11 lainnya.Kerajinan yang dibuat oleh keluarga bisa lebih menarik dan tidak monoton. Jika
dikreasikan lebih bagus dari sebelumnya, maka Ata tersebut bisa menarik minat pembeli untuk membeli karena tampilannya yang berbeda dari biasanya. Sehingga harga jual lebih
meningkat dan secara otomatis penghasilan yang didapatkan bisa lebih tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa jika bahan untuk membuat kerajinan Ata tidak bisa didapatkan maka keluarga tidak bisa memproduksi. Adapun solusi lain yang dapat
diberikan oleh mahasiswa yaitu anak laki-laki di keluarga Ni Wayan Sukiasa berusaha untuk mencari pekerjaan yang lain jika tidak sedang membuat kerajinan Ata. Salah satu pekerjaan
yang bisa dilakukan adalah menjadi pekerja di kebun salak. Hal ini dikarenakan, desa Duda Utara terkenal dengan produksi salaknya yang melimpah. Anak beliau bisa bekerja di lahan
salak dan atau ikut membantu di tempat pembuatan makanan yang berbahan dasar salak. Selain itu, mahasiswa juga telah memberikan bibit kangkung yang dapat tumbuh di
tanah kering. Kangkung tersebut dapat di tanam di halaman rumah atau di tempat-tempat yang strategis. Bibit kangkung yang diberikan sangat mudah untuk di tanam dan
perawatannya tidak susah. Masa pertumbuhan kangkung juga tidak terlalu lama. Hasil dari bibit kangkung ini bisa digunakan sewaktu-waktu untuk dimasak jika keluarga tidak memiliki
cukup biaya untuk membeli lauk.Jika hasil kangkung berlimpah dapat dijual sehingga menambah penghasilan keluarga.Dengan pemberian dan penanaman bibit ini diharapkan bisa
meringankan pengeluaran keluarga dalam kebutuhan pangan.
3.1.2 Realisasi Masalah Kesehatan
Untuk mengatasi masalah kesehatan, mahasiswa memberikan pendidikan kesehatankepada keluarga Ni Wayan Sukiasa. Dikarenakan anak perempuannya memiliki
penyakit epilepsi sejak kelas 3 SD. Penyakit yang ia derita menyebabkan Ni Nyoman Noni putus sekolah. Kehidupan kesehariannya pun terganggu dan tidak dapat beraktifitas secara
bebas seperti orang lainnya. Kondisi tubuhnya tidak boleh terlalu kelelahan dan ia harus berhati-hati jika melakukan segala kegiatan. Jika penyakitnya kambuh keluarga hanya bisa
menenangkan dan berusaha agar Ni Nyoman Noni tetap aman. Mahasiswa memberi penjelasan kepada keluarga agar selalu hidup sehat melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengertian kepada keluarga mengenai hidup sehat dan bersih sehingga keluarga bisa terhindar
dari penyakit. Kegiatan ini juga dilakukan untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana
12 cara mengatasi jika penyakit epilepsi yang diderita kambuh. Pengecekan tensi juga sudah
dilakukan beberapa kali oleh mahasiswa kepada keluarga. Dari kegiatan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa ibu dan anak perempuannya memilki tensi normal dan anak laki-laki
memiliki tensi tinggi. Adapun saran ditujukan kepada orang tua dan sang adik adalah harus mendukung dan selalu memberikan motivasi agar lebih bersemangat dalam hidup. Adanya
dukungan dari keluarga dan lingkungan akan menanamkan pikiran yang positif terhadap penderita. Selain itu, mahasiswa menyarankan agar penderita diusahakan selalu menjaga pola
makan dan makan makanan yang sehat.Cegah minuman yang beralkokhol dan usahakan makan buah dan sayur. Solusi lain yang ditawarkan adalah untuk berobat ke rumah sakit
terdekat untuk menjalani pengobatan. Namun karena dihalangi dengan kondisi ekonomi yang tidak mendukung, mahasiswa menyarankan agar keluarga datang ke kantor desa untuk
mengurus kartu kesehatan yang nantinya dapat dipergunakan di Puskesdesataupun Rumah Sakit terdekat. Hal ini sangat membantu untuk memfasilitasi keluarga jika ingin berobat.
Sehingga masalah biaya tidak menjadi kendala lagi dan keluarga tetap bisa mendapat fasilitas kesehatan yang memadai.
3.1.3 Memberikan Bimbingan Belajar