9 keluaga. Oleh karena itu, Ni Nyoman Noni hanya bisa berada di sekitar rumah. Dia tidak
berani keluar rumah ataupun melakukan perjalanan jauh. Kegiatan sehari-harinya pun terbatas dan tidak boleh terlalu lelah. Dalam kesehariannya hanya membantu membuat Ata
dan tidak melakukan aktifitas yang berat. Dikhawatirkan jika melakukan kegiatan yang berlebihan akan menggangu kesehatan dan menyebabkan penyakitnya kambuh. Ni Nyoman
Noni juga tidak boleh berada dalam keadaan yang terlalu dingin. Hal ini akan mengganggu kesehatannya.
2.2.3 Masalah Pendidikan
Dilihat dari segi pendidikan, kedua anak Ni Wayan Sukiasa hanya berkesempatan menempuh pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar. Anak perempuan Ni Wayan Sukiasih
hanya mampu menempuh pendidikan hingga kelas 3 Sekolah Dasar hal ini disebabkan oleh penyakit epilepsy yang di derita yang menyebabkan Ni Nyoman Noni harus berhenti sekolah.
Hal ini menyebabkan anak perempuan beliau memiliki kemampuan membaca yang terbatas. Ni Wayan Sukiasa Sendiri tidak memiliki riwayat pendidikan yang menyebabkan Ni Wayan
Sukiasa tidak bisa membaca. Padahal membaca merupakan hal yang penting pada era globalisasi ini, dengan membaca kita dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Sehingga, nantinya Ni Wayan Sukiasa dan anaknya Ni Nyoman Noni diharapkan mendapat pekerjaan yang lebih layak.
10
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Berdasarkan masalah-masalah yang ditemui pada saat KK Dampingan berlangsung, pengidentikasian permasalahan tersebut sangat diperlukan. Setelah proses pengidentikasian
masalah dilakukan, maka disusun masalah yang menjadi prioritas. Oleh sebab itu, usaha dalam pemecahan masalah perlu dilakukan. Usaha-usaha tersebut merupakan program-
program yang akan diberikan kepada keluarga untuk memecahkan masalah di dalam keluarga tersebut terutama masalah yang diprioritaskan. Program- program tersebut berupa alternatif-
alternatif yang merupakan saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan. Adapun alternatif solusi yang diberikan adalah sebagai berikut :
3.1.1 Realisasi Masalah Ekonomi
Dalam keluarga Ni Wayan Sukiasa, pencarian nafkah keluarga dilakukan oleh kedua anaknya. Mereka membuat kerajinan Ata dari pagi hingga sore hari. Pekerjaan ini dilakukan
karena tingkat pendidikan yang rendah sehingga mereka tidak dapat mencari pekerjaan lain yang memiliki penghasilan yang lebih besar. Keseharian keluarga hanya membuat kerajinan
Ata dan terkadang sang ibu pergi ke kebun untuk mencari salak dan kayu bakar. Pengasilan yang di dapat dari menjual Ata terbilang sangat pas-pasan. Pendapatan yang diterima tidak
lebih dari Rp.400.000dalam sebulan.Dengan jumlah tersebut tentu saja tidak dapat mencukupi kebutuhan keluargaNi Wayan Sukiasa.
Ditinjau dari permasalahan diatas, solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan meningkatkan pendapatan keluarga. Peningkatan pendapatan ini dapat diupayakan dengan
memaksimalkan sumber daya manusia dan sumber daya alam.Setelah mendapat informasi dengan keluarga melalui proses wawancara dan diskusi, munculah beberapa solusi yang
dapat diberikan. Setelah melihat kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh keluarga selama ini,
mahasiswa menyarankan beberapa hal untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Diketahui sebelumnya bahwa penghasilan utama keluarga bergantung pada penjualan kerajinanAta.
Fungsi dari Ata itu sendiri untuk menyimpan barang-barang dan juga dapat digunakan sebagai tas. Bentuk Ata yang dibuat oleh keluarga sama dengan Ata yang dibuat oleh
pengrajin lainnya. Hanya saja ukurannya yang berbeda-beda. Maka penulis meyarankan agar Ata yang dibuat saat ini agar bisa dimodifikasikan sehingga tidak sama dengan yang