10
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Berdasarkan masalah-masalah yang ditemui pada saat KK Dampingan berlangsung, pengidentikasian permasalahan tersebut sangat diperlukan. Setelah proses pengidentikasian
masalah dilakukan, maka disusun masalah yang menjadi prioritas. Oleh sebab itu, usaha dalam pemecahan masalah perlu dilakukan. Usaha-usaha tersebut merupakan program-
program yang akan diberikan kepada keluarga untuk memecahkan masalah di dalam keluarga tersebut terutama masalah yang diprioritaskan. Program- program tersebut berupa alternatif-
alternatif yang merupakan saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan. Adapun alternatif solusi yang diberikan adalah sebagai berikut :
3.1.1 Realisasi Masalah Ekonomi
Dalam keluarga Ni Wayan Sukiasa, pencarian nafkah keluarga dilakukan oleh kedua anaknya. Mereka membuat kerajinan Ata dari pagi hingga sore hari. Pekerjaan ini dilakukan
karena tingkat pendidikan yang rendah sehingga mereka tidak dapat mencari pekerjaan lain yang memiliki penghasilan yang lebih besar. Keseharian keluarga hanya membuat kerajinan
Ata dan terkadang sang ibu pergi ke kebun untuk mencari salak dan kayu bakar. Pengasilan yang di dapat dari menjual Ata terbilang sangat pas-pasan. Pendapatan yang diterima tidak
lebih dari Rp.400.000dalam sebulan.Dengan jumlah tersebut tentu saja tidak dapat mencukupi kebutuhan keluargaNi Wayan Sukiasa.
Ditinjau dari permasalahan diatas, solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan meningkatkan pendapatan keluarga. Peningkatan pendapatan ini dapat diupayakan dengan
memaksimalkan sumber daya manusia dan sumber daya alam.Setelah mendapat informasi dengan keluarga melalui proses wawancara dan diskusi, munculah beberapa solusi yang
dapat diberikan. Setelah melihat kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh keluarga selama ini,
mahasiswa menyarankan beberapa hal untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Diketahui sebelumnya bahwa penghasilan utama keluarga bergantung pada penjualan kerajinanAta.
Fungsi dari Ata itu sendiri untuk menyimpan barang-barang dan juga dapat digunakan sebagai tas. Bentuk Ata yang dibuat oleh keluarga sama dengan Ata yang dibuat oleh
pengrajin lainnya. Hanya saja ukurannya yang berbeda-beda. Maka penulis meyarankan agar Ata yang dibuat saat ini agar bisa dimodifikasikan sehingga tidak sama dengan yang
11 lainnya.Kerajinan yang dibuat oleh keluarga bisa lebih menarik dan tidak monoton. Jika
dikreasikan lebih bagus dari sebelumnya, maka Ata tersebut bisa menarik minat pembeli untuk membeli karena tampilannya yang berbeda dari biasanya. Sehingga harga jual lebih
meningkat dan secara otomatis penghasilan yang didapatkan bisa lebih tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa jika bahan untuk membuat kerajinan Ata tidak bisa didapatkan maka keluarga tidak bisa memproduksi. Adapun solusi lain yang dapat
diberikan oleh mahasiswa yaitu anak laki-laki di keluarga Ni Wayan Sukiasa berusaha untuk mencari pekerjaan yang lain jika tidak sedang membuat kerajinan Ata. Salah satu pekerjaan
yang bisa dilakukan adalah menjadi pekerja di kebun salak. Hal ini dikarenakan, desa Duda Utara terkenal dengan produksi salaknya yang melimpah. Anak beliau bisa bekerja di lahan
salak dan atau ikut membantu di tempat pembuatan makanan yang berbahan dasar salak. Selain itu, mahasiswa juga telah memberikan bibit kangkung yang dapat tumbuh di
tanah kering. Kangkung tersebut dapat di tanam di halaman rumah atau di tempat-tempat yang strategis. Bibit kangkung yang diberikan sangat mudah untuk di tanam dan
perawatannya tidak susah. Masa pertumbuhan kangkung juga tidak terlalu lama. Hasil dari bibit kangkung ini bisa digunakan sewaktu-waktu untuk dimasak jika keluarga tidak memiliki
cukup biaya untuk membeli lauk.Jika hasil kangkung berlimpah dapat dijual sehingga menambah penghasilan keluarga.Dengan pemberian dan penanaman bibit ini diharapkan bisa
meringankan pengeluaran keluarga dalam kebutuhan pangan.
3.1.2 Realisasi Masalah Kesehatan