commit to user 1
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia sekolah dasar merupakan masa yang sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian, dimana pertumbuhan dan perkembangan
fisik serta gerak memegang peran penting dalam pembentukan individu yang berkualitas dikemudian hari. Hal ini sejalan dengan pendidikan jasmani di
sekolah dasar yang mempunyai tujuan untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, emosional dan sosial anak yang selaras dengan bentuk
dan perkembangan kemampuan gerak dasar, serta menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat Aip Syarifudin dan Muhadi 19921993 : 5.
Mengingat pentingnya pertumbuhan fisik dan perkembangan gerak khususnya pada anak usia sekolah dasar maka perlu disadari oleh guru
pendidikan jasmani di sekolah dasar dimana guru pendidikan jasmani harus mampu menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan,
perkembangan dan kematangan anak sekolah dasar, serta sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan.
Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar hendaknya dapat menciptakan berbagai bentuk keterampilan
gerak dasar yang meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak. Guru pendidikan jasmani di sekolah dasar dimana guru pendidikan
jasmani harus mampu menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan, perkembangan dan kematangan anak sekolah dasar, serta sesuai
dengan kebutuhan untuk mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan. Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di
sekolah dasar hendaknya dapat menciptakan berbagai bentuk keterampilan gerak dasar yang meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani
anak. Guru pendidikan jasmani boleh memilih atau mengganti kegiatan pendidikan jasmani dengan cara memperbaiki ketrampilan dasar yang efisien
sesuai dengan usia perkembangan geraknya.
commit to user 2
2 Menurut Sukintaka 1991 :23 “keterampilan gerak dasar yang baik akan
meningkatkan fungsi organ tubuh dalam melakukan tugas gerak”. Apabila fungsi organ menjadi baik berarti anak mengalami perkembangan dengan
demikian dapat dikatakan bahwa bila sering bermain, maka gerak dasar anak akan berkembang dan akan diikuti dengan perkembangan kemampuan gerak
dasar. Gerak dasar yang sering dilakukan dalam olahraga, meliputi lari, lompat, loncat, lempar dan berjalan. Semakin banyak keterampilan gerak yang
dimiliki usia anak-anak sangat mempengaruhi pola-pola gerak yang komplek. Sejalan dengan hal tersebut di atas maka pendidikan jasmani di sekolah
dasar merupakan bagian dari pendidikan pada umumnya, pendidikan jasmani membentuk atau membangun manusia seutuhnya baik lahir maupun batin,
baik jasmani maupun rohani. Aspek lahir atau jasmani meliputi pertumbuhan fisik, perkembangan fisik, kesehatan, dan rehabilitasi. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik akan lebih cepat melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani akan membentuk siswa mempunyai gaya hidup
berolahraga sehingga menjadi perilaku hidup sehat; sedangkan rehabilitasi dalam hal ini maksudnya perbaikan sikap tubuh misalnya, sikap jalan, lari,
lempar yang kurang baik, sikap duduk yang salah dan lain-lain. Hal ini dalam pendidikan jasmani dapat dibenahi sebelum menjadi sikap yang permanent.
Aspek batin atau rohani yang dapat dibentuk melalui pendidikan jasmani meliputi kejujuran, disiplin, percaya diri, dan menghilangkan egoisme. Segi
batin atau rohani ini terbentuk melalui aktifitas pendidikan jasmani yang sifatnya permainan dan bukan permainan.
Pendidikan jasmani di sekolah terbagi dalam beberapa cabang olahraga yaitu : cabang olahraga bola besar, cabang olahraga bola kecil, cabang olah
raga senam, dan cabang olahraga atletik. Khusus untuk atletik terbagi dalam beberapa nomor yaitu : nomor jalan, lari, lompat, dan lempat.
Atletik di SD Negeri 1 Semarang, Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu cabang yang kurang bahkan tidak
disenangi oleh siswa. Hal ini terlihat dari kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik. Kurangnya antusias siswa dapat disebabkan
commit to user 3
3 oleh beberapa faktor salah satunya dari penyaji materi yang kurang variatif,
sehingga menyebabkan siswa malas untuk mengikuti. Pembelajaran atletik hanya dikenalkan sebagian kecil saja atau sekilas, pembelajaran hanya
berorientasi pada pembelajaran teknik saja tanpa diperkenalkan pembelajaran atletik yang lebih menyenangkan. Keadaan semacam ini sering terjadi
sehingga anak akan merasa bosan dan menyebalkan apabila diberi pembelajaran atletik.
Berdasarkan pengamatan selama ini tampaknya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar belum dilaksanakan sebagaimana diharapkan.
Pelajaran pendidikan jasmani masih dianggap kurang penting dan tidak membutuhkan persiapan secara hati-hati, malah kebanyakan beranggapan
bahwa semua guru dapat mengajarkan pendidikan jasmani meskipun tidak memiliki pemahaman tentang hakikat jasmani atau pengetahuan tentang
karakteristik perkembangan gerak anak. Dengan demikian tidak mengherankan jika masih ditemukan
kemampuan gerak psychomotor maupun kesegaran jasmani anak yang memprihatinkan. Demikian juga cara guru dalam penggunaan alat hanya
monoton saja, sehingga anak menjadi bosan dan malas untuk ikut berolahraga, sehingga dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik dan gerak tidak
meningkat. Maka dari itu penulis berupaya untuk meningkatkan keterampilan gerak dengan membuat alat peraga dari barang bekas yang didaur ulang dan
dimodifikasi sebagai alat permain yang menarik, yang dapat digunakan untuk permainan-permainan
dalam meningkatkan
kemampuan gerak
atau keterampilan gerak pada siswa. Dengan penggunaan alat peraga ini
diharapkan dapat memberikan dua manfaat yakni manfaat edukatif dan manfaat motivatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengambil judul sesuai dengan kenyataan di lapangan dan latar belakang tersebut di atas dalam
Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Turbo Melalui Pendekatan Modifikasi Permainan pada Siswa Kelas
commit to user 4
4 IV SD Negeri
1 Semarang Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara.”
B. Rumusan Masalah