E. Analisis Rasio Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Analisis keuangan adalah usaha mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Dalam mengadakan analisis
keuangan memerlukan ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. Erich Helfert 2000:49 mengartikan rasio adalah suatu angka
yang menunjukkan huungan antara suatu unsur dengan unsur lain dalam laporan keuangan.
Penggunaan analisis rasio pada sektor publik khususnya terhadap APBD belum banyak dilakukan, sehingga secara teori belum ada
kesepakatan secara bulat mengenai nama dan kaidah pengukurannya. Meskipun demikian, dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang
trasparan, jujur, demokratis, efektif, efisien dan akuntabel, analisis rasio APBD perlu dilaksanakan meskipun kaidah perakuntansian dalam APBD
berbeda dengan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan swasta. Analisis rasio pada APBD dilakukan dengan membandingkan hasil
yang dicapai dari satu poriode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu
dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan rasio keuangan daerah lain yang terdekat ataupun yang potensi daerahnya relatif sama untuk
dilihat bagaimana posisi rasio keuangan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah daerah lainnya. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan
dengan rasio keuangan pada APBD ini adalah Widodo, 2001:261:
1. DPRD sebagai wakil dari pemilik daerah masyarakat. 2. Pihak eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.
3. Pemerintah Pusatpropinsi sebagai bahan masukan dalam pembinaan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.
4. Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham pemerintah daerah, bersedia memberi pinjaman ataupun membeli
obligasi.
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan pada analisis penelitian yang dilakukan oleh Anita Wulandari 2001, menganalisa tentang kemampuan Keuangan Daerah
dikota Jambi dalam pelaksanaan Otonomi Daerah. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, kota Jambi
dihadapkan pada kendala rendahnya atau minimnya kemampuan keuangan daerah, yang dilihat dari rendahnya konrtibusi Pendapatan Asli Daerah
PAD. Widodo 2001, melakukan penelitian tentang Analisis Rasio
Keuangan APBD Kabupaten Boyolali. Hasilnya menunjukkan bahwa kemandirian Pemerintah Dearah Boyolali dalam memenuhi kebutuhan dana
untuk penyelenggara tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan pelayanan sosial kemasyarakatan masih relatif rendah dan cenderung turun
Asih Astuti 2004, melakukan penelitian tentang Kinerja Keberhasilan Instansi Pemerintah Daerah Dilihat Dari Pendapatan Daerah
Terhadap APBD Tahun 2002 Pada Karisidenan Pati, hasilnya menunjukkan bahwa Kemandirian Pemerintah Daerah relatif rendah karena masih
tergantung dengan Pemerintah Pusat. Sehingga dapat dikatakan bahwa Pemerintah Daerah Karisidenan Pati dilihat dari segi keuangan belum
berhasil untuk mencukupi kebutuhan daerahnya sendiri, terlihat dari rata- rata PAD dan rata-rata pendapatan pihak ekstern masih terdapat selisih jauh.
Didit Welly Udjianto 2005, melakukan penelitian Kemampuan Keuangan Daerah dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Kabupaten Sragen periode 1998-2002. Hasilnya menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sragen mengalami kecenderungan
meningkat, kecuali tahun anggaran 1999 dan Indeks Kemampuan Rutin IKR Kabupaten Sragen sangatlah baik.
Penelitian ini mencoba untuk membuktikan apakah terbukti dalam teori terdahulu dengan penelitian yang sekarang. Dengan memakai judul
Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Pemerintahan Kabupaten Sragen Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Dearah.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Mohammad Nazir 2003:54 adalah suatu
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran, melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian ini berusaha untuk mendapatkan gambaran tentang
perkembangan kemampuan keuangan daerah di Kabupaten Sragen dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah.
B. Obyek Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Sragen. Dalam penelitian ini penulis memilih Kabupaten Sragen dengan alasan lokasi dekat
dengan tempat penulis sehingga memudahkan dalam pengambilan data.
C. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dan melalui
37