Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah (Studi Pada Unit Usaha Syariah Bank Dki, Unit Usaha Syariah Bank Cimb Dan Unit Usaha Syariah Bank Btn)

(1)

dan Unit Usaha Syariah Bank BTN)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

ANANDA PRATAMA S.R

(109046100059)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(Studi Pada Unit Usaha Syariah Bank DKI, Unit Usaha Syariah Bank CIMB dan Unit Usaha Syariah Bank BTN)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

ANANDA PRATAMA S.R

NIM:

109046100059

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM (MUAMALAT) F'AKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF' HIDAYATULLAH JAKARTA

t435Ht20l4l/I

Di Bawah Bimbingan :

t:?


(3)

Syariah (studi pada

unit

usaha syariah Bank

DK[,

unit

usaha syariah

Bank BTN dan

unit

usaha syariah Bank

clMB)",

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 0B

Mei

2014. Skripsi

ini

telah diterirna sebagai salah satu syarat untuk tnemperoieh gelar Sarjana Program Strata

I

(sl)

pada program studi

Muamalat (Ekonotrii Istanr).

2014

Syariah dan Hukum (FSH),

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Euis Amalia. M.Ae \.:rn r^-!4_^

r\rr. I > t t U tU i t >'/6vJ.a-AAL

: Mu'nrin Rau{. MA

NIP. 1 97 004161997 03 1004

Pembimbing

I

: Drvi Nur,aini Ihsan. SE. MM

Penc'rr ii f

_ -_ b'-J- - : Fa!rrrr Mrrhrrnrrad Ahnrrrli. \ l.Si.

NIP. I 97 412132003 121002

: Rr. Tini Anqqraeni. ST.. M.Si.

)ftu

Sekretaris

. Muslimin. M.A. i96808121 999031014


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi

ini merupakan karya/asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memenuhi gelar starata satu (S1) di Universitas Islam Negn (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri

OnD

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku

di

Universitas Islam Negri (UnD Syarif Hidayatullah Jakarta.

lll

Jakarta,20 April2014

Ananda Pratama S.R 109046100059


(5)

iv

ABSTRAK

Ananda Pratama S.R, NIM 109046100059. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah (studi pada Unit Usaha Syariah Bank BTN, Unit Usaha Syariah Bank DKI dan Unit Usaha Syariah Bank CIMB). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2014.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap kinerja Unit Usaha Syariah. Modal intelektual pada penelitian ini diukur dengan menggunakan VAICTM, sedangkan kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan ukuran profitabilitas, profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan ROA (Return On Aset). Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposice sampling. Sampel pada penelitian ini adalah 3 Unit Usaha Syariah periode Kuartal I 2009 sampai Kuartal III 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder, data yang digunakan pada penelitian ini berupa laporan keuangan Triwulan Unit Usaha Syariah yang dipublikasikan di Bank Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana, dengan pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intellectual capital berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). UUS Bank BTN sig. sebesar 0,012 dan R2 sebesar 32%. UUS Bank DKI sig. sebesar 0,084 dan R2 sebesar 16,5%. UUS Bank CIMB sig. sebesar 0,000 dan R2 sebesar 73,3% .

Kata kunci : Intellectual Capital, Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM), ROA


(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta kepada keluarga dan para sahabat-Nya, semoga kelak kita termasuk kedalam umat yang mendapatkan syafaat dari beliau di hari akhir kelak.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada dasarnya dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak kesulitan. Akan tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak Alhamdulillah penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum yang saya hormati yang telah memimpin Fakultas Syariah dan Hukum.


(7)

vi

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Rouf, MA selaku ketua dan sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada seluruh mahasiswa prodi Muamalat.

3. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran, yang telah memberikan banyak ilmu, serta menjadi figur yang sangat memotivasi tak hanya dalam penyusunan skripsi ini, tetapi juga selama kegiatan perkuliahan.

4. Kedua orang tua saya Joko Purnomo dan Eriyanti Purwaningsih yang telah memberikan dukungan baik doa, materi, moral dan kesabarannya menunggu terselesaikannya skripsi ini serta adik-adik saya Aninda Aghnia Isnaini dan Alvionita Rizki Aulia. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada kalian.

5. keluarga besar perpustakaan utama dan akademik fakultas yang telah direpotkan selama pembuatan skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan PS B 2009 Dani Azijaya, M. Kharizwan, Sabila Rosadi, Agus Priyadi, M. Riski fithrianto, Nabhansyah, Hanief Abdan Hubban, Romi Agung Rizal, M. Irfansyah, Adam Maulana, M. Zaky Mubarak dan teman PS B lainnya yang selalu berjuang bersama dalam susah maupun senang.

7. Teman-teman lainnya Tika Astuti, Meity Aksary, Anggit wicaksono, Ainurrudha, yang telah menjadi tempat untuk menyegarkan pikiran dan


(8)

vii

membantu penulis dalam memberikan masukan-masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Keluarga besar Saung Merdesa, Chris Kurniawan, Hafezh Muchlis, Devid Rusli yang selalu ada saat penulis membutuhkan penyegaran pikiran.

9. Seluruh pihak yang telah membantu penulis menjalankan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu maka diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mendoakan agar Allah SWT membalas segala dukungan dan kebaikan kalian selama yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 20 April 2014


(9)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

1. Pembatasan Masalah ... 8

2. Perumusan Masalah ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

E. Teknik Penulisan ... 10

F. Kerangka Pemikiran ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Resource Based Theory ... 15


(10)

ix

B. Intellectual Capital ... 17

1. Pengertian Intellectual Capital ... 17

2. Value Added Intellectual Capital (VAICTM) ... 23

3. Prinsip-prinsip Efisiensi Intellectual Capital ... 26

C. Pengertian Bank Syariah ... 29

D. Kinerja Keuangan ... 31

E. Profitabilitas ... 32

F. Review StudiTerdahulu ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 36

1. Variabel Independen ... 36

2. Variabel Dependen ... 40

B. Populasi dan Sampel ... 41

C. Jenis dan Sumber Data ... 42

D. Metode Pengumpulan Data ... 42

E. Metode Analisis ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel………. ... 48

B. Hasil Return On Asset (ROA) Keseluruhan Unit Usaha Syariah……….. ... 48

C. Hasil Return On Equity (ROE) Keseluruhan Unit Usaha Syariah……….. ... 50


(11)

x

D. Hasil Value Added Intellectual Capital Keseluruhan Unit Usaha

Syariah ... 52

E. Statistik Deskriptif ... 61

F. Analisis Hasil Regresi Unit Usaha Syariah Bank BTN ... 64

1. Koefisien Determinasi (R2) Return On Asset (ROA) ... 64

2. Uji Statistik t (Uji t) Return On Asset (ROA)... 65

3. Koefisien Determinasi (R2) Return On Equity (ROE) ... 66

4. Uji Statistik t (Uji t) Return On Equity (ROE) ... 68

G. Analisis Hasil Regresi Unit Usaha Syariah Bank DKI ... 69

1. Koefisien Determinasi (R2) Return On Asset (ROA) ... 69

2. Uji Statistik t (Uji t) Return On Asset (ROA)... 70

3. Koefisien Determinasi (R2) Return On Equity (ROE) ... 71

4. Uji Statistik t (Uji t) Return On Equity (ROE) ... 72

H. Analisis Hasil Regresi Unit Usaha Syariah Bank CIMB ... 67

1. Koefisien Determinasi (R2) Return On Asset (ROA) ... 73

2. Uji Statistik t (Uji t) Return On Asset (ROA)... 74

3. Koefisien Determinasi (R2) Return On Equity (ROE) ... 76

4. Uji Statistik t (Uji t) Return On Equity (ROE) ... 77

I. Uji One Way Anova ... 78


(12)

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 12 Gambar 4.1 Nilai VAIC 3 (Tiga) Unit Usaha Syariah Kuartal I 2009 – Kuartal


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategori Nilai VAIC ... ….…….. 40

Tabel 4.1 Perkembangan Return On Asset (ROA) Kuartal I 2009- Kuartal III 2013 ... ………… 48

Tabel 4.2 Perkembangan Return On Equity (ROE) Kuartal I 2009- Kuartal III 2013 ... ………… 50

Tabel 4.3 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2009-Kuartal IV 2009...……... 52

Tabel 4.4 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2010-Kuartal IV 2010...……... 53

Tabel 4.5 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2011-Kuartal IV 2011...……... 54

Tabel 4.6 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2012-Kuartal IV 2012...……... 55

Tabel 4.7 Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal I 2013-Kuartal III 2013...……... 56

Tabel 4.8 Perkembangan Nilai VAIC Unit Usaha Syariah Kuartal i 2009 – Kuartal III 2013 ... ...…….… 57

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif ... ...…….… 61

Tabel 4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov ... ...…….… 63

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROA UUS Bank BTN ... ...…….… 64

Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t (Uji t) ROA UUS Bank BTN ... ...…….… 65

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROE UUS Bank BTN ... ...…….… 66

Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t (Uji t) ROE UUS Bank BTN ... ...…….… 68

Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROA UUS Bank DKI ... ...…….… 69


(15)

xiv

Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROE UUS Bank DKI ... ...…….… 71

Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik t (Uji t) ROE UUS Bank DKI ... ...…….… 72

Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROA UUS Bank CIMB ... ...…….… 73

Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t (Uji t) ROA UUS Bank CIMB ... ...…….… 74

Tabel 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi ROE UUS Bank CIMB ... ...…….… 76


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga perbankan merupakan salah satu instrument penting dalam meningkatkan dan memajukan perekonomian suatu negara karena lembaga perbankan mempunyai fungsi sebagai intermediasi antara pemilik dana dengan pengguna dana. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dana dari masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank, dimana sebagian akan menjadi cadangan dana oleh bank dan sebagian akan dialokasikan sebagai pendanaan pinjaman dan juga investasi bagi bank untuk mendapatkan profit.

Dengan ditetapkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang menerapkan sistem bagi hasil yang diperjelas dengan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil, dengan adanya peraturan ini maka industri perbankan di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu bank dengan prinsip bagi hasil (Bank Syariah) dan bank dengan prinsip bunga (Bank Konvensional). Kinerja perbankan syariah yang relatif baik selama krisis ekonomi tahun 1997 menjadikan kepercayaan yang semakin besar, sehingga pemerintah dan otoritas moneter berupaya membantu perkembangannya melalui peluncuran dual banking system dengan terbitnya UU No. 10 Tahun


(17)

19981. Kemudian dengan lahirnya undang-undang No.21 tahun 2008 semakin memperjelas landasan operasi bagi bank syariah, dengan adanya berbagai regulasi dan kebijakan pengembangan perbankan syariah maka dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada industri perbankan syariah.

Selain regulasi dan kebijakan yang telah dibuat untuk mendukung perkembangan industri perbankan syariah, ada faktor lain yang membuat perbankan syariah terus berkembang dan salah satu faktor yang membuat perbankan syariah berkembang adalah krisis ekonomi global. Krisis global merupakan titik balik bagi bank syariah untuk berkembang dan dapat dikenal oleh masyarakat luas, bank-bank syariah telah membuktikan bahwa mereka tahan terhadap krisis yang terjadi dan bank syariah juga telah ikut membantu memulihkan keadaan ekonomi global. Setiap tahun perbankan syariah di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Dalam statistik Bank Indonesia (BI) tercatat sampai september 2013 terdapat 11 Bank Umum Syariah dengan 1.937 kantor, 23 Unit Usaha Syariah dengan 558 kantor, dan 160 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dengan 413 kantor.2 Dengan jumlah kantor cabang yang semakin banyak, fasilitas perbankan yang terus ditingkatkan serta kinerja bank yang diperbaiki secara terus-menerus akan menambah kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah serta mendorong mereka untuk menempatkan dananya di bank syariah.

1

Permadi Gandapradja, Dasar dan Prinsip pengawasan Bank, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2004) hal. 171

2

Statistik Perbankan Syariah, diakses pada tanggal 10 november 2013 dari http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbankan+Syariah/


(18)

Dengan melihat perkembangan industri perbankan syariah yang semakin meningkat hal ini dilihat sebagai suatu peluang baik bagi bank konvensional untuk ikut serta dalam industri perbankan syariah. Berdasarkan peraturan bank indonesia bagi bank konvensional yang ingin melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib membuka unit usaha syariah (UUS) terlebih dahulu. Dengan keiukutsertaan bank konvensional dalam industri syariah dapat mendorong bisnis sektor perbankan menjadi lebih kompetitif dan meningkatkan efisiensi serta kesehatan bank. Masuknya UUS dalam industri perbankan syariah membuat persaingan dan kompetisi semakin ketat, UUS yang merupakan pemain baru harus berjuang untuk dapat terus berkembang.

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan perbankan maka pada akhirnya menuntut perbankan untuk mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus bertahan, perbankan harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Perkembangan ekonomi baru dikendalikan oleh informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian intellectual capital sebagai alat untuk menentukan nilai perusahaan3.

3 Damar Asih Dwi Rachmawati,”Pengaruh

Intellectual capital terhadap Return On Asset Perbankan”, Nominal I (2012)


(19)

Persaingan yang semakin tajam ini harus didukung dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aset berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, hal-hal tersebut telah menyebabkan pergeseran paradigma dalam dimensi kehidupan manusia, yaitu dari paradigma lama yang menitikberatkan pada kekayaan fisik (physical capital) menjadi paradigma baru yang memfokuskan pada nilai kekayaan intelektual (intellectual capital). Saat ini banyak perusahaan berinvestasi dalam pelatihan karyawan, penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D), hubungan konsumen, sistem komputerisassi dan administrasi, dan lain-lain.

Pertumbuhan kehidupan bisnis yang sangat pesat di era globalisasi saat ini termasuk juga dalam kehidupan bisnis islami, melahirkan kebutuhan SDM berkualitas yang mendesak untuk dipenuhi. Adanya gap antara kebutuhan dengan ketersediaan SDM yang ada, seringkali juga menimbulkan anggapan skeptis dalam masyarakat, bahwa kehidupan bisnis Islami baru menyentuh nama perusahaannya saja, tetapi belum menyentuh kepada para pelaku bisnisnya. Aspek Sumber Daya Manusia pun menjadi salah satu faktor yang penting dalam upaya peningkatan kinerja keuangan dalam sebuah perusahaan. Keberhasilan menciptakan nilai dari suatu produk bukan terletak pada pabrik dan bangunan tapi


(20)

terletak pada pikiran manusia yang berada dibelakang penciptaan nilai dari produk tersebut4.

Pada saat ini perbankan syariah masih kekurangan akan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang ekonomi islam atau perbankan syariah secara khusus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya karyawan bank syariah yang tidak memiliki latar belakang pendidikan berbasis ekonomi syariah. Hal ini menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat pertumbuhan perbankan syariah dan kalah bersaing dengan perbankan konvensional karena pengetahuan karyawan akan ekonomi syariah masih sedikit. Perubahan kondisi ekonomi di dunia, membuat pengetahuan berbasis Sumber Daya Manusia (Knowledge-based resources) menjadi faktor utama dalam keberlangsungan kompetisi diantara perusahaan saat ini. Intellectual Capital atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut dengan modal intelektual merupakan komponen yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam mengukur nilai sumber daya manusia didalamnya. Saat ini, banyak perusahaan yang ada negara-negara maju didunia seperti Amerika, Inggris, Australia dan Denmark telah menggunakan dan mengungkapkan Intellectual Capital pada Laporan keuangan mereka5.

Dalam sistem manajemen yang berbasis pengatahuan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis yang nantinya

4 Rizka Apriliani, “Pengaruh

Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang, 2011)h.5

5 Ibid h.4


(21)

dapat memberikan keunggulan dalam bersaing. Intellectual Capital memang masih baru dan belum banyak ditanggapi oleh para pelaku bisnis. Intellectual Capital (IC) merupakan aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern tetapi saat ini akuntansi tradisional belum mampu untuk mengidentifikasi dan mengukur intangible assets. Di Indonesia, fenomena IC mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai IC, namun lebih kurang IC telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif6.

Kesulitan dalam pengukuran IC menyebabkan keberadaannya dalam perusahaan sulit untuk diketahui dan pengukuran yang tepat terhadap IC belum dapat ditetapkan. Pulic mengembangkan Value Added Intellecutal Coefficient (VAICTM) untuk mengukur IC perusahaan. Metode VAICTM dirancang untuk menyediakan informasi mengenai efisiensi penciptaan nilai dari aset berwujud dan tidak berwudjud yang dimiliki sebuah perusahaan7. Komponen utama dari

VAIC™ dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (Value

6Ihyaul Ulum, Imam Ghozali dan Anis Chariri “

Intellecutal Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square” h.1

7 Eko Wibowo, “ Analisis Value Added Sebagai Indikator Intellectual Capital dan

konsekuensinya terhadap Kinerja Perbankan” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang,2012) hlm. 2


(22)

Added Capital Employed - VACA), human capital (Value Added Human Capital - VAHU), dan structural capital (Structural Capital Value Added - STVA). Lebih lanjut Pulic menyatakan bahwa intellectual ability (yang kemudian disebut

dengan VAIC™) menunjukkan bagaimana kedua sumber daya tersebut (physical

capital dan intellectual potential) telah secara efisien dimanfaatkan oleh perusahaan8.

Dengan demikian, VAIC dapat dinilai memenuhi kebutuhan dasar ekonomi kontemporer dari sistem pengukuran yang menunjukkan nilai sebenarnya dan kinerja suatu perusahaan. Penciptaan value added pada perusahaan dapat memprediksi kemampuan perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini sangat berguna bagi stakeholder yang berada di dalam value creation process (pemberi kerja, karyawan, manajemen, investor, pemegang saham, dan mitra bisnis) dan dapat diterapkan pada semua tingkat aktivitas bisnis.

Terkait dengan intellectual capital, Firer dan William menyatakan industri perbankan merupakan salah satu sektor yang memiliki intellectual capital paling intensif. Selain itu, dari aspek intelektual, secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya9.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa aspek yang membantu bank untuk berkembang, salah satunya adalah Intellectual

8

Ibid

9 Dimas Nurdy Prasetya,”Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Islamicity Financial Performance Index Bank Syariah Indonesia” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011) hlm.5


(23)

Capital. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA UNIT USAHA SYARIAH

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk menerangkan masalah yang mungkin muncul pada objek yang akan diteliti. Identifikasi masalah yang ditemukan antara ain:

1. Bagaimana peran intellectual capital dalam mendorong kinerja perusahaan? 2. Bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja Unit Usaha

Syariah?

3. Berapa besarnya pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas Unit Usaha Syariah?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Jika membahas tentang Intellectual capital Unit Usaha Syariah (UUS) maka pembahasannya akan luas, maka penulis membatasi penulisan masalah pada:

a. Periode waktu yang digunakan mulai Kuartal I 2009 sampai Kuartal III 2013.


(24)

b. Data-data laporan keuangan triwulan unit usaha syariah berupa neraca dan laporan laba/rugi Kuartal I 2009 sampai Kuartal III 2013.

c. Mengukur Intellectual capital menggunakan metode VAIC

d. Kinerja Unit Usaha Syariah diukur dengan ROA dan ROE sebagai proksi dari profitabilitas

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Intellectual Capital (VAICTM) memiliki pengaruh terhadap ROA dan ROE?

2. Berapa besar pengaruh Intellectual Capital (VAICTM) terhadap ROA dan ROE?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari permasalahan diatas adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Intellectual Capital (VAICTM) terhadap ROA dan ROE

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Intellectual Capital (VAICTM) terhadap ROA dan ROE

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, merupakan pembelajaran untuk menganalisis kinerja keuangan bank dan menambah wawasan tentang Intellectual Capital


(25)

2. Bagi pihak bank, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam suatu pengambilan keputusan berdasarkan dari informasi yang diperoleh untuk merencanakan strategi baru serta peningkatan kinerja bank.

3. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan referensi untuk menilai kinerja intellectual capital perbankan syariah.

E. Teknik Penulisan

Pedoman penulisan penelitian ini merujuk pada Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

F. Kerangka pemikiran

Penilaian terhadap suatu kinerja dapat dilihat dari sisi keuangan dan non keuangannya. Untuk menilai kinerja lembaga perbankan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan suatu keputusan yang akan diambil oleh seseorang.

Semakin bagus laporan keuangan maka kinerja bank akan dinilai baik dan bank akan mendapatkan profitabilitas yang baik secara kontinuitas yang akan membuat para pihak-pihak yang berhubungan dengan bank akan merasa puas dengan kinerja bank.

Pada era ekonomi modern ini banyak perusahaan perbankan yang berinvestasi dalam pelatihan karyawan, penelitian dan pengembangan (Research


(26)

and Development/ R&D), hubungan konsumen, sistem komputerisasi dan administrasi, dan lain-lain. Hal ini dianggap lebih menguntungkan karena dengan kekayaan intelektual yang dimiliki karyawan maka perbankan akan dapat lebih bersaing dan dapat membuat strategi serta penemuan terbaru untuk mengembangkan usahanya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data berupa dokumentasi yang bisa didapat dari Bank Indonesia dan situs internet.


(27)

Bank Indonesia

Laporan Keuangan Unit Usaha Syariah

Profitabilitas Bagan Kerangka pemikiran:

Gambar 1.1 Value Added Intellectual Capital

(VAIC) Structural Capital

(SC)

Human Capital (HC)

Capital Employed (CE)

Uji Regresi Linier Sederhana

Interpretasi

Return On Asset (ROA)

Return On Equity (ROE)


(28)

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan beberapa sub bab. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penelitian dalam skripsi ini. Maka akan dijelaskan sistematika penulisan masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan secara rinci latar belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran dan sistmatika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini merupakan kajian kepustakaan yg menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini. Secara rinci bab ini menjelaskan tentang pengertian laporan keuangan, pengertian rasio keuangan, pengertian sumber daya dan pengertian Intellectual Capital.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai jenis penelitian yang dipakai, objek, teknik penentuan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data dan hipotesis yang akan digunakan.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisis rasio keuangan masing-masing bank dan menganalisa apakah berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank tersebut.


(29)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan jawaban dari masalah penelitian meliputi kesimpulan dari pembahasan dan saran serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Resource Based Theory

Resource-based theory dipelopori oleh Penrose yang mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen, jasa produktif yang tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Keberagaman sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu keunggulan yang membuat perusahaan dapat bersaing secara kompetitif terhadap kompetitornya apabila sumber daya tersebut dapat digunakan secara maksimal. Sumber daya yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing sehingga sumber daya yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau digantikan10.

Menurut Nothnagel yang dikutip oleh Ulum, ada dua asumsi yang melekat pada RBT, yaitu resource heterogeneity dan resource immobility. Resource heterogeneity (juga disebut resource diversity) menyinggung apakah sebuah perusahaan memiliki sumber daya atau kapabilitas yang juga dimiliki oleh perusahaan lain yang menjadi kompetitornya, sehingga sumberdaya tersebut

10 Ihyaul ulum, “Resource

-Based Theory”, artikel diakses pada 17 desember 2013 dari http://ihyaul.staff.umm.ac.id/2013/05/resource-based-theory-rbt/


(31)

dianggap tidak dapat menjadi suatu keunggulan bersaing11. Sedangkan resource immobility menunjuk pada suatu sumber daya yang sulit didapat oleh kompetitor karena sulit untuk mendapatkan atau jika menggunakan sumber saya tersebut biayanya sangat mahal.

Barney menyatakan bahwa dalam perspektif RBT, sumberdaya perusahaan meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional, atribut-atribut perusahaan, informasi, knowledge, dan lain-lain yang dikendalikan oleh perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk memahami dan mengimplementasikan strategi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan12. Lebih lanjut Barney menyarankan bahwa untuk memahami sumber dari keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustained competitive advantages), perlu dibangun suatu model teoritis yang bermula dari sebuah asumsi bahwa sumberdaya perusahaan adalah heterogen dan immobile. Agar menjadi sumberdaya potensial dalam sustained competitive advantages, maka sumberdaya perusahaan harus memiliki empat atribut, yaitu: (a) valuable, (b) langka (rareness), (c) tidak dapat ditiru (inimitability), dan (d) tidak ada sumberdaya pengganti (non-substitutability).

Sumber daya perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: sumber daya yang berwujud, tidak berwujud dan sumber daya manusia. Sumber daya berwujud misalnya aset fisik yang dimilki perusahaan sedangkan sumber daya

11 Ibid 12


(32)

tidak berwujud dapat berupa merk dagang, hak paten, goodwill, dan sebagainya. Wernerfelt menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource Based Theory perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dan kinerja keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting, termasuk aset berwujud maupun aset tidak berwujud13.

Sumber daya manusia yang memiliki kreativitas, keterampilan dan kompetensi yang tinggi merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan apabila perusahaan dapat mengelola dan memanfaatkan potensi yang dimiliki karyawan dengan baik. Jika hal ini dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka akan berdampak pada peningkatan efektifitas dan produktivitas kinerja karyawan, dengan semakin meningkatnya produktifitas, maka kinerja perusahaan akan meningkat dan dengan adanya pengelolaan sumberdaya yang efektif tersebut maka pengeluaran juga akan lebih efektif dan efisien.

B. Intellectual Capital

1. Pengertian Intellectual Capital

Intellectual Capital (IC) umumnya diidentifikasikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut atau dari financial capitalnya. Hal ini berdasarkan suatu observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar dari bisnis

13 Eko Wibowo,” Analisis

Value Added Sebagai Indikator Intellectual Capital dan konsekuensinya terhadap Kinerja Perbankan”. (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2012)


(33)

kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasar pengetahuan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan14.

Ada beberapa definisi mengenai modal intelektual (intellectual capital), diantaranya:

a. Stewart, seperti dikutip oleh Ulum mendefinisikan IC dalam artikelnya sebagai berikut:

the sum of everything in your company knows that gives you a competitive edge in the market place, it is intellectual material knowledge, information, intellectual property, experience-that can be put to use to create wealth”.15

(modal intelektual adalah jumlah dari semua orang diperusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif di pasar, yaitu materi intelektual – pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual, pengalaman – yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan).

b. Brooking seperti yang dikutip oleh Astuti dan Sabeni, mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut:

Intellectual capital is term given to the combined intangibel assets of market, intellectual property, human centred and infrastructure – which enable the company to funcion”.16

14

Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009)

15

Ibid h.19

16 Astuti dan Sabeni, “Hubungan Intelektual Capital dan

Business Performance dengan

Diamond Spesification: Sebuah Perspectif Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, (September 2005), h.696


(34)

(modal intelektual adalah istiah yang diberikan terhadap gabungan aktiva tidak berwujud pada pasar, kekayaan intelektual, human centered dan infrastruktur – yang memungkinkan perusahaan untuk berfungsi).

c. Sawarjuwono dan kadir, mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut:

“jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi

(human capital, structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih

bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi”17

Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang ditawarkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang menejelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud: (1) organisational (structural) capital dan (2) human capital.18

Lebih tepatnya, organisational (structural) capital mengacu pada hal seperti sistem software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya manusia di dalam organisasi (yaitu sumber daya tenaga kerja/ karyawan) dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi, seperti konsumen dan supplier.

IFAC mengklasifikasikan intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu (1) Organizational Capital,(2) Relational Capital, dan (3) Human Capital. Seringkali IC didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk

17 Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin kadir,“I

ntellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.5, No.1 (2003), h.38

18

Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.21


(35)

karyawan, pelanggan, proses atau teknologi yang mana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan.

Menurut Sawarjuwono dan Kadir, banyak praktisi yang menyatakan bahwa secara umum intellectual capital terdiri dari tiga elemen utaman, yaitu:19 a. Human Capital (HC),

Human Capital merupakan inti dari modal intelektual karena sumber dari innovation dan improvement perusahaan, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang berada dalam perusahaan. Secara sederhana Human Capital merepresentasikan kemampuan individu suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya.

Human Capital merupakan kombinasi dari keturunan, pengetahuan, pengalaman, dan sikap tentang kehidupan dan bisnis. Brinker seperti yang dikutip oleh Aty utami memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat digunakan untuk mengukur human capital, yaitu : program pelatihan, pengalaman, kemampuan, perekrutan, mentoring, program pembelajaran, dan kepribadian.20

19 Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatin kadir,“I

ntellectual Capital: Perlakuan,

Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol.5, No.1

(2003), h.38

20 Aty Utami,”Pengaruh Metode Pengukuran

Intellectual Capital berbasis Pasar dan Nilai Tambah terhadap Kinerja Pasar dan Kinerja Keuangan”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang,2013)


(36)

Beberapa ahli menyatakan bahwa peran modal manusia (human capital) dalam modal intelektual sangat penting, karena proses penciptaan modal pelanggan (customer capital) berada pada komponen modal manusia dan kemudian dibantu oleh modal struktur. Modal manusialah yang berinteraksi dengan para pelanggan, yang mengetahui apa pengetahuan, keterampilan dan nilai yang diharapkan pelanggan21.

b. Structural Capital (SC),

Structural Capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan untuk menghasilkan kinerja bisnis yang optimal secara keseluruhan, meliputi: sistem operasional, proses manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Sistem perusahaan yang memadai dapat menjadi fasilitator dalam meningkatkan secara optimal dan potensial intellectual individu yang berada dalam perusahaan dan membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya. SC meliputi seluruh non-human storehouse of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organizational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya.

21 Sangkala, “

Intellectual Capital Management Strategi Baru membangun daya Saing Perusahaan”, (Jakarta: Yapensi, 2006), h.40


(37)

Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektual yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka modal intelektual tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

c. Relational/Customer Capital (CC).

Relational Capital didefinisikan sebagai seluruh Sumber daya yang menghubungkan perusahaan dengan pihak eksternal seperti pelangan, pemasok atau partner. Relational Capital memgang peranan penting dalam pencitraan perusahaan di mata publik terutama stakeholder22.

Relational capital merupakan hubungan harmonis / association network yang dimiliki perusahaan dengan mitranya, baik yang berasal daru pemasok yang berkualitas, pelanggan yang loyal, dan hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Seperti yang diungkapkan Brinker yang dikutip Aty utami, ada beberapa kriteria untuk pengukuran relational capital yaitu : customer profile, customer duration, customer role, customer support, dan costumer success.23

Perusahaan harus mampu menciptakan barang dan jasa yang berbeda dan memiliki nilai lebih dimata konsumen. Customer capital juga meliputi kemampuan mengidentifikasi pasar yang ingin di bidik dan memprediksikan

22 Rizka Apriliani,”Pengaruh

Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011)

23 Aty Utami,”Pengaruh Metode Pengukuran

Intellectual Capital berbasis Pasar dan Nilai Tambah terhadap Kinerja Pasar dan Kinerja Keuangan”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang,2013


(38)

perusahaan dalam pasar. Hal ini dapat tercipta melalui pengetahuan karyawan yang diproses dengan modal struktural yang akhirnya menghasilkan hubungan yang baik dengan pihak luar24.

Dalam penelitian ini komponen intellectual capital hanya diklasifikasikan sebagai human capital dan structural capital. Customer capital tidak dilakukan pengujian karena adanya keterbatasan data di dalam laporan keuangan dan pengukuran yang digunakan.

2. Value Added Intellectual Capital (VAICTM)

Metode VAIC dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). value added adalah indikator yang paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation)25.VA dihitung sebagai selisih antara output dan input.

Output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan Input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah

24 Ambar Widiyaningrum, “Modal Intelektual”,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia

Departemen Akuntansi FEUI Vol. 1 (2004), h.5

25Ihyaul Ulum, “Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)”, artikel diakses pada 28 November 2013 dari http://ihyaul.staff.umm.ac.id/2010/03/value-added-intellectual-coefficient-vaic%e2%84%a2/


(39)

bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value creationm intellectual potential (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai biaya dan tidak masuk dalam komponen IN. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value creation entity)26.

Keunggulan metode VAIC adalah karena data yang dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-angka keuangan standar yang umumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan.

Secara ringkas, value added (VA) dipengaruhi oleh efisiensi dari tiga jenis input yang dimiliki perusahaan, antara lain: Human Capital (HC), Capital Employed (CE), dan Structural Capital (SC).

a. Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Capital mengindikasikan berapa besar kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Hubungan antara VA dan HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Semakin banyak value added dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja

26 Ibid


(40)

berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Konsisten dengan pandangan para penulis IC lainnya, Pulic berargumen bahwa total salary and wage cost adalah indikator dari HC perusahaan.

b. Value Added Capital Employed (VACA)

Value Added of Capital Employed (VACA) menggambarkan seberapa banyak value added yang dihasilkan dari satu unit modal fisik yang digunakan. Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam memanfaatkan CE (Capital Employed)-nya jika 1 unit dari CE menghasilkan return lebih besar daripada perusahaan lain. Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE dengan baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan tersebut. c. Structural Capital Value Added (STVA)

Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Menurut Pulic yang dikutip oleh Ulum, SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC, SC dependen terhadap value creation. Lanjutnya menjelasakan semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Lebih lanjut Pulic menyatakan bahwa SC


(41)

adalah VA dikurangi HC, yang hal ini telah diverifikasi melalui penelitian empiris pada sektor industri tradisional27.

Rasio terakhir dalam menghitung kemampuan intelektual perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam indikator baru yang unik, yaitu VAICTM

3. Prinsip-prinsip Efisiensi Intellectual Capital

Pulic memperkenalkan prinsip-prinsip efisiensi pada bisnis yang turut mendukung peran modal intelektual sebagai berikut:28

a. Intellectual Capital Efficiency has No Limit

Pada masa industrial, produktivitas dibatasi oleh faktor, teknik dan sumber daya alam. Namun, pada knowledge economy, tidak ada pembatasan pada penciptaan nilai. Pada saat produk berbasis pengetahuan diciptakan, hambatan yang mungkin timbul adalah tanggapan dan perilaku dari pelanggan. Oleh karenanya, peningkatan penciptaan nilai tergantung pada: 1) Definisi tujuan yang jelas dalam menciptakan nilai

2) Pengetahuan dan kapabilitas dari manajemen serta karyawan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan

b. Value Creators are Persupposition of Efficiency

27

Ibid

28 Hasna Fatima, “Analisis Pengaruh Modal Intelektual terhadap kinerja Perusahaan di Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Depok, 2012),h.18


(42)

Saat ini, perusahaan tidak membutuhkan manajer yang hanya mampu memahami proses organisasi, melainkan manajer yang juga mampu memberikan nilai tambah bagi organisasi. Manajer diharapkan dapat mengatur penciptaan nilai, tidak sekedar mengatur manusia.

c. Continuous Increase of Value Added

Untuk meningkatkan produktivitas pengetahuan dari pekerja, hal pertama yang harus dikaji adalah penciptaan value added. Perusahaan patut menyadari bahwa tanpa peningkatan value added keberlangsungan hidup perusahaan akan terancam. Beragam kombinasi berdasarkan pergerakan pendapatan dan biaya dapat dibentuk untuk meningkatkan value added. Peningkatan value added tercermin saat pertumbuhan pendapatan melebihi pertumbuhan biaya yang lebih rendah.

Adapun faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pertumbuhan value added adalah inovasi (mengetahui peningkatan pengetahuan dari produk dan jasa) dan investasi secara berkelanjutan pada pengembangan kompetensi, pengetahuan, dan kapabilitas karyawan.

d. Efficiency in Value Creation

Peningkatan value added harus dilakukan dengan efisien. Efisiensi memiliki makna menciptakan nilai yang lebih banyak dengan satu nilai moneter yang diinvestasikan pada sumber daya (financial dan intellectual capital). Kriteria penciptaan nilai per unit monetary yang diinvestasikan pun


(43)

diperkenalkan sebagai dasar untuk peningkatan produktivitas dari knowledge worker

e. Control of Value Added and Efficiency

Penciptaan produk dan jasa meliputi beragam aktivitas yang terealisasi melalui proses. Terkadang sebuah nilai tercipta akan hilang akibat proses yang terjadi. Dengan demikian, sangat penting untuk mengawasi kontribusi dari setiap proses terhadap penciptaan nilai dan efisiensi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Untuk menilai efisiensi modal intelektual, sangat penting untuk mengidentifikasi proses yang menghancurkan nilai (proses yang dibawah rerata tingkat efisiensi perusahaan). pengawasan yang memadai melalui peninjauan penciptaan nilai dari setiap proses harus dilakukan untuk mencari penyebab kehancuran nilai dan mengeliminasinya jika memungkinkan.

Berikut ini adalah situasi yang merupakan tanda peringatan dari masalah yang mungkin timbul dalam bisnis:

- Penurunan value added dibanding periode sebelumnya - Penurunan efisiensi modal intelektual

- Efisiensi dibawah rerata lingkungan, perusahaan, dan nasional - Peningkatan value added yang lebih rendah dari inflasi

f. Efficiency Remuneration

Peran karyawan sebagai pencipta nilai (knowledge worker) penting ditilik agar kontribusi yang diberikan karyawan terhadap efisiensi modal


(44)

intelektual dadpat terus meningkat. Oleh karenanya, pengkajian remunerasi harus dapat menjadi dasar karyawan untuk memiliki kapabilitas yang dapat menciptakan nilai dengan efisien. Prinsip semakin banyak kontribusi pekerjaan terhadap penciptaan nilai dan peningkatan efisiensi sangat wajar jika dijadikan kriteria remunerasi untuk karyawan dan manajemen.

C. Pengertian Bank dan Bank Syariah

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak29.

Pengertian lainnya dari bank dapat ditemukan pada Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 199030. Pengertian Bank menurut PSAK Nomor 31 Dalam Standar Akuntansi Keuangan adalah:

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebgai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, sebagai lembaga yang berfungsi memprlancar lalu lintas pembayaran”.

Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990 pengertian bank adalah:

29

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers,2010. h.12

30 Tita Sri Rubianti, “Analisis Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dengan Menggunakan Metode CAMEL,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010),h.28


(45)

“Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan”.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama bank adalah menghimpun dana masyarakat (funding), menyalurkan dana masyarakat (lending) dan memberikan jasa bank lainnya (service)

UU No.21 Tahun 2008 yang menjelaskan tentang perbankan syariah, menerangkan bahwa yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Bank Syariah di Indonesia terbagi menjadi 3 bentuk, yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam UU No.21 tahun 2008, yang dimaksud dengan Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan BPRS adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu Bank


(46)

Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

D. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang ingin dicapai dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasukan penghimpunan, dan penyaluran dana, teknologi sumber daya manusia. Keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada kondisi tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan danan maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumberdayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standarperilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen dalam rencana formal yang dituangkan dalam anggaran31.

Kinerja keuangan memiliki fungsi yang sangat penting dalam menggambarkan keberhasilan yang sudah tercapai oleh perbankan dan hal

31


(47)

tersebut dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan dengan menggunakan informasi dari laporan laba rugi dan neraca. Kinerja keuangan juga dapat menggambarkan tingkat kesehatan bank tersebut.

E. Profitabilitas

Profitabilitas atau kemampuan kemampuan menghsilkan laba merupakan ukuran seberapa baik suatu sistem menurut besarnya laba yang berhasil di ciptakan. Laba sangat penting bagi suatu perushaan agar dapat terus menjalankan dan mengembangkan kegiatan usahanya. Laba sering dijadikan indikator oleh para investor untuk menilai untuk menanamkan modalnya.

Untuk dapat memperoleh laba yang maksimal maka bank syariah harus dapat mengelola dana yang tersedia secara efektif dan efisien. Profitabilitas dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan Return On assets (ROA) dan Return On Equity (ROE)

1. Return On Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aset guna memperoleh keuntungan secara keseluruhan. ROA menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektifitas dalam penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba.

ROA merupakan salah satu indikasi kesehatan keuangan perbankan. Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.


(48)

2. Return On Equity (ROE)

Rasio ini merupakan rasio yang sering digunakan oleh para pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan dan untuk mengukur besarnya tingkat pengembalian modal dari sebuah perusahaan. Semakin besar ROE maka semakin besar pula tingkat pengembalian modal yang diperoleh para pemegang saaham.

F. Review Studi terdahulu No. Nama penulis/Judul

skripsi, jurnal/tahun

Substansi Perbedaan

dengan penulis

1. Danny Hariadi

Budiman. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja dan Nilai Pasar Perusahaan yang Terdapat dalam Bursa Efek Indonesia” Skripsi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya 2010.

Skripsi ini membahas tentang pengaruh

intellectual capital terhadap ROA, ROE, GR dan M/B. Sampel penelitian ini adalah 87 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2006-2008. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya adalah VAIC berpengaruh

signifikan terhadap ROA dan ROE sedangkan tidak berpengaruh signifikan terhadap GR dan M/B. Hanya VACA dan VAHU yang berpengaruh terhadap Kinerja

Penulis meneliti tentang pengaruh intellectual capital yang di proksikan dengan VAIC terhadap

profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE. Sampel penelitian ini adalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2009-2013. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana

2. Ghozali Maski. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perbankan (Pendekatan Dinamis pada Panel

Jurnal ini membahas pengaruh intellectual capital yang diukur dengan VAIC dan ROGIC terhadap ROA, FROA, SR dan FSR.

Penulis meneliti tentang pengaruh intellectual capital yang di proksikan dengan VAIC


(49)

Data)” Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 17, No.1 Januari 2013

Sampel penelitian ini adalah 22 Bank Umum yang terdaftar di BEI periode januari 2005-april 2008. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dinamis pada data panel. Hasil penelitiannya adalah VAIC berpengaruh signifikan terhadap ROA dan SR. Pengaruh

intellectual capital terhadap kinerja keuangan bank pada kurun waktu jangka pendek lebih kecil dibandingkan jangka panjang.

terhadap

profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE. Sampel penelitian ini adalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2009-2013. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana

3. Novia Wijaya.

“Pengaruh Intellectual

Capital terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value Added Intellectual

Coefficient” Jurnal Bisnis dan Akuntansi vol. 14, No.3,

Desember 2012.

Jurnal ini membahas tentang pengaruh VAIC terhadap ROE, ATO, dan MBR. Sampel penelitian ini adalah 98 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya adalah komponen VAHU, STVA dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE sedangkan VACA, LDR dan NPM berpengaruh signifikan terhadap ROE. VACA berpengaruh terhadap ATO. VACA, VAHU dan STVA berpengaruh signifikan terhadap MBR

Penulis meneliti tentang pengaruh intellectual capital yang di proksikan dengan VAIC terhadap

profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE. Sampel penelitian ini adalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2009-2013. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana

4. Dimas Nurdy Prasetya.

“Analisis Pengaruh

Intellectual Capital terhadap Islamicity Financial Performance

Skripsi ini membahas tentang pengaruh Intellectual capital yang diproksikan oleh VAIC terhadap PSR (profit

Penulis meneliti tentang pengaruh intellectual capital yang di proksikan dengan VAIC


(50)

Index Bank Syariah di Indonesia”. Skripsi S1 Universitas

Diponegoro Semarang 2010.

sharing ratio), ZPR (zakat performance ratio), EDR (equitable distribution ratio) sebagai proksi dari

islamicity performance index. Sampel penelitian ini adalah BUS dan UUS yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2005-2009.

Penelitian ini menggunakan analisis partial least square (PLS). Hasil penelitian ini adalah VAIC berpengaruh terhadap islamicity

performance index.

terhadap

profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE. Sampel penelitian ini adalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2009-2013. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana

5. Ihyaul Ulum.

“pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perbankan di Indonesia”. Tesis S2 Universitas

Diponegoro Semarang 2007.

Tesis ini menjelaskan pengaruh intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan ROA, ATO dan GR. Sampel penelitian ini adalah 130 perusahaan perbankan periode 2004-2006. Penelitian ini menggunakan analisis partial least square (PLS). Hasil penelitian ini terdapat pengaruh positif intellectual capital terhadap kinerja perbankan.

Penulis meneliti tentang pengaruh intellectual capital yang di proksikan dengan VAIC terhadap

profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE. Sampel penelitian ini adalah 3 Unit Usaha Syariah periode 2009-2013. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana


(51)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini menganilisa secara empiris pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan bank syariah. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian atas hipotesis yang telah diajukan. Pengajuan hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil akurat. Berdasarkan kerangka pemikiran, defininsi operasional atas variabel-variabel dalam penelitian ini dalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Variable independen yaitu variabel yang menjadi penyebab terjadinya atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode Value added Intellectual Coefficient (VAICTM) yang dikembangkan oleh Pulic dalam pengukuran Intellectual Capital. Metode yang ditemukan oleh Pulic ini, bertujuan untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki oleh perusahaan.

Value added Intellectual Coefficient (VAICTM) ini merupakan penjumlahan dari beberapa komponen Intellectual Capital, yaitu:


(52)

(a) Physical capital (VACA) (b) Human capital (VAHU) (c) Structural capital (STVA)

Adapun perhitungan VAIC adalah sebagai berikut: (1) Menghitung VA (Value Added)

VA = OUT-IN

Output (OUT) = Total Penjualan dan Pendapatan lain

Input (IN) = Beban Penjualan dan Biaya-biaya lain ( selain beban karyawan)

Output (OUT) adalah pendapatan dan mencakup dari seluruh produk dan jasa yang dijual dipasar, Input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh pendapatan, beban karyawan tidak termasuk dalam IN karena tidak dianggap sebagai beban.

(2) VACA (Value Added Capital Employed)

VACA merupakan perbandingan antara value added (VA) dengan ekuitas perusahaan (CE), rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.

Value Added (VA) = Selisih antara output dan input Capital Employed (CE) = Dana yang tersedia (ekuitas, laba


(53)

Menurut Pulic, intellectual capital tidak dapat membuat nilai sendiri tanpa dukungan modal fisik (termasuk financial capital)1. Oleh karena itu, perlu untuk mengambil modal finansial dan fisik ke dalam rekening dalam rangka untuk memiliki penuh wawasan tentang totalitas VA diciptakan oleh sumber daya perusahaan. Value Added Capital Employed (VACA) mengungkapkan berapa banyak nilai baru telah diciptakan oleh satu unit moneter diinvestasikan dalam modal usaha. Dengan demikian, hubungan antara VA dan CA menunjukkan kemampuan modal yang digunakan untuk menciptakan nilai dalam suatu perusahaan2.

(3) VAHU (Value Added Human Capital)

VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.

Value Added (VA) = Selisih antara output dan input Human capital (HC) = beban karyawan/beban personalia

1 Ainurridha,”Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas”. (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2014), h.27

2 Eko Wibowo,” Analisis

Value Added Sebagai Indikator Intellectual Capital dan konsekuensinya terhadap Kinerja Perbankan”. (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2012), h.20


(54)

(4) STVA (Structural Capital Value Added)

STVA mengukur jumlah modal struktural (SC) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari value added (VA) dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan modal struktural (SC) dalam penciptaan nilai

Value Added (VA) = Selisih antara output dan input Struktural capital (SC) = VA – HC

(5) VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient)

VAICTM mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator). VAICTM merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya, yaitu VACA, VAHU dan STVA.

VAICTM = VACA + VAHU + STVA

Kamath mengelompokkan kinerja Bank berdasarkan Intellectual Capital ke dalam 4(empat) kategori, yaitu:


(55)

Tabel 3.1 Kategori VAIC

Nilai VAIC Kategori

Diatas 5 Top Performers

4,01 - 5,00 Good Performers

2,50 - 4,00 Common Performers

Dibawah 2,5 Bad Performers

2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROA dan ROE. Adapun perhitungan ROA dan ROE adalah sebagai berikut:

(a) Return On Asset (ROA)

ROA merupakan rasio profitabilitas perusahaan yang mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan.


(56)

(b) Return On Equity (ROE)

ROE merepresentasikan return pemegang saham, dan biasanya menjadi bahan pertimbangan dalam indikator serta pertimbangan keuangan yang penting bagi investor3.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Unit Usaha Syariah yang ada di indonesia. Menurut data statistik perbankan syariah pada bulan Oktober 2013, jumlah populasi Unit Usaha Syariah di Indonesia ada sebanyak 23 Unit.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dalam periode 2009-2013

2. Menyajikan laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan dalam periode tahun 2009-2013

3

Aty Uta i,”Pe garuh Metode Pe gukura Intellectual Capital berbasis Pasar dan Nilai Tambah terhadap Kinerja Pasar da Ki erja Keua ga ”, (Skripsi S1 Fakultas Eko o i U iversitas Dipo egoro Semarang,2013) h.43


(1)

Perhitungan VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) Unit Usaha Syariah Kuartal I 2009 – Kuartal III 2013 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal I 2009

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

50.458

42.960

7.498

2.563.121 4.181

3.317

0,00293

1,79335

0,44238

2,23866

2 DKI

23.404

11.897

11.507

609.311

2.521

8.986

0,01889

4,56446

0,78092

5,36426

3 CIMB

50.926

32.600

18.326

1.568.851 1.895

16.431

0,01168

9,67071

0,89660

10,57899

VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal II 2009 No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

130.951

94.061

36.890

2.564.395 8.669

28.221

0,01439

4,25539

0,76500

5,03478

2 DKI

61.754

44.100

17.654

612.246

5.383

12.271

0,02883

3,27958

0,69508

4,00350

3 CIMB

100.071

58.108

41.963

1.583.726 4.329

37.634

0,02650

9,69346

0,89684

10,61680 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal III 2009

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

198.181

129.953

68.228

2.269.592 14.010

54.218

0,03006

4,86995

0,79466

5,69467

2 DKI

88.915

61.010

27.905

619.499

8.251

19.654

0,04504

3,38201

0,70432

4,13138

3 CIMB

150.731

90.533

60.198

1.598.924 7.295

52.903

0,03765

8,25195

0,87882

9,16842


(2)

1 BTN 279.369 186.579 92.790 4.388.728 19.183 73.607 0,02114 4,83710 0,79326 5,65150

2 DKI

126.675

80.949

45.726

633.854

11.648

34.078

0,07214

3,92565

0,74527

4,74306

3 CIMB

205.006

126.916

78.090

1.613.201 10.904

67.186

0,04841

7,16159

0,86037

8,07037 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal I 2010

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

76.127

60.006

16.121

4.367.343 5.591

10.530

0,00369

2,88338

0,65319

3,54026

2 DKI

33.819

24.650

9.169

616.516

3.217

5.952

0,01487

2,85017

0,64914

3,51419

3 CIMB

61.897

50.524

11.373

1.558.265 5.442

5.931

0,00730

2,08986

0,52150

2,61865 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal II 2010

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

158.455

126.805

31.650

4.372.323 11.441

20.209

0,00724

2,76637

0,63852

3,41212

2 DKI

57.887

40.065

17.822

621.585

6.673

11.149

0,02867

2,67076

0,62558

3,32501

3 CIMB

133.590

96.393

37.197

1.569.169 19.983

17.214

0,02370

1,86143

0,46278

2,34792


(3)

VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal III 2010 No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

246.609

203.605

43.004

4.376.407 17.743

25.261

0,00983

2,42372

0,58741

3,02095

2 DKI

80.257

56.321

23.936

623.711

10.225

13.711

0,03838

2,34093

0,57282

2,95213

3 CIMB

204.639

146.851

57.788

1.578.432 31.420

26.368

0,03661

1,83921

0,45629

2,33211 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal IV 2010

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

378.052

310.430

67.622

4.392.368 24.325

43.297

0,01540

2,77994

0,64028

3,43561

2 DKI

105.966

74.576

31.390

646.620

14.196

17.194

0,04854

2,21119

0,54775

2,80749

3 CIMB

289.127

215.412

73.715

1.579.158 46.557

27.158

0,04668

1,58333

0,36842

1,99843 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal I 2011

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

107.959

94.839

13.120

4.433.181 7.825

5.295

0,00296

1,67668

0,40358

2,08322

2 DKI

18.566

8.583

9.983

637.082

3.685

6.298

0,01567

2,70909

0,63087

3,35563

3 CIMB

84.235

60.921

23.314

1.625.003 10.568

12.746

0,01435

2,20609

0,54671

2,76715


(4)

1 BTN 219.387 91.514 127.873 4.455.589 15.617 112.256 0,02870 8,18806 0,87787 9,09463

2 DKI

41.113

18.761

22.352

645.367

7.609

14.743

0,03463

2,93757

0,65958

3,63179

3 CIMB

168.674

122.663

46.011

1.636.895 21.372

24.639

0,02811

2,15286

0,53550

2,71647 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal III 2011

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

492.574

157.063

335.511

4.478.296 25.022

310.489

0,07492

13,40864 0,92542

14,40898

2 DKI

64.081

33.262

30.819

648.997

11.546

19.273

0,04749

2,66924

0,62536

3,34208

3 CIMB

282.020

198.238

83.782

1.661.000 35.011

48.771

0,05044

2,39302

0,58212

3,02558 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal IV 2011

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

485.906

228.171

257.735

4.494.847 35.196

222.539

0,05734

7,32285

0,86344

8,24363

2 DKI

115.141

51.914

63.227

670.680

15.625

47.602

0,09427

4,04653

0,75287

4,89368

3 CIMB

411.483

292.255

119.228

1.685.297 46.187

73.041

0,07075

2,58142

0,61262

3,26478


(5)

VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal I 2012 No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

184.969

100.778

84.191

5.218.448 10.862

73.329

0,01613

7,75097

0,87098

8,63808

2 DKI

31.574

13.004

18.570

641.544

3.979

14.591

0,02895

4,66700

0,78573

5,48168

3 CIMB

133.235

99.307

33.928

1.633.528 12.470

21.458

0,02077

2,72077

0,63246

3,37400 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal II 2012

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

383.501

233.668

149.833

5.251.354 23.738

126.095

0,02853

6,31195

0,84157

7,18205

2 DKI

70.215

21.334

48.881

730.347

8.396

40.485

0,06693

5,82194

0,82824

6,71710

3 CIMB

273.618

184.624

88.994

1.675.012 25.578

63.416

0,05313

3,47932

0,71259

4,24504 VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal III 2012

No. Nama

UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1 BTN

558.900

372.499

186.401

5.274.292 37.060

149.341

0,03534

5,02971

0,80118

5,86623

2 DKI

127.003

110.457

16.546

686.041

13.371

3.175

0,02412

1,23745

0,19189

1,45346

3 CIMB

457.509

320.015

137.494

1.705.229 38.182

99.312

0,08063

3,60102

0,72230

4,40395


(6)

2

DKI 172.198 129.799 42.399 1.138.091

18.099 24.300 0,03725 2,34262 0,57313 2,95300 3

CIMB 681.246 482.558 198.688 1.749.932

51.044 147.644 0,11354 3,89248 0,74309 4,74912

VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal I 2013

No. Nama UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1

BTN 250.832 185.327 65.505 5.330.093

16.842 48.663 0,01229 3,88938 0,74289 4,64456 2

DKI 41.982 22.443 19.539 1.142.677

5.245 14.294 0,01710 3,72526 0,73156 4,47392 3

CIMB 248.649 175.278 73.371 1.666.210

18.134 55.237 0,04403 4,04605 0,75285 4,84293

VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal II 2013

No. Nama UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1

BTN 492.207 338.807 153.400 5.377.663

32.165 121.235 0,02853 4,76916 0,79032 5,58800 2

DKI 84.505 34.360 50.145 1.612.208

11.520 38.625 0,03110 4,35286 0,77027 5,15423 3

CIMB 482.775 352.375 130.400 1.699.910

36.594 93.806 0,07671 3,56343 0,71937 4,35951

VAIC (Value Added Intellectual Capital) Kuartal III 2013

No. Nama UUS OUT IN VA CE HC SC VACA VAHU STVA VAIC

1

BTN 735.031 411.697 323.334 5.432.693

43.066 280.268 0,05952 7,50787 0,86681 8,43419 2

DKI 130.467 47.318 83.149 1.633.129

18.062 65.087 0,05091 4,60353 0,78278 5,43722 3

CIMB 712.906 485.095 227.811 1.744.350