3
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Tingkat kesejahteraan sebuah keluarga dapat dilihat dari berbagai aspek. Salah satu aspek yang dapat diukur yaitu kondisi ekonomi keluaraga tersebut.Tujuan dari pengukuran ekonomi
dari keluarga dampingan, khususnya keluarga Ni Wayan Sukiasa adalah untuk mengidentifikasikan sumber pendapatan keluarga dampingan. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi pengeluaran keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dampingan Ni Wayan Sukiasa ada dua hal
yang diperlukan, yaitu pendapatan keluarga dampingan dan pengeluaran keluarga dampingan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub-sub bab yang tercantum sebagai
berikut:
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Ni Wayan Sukiasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya bergantung pada hasil yang didapatkan dari membuat Ata kerajinan tangan yang dilakukan oleh anak-
anak beliau. Pekerjaan ini dilakukan olehNi Nyoman Noni dan I Wayan Budayasasemenjak 5 tahun yang lalu. Mereka membuat kerajinan Ata dirumah dari pagi hingga sore hari setiap
harinya. Ibu mereka tidak bekerja lagi karena faktor usia dan hanya berkebun untuk mendapatkan salak dan kayu bakar.Tetapi beliau juga membantu dalam memilah dan
menghaluskan Ata yang akan digunakan untuk kerajinan. Dalam membuat Ata, anak-anak beliau melakukan pembagian tugas sehingga pekerjaan yang dilakukan lebih cepat selesai. I
Wayan Budayasa membuat Ata yang lebih kecil dan rumit serta memiliki motif yang indah sehingga harga jual lebih tinggi. Sedangkan sang kakak,Ni Nyoman Noni membuat Ata yang
berukuran lebih besar dan lebih mudah dikerjakan. Proses pembuatan kerajinan Ata tidaklah mudah. Butuh waktu sekitar satu minggu untuk mendapatkan 1 satu buah Ata yang telah
jadi dan layak untuk di jual. Bukan hanya proses pembuatan yang memakan waktu yang cukup lama, tetapi juga
bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat kerajinan Ata pun tidak didapatkan secara gratis. Mereka harus membeli bahan tersebut di penjual secara langsung. Oleh karena itu,
Keluarga tersebut juga mengeluarkan modal yang cukup besar dalam pembuatan Ata. Selama satu bulan, mereka hanya mampu menghasilkan 3 tiga hingga 4 empat Ata. Selanjutnya,
Ata yang telah jadi akan diserahkan kepada pengepul untuk dijual. Harga yang ditawarkan untuk Ata berkisar Rp.120.000 untuk ukuran dengan bentuk yang sederhana. Bahan baku
untuk membuat kerajinan Ata seharga ± Rp.15.000 – Rp.20.000 untuk seikatnya. Sehingga
keuntungan yang didapat untuk satu buah Ata yaitu berkisar Rp.100.000.
4
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pendapatan yang dihasilkan oleh keluarga Ni Wayan Sukiasa dalam pembuatan kerajinan Ata bisa dibilang pas-pasan karena pendapatan tersebut hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan dapur dan hari raya. Hal ini menyebabkan penghasilan yang didapatkan tidak bisa ditabung ataupun disimpan untuk keperluan lainnya. Terkadang pendapatan ini
masih sangat kurang untuk kebutuhan sehari-hari.
a. Kebutuhan Sehari-hari