3.2. Tahap pengembangan dengan pendekatan agen
Berdasarkan Gambar 6, metodologi agen yang digunakan untuk pengembangan SPK multiagen merupakan tahapan yang dilakukan pada tahap
desain. Tahapan-tahapan proses dari metodologi Agent-based Software Engineering ASE terdiri dua tahapan besar, yaitu analisis dan desain. Dalam
dua tahapan ini terdapat beberapa model atau diagram atau artifacts yang harus dibentuk untuk menjadikan sistem berbasis agen. Metodologi yang digunakan
dikemukakan oleh Nikraz 2006 dan dijabarkan pada Gambar 7. Gambar 6 menjelaskan bahwa penekanan pengembangan sistem berbasis
agen terletak pada tahapan analisis dan desain. Tahapan ini merumuskan dan memberikan abstraksi yang lengkap untuk spesifikasi teknis untuk kepentingan
pengkodean. Dalam metodologi yang dikemukakan Nikraz 2006, perencanaan sistem
di luar lingkup pembahasan mengingat bahwa sistem yang akan dibangun telah sesuai dengan domain permasalahan yang dapat diselesaikan dengan pendekatan
agen
3.2.1. Tahapan Analisis
Tahapan ini merupakan tahapan awal untuk memperjelas permasalahan dalam level yang detil dengan penekanan minimal pada solusi. Adapun tahapan ini
terdiri atas tahapan lain, yaitu : 1. Pembentukan use case yang akan menghasilkan diagram use case.
2. Identifikasi tipe agen awal yang akan menghasilkan diagram agen. 3. Identifikasi tanggung jawab yang akan menghasilkan tabel tanggung
jawab. 4. Identifikasi acquaintances.
Dalam tahapan ini ditentukan relasi yang jelas antar agen dan melalui tahapan ini diagram agen dan tabel tanggung jawab diperbaiki
5. Perbaikan agen. Dalam tahapan ini sekali lagi diagram agen dan tabel tanggung jawab
diperbaiki. 6. Pembentukan diagram deployment
PERENCANAAN
Menentukan perencanaan pengembangan sistem
Apakah agen merupakan solusi yang tepat ?
Ya 1. Pembentukan use case
2. Identifikasi awal tipe agen 3. Identifikasi responsibilties
4. Identifikasi acquaintance 5. Agent refinement
6. Penentuan agent deployment
2. ANALYSIS
1. Pemisahanpenggabunganpenamaan ulang agen
2. Spesifikasi interaksi 3. Definisi protokol interaksi ad-Hoc
4. Definisi message template 5. Spesifikasi fasilitator direktori
6. Interaksi sumberdaya-agen 7. Interaksi agen-user
8. Definisi behaviour internal agen 9. Pendefinisian ontologi
10. Seleksi pemilihan konten
3. DESIGN
4. IMPLEMENTASI DAN TESTING
11. Penentuan arsitektur sistem dan pengkodean dalam JADE
Tidak Gunakan metode lain
Gambar 7 Metodologi pengembangan sistem multiagen Nikraz, 2006
3.2.2 Tahapan desain Tahapan desain dilakukan dengan fokus pada platform JADE. Terdapat
kemungkinan dalam prosesnya untuk kembali ke tahapan analisis apabila diperlukan. Dalam tahapan desain terdapat sub tahapan, yaitu :
1. Memecahmenggabungkan atau mengganti nama agen. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan jumlah agen yang paling
efektif, apabila perlu dilakukan penggabungan. 2. Menentukan spesifikasi interaksi
Tahapan ini menghasilkan tabel interaksi 3. Mendefinisikan protokol interaksi ad-hoc
4. Menspesifikasikan message template. Tahapan ini menghasilkan objek message template yang diperlukan.
5. Menentukan spesifikasi directory facilitator untuk registrasi dan pencarian layanan.
6. Menspesifikasikan interaksi antara agen dan sumberdaya 7. Menspesifikasikan interaksi agen dan user
8. Menentukan polah tingkah internal agen 9. Mendefinisikan ontologi sesuai domain permasalahan
10. Pemilihan bahasa konten.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.