komunikasi yang dilakukan untuk kemudian dapat diimplementasikan menggunakan tools berplatform JADE.
Sebagi tahapan akhir pengembangan sistem adalah tahapan deployment Dalam keseluruhan metodologi sistem multiagen, tahap ini tidak dijabarkan secara
detil. Menurut Arenas 2003 tahapan deployment untuk sistem multi agen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : tahap pendefinisian arsitektur sistem dan
pembangunan antar muka pengguna. Tahapan deployment dalam pengembangan SPK multiagen dilakukan dengan memberikan gambaran teknis dalam JADE
mengenai komponen utama sistem multiagen agent, behaviour internal, interaksi dan ontologi.
Dalam kegiatan
awal pengembangan
SPK multiagen, terdapat asumsi sebagai pembatasan yaitu:
a. Definisi agen dalam SPK mulitagen sesuai dengan definisi agen yang telah dikemukakan oleh penelitian terdahulu mengenai sistem multiagen.
b. Platform JADE adalah platform yang dipilih untuk pengembangan. c. Pembatasan jumlah agen sesuai dengan domain permasalahan.
d. Keamanan sistem tidak ikut dilibatkan dan dibahas dalam tiap proses pengembangan sistem.
4.2.1. Penentuan Skenario Sistem Penunjang Keputusan Multiagen dalam Tahapan Analisis
Pengembangan model SPK multiagen diawali dengan tahapan analisis untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan dengan tidak
menekankan pada solusi. Seperti yang dikemukakan oleh Nikarz 2006, tahapan analisis diawali dengan penentuan skenario SPK multiagen. SPK investasi
biodisel yang telah didefinisikan sebelumnya oleh Mariana 2005 merupakan SPK berbasis simulasi yang terdiri atas lima sub model yaitu kelayakan
sumberdaya, kelayakan pasar, kelayakan teknis produksi, kelayakan finansial dan kelayakan lingkungan. Kelima sub model merupakan komponen pembentuk SPK
yang dapat dijadikan elemen terpisah dengan perspektif kepentingannya masing- masing. Oleh karena itu, SPK ini dapat dimodelkan dengan pengembangan
menjadi SPK berbasis agen. Interaksi yang serial antar sistem dan pengguna juga menjadi alasan pengembangan SPK investasi biodisel menjadi SPK berbasis agen.
Kemungkinan keterlibatan beberapa agen dalam sistem sesuai dengan asumsi yang dibuat pada awal tahapan kegiatan pengembangan menjadikan sistem
berbasis agen tunggal menjadi sistem multiagen. Dengan pembangunan kembali SPK investasi, Decision Maker DM dapat
menentukan solusi yang feasible untuk melakukan investasi melalui akses tiap penentu kelayakan yang data dan modelnya disediakan oleh kontributor. Terdapat
beberapa tipe DM, di antaranya DM sumberdaya, DM Finansial, DM Pasar, DM Produksi dan DM lingkungan. Dalam SPK terdahulu, kelima DM adalah sub
model dalam SPK. Kontributor adalah penyedia data dan model, dan dapat berupa database, model base atau perangkat lunak lain yang telah ada untuk
kemudian berkolaborasi sehingga didapatkan kemungkinan alternatif solusi bagi DM. DM dapat melakukan dua hal yaitu menerima atau memilih alternatif solusi
yang ditawarkan serta menolaknya. Apabila DM menolak maka DM dapat menentukan skenario lain dengan data dan model yang disediakan oleh
kontributor. Komunikasi antara agen dan kontributor dapat dilakukan dalam satu area ataupun dalam area terpisah. Di samping itu, komunikasi antar DM dan
kontributor dapat dilakukan secara paralel sesuai dengan pola interaksi yang akan diidentifikasi kemudian.
Berdasarkan skenario yang telah dikemukakan, maka tahapan analisis dimulai dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pembentukan diagram use case Pembentukan use case dimaksudkan untuk mendapatkan kebutuhan
fungsional yang potensial dari sebuah sistem baru. Metode Roadmap Juan, 2002 dan metode berplatform JADE Nikraz, 2006 mengemukakan bahwa
penggambaran domain sistem dengan use case merupakan teknik yang efektif dan cukup jelas dalam menggambarkan kebutuhan sistem. Tiap use case
merepresentasikan satu atau lebih skenario yang mendemonstrasikan bagaimana sistem berinteraksi dengan end user atau sistem lain untuk mencapai tujun
tertentu. Diagram use case dapat digambarkan dengan notasi Unified Modelling Langauge UML. Dalam notasi UML, terdapat dua komponen yang penting,
yaitu aktor dan use case.
Untuk SPK investasi biodisel multiagen, terdapat dua aktor dan sembilan use case. Aktor dalam SPK multiagen investasi biodisel adalah decision maker
dan kontributor sebagai penyedia data dan model. Secara rinci, aktor dan use case dapat digambarkan melalui diagram use case seperti pada Gambar 8.
Decision Maker «uses»
Mengatur skenario
«uses» Menanggapi hasil
Kontributor
Sistem Penunjang Keputusan Multiagen
Menentukan kelayakan pasar sumberdaya
«uses» Menentukan kelayakan
teknis produksi Menentukan
kelayakan finansial Menentukan
kelayakan lingkungan «uses»
«uses»
Menerima hasil skenario
Melakukan skenario lain
«extends» Penyediaan data
dan model «uses»
«uses» «uses»
«uses»
Berdasarkan diagram use case, aktor dapat melakukan fungsi yang berkaitan dengan tujuan aktor tersebut berinteraksi dengan sistem. Aktor DM dapat
melakukan pengaturan skenario dan menanggapi hasil, sedangkan kontributor melakukan penyediaan terhadap data dan model dasar.
2. Identifikasi awal tipe agen yang terlibat Tahapan ini dilakukan untuk menentukan tipe agen utama dari penurunan
use case pada tahap 1. Berbeda pada metodologi Roadmap, dalam metodologi berplatform JADE, agen diidentifikasi sebelum pengidentifikasian role
responsibilities. Dalam tahapan ini akan dihasilkan diagram agen. Aturan yang diberlakukan untuk menentukan agen utama adalah sebagai berikut :
a. Menjadikan tiap user device sebagai satu tipe agen. Gambar 8 Diagram use case untuk SPK investasi biodisel multiagen
b. Menjadikan tiap sumberdaya perangkat lunak atau aplikasi lain sebagai satu tipe agen.
Dengan memberlakukan aturan tersebut, berdasarkan diagram use case yang telah dihasilkan pada tahapan sebelumnya, dapat diidentifikasi dua agen awal.
Agen-agen tersebut adalah : 1 Agen decision maker DM. Agen ini diperoleh dari user atau aktor decision maker pada diagram use case. 2 Agen penyedia
data dan sub model. Tipe agen ini diperoleh berdasarkan aplikasi atau perangkat lunak penyedia data dan sub model. Dalam SPK investasi oleh Mariana 2005,
terdapat aplikasi pendukung untuk menentukan hasil sub model, yaitu aplikasi penentuan bahan dan energi yang diperlukan. Selain itu, penentuan hasil sub
model lain misalnya sumberdaya dapat dilakukan melalui aplikasi pendukung lain. Aplikasi pendukung ini kemudian dapat dijadikan salah satu tipe agen yang
terpisah dari agen user. Berdasarkan dua agen awal yang telah teridentifikasi, maka pada dapat dihasilkan diagram agen seperti yang disajikan pada Gambar 8.
Berdasarkan Gambar 9 terdapat dua tipe agen utama yaitu agen DM dan agen penyedia data dan model. Dalam diagram agen terdapat empat entitas utama,
dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Tipe agen
Entitas ini menunjukkan tipe agen yang aktual dan direpresentasikan dengan simbol lingkaran.
2. Human
Entitas ini dapat dikatakan sebagai personal yang harus berinteraksi dengan sistem selama proses operasional sistem. Simbol yang digunakan
untuk merepresentasikan entitas ini adalah simbol aktor dalam notasi UML.
Agen Decision
Maker Decision
3. Sumberdaya Entitas sumberdaya merupakan sistem eksternal yang harus berinteraksi
dengan sistem selama proses pengembangan dan direpresentasikan dengan segiempat.
4. Acquiantances
Acquiantances merupakan entitas yang dapat melakukan interaksi sosial dan direpresentasikan dengan panah. Entiti ini menunjukkan komunikasi
yang dilakukan selama operasi. Komunikasi dapat dilakukan antar agen, antar agen dan human, maupun antar agen dan sumberdaya. Bagaimana
teknik komunikasi untuk berinteraksi dilakukan belum ditentukan dalam tahapan ini.
Salah satu yang perlu mendapat perhatian dalam interaksi dalam sistem multiagen adalah interaksi yang dilakukan antara sistem eksternal dan
human dengan agen. Hal ini mengingat komunikasi yang dilakukan antara entitas tersebut tidak
mempunyai penamaan maupun sintaks yang seragam Nikraz, 2006. Terdapat tiga cara dalam menentukan teknik yang dilakukan agen untuk
berinteraksi, yaitu : a. Penggunaan transducer agen
Agen Data dan
Model Aplikasi
penyedia data dan sub
model a. Agen yang diturunkan dari aktor Decision
b. Agen yang diturunkan dari aktor kontributor Gambar 9 Tipe agen utama
Agen transducer adalah sebuah agen yang berlaku sebagai interface antara agen dengan aplikasisistem software. Dalam cara ini, agen
transducer menerima pesan dari agen-agen dalam sistem dan menerjemahkan pesan tersebut dan meneruskannya ke
aplikasisistem lain. Komunikasi juga dapat dilakukan melalui arah sebaliknya. Format komunikasi yang dilakukan agen transducer
dapat mengikuti teknik leksikal Guha, 2002. b. Penyisipan wrapper
Dalam teknik ini kode disisipkan ke dalam sistem aplikasi lain. Kode ini kemudian dapat berkomunikasi dalam bahasa agen.
c. Penulisan kode kembali Teknik ini merupakan teknik paling ekstrim yang melibatkan
penulisan kembali untuk menyerupai operasi dan kemampuan sumberdaya dengan kemampuan untuk berkomunikasi melalui
bahasa komunikasi agen. Ketiga cara tersebut dapat dideskripsikan pada Gambar 10.
3. Identifikasi responsibility Dalam tahapan ini, responsibility tiap agen didefinisikan dalam bentuk yang
informal dan mudah dicerna. Pada metode Raodmap dan Gaia Wooldridge, 2000 responsibilities dikenal juga dengan istilah role. Berbeda pada metodologi
sebelumnya, metodologi berplatform JADE melakukan identifikasi role sebelum identifikasi agen. Hal ini mempermudah proses identifikasi dikarenakan apabila
agen ditentukan berdasarkan agregasi role yang berkaitan, hal ini dipandang tidak intuitif. Dalam beberapa kasus, sulit untuk menentukan bagaimana role
dapat membentuk agen dan bagaimana penentuan agen yang tercakup dalam role yang telah ditentukan. Dengan mengidentifikasikan agen kemudian diturunkan
responsibilities atau role-nya, maka ambiguitas yang terjadi dapat direduksi.
Terdapat aturan yang harus diterapkan dalam pembentukan tabel responsibility. Aturan tersebut adalah :
- Menurunkan responsibility tiap agen dari use case yang diidentifikasi pada tahap 1.
- Mengutamakan identifikasi pada agen-agen yang mempunyai responsibility lebih jelas dan menunda identifikasi responsibility untuk agen lain pada
langkah berikutnya. Berdasarkan diagram agen pada Gambar 9, maka dapat dihasilkan tabel
responsibility sebagai berikut : Tabel 1 Tabel responsibility untuk kasus SPK multiagen investasi
biodisel
Tipe agen Responsibility
Decision MakerDM
Mengatur skenario untuk kelayakan produksi Mengatur skenario untu kelayakan sumberdaya
dan pasar Mengatur skenario untuk kelayakan finansial
Mengatur skenario untuk kelayakan lingkungan Merespon request antar DM
Dalam Tabel 1 terlihat bahwa identifikasi responsibility dilakukan pada agen DM. Hal ini mengikuti aturan pertama dikarenakan responsibility yang
diperoleh lebih jelas sedangkan untuk agen berikutnya ditentukan kemudian. Gambar 10 Teknik interaksi antara agen dengan
entitias lain Nikraz,2006
4. Identifikasi acquaitance Dalam tahap ini, fokus kegiatan yang dilakukan adalah penentuan interaksi
antar agen. Diagram agen diperbaiki dengan menambahkan relasi acquaitance yang sesuai untuk menghubungkan agen apabila dibutuhkan satu atau lebih
interaksi antar agen tersebut. Gaia Wooldridge, 2000 mempelopori istilah acquaitance, dan digunakan juga dalam Roadmap Juan, 2002 dan Nikraz
2006. Dalam kasus SPK investasi, relasi acquaintance dibutuhkan antar agen DM
yaitu user produksi, user ketersediaan sumberdaya, user pasar, user finansial dan user lingkungan. Data yang didistribusikan antar user agen DM disimpan dan
diambil serta dimanipulasi melalui kontributor, yaitu aplikasi penyedia data dan model. Oleh karena itu terdapat relasi acquaintance antar agen DM dan agen data
dan model. Berdasarkan analisis tersebut, maka dalam tahap 3 yaitu pengidentifikasian
responsibility dapat diulangi kembali untuk mendapatkan tabel responsibility yang lebih lengkap Tabel 2 sesuai dengan acquaitance yang telah diidentifikasikan
sebelumnya. Dengan adanya acquaitance yang diidentifikasikan dalam tahap 4, maka
diagram agen yang telah diperoleh diubah untuk kemudian diperoleh gambar relasi antar agen yang lebih jelas. Gambar 11 menunjukkan diagram agen yang
telah diperbaiki. Tabel 2 Tabel responsibility setelah relasi acquaitance diidentifikasi
Tipe Agen Responsibilities
Decision Maker 1. Mengatur skenario untuk kelayakan produksi
2. Mengatur skenario untu kelayakan sumberdaya dan pasar 3. Mengatur skenario untuk kelayakan finansial
4. Mengatur skenario untuk kelayakan lingkungan 5. Merespon request antar DM
6. Mengirimkan data ke user produksi DM bidang produksi 7. Mengirimkan data ke user ketersediaan sumberdaya DM
bidang ketersediaan sumberdaya 8. Mengirimkan data ke user finansial DM bidang finansial
9. Mengambil data dari agen penyedia data dan model
10. Mengambil penjelasan dan advice dari agen manajemen
Tipe Agen Responsibilities
Penyedia data dan model
1. Merespon permintaan dari agen decision maker untuk hasil tiap sub model
2. Mengirimkan permintaan data dan model untuk agen DM
Dalam metodologi Gaia atau Roadmap role responsibility yang didefinisikan merupakan suatu hal yang konseptual dengan penggambaran konsep
yang abstrak. Dalam sistem berplatform JADE responsibility menjadi suatu hal yang lebih kongkret dengan pendefinisian yang lebih detil mengikuti metodologi
Gaia. Berdasarkan metodologi Roadmap, maka terdapat beberapa atribut untuk roleresponsibility, yaitu :
1. Fungsionalitas, yang terdiri atas dua properti, yaitu liveness dan safety 2.
Permission 3.
Activity 4. Protokol
Berdasarkan karakteristik tersebut maka dapat dijabarkan model responsibility untuk SPK investasi multiagen. Salah satu model role untuk
pengaturan skenario adalah sebagai berikut: Gambar 11 Agen diagram setelah tahap 4
Agen Decision
Maker Decision
Maker Agen
Data dan
Model Aplikasi
penyedia data
dan sub model
Secara lengkap, model responsibility disajikan dalam Lampiran 2 5. Perbaikan agen
Pada tahap 2, agen yang diidentifikasi adalah tipe agen awal. Dalam metodologi pengembangan sistem berbasis agen, kegiatan iterasi khususnya untuk
pembaruan yang telah diperoleh dalam suatu tahapan merupakan hal yang penting untuk menghasilkan sebuah sistem yang handal. Perbaikan agen akan
mempengaruhi responsibility dan relasi acquaintance. Untuk perbaikan agen, terdapat beberapa pertimbangan yang dapat diterapkan. Pertimbangan tersebut
adalah : 1. Dukungan
: mendefinisikan informasi dukungan yang dibutuhkan agen untuk melakukan responsibilitynya dan menspesifikasikan bagaimana,
kapan dan dimana informasi tersebut dihasilkan atau disimpan. 2. Discovery : bagaimana agen-agen dihubungkan dengan sebuah relasi
acquaitance. Relasi ini diperlukan agar agen dapat saling mencari atau melakukan uploading service yang disediakan oleh agen tertentu.
3. Manajemen dan monitoring : sistem yang dibutuhkan untuk memantau keberadaan agen atau mulai dan berhentinya agen.
Dalam SPK investasi, pertimbangan yang memungkinkan untuk proses perbaikan agen adalah discovery. Pertimbangan ini dapat menggunakan fasilitator
direktori Directory facilitator yang terdapat dalam JADE. Melalui fasilitas ini agen dapat melakukan register service layanan yang dimiliki atau agen juga
dapat mencari layanan yang disediakan oleh agen tertentu. Dalam kasus SPK investasi multiagen, setiap agen yang juga mewakili user DM dapat melakukan
identifikasi user DM yang lain untuk kemudian melakukan registrasi hasil
Responsibility : Pengaturan skenario Deskripsi
: Melakukan pengaturan skenario untuk salah satu aspek kelayakan dengan mendapatkan acquaintance dari agen lain.
Protokol dan aktivitas
: Tampilkan list parameter.Input parameter.
Permission : baca, update Fungsionalitas
:
Liveness : pengaturan skenario = tampilkan list parameter.input parameter
ω
Safety : true
inferensi. Agen lain seperti penyedia data dan model dapat melakukan registrasi atau up-loading, layanan penyediaan data dan model. User agen DM juga dapat
melakukan pencarian terhadap layanan-layanan yang disediakan agen lain. Berdasarkan hal ini, agen yang telah diidentifikasi pada tahap 2 dapat diperbaiki
dengan penambahan dua agen baru, yaitu agen fasilitator direktori dan agen manajemen yang melakukan proses inferensi dan penjelasan. Agen penjelasan ini
diperlukan dalam SPK sebagai dukungan DM dalam pengambilan keputusan Ossowski, 2004. Informasi yang disediakan agen manajemen dapat diakses oleh
semua user agen DM. Berdasarkan identifikasi lanjutan inilah maka dapat dihasilkan diagram agen baru seperti yang disajikan pada Gambar 12.
Berdasarkan diagram agen pada Gambar 12, maka dapat diperoleh tabel responsibility baru hasil revisi diagram agen. Tabel 3 menunjukkan tabel
responsibilities untuk penambahan dua agen.
Agen Decision
Maker Decision
Maker
Agen Data
dan Model
Aplikasi penyedia
data dan sub
model
Gambar 12 Diagram agen yang telah diperbaiki
Agen FD
Agen Manaje
men
Tabel 3 Tabel resposibility hasil perbaikan agen
Tipe Agen Responsibilities
Decision Maker 1. Mengatur skenario untuk kelayakan produksi
2. Mengatur skenario untu kelayakan sumberdaya dan pasar 3. Mengatur skenario untuk kelayakan finansial
4. Mengatur skenario untuk kelayakan lingkungan 5. Merespon request antar DM
6. Mengirimkan data ke user produksi DM bidang
produksi 7. Mengirimkan data ke user ketersediaan sumberdaya DM
bidang ketersediaan sumberdaya 8. Mengirimkan data ke user finansial DM bidang
finansial 9. Mengambil data dari agen penyedia data dan model
10. Mengambil penjelasan dan advice dari agen manajemen 11. Mendapatkan agen penyedia data dan model serta agen
manajemen dari fasilitator direktori. Penyedia data
dan model 1. Merespon permintaan dari agen decision maker untuk
hasil tiap sub model 2. Mengirimkan permintaan data dan model untuk agen DM
3. Melakukan registrasi pada fasilitator direktori Manajemen 1. Merespon permintaan dari agen decision maker untuk
hasil tiap sub model 2. Mengambil data dan model dari agen penyedia data dan
model 3. Mengirimkan permintaan hasil inferensi untuk agen DM
4. Melakukan registrasi hasil inferensi pada fasilitator direktori
6. Agen Deployment Information
Tujuan utama pembuatan diagram ini adalah untuk mendefinisikan kebutuhan dasar deployment yang kemudian akan dirujuk dalam proses desain.
Selain itu, pembentukan agen deployment dimaksudkan untuk membuat komunikasi antar komponen menjadi lebih efektif.
Berdasarkan domain SPK investasi yang telah didefinisikan, maka dapat dihasilkan diagram agen deployment yang disajikan pada Gambar 13 Gambar
13a memperlihatkan bahwa agen DM berada dalam sistem pengakses. Hal ini berarti setiap data yang dikirimkan ke dan dari user agen DM dapat diakses dari
tiap-tiap posisi user berada. Komunikasi dapat melalui device tertentu. Gambar 13b menunjukkan bahwa setiap data dan model dan inferensi rule berada di
server. Nilai data dan model serta hasil manipulasinya akan dikirimkan ke agen DM
4.3 Desain