7 Pada masa-masa awal penyakit ini sering kambuh. Namun, saat ini penyakit tersebut
jarang kambuh dan dalam sebulan hanya satu kali. Keluarga tidak pernah berobat ke rumah sakit manapun. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi yang menjadi kendala utama dan jarak
yang cukup jauh. Jika penyakit tersebut kambuh, biasanya keluarga menanganinya sendiri. Hanya saja keluarga memiliki rasa takut kalau sewaktu-waktu kondisi yang dialamiNi
Nyoman Noni memburuk.
2.1.3 Masalah Pendidikan
Ditinjau dari pendidikan, kedua anak dari Ni Wayan Sukiasa hanya berkesempatan menempuh pendidikan hingga Sekolah Dasar. Anak perempuanbeliau yaituNi Nyoman
Noni, hanya menempuh pendidikan sampai Sekolah Dasar kelas 3 tiga.Sedangkan anak laki-lakinya, I Wayan Budayasa merupakantamatan Sekolah Dasar dan tidak melanjutkan ke
tingkat yang lebih tinggi.Sementara itu, Ni Wayan Sukiasa sendiri tidak memiliki riwayat pendidikan.Hal ini menyebabkananak laki-lakibeliau yang memiliki kemampuan membaca,
sedangkan Ni Wayan Sukiasa sendiritidak memiliki kemampuan membacadan anak perempuannyamemiliki kemampuan membaca yang terbatas.
2.1.4 Masalah Sarana Penunjang Kebutuhan
Dalam sarana penunjang kebutuhan terdapat dua masalah yang dapat ditemukan di keluarga Ni Wayan Sukiasa yaitu masalah kamar mandi dan dapur.Kediaman keluarga tidak
memiliki kamar mandi dan kondisi dapur terbilang sangat sederhana.Masalah pertama yaitu tidak tersedianya kamar mandi, sehingga tidak adanya fasilitas untuk melakukan kegiatan
MCK di kediaman tersebut. Sehingga untuk mandi, mencuci maupun buang air, keluarga memanfaatkan pemandian umum serta sumur yang berada di dekat rumah mereka untuk
menampung air. Sumur tersebut merupakan sumur umum yang digunakan secara bersama- sama oleh warga sekitar. Keluarga menggunakan toilet yang berada di tetangga dan
pemandian umum sebagai tempat untuk melakukan aktifitasnya tersebut. Peralatan yang digunakan pun sangat sederhana dan seadanya.
Masalah sarana penunjang kebutuhan yang selanjutnya adalah kondisi dapur di kediaman Ni Wayan Sukiasa. Kondisi dapur di kediaman tersebut sangat sederhana. Ini dikarenakan
keluarga ini masih menggunakan kompor tradisional yang terbuat dari tanah liat disaat warga lainnya telah menggunakan kompor minyak maupun kompor gas. Bahan bakar yang
digunakan pun masih berupa kayu bakar yang didapatkan secara gratis dan bisa dicari di kebun ataupun mengambil ranting-ranting pohon yang telah tumbang. Terlebih lagi Ni
8 Wayan Sukiasa dan anak perempuannya tidur di dalam dapur tersebut sehingga kebersihan
dan kenyamanan juga harus diperhatikan. Dilihat dari kondisi dan kerapian rumah masih terlihat kurang bagus. Tetapi masih banyak barang-barang yang terlihat tidak ditempatkan
sesuai dengan tempatnya. Masih terlihat sampah yang tidak dibuang di tempat yang seharusnya.
2.2 Masalah Prioritas