Pengelolaan Pengeluaran Daerah Tinjauan Keuangan Daerah

b. Ekstensifikasi, dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1 Menyusun program kebijaksanaan dan strategi pengembangan dan menggali objek pungutan baru yang potensial dengan lebih mempriotitaskan kepada retribusi daerah untuk ditetapkan dan dijabarkan dalam peraturan daerah. 2 Meninjau kembali ketentuan tarif dan pengembangan sasaran sesuai dengan peraturan daerah yang ada dan mengkaji dan peraturan daerah untuk diajukan perubahan. 3 Mengadakan studi banding ke daerah lain guna mendapat informasi terhadap jenis-jenis penerimaan pajak dan retribusi lain yang memungkinkan untuk dikembangkan.

3. Pengelolaan Pengeluaran Daerah

Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 pasal 1 poin f, Pengelolaan Keuangan Daerah adalah pejabat pemegang kekuasaan penggunaan Anggaran Belanja Daerah. Belanja Daerah sebagaimana dimaksudkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 pasal 2 ayat 3, terdiri dari bagian belanja Aparatur Daerah dan bagian belanja Pelayanan Publik. Belanja Aparatur Daerah adalah belanja yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur, sedangkan Belanja Pelayanan Publik adalah belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyakarat Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 tahun 2002 pasal 6 ayat 2, format pengeluaran belanja daerah dalam Anggaran Pendapatan Balanja Daerah APBD meliputi: belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan serta belanja modal. a. Belanja Administrasi Umum Belanja administrasi umum adalah belanja tidak langsung yang dialokasikan pada kegiatan non investasi dan tidak menambah aset daerah. b. Belanja Operasional dan Pemeliharaan Belanja operasional dan pemeliharaan adalah belanja langsung yang dialokasikan pada kegiatan non investasi dan tidak menambah aset daerah. c. Belanja Modal Belanja modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai investasi dan menambah aset daerahmodal daerah yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, yang mengarah pada perbaikan pelayanan masyarakat. Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 tahun 2002, APBD disusun menjadi satu buku yang memuat seluruh realisasi APBD berdasarkan realisasi setiap objek yang selanjutnya sebagai lampiran Peraturan Daerah dan penjabaran APBD merupakan realisasi rincian objek yang selanjutnya merupakan lampiran bupati. Format APBD yang baru adalah: a. Pendapatan Daerah. Pendapatan daerah adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi hak daerah. b. Belanja Daerah. Belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. c. Pembiayaan. Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. .

D. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD