input)

VACA (VA/CE)

VAHU (VA/HC)

SC (VA–HC)

STVA (SC/VA) BMI 2012 44.854.413.000.000 389.414.000.000 901.000.883.000 0,366560116 1,647545 354.126.120.000 0,393036374 BMI 2011 32.479.506.000.000 273.621.603.000 371.670.266.000 0,179776555 0,905728 (38.684.806.000) -0,104083672 BMI 2010 21.442.596.000.000 170.938.736.000 113.262.681.000 0,064752716 0,447214 (140.000.319.000) -1,2360675 BSM 2012 54.229.395.784.552 805.690.561.013 5.216.670.483.736 1,247801263 5,360549 4.243.510.825.619 0,813451959 BSM 2011 48.671.950.025.861 551.070.247.617 4.457.401.953.696 1,450380206 4,619634 3.492.519.943.762 0,783532645 BSM 2010 32.481.873.142.495 418.519.817.950 2.980.823.849.088 1,475206182 4,787099 2.358.145.243.053 0,791105199 BCA S 2012 1.602.180.989.705 8.359.925.529 61.324.041.115 0,201474721 1,570849 22.285.246.086 0,36340146 BCA S 2011 1.217.097.137.461 6.772.770.592 49.150.154.079 0,157849008 1,500542 16.395.209.591 0,333573921 BCA S 2010 874.630.867.793 3.687.770.351 13.754.481.922 0,04540545 0,545643 (11.453.360.641) -0,832700258

BRI S 2012 14.088.914.000.000 101.888.000.000 629.483.000.000 0,589092464 1,946556 306.100.000.000 0,486272068 BRI S 2011 11.200.823.000.000 11.645.000.000 473.559.000.000 0,489883891 1,565614 171.084.000.000 0,36127283 BRI S 2010 6.856.386.000.000 10.954.000.000 280.364.000.000 0,293568106 1,475608 90.365.000.000 0,322313136 BNI S 2012 10.645.313.000.000 101.892.000.000 872.055.000.000 0,788218504 6,584081 739.606.000.000 0,848118525 BNI S 2011 8.466.887.000.000 66.354.000.000 1.351.219.000.000 1,254990122 7,353013 1.167.455.000.000 0,86400132 BNI S 2010 6.394.924.000.000 36.512.000.000 498.653.000.000 0,474252699 6,452549 421.373.000.000 0,845022491 PANIN S 2012 2.136.576.111.000 35.056.812.000 16.658.899.000 0,034164425 0,769763 (4.982.686.000) -0,299100559 PANIN S 2011 1.016.878.719.000 9.233.356.000 31.294.104.000 0,069141507 2,287153 17.611.548.000 0,562775275 PANIN S 2010 458.713.370.000 (7.172.640.000) 8.006.020.000 0,055838002 0,642862 (4.447.695.000) -0,555543828 BUKOPIN S 2012 3.616.107.512.472 17.297.940.859 26.161.872.833 0,095805715 0,533951 (22.834.918.446) -0,872831949 BUKOPIN S 2011 2.730.026.909.824 12.208.835.206 15.067.158.458 0,058908044 0,35567 (27.295.553.919) -1,811592677 BUKOPIN S 2010 2.193.952.328.077 10.234.143.192 14.353.716.092 0,099980346 0,357526 (25.793.595.125) -1,796997722 VICTORIA S 2012 939.472.000.000 10.164.000.000 93.707.000.000 0,614335165 3,890517 69.621.000.000 0,742964773 VICTORIA S 2011 642.026.000.000 20.559.000.000 71.519.000.000 0,502346 7,595476 62.103.000.000 0,868342678 VICTORIA S 2010 336.676.000.000 2.655.000.000 18.291.000.000 0,133415513 3,667001 13.303.000.000 0,727297578


(3)

Bank Tahun VAIC (Laba Bersih/Total Aset)

GCG

(Rasio KPMM)

BMI 2012 2,407142 0,868173 1,15 11,7

BMI 2011 0,981421 0,842444 1,4 12,01

BMI 2010 -0,7241 0,797192 1,3 13,26

BSM 2012 7,421803 1,485708 1,675 13,88

BSM 2011 6,853547 1,132213 1,6 14,7

BSM 2010 7,05341 1,288472 1,72 16,25

BCA S 2012 2,135725 0,521784 1,8 31,5

BCA S 2011 1,991964 0,556469 1,9 45,9

BCA S 2010 -0,24165 0,421637 2,1 76,4

BRI S 2012 3,02192 0,723179 1,38 11,35

BRI S 2011 2,41677 0,103966 1,55 14,74

BRI S 2010 2,091489 0,159763 1,61 20,62

BNI S 2012 8,220418 0,957154 1,25 14,22

BNI S 2011 9,472004 0,783688 1,675 20,75

BNI S 2010 7,771824 0,570953 1,625 27,68

PANIN S 2012 0,504827 1,640794 1,35 32,2

PANIN S 2011 2,91907 0,90801 1,95 61,98

PANIN S 2010 0,143156 -1,56364 2,2 54,81

BUKOPIN S 2012 -0,24308 0,478358 1,5 12,78

BUKOPIN S 2011 -1,39701 0,447206 1,6 15,29

BUKOPIN S 2010 -1,33949 0,466471 1,5 11,51

VICTORIA S 2012 5,247817 1,081884 2,07 28,08

VICTORIA S 2011 8,966164 3,202207 1,69 45,20


(4)

Lampiran 2: Uji Statistik Deskriptif

Lampiran 3: Uji Multikolonieritas

Lampiran 4: Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .106 .622 .171 .866

IC .044 .024 .386 1.870 .076

GCG .080 .457 .055 .174 .863

CAR .003 .007 .116 .370 .716

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

IC 24 -1.40 9.47 3.3418 3.47494

GCG 24 1.15 2.20 1.6394 .27119

CAR 24 11.35 76.40 26.9979 18.27189

ROA 24 -1.56 3.20 .7776 .79580

Valid N

(listwise) 24

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

IC 0.974 1.027

GCG 0.424 2.356


(5)

Lampiran 5: Uji Normalitas

Lampiran 6: Uji Autokorelasi Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .09500

Cases < Test Value 12 Cases >= Test Value 12

Total Cases 24

Number of Runs 11

Z -.626

Asymp. Sig. (2-tailed) .531 a. Median

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 24

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .60803775

Most Extreme Differences

Absolute .152

Positive .088

Negative -.152

Kolmogorov-Smirnov Z .742

Asymp. Sig. (2-tailed) .640


(6)

Lampiran 7: Uji Koefisien Determinasi (AdjustedR2)

Lampiran 8: Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Lampiran 9: Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .645a .416 .329 .65205

a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG b. Dependent Variable: ROA

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.063 3 2.021 4.753 .012a

Residual 8.503 20 .425

Total 14.566 23

a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG b. Dependent Variable: ROA

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.782 1.048 2.654 .015

IC .128 .040 .557 3.218 .004

GCG -1.775 .770 -.605 -2.307 .032


Dokumen yang terkait

Pengaruh intellectual capital dan good corporate governance terhadap kinerja keuangan bank umum syariah (periode 2011 – 2014)

0 12 118

Pengaruh Intellectual Capital, Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) dan Kualitas Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010 - 2014

1 7 105

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah.

0 2 14

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah.

0 3 14

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah.

1 3 14

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

0 1 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia.

0 2 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia.

0 3 17

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Intellectual Capital Dan Kinerja Keuangan.

0 0 17

Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di Indonesia

0 1 20