bagaimana agen-agen saling berkomunikasi dan membagi dalam satu lingkungannya, seperti yang dideskripsikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Sistem multiagen Parunak, 1998
2.2. Klasifikasi Agen
Menurut Martin 2001, agen dapat diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan karakteristik yang dimilikinya yaitu :
1. Collaborative Agent : Agen yang memiliki kemampuan melakukan
kolaborasi dan koordinasi dengan agen lain dalam kerangka Multi Agent System MAS.
2. Interface Agent : Agen yang memiliki kemampuan untuk berkolaborasi
dengan user, melakukan fungsi kendali monitoring dan pembelajaran learning untuk memenuhi kebutuhan user.
3. Mobile Agent : Agen yang memiliki kemampuan untuk bergerak dari
suatu tempat ke tempat lain, secara mandiri melakukan tugas di tempat
barunya tersebut, dalam lingkungan jaringan komputer.
2.3. Karakteristik Agen
Terdapat beberapa karakteristik agen seperti yang dikemukakan oleh Odell 2000. Karakteristik yang dikemukakan merupakan perpaduan dengan
konsep yang dikemukakan oleh Parunak 1998. 1. Otonomi
Agen mampu memulai aksi secara independen dari entiti lainnya. Untuk tingkat tertentu, agen bahkan dapat beroperasi tanpa adanya interfensi dari
luar secara langsung. Terdapat dua macam otonomi yang ada, yaitu :
- Otonomi dinamik. Arti dari otonomi dinamik adalah agen tidak hanya mampu bereaksi berdasarkan pemanggilan metode tertentu saja melainkan
mampu beradaptasi sesuai lingkungannya. Dalam otonomi dinamik dikenal adanya agen yang proaktif dan pasif. Dalam sistem multiagen,
agen-agen dapat berinteraksi secara paralel. Sebuah agen dapat memutuskan kapan harus ”pergi”.
- Otonomi non deterministik Otonomi non deterministik menunjukkan sifat agen yang bereaksi sesuai
prediksi ataupun tidak terprediksi. Sebagai contoh dalam sistem agen untuk pembelanjaan, seorang pelanggan tidak dapat diprediksikan kapan
akan membeli barang tertentu. Agen dapat memutuskan ”tidak” melakukan interaksi.
2. Interaktif Interaksi adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan lingkungan dan
entitas lain. Interaksi juga dapat diekspresikan dalam derajat seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Derajat interaktivitas agen
Dalam gambar terlihat bahwa interaksi dasar terjadi seperti dalam pemanggilan metode dalam objek. Dalam sistem multiagen, interaksi dengan
derajat tertinggi terjadi secara paralel antara satu agen dengan yang lainnya. Oleh karena itu, agen-agen dalam sistem multiagen dapat dianggap sebagai
masyarakat yang melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksinya komunikasi yang dilakukan agen dapat
menggunakan metode pemanggilan seperti dalam orientasi objek. Akan tetapi, dalam aplikasi berbasis agen, konten message lebih ditekankan.
Dalam sistem agen, komunikasi digunakan dengan format yang terdapat pada Agent Communication Language ACL
2.4. Sistem Penunjang Keputusan Berbasis Agen